Perawatan Puting Susu Tambahan.docx

  • Uploaded by: Esah
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Perawatan Puting Susu Tambahan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,255
  • Pages: 10
Perawatan Payudara a. Definisi Perawatan payudara sering disebut Breast Care yang bertujuan untuk memelihara kebersihan payudara dan memperbanyak atau memperlancar produksi ASI

Jumiati (2007). Dengan melakukan

Perawatan payudara selama hamil yang sering disebut dengan Breast Care During Pregnancy diharapkan segala permasalahn kehamilan dapat ditangani (Kristiyanasari, 2009). b. Fisiologi Laktasi Selama kehamilan, hormone estrogen dan progesterone menginduksi (membangkitkan) perkembangan alveolus dan dukus

17

(lactiferus

duct)

di

dalam

mammae

(payudara),

disamping

menstimulasi (merangsang) produksi kolostrum (Perinansia, 2006). Namun demikian saat ini belum ada produksi ASI. Sesudah bayi dilahirkan, disusul kemudian terjadi peristiwa penurunan kadar hormon estrogen. Penurunan kadar hormon estrogen ini mendorong naiknya kadar prolaktin. Mulailah aktivitas produksi ASI berlangsung (Saryono, 2009). Ketika bayi mulai menyusu pada ibunya, aktivitas bayi menyusu pada mammae ini menstimulai terjadinya produksi prolaktin yang terus menerus secara berkesinambungan. Sekresi ASI sendiri, berada

dibawah

pengaruh

atau

kendali

oleh

neuro-endokrin.

Rangsangan sentuhan pada payudara yakni ketika bayi menghisap puting susu menyebabkan timbulnya rangsangan yang menyebabkan terjadinya produksi oksitosin. Oksitosin merangsang terjadinya kontraksi sel-sel miopitel (Perinansia, 2006). Proses ini disebut refleks “let down” atau “pelepasan ASI”. Setelah berlangsung beberapa hari, emosi dapat berpengaruh pada fisiologi pelepasan ASI. Sebagai contoh rasa takut, lelah, malu, pendek kata kondisi stress pada ibu dapat menghambat pelepasan ASI keluar payudara. Pada tahap awal emosi ibu tersebut sama sekali tidak bepengaruh. Baru setelah bayi menghisap ASI pada hari-hari

18

berikutnya (tidak sama pada setiap ibu, hari keberapa) maka emosiibu berpengaruh pada pelepasan ASI tersebut (Perinansia, 2006). Hisapan bayi pada mammae ibu dapat merangsang atau memicu pelepasan ASI dari alveolus mammae melalui duktus ke sinus laktiferus. Secara fisiologi,

hisapan bayi pada mammae ibu

mearangsang produksi oksitosin oleh kelenjar hipofisis posterior. Oksitosin memasuki darah dan menyebabkan kontraksi sel-sel khusus (sel-sel mioepitel) yang mengelilingi alveolus mammae dan duktus laktiferus. Kontraksi sel-sel khusus ini mendorong ASI keluar dari alveolus melalui duktus laktiferus menuju ke sinus laktiferus dan disana ASI tersebut akan disimpan. Pada saat bayi menghisap puting payudara, ASI didalam sinus tertekan keluar, ke mulut bayi. Gerakan ASI dan sius ini dinamakan “let down’ atau pelepasan. Dikemudian hari atau pada akhirnya, “let down” tersebut dapat dipicu tanpa rangsangan

hisapan.

Mendengar

bayi

menangis

saja

bahkan

memikirkan kondisi bayinya sajapun dapat terjadi ‘let down’ tersebut. Menurut Pearce C.E. (2005), laktasi atau pengeluaran susu serta penyaluran keluar payudara sewaktu dihisap adalah fungsi payudara. Hal ini dapat diuraikan menjadi dua tahap : 1) Sekresi air susu (terjadinya didalam jaringan payudara) 2) Pengeluaran dari payudara (Suherni, dkk, 2008)

19

c. Perawatan payudara masa kehamilan Menurut Saryono (2009), Kondisi kehamilan membuat banyak perubahan pada wanita. Dilihat dari segi fisik perubahan-perubahan itu antara lain berat badan bertambah, perubahan pada kulit, dan perubahan pada payudara. Daerah puting juga memiliki banyak kelenjar minyak keringat yang berfungsi agar kulit puting senantiasa lembut, lentur, dan terlindungi dari iritasi akibat hisapan bayi. Minyak yang timbul dari kelenjar ini membunuh kuman di sekitar puting . sementara itu, ASI sendiri dapat membunuh kuman. Selam hamil, puting menjadi lebih besar. Kadang, kelenjar minyak di daerah ini menjadi terlihat besar seperti benjolan di daerah areola. Perawatan payudara selama kehamilan adalah salah satu bagian penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan dalam pemberian ASI. Kenapa ASi eksklusif penting tak lain karena pada usia tersebut sesungguhnya bayi belum mampu mencerna makanan lain selain ASI. Di samping memang ginjalnya belum cukup sempurna untuk mengeluarkan sisa-sisa pembakaran makanan, enzim-enzim dalam usus juga belum banyak untuk mencerna makanan lain. Pada saat hamil, terjadi pembengkakan dari payudara akibat pengaruh hormonal termasuk juga pembengkakan dari puting susu, selain itu daerah sekitar puting warnanya akan lebih gelap. Dengan adanya pembengkakan tersebut, payudara menjadi mudah teriritasi bahkan

20

mudah luka., oleh karenaitu biasanya perlu dilakukkan perawatan payudara selama hamil. d. Tahapan Perawatan Payudara Menurut Saryono (2009), tahapan perawatan payudara saat kehamilan, yaitu : 1) Kehamilan usia 3 bulan Periksa puting susu untuk mengetahui apakah puting susu datar atau masuk ke dalam dengan cara memijat dasar puting susu secara perlahan. Puting susu yang normal akan menonjol keluar. Apabila puting susu tetap datar atau masuk kembali ke dalam payudara, maka sejak hamil 3 bulan harus dilakukan perbaikan agar bisa menonjol. Caranya dengan menggunakan kedua jari telunjuk atau ibu jari, daerah di sekitar puting susu diurut ke arah berlawanan menuju ke dasar payudara sampai semua daerah payudara. Dilakukan sehari dua kali selama 6 menit. 2) Kehamilan usia 6-9 bulan a) Kedua telapak tangan dibasahi dengan minyak kelapa b) Puting susu sampai areola mammae ( daerah sekitar puting dengan warna lebih gelap) dikompres dengan minyak kelapa selama 2-3 menit. Tujuannya untuk memperlunak kotoran atau kerak yang menempel pada puting susu sehingga mudah dibersihkan

21

c) Jangan membersihkan dengan alkohol atau yang lainnya yang bersifat iritasi karena dapat menyebabkan puting susu lecet d) Kedua puting susu dipegang lalu ditarik, diputarkearah dalam dan ke arah luar (searah dan berlawanan jarum jam) e) Pangkal payudara dipegang dengan kedua tangan, lalu diurut kearah puting susu sebanyak 30 kali sehari f) Pijat kedua areola mammae hingga keluar 1-2 tetes g) Kedua puting susu dan sekitarnya dibersihkan dengan handuk kering dan bersih h) Pakailah BH yang tidak ketat dan bersifat menopang payudara, jangan memakai BH yang ketat dan menekan payudara. Bila BH sudah mulai terasa sempit, sebaiknya menggantinya dengan BH yang pas dan sesuai dengan ukuran untuk memberikan kenyamanan dan juga support yang baik untuk payudara. Bila berencana untuk menyusui, dapat memulai menggunakan BH untuk menyusui pada akhir kehamilan. Pilihlah BH yang ukuranya sesuai dengan payudara, memakai BH yang mempunyai ukuran yang tidah sesuai dengan ukuran payudara dapat menyebabkan infeksi seperti mastitis (suatu infeksi pada kelenjar susu di payudara).

22

e. Dampak jika tidak dilakukan perawatan payudara Apabila selama masa kehamilan ibu tidak melakukan perawatan payudara,

dan

perawatan

tersebut

hanya

dilakukan

pasca

persalianan, maka akan menimbulkan beberapa permasalahan, seperti : 1) ASI tidak keluar, susu akan keluar setelah beberapa hari kemudian 2) Puting susu tidak menonjol (puting inverted) sehingga bayi sulit menghisap 3) Produksi ASI sedikit dan tidak lancar sehingga tidak cukup dikonsumsi bayi 4) Infeksi pada payudara, payudara bengkak atau bernanah 5) Muncul benjolan di payudara f. Tahapan perawatan puting susu Puting susu memegang peranan penting dalam proses menyusui. ASI akan keluar dari lubang-lubang puting susu. Oleh karena itu, puting susu harus dijaga sehingga bisa bekerja dengan baik. Perlu diketahui bahwa tidak semua wanita memiliki puting susu dengan bentuk datar atau puting susu yang masuk kedalam. Kedua puting susu tersebut tetap dapat mengeluarkan ASI jika dirawat dengan baik dan benar. Berikut ini langkah-langkah untuk mendapatkan puting susu yang sehat dan baik :

23

1) Kedua puting susu dikompres dengan kapas yang telah dibasahi minyak selama lima menit agar kotoran disekitar puting susu mudah terangkat. 2) Jika puting susu normal, dilakukan perawatan sebagai berikut : Oleskan minyak pada ibu jari dan telunjuk, lalu tekankan pada puting susu. Lakukan gerakan memutar kearah kanan sebanyak 30 kali putaran untuk kedua puting susu, gerakan ini meningkatkan elastisitas otot puting susu. 3) Jika puting susu datar atau masuk kedalam, lakukan tahap sebagai berikut : Letakan kedua jari disebelah kiri dan kanan puting susu, kemudian tekanan dihentakan kearah luar menjauhi puting susu secara perlahan. Letakkan ibu jari di atas dan di bawah puting susu, lalu tekan dan hentakan kearah luar menjauhi puting susu secara perlahan (Huliana, 2003) g. Manfaat Perawatan Payudara saat kehamilan Menurut (Saryono, 2009), perawatan payudara saat kehamilan memiliki beberapa manfaat, antara lain : 1) Menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan puting susu 2) Melenturkan

dan

menguatkan

puting

susu

sehingga

memudahkan bayi untuk menyusu, 3) Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar

24

4) Dapat mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini dan melakukan upaya untuk mengatasinya 5) Mempersiapkan mental (psikis) ibu untuk menyusui

Related Documents

Susu Acara.docx
April 2020 30
Susu 33
April 2020 27
Susu Kedelai.docx
November 2019 37
Susu Goreng.docx
May 2020 34

More Documents from "Rita Ade Lasria Pardede"