BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sehatnya suatu bangsa tergantung pada sumberdaya manusianya, dimana anak usia sekolah merupakan generasi penerus yang akan membuat Indonesia sehat. Berdasarkan Susenas tahun 2003, tingkat partisipasi anak sekolah dasar baik laki-laki maupun perempuan adalah 96, 42 % dan diperkirakan jumlah anak usia sekolah saat ini adalah sepertiga total jumlah penduduk Indonesia yang dua pertiganya adalah anak sekolah, sehingga ini merupakan jumlah yang sangat besar dan potensial untuk dikembangkan dalam upaya keperawatan atau kesehatan. Berdasarkan besarnya potensi dalam peran keperawatan dari anak usia sekolah maka diperlukan suatu program yang langsung berhubungan dengan anak usia sekolah, yaitu usaha kesehatan sekolah (UKS) yang sudah dirintis sejak tahun 1976 dan pada tahun 1984 diperkuat dengan diterbitkannya Surat Keputusan bersama 4 menteri yaitu Menteri Pendidikan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri yang diperbaharui tahun 2003. Pembinaan program UKS menurut WHO tahun 2003 adalah mengenalkan pendekatan Sekolah Mempromosikan Kesehatan (health promoting school), artinya semua komunitas yang ada di sekolah saling bekerjasama dalam mempromosikan kesehatan dan memberi perlindungan kesehