Askep.docx

  • Uploaded by: AnandaHerdantaSobandi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askep.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,051
  • Pages: 22
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus 1.

Pengkajian

a.

Identitas Klien

b.

Nama

: Tn. S

Usia

: 56 Tahun

Jenis kelamin

: Pria

Suku/ Bangsa

: Sunda / Indonesia

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: BUMN

Alamat

: Sukamanah, Paseh

Tanggal masuk RS

: 15 Desember 2018

Tanggal pengkajian

: 17 Desember 2018

Diagnosa medis

: Coronary artery disease stemi anterior

No medical record

: 00 – 146417

Sumber Informasi

: Keluarga dan klien

Identitas Penanggung jawab Nama

: Ny. H

Jenis kelamin

: Wanita

Agama

: Islam

Status marital

: Menikah

Usia

: 54 Tahun

Alamat

: Sukamanah, Paseh

Hubungan dengan klien : Istri c.

Riwayat Penyakit

1) Keluhan Utama Klien mengatakan sakit didadanya sudah tidak terasa lagi 2) Riwayat Kesehatan Sekarang Pada tanggal 15 desember 2018, klien mengeluh nyeri dada sebelah kiri hingga menjalar kekanan dari jam 23:30. Klien mengatakan 2 minggu kebelakang ini sering mengkonsumsi ikan asin dan juga sudah jarang olahraga. Pada jam 01:28 pasien datang ke IGD Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Jawa Barat Al Ihsan Bandung. Di IGD pasien diberikan penanganan obat obat yaitu Brinlinta 2 tab, Aspilet 2 Tab, Cedocard 5 mg, dan Oksigen binasal canul 3 lt. setelah di lakukan EKG Nampak ST elevasi di daerah V3 dan V4. Pada pukul 03:15 pasien pindah ke ruang ICU rencana Percutaneous Coronary Intervention (PCI) 3) Riwayat Kesehatan Dahulu Klien mempunyai riwayat hipertensi tetapi sudah lama tidak control rutin untuk hipertensinya. 4) Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga klien tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama dengan penyakit pasien saat ini.

d.

Keadaan Umum Tingkat Kesadaran

: Compos Mentis

GCS

:E 4

TB

: 165 cm

BB

: 55 Kg

Tanda-tanda Vital

: TD: 163/116 mmHg

RR: 18x/menit

HR: 83 x/menit

T : 36,5 0C

M 6

V5

SpO2 : 98%

e.

Pemeriksaan Fisik

1) Sistem Pernapasan Pola nafas reguler. Tidak ada tambahan pernafasan cuping hidung dan tidak ada retraksi pada saat bernafas. Pengembangan dada simetris. Terdapat nyeri tekan pada saat di palpasi di daerah dada. Tidak ada suara tambahan seperti wheezing, ronkhi dan stridor. 2) Sistem Kardiovaskuler Konjungtiva tidak anemis, CRT<2 detik. Pulsasi nadi teraba kuat. Tidak ada peningkatan JVP. Tidak ada sianosis di hidung, mulut maupun jari. Tidak ada pulsasi disekitar jantung. Tidak terdapat nekrosis dan tidak terdapat clubbing finger disekitar jari. Batas jantung normal, tidak terdapat kardiomegali. Akral teraba hangat

3) Sistem Gastrointestinal Bibir klien tidak terlihat kering, mukosa lembab tidak terdapat lesi, dan tidak terdapat karies pada gigi. Bentuk lidah simetris, berwarna putih dan bisa digerakkan ke segala arah. Tonsil berada di tengah dan tidak terdapat pembengkakan. Bentuk abdomen simetris, tidak terdapat lesi maupun bekas luka operasi. Umbilikal bersih. Bising usus 10 x/menit. Terdengar bunyi timpani pada saat di perkusi dan dullness pada saat diperkusi bagian organ. Tidak terdapat asites pada saat dilakukan tes ballotement, pada saat dilakukan refleks kehrs sign klien tidak mengeluh nyeri. Pada saat dilakukan balance test klien mengeluh nyeri, pada saat dilakukan murphy sign klien juga mengeluh nyeri. Pada saat dilakukan Mc. Burney test di 2/3 SIAS, klien tidak mengeluh nyeri, pada saat diberikan test hipersensitivitas cutaneous klien tidak mengeluh nyeri. Abdomen kembali ke bentuk semula pada saat dilakukan test kekenyalan massa, klien tidak mengeluh nyeri bagian abdomen pada saat dilakukan test otot illiopsoas dan klien tidak mengeluh nyeri pada saat dilakukan test rovsings. 4) System Persyarafan Kesadaran dan orientasi : Kesadaran klien Compos Mentis Nilai GCS : Nilai GCS klien E = 4, M = 6, V = 5. Memori : Kemampuan klien dalam mengingat masih berfungsi dengan baik. Tes Funggsi Saraf Otak : a)

Nervus I (Olfactorius) Penciuman klien masih baik, karena masih bisa mencium bau-bauan.

b) Nervus II ( Opticus ) Penglihatan klien kurang baikdan pupil berkontriksi dengan baik saat dirangsang cahaya. c)

Nervus III,IV,V (Okulomotorius,Trokleari,dan Abdusen) Bentuk mata klien simetris, pupil berkontriksi dengan baik saat dirangsang

cahaya, pergerakkan bola mata klien dapat bergerak kesegala arah, dan lapang pandang dapat melihat sampai jarak 75o. d) Nervus VI ( Trigeminus ) Refleks mengedip klien masih baik dan klien dapat merasakan rasa halus dan kasar saat diberikan sensasi. e)

Nervus VII ( Vasialis ) Klien dapat mengerutkan dahi, mengangkat alis.

f)

Nervus VIII ( Akustikus ) Klien dapat mendengar dengan baik dan tidak terdapat keluhan.

g) Nervus IX dan X ( Glosofaringeal & Fagus ) Refleks mengunyah klien baik dan menelan klien kurang baik. h) Nervus XI ( Aksesorius ) Klien masih dapat melawan tahanan yang diberikan perawat. i)

Nervus XII ( Hipoglosus ) Lidah klien berwarna merah muda, masih bisa merasakan makanan dengan

baik dan lidah mampu digerakkan kesegala arah.

5) Sistem Endokrin Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan limfe. Tidak ada rasa kesemutan dan kram dibagian ekstermitas. 6) Sistem Muskuloskeletal Ekstremitas Atas Bentuk tangan klien simetris tidak ada lesi, tidak deformitas, tidak ada kontraktur dan fraktur, kemampuan bergerak klien baik dengan ROM dapat bergerak kesegala arah, refleks bisep dan trisep (+/+), kekuatan otot 5

5

Ekstremitas Bawah Bentuk kaki klien simetris tidak ada lesi, tidak deformitas, tidak ada kontraktur dan fraktur, kemampuan bergerak klien baik dengan ROM dapat bergerak kesegala arah, refleks patella dan achiles (+/+), kekuatan otot 5

5

7) Sistem Perkemihan Palpasi dalam pada daerah pinggang tidak terdapat nyeri tekan, ginjal tidak teraba,tidak ada lesi dan massa pada kandung kemih dan tidak ada nyeri tekan pada saat di palpasi di kandung kemih. Pola BAK menggunakan DC kateter, IWL 27, BB 55, intake 556, output 345, balance +211. f.

Terapi

1) Terapi Obat Tabel 3.1 Terapi Obat No 1

Nama Obat Urixtra

Rute IV

Dosis 1x45

Indikasi Antitrombotik banyak oleh

yang

digunakan pasien

yang

beresiko tinggi terkena serangan

koroner

akut). 2

Pantoprazole

IV

2x1

Mengatasi masalah

berbagai perut

kerongkongan

dan yang

disebabkan oleh asam lambung 3.

Brinlinta

P/O

2x1

Pencegahan

terjaidnya

trombosisi 4.

Aspilet

P/O

1x1

Pencegahan primer dari penyakit thromboembolic

dan

kardiovaskular 5.

Cedocard

P/O

3x1

Mencegah

atau

mengobati nyeri dada (angina) 3.

Amlodipin

P/O

2x5mg

Obat

tekanan

darah

tinggi (hipertensi) 4.

Atorvastatin

P/O

1x40

Obat yang digunakan untuk

menurunkan

kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida 5.

Candersartan

P/O

2x8mg

Obat

penghambat

reseptor angiotensin II (ARB) yang bermanfaat untuk

menurunkan

tekanan darah Diazepam

6.

P/O

K/P

Memengaruhi saraf

sistem

otak

memberikan

dan efek

penenang Laxadin

7.

P/O

0-0-15

Digunakan

untuk

mengatasi

konstipasi

atau susah buang air besar Nitrocaf

8.

P/O

2x2,5

Merupakan obat yang digunakan

untuk

membantu

mengobati

angina (nyeri mendadak di dada)

2) Terapi Cairan Tabel 3.2 Terapi Cairan No 1.

g.

Nama Obat NaCl

Rute

Dosis

Intravena

1000cc/24 Jam

Indikasi

Hasil Pemeriksaan Penunjang Tabel 3.3 Hasil Pemeriksaan Penunjang Tanggal Jenis Pemeriksaan aq

15//12 2018

Rujukan

15,2 g/dl

13.0 – 18.0

HT

47,7 %

40 - 52

Trombosit

199000 sel/uL

150000 - 440000

Leukosit

7470 sel/uL

3800 - 10600

Eritrosit

5,35 juta/uL

4,5 – 6,5

Creatinin

1,30 mg/dL

Ureum

39 mg/dL

10 – 50

K

3,8 mmol/L

3,6 – 5,6

Na

138 mmol/L

134 - 145

Ca

1,4 mmol/L

SGOT

25 U/L

10 - 50

SGPT

22 U/L

9 - 43

GDS

118 mg/dL

70 - 200

Troponin I

Menyusul

MRR

Hematologi Hb

Kimia

H

0,9 – 1,15

Klinik

L

1,15 – 1, 35

Hasil EKG

h.

Analisis Data Tabel 3.4 Analisis Data NO 1

KELOMPOK DATA DS :

KEMUNGKINAN

MASALAH

PENYEBAB

KEPERAWATAN

Terlampir

Penurunan curah jantung

DO : Hasil EKG: ST elevasi pada V3 V4 Probable anterior infark akut. Hasil pemeriksaan enzim jantung Troponin I : hasil menyusul TD : 163/116 mmHg N : 83 x/menit

R :18 x/menit 2

DS:

Terlampir

Intoleransi aktifitas

DO: TD : 163/116 mmHg N : 83 x/menit R :18 x/menit Hasil EKG: ST elevasi pada V3 V4 Probable anterior infark akut.

2.

Diagnosis Keperawatan 1) Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung 2) Intoleransi aktifitas b.d respon tekananan darah abnormal terhadap aktifitas

3.

Rencana Keperawatan Tabel 3.5 Rencana Keperawatan NURSING DX Penurunan

NURSING

NURSING OUTCOME

INTERVENTION

curah Setelah dilakukan tindakan 1. Auskultasi nadi apikal,

jantung berhubungan keperawatan selama 2 x24

kaji frekuensi dan irama

dengan

jantung.

perubahan jam curah jantung tidak

irama jantung.

mengalami

penurunan 2. Pantau TD.

dengan kriteria hasil :

3. Berikan tambahan

1. Tanda tanda vital dalam

dengan

kanula nasal/masker dan

rentang

obat

normal

sesuai

indikasi

(kolaborasi).

2. Tidak ada edema paru, perifer, dan

oksigen

4. Pantau seri EKG dan perubahan foto dada.

tidak ada asites

5. Pantau

pemeriksaan

laboratorium. 6. Kolaborasi

pemberian

obat sesuai indikasi Intoleransi

aktifitas Setelah dilakukan tindakan 1. Instruksikan klien dan

berhubungan dengan keperawatan selama 2 x24 keluarga untuk membatasi respon tekanan darah jam abnormal aktifitas

Aktifitas

terhadap mengalami

tidak aktivitas yang berat penurunan 2.

dengan kriteria hasil : 1. Tekanan berada

klien saat mobilisasi dan darah dalam

rentang normal 2. Tidak terjadi angina 3. Tidak kelelahan

Dampingi dan bantu

terdapat

bantu

penuhi

kebutuhan

ADL 3.

Latih pasien dan

keluarga dalam pemenuhan kebutuhan

ADL

secara

mandiri sesuai kemampuan

1.

Implementasi Dan Catatan Perkembangan Serta Evaluasi Tabel 3.6 Implementasi Dan Catatan Perkembangan Serta Evaluasi

HARI/TGL

JAM

IMPLEMENTASI

EVALUASI

Senin, 17 07.00- Pengkajian pasien kelolaan Desember 14.00 S: klein mengatakan nyeri dada 2018 sudah tidak terasa kembali O: kesadaran umum compos mentis (E:4.M:6,V:5) Klien terpasang infus hari ke 2, terpasang DC hari ke 2 Mengobservasi TTV S: O: TTV : TD 163/116, N 83 x/mnt, RR 18 x/mnt Bantu pemenuhan ADL Memberika Th P/O Cedocard Memberikan diit pagi dan siang

S : Klein mengatakan nyeri dada sudah tidak terasa kembali

14.00- Mengobservasi TTV 21.00 S:O: : TTV : TD 177/103, N 66 x/mnt, RR15 x/mnt Bantu pemunuhan ADL Memberikan diit sore Memberikan injeksi pantoprazole

S : Klein mengatakan nyeri dada sudah tidak terasa kembali

O : kesadaran umum compos mentis (E:4.M:6,V:5) Klien terpasang infus hari ke 2, terpasang DC hari ke 2 A : masalah sebagian

teratasi

P : Monitor Tekanan darah, bantu pemenuhan ADL

O : kesadaran umum compos mentis (E:4.M:6,V:5) Klien terpasang infus hari ke 2, terpasang DC hari ke 2 A : masalah sebagian

teratasi

P : Monitor Tekanan darah, bantu pemenuhan ADL 21.00- Mengobservasi TTV S : Klein mengatakan nyeri 07.00 S:dada sudah tidak terasa O: TTV : TD 151/98, N 88 x/mnt, kembali RR 17 x/mnt O : kesadaran umum Bantu pemenuhan ADL compos mentis Memberikan Th P/O Laxadin (E:4.M:6,V:5) Klien terpasang infus hari ke 3, terpasang DC hari ke 3 A : masalah sebagian

teratasi

P : Monitor Tekanan darah, bantu pemenuhan ADL

PRF

Selasa, 18 07.00- Mengobservasi TTV Desember 14.00 S:2018 O: TD 158/103, N 83 x/mnt, RR 10 x/mnt Bantu pemenuhan ADL Memberikan Th P/O Brilinta, Cedocard, Amlodipin, Aspilet Injeksi Pantoprazole

S : Klein mengatakan nyeri dada sudah tidak terasa kembali O : kesadaran umum compos mentis (E:4.M:6,V:5) Klien terpasang infus hari ke 3, terpasang DC hari ke 3 A : masalah sebagian

teratasi

P : Monitor Tekanan darah, bantu pemenuhan ADL Klien sudah mendapatkan persetujuan untuk dilakukan tindakan Percutaneous Coronary Intervention (PCI) di Rumah Sakit Santosa

B. Pembahasan Pada bab ini merupakan pembahasan asuhan keperawatan Tn. S dengan diagnosa medis coronary artery disease stemi anterior di bed 5 ruang intensif care unit. Dalam pembahasan ini akan membandingkan antara teori dengan kenyataan yang muncul dalam kasus dengan seluruh persamaan dan perbedaan yang ada secara rasional. Adapun pembahasan kasus ini meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. 1.

Pengkajian Dalam pengkajian terhadap Tn. S penulis menggunakan metode observasi,

pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 17 Desember 2018 penulis mendapat data fokus, diantaranya :

a) Pada saat datang ke IGD RSUD Al Ihsan tanggal 15 Desember 2018 keluhan utama klien adalah Nyeri dada sebelah kiri sampai mejalar ke dada sebelah kanan, nyeri dirasakan dari jam 23:30. Jam

01:28 pasien di bawa ke IGD RSUD Al ihsan. Mekanisme nyeri dada pada pasien jantung disebabkan oleh adanya sumbatan diarteri koroner atau penurunan curah jantung (SV menurun / kontraktilitas menurun), akibatnya suplai darah yang membawa oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme menurun.

Akibat

metabolisme

penurunan

anaerob

(tidak

suplai

oksigen

menggunakan

maka oksigen),

terjadi dari

metabolisme anaerob tersebut dihasilkan asam laktat dan ATP (yang

seharusnya

menghasilkan

ATP

dan

air)

sehingga

menyebabkan nyeri (Smeltzer & Bare, 2002). Pada saaat pengkajian penulis tidak menemukan data Objektif dan Subjektif tentang nyeri yg dialami oleh klien karena nyeri dirasakan sudah 2 hari yang lalu, dan penulis melakukan pengkajian asuhan keperawatan kepada Tn. S sudah melawati 2 hari masa rawat di ruangan Intensif Care Unit. 2.

Diagnosa Keperawatan Diagnosa Keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan

mengatasi kebutuhan spesifik penyakit serta respon terhadap masalah aktual dan resiko. Berdasarkan teori diagnosa yang muncul pada Post-Op Cholesystektomy, diantaranya : a.

Gangguan pertukaaran gas b.d gangguan alirah darah ke aveoli

b.

Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d iskemik otot jantung

c.

Nyeri akut b.d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri

d.

Penurunan curah jantung b.d perubahan karakterisitik miokard

e.

Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplay oksigen

f.

Ansietas b.d ancaman actual terhadap integritas biologis Berdasarkan pengkajian pada Tn. S ditemukan diagnosa keperawatan

diantaranya : a.

Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung. Dalam Klasifikasi Diagnosa Keperawatan NANDA Internasional, Penurunan

curah jantung didefinisikan ketidakadekuatan darah yang di pompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolic tubuh (Nanda,2015). Penurunan curah jantung mempunyai batasan karakteristik yaitu perubahan elektrokardiogram (EKG). Penurunan curah jantung yang dialami pasien dikarenakan pasien mengalami perubahan gambaran elektrokardiogram yaitu ST elevasi dibagian V3 dan V4. Maka penulis menegakkan diagnosa Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung sesuai dengan batasan karakteristik dan faktor yang berhubungan sesuai dengan Klasifikasi Diagnosa Keperawatan NANDA Internasional.. b.

Intolerasi aktifitas b.d Respons tekanan darah abnormal terhadap aktivitas Dalam Klasifikasi Diagnosa Keperawatan NANDA Internasional, Intoleransi

aktifitas didefinisikan sebagai ketidakcukupan energy psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari – hari yang harus atau yang ingin dilakukan. Intoleransi aktifitas disebabkan oleh tekanan darah yg abnormal dan juga disertai oleh perubahan gambaran elektrokardiogram.

Maka penulis menegakkan diagnosa intoleransi aktifitas b.d respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas sesuai dengan batasan karakteristik dan faktor yang berhubungan sesuai dengan Klasifikasi Diagnosa Keperawatan NANDA Internasional. 3.

Intervensi Keperawatan Intervensi adalah deskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan atau

tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Pada bagian ini dibahas mengenai tujuan, kriteria hasil dan intervensi yang telah dirumuskan dalam kasus Tn. S Selanjutnya pada bab ini dibahas tentang intervensi masing-masing diagnosa keperawatan yaitu sebagai berikut : Untuk mengatasi masalah Penurunan curah jantung maka penulis membuat tujuan dengan kriteria hasil dan rencana asuhan keperawatan yang diharapkan sesuai dengan referensi. Penulis membuat tujuan dengan Nursing Outcome Classification (NOC) yang diharapkan dalam proses keperawatan adalah Tandatanda vital dalam batas normal. Serta penulis membuat rancangan intervensi berdasarkan Nursing Intervention (NIC) yaitu melakukan monitoring tanda tanda vital dalam batas normal, dan Kolaborasi dengan medis untuk pemberian obat untuk mengatasi masalah penurunan curah jantung. Untuk mengatasi masalah Intoleransi Aktifitas maka penulis membuat tujuan dengan kriteria hasil dan rencana asuhan keperawatan yang diharapkan sesuai dengan

referensi.

Penulis

membuat

tujuan

dengan

Nursing

Outcome

Classification (NOC) yang diharapkan dalam proses keperawatan adalah Tekanan

darah berada dalam rentang normal Tidak terjadi angina, dan Tidak terdapat kelelahan. . Serta penulis membuat rancangan intervensi berdasarkan Nursing Intervention (NIC) yaitu instruksikan klien untuk membatasi aktifitas yang memberatkan, dan bantuk klien untuk pemenuhan kebetuhan ADL . 4.

Implementasi Keperawatan Implementasi adalah pelaksanaan tindakan yang telah disusun. Pembahasan

implementasi meliputi tindakan yang dapat dilaksanakan dan tindakan yang tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan intervensi pada diagnosa. Implementasi diantaranya : a.

Diagnosa pertama yaitu Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung. Implementasi yang telah dilaksanakan yaitu melakukan monitoring tanda tanda vital dalam batas normal, dan kolaborasi dengan medis untuk memberikan obat sesuai indikasi. Setelah dilakukan implementasi klien mengalami fluktuasi tanda tanda vital terutama Tekanan Darah, dan nyeri dada sebelah kiri atau angina sudah tidak dirasakan kembali.

b.

Diagnosa kedua yaitu Intoleransi aktivitas b.d respons tekanand darah terhadap aktifitas. Implementasi yang telah dilaksanakan yaitu membantu klien dalam hal pemenuhan ADL dan membantu klien untuk mengingatkan jadwal obat yang harus diminum serta diit.

5.

Evaluasi Keperawatan Evaluasi adalah asuhan yang dicatat dalam catatan kemajuan dan atau

rencana perawatan. Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang

digunakan untuk menentukan seberapa baik rencana keperawatan bekerja dengan meninjau respon pasien. Evaluasi ini dilakukan dengan mengguanakan format evaluasi SOAP (Subyektif, Obyektif, Assessment, Planning). Evaluasi ini dilakukan setelah interaksi terakhir dengan pasien. Berikut adalah evaluasi yang di lakukan pada tanggal 20 Desember 2018, yaitu : S : Klein mengatakan nyeri dada sudah tidak terasa kembali O : kesadaran umum compos mentis (E:4.M:6,V:5) Klien terpasang infus hari ke 3, terpasang DC hari ke 3 A : masalah teratasi sebagian P : Monitor Tekanan darah, bantu pemenuhan ADL Klien

sudah

mendapatkan

persetujuan

untuk

dilakukan

tindakan

Percutaneous Coronary Intervention (PCI) di Rumah Sakit Santosa

20

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yng menyerang organ jantung. Gejala dan keluhan dari PJK hampir sama dengan gejala yang dimiliki oleh penyakit jantung secara umum. Penyakit jantung koroner juga salah satu penyakit yang tidak menular. Kejadian PJK terjadi karena adanya faktor resiko yang antara lain adalah tekanan darah tinggi (hipertensi), tingginya kolesterol, gaya hidup yang kurang aktivitas fisik (olahraga), diabetes, riwayat PJK pada keluarga, merokok, konsumsi alkohol dan faktor sosial ekonomi lainnya. Penyakit jantung koroner ini dapat dicegah dengan melakukan pola hidup sehat dan menghindari fakto-faktor resiko.seperti pola makan yang sehat, menurunkan kolesterol, melakukan aktivitas fisik dan olehraga secara teratur, menghindari stress kerja. Kadar kolesterol yang tinggi lebih dominan terjadi pada pekerja kantoran dibandingkan dengan pekerja kasar. Terdapat perbedaan yang signifikan kadar kolesterol pada pekerja kantoran dan pekerja kasar. Pada pekerja dengan aktivitas rendah perlu kiranya melakukan control terhadap kadar kolesterol darah dan menjaga jenis makanan yang dikonsumsi rendah kolesterol. Berolahraga secara rutin perlu dilakukan untuk menjaga kelancaran peredaran darah dan keseimbangan metabolisme. B. Saran Penulis memberikan saran-saran yang nantinya kemungkinan berguna dan dijadikan sebagai masukan kearah yang lebih baik yaitu sebagai berikut : 1.

Bagi Institusi pelayanan kesehatan (Rumah Sakit). Hal ini diharapkan rumah sakit dapat meningkatkan pelayanan kesehatan,

menyediakan fasilitas serta sarana dan prasarana yang dapat mendukung

21

kesembuhan dan bekerjasama antara tim kesehatan maupun pasien sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal pada umumnya. 2.

Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat. Diharapkan selalu meningkatkan koordinasi dengan tim kesehatan lainnya

(dokter, ahli gizi dan pekerja sosial) dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien agar lebih maksimal, perawat diharapkan dapat memberikan pelayanan professional dan komprehensif. 3.

Bagi institusi pendidikan Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas dan

professional untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat tercipta perawat professional, terampil, inovatif dan bermutu yang mampu memberikan asuhan keperawatan dalam praktik klinik dan pembuatan laporan.

22

More Documents from "AnandaHerdantaSobandi"

Askep.docx
June 2020 5
Manuskrip.docx
June 2020 4
Proposal Kasar.docx
June 2020 2
Daftar Pustaka.docx
June 2020 3
Bab 3.docx
June 2020 4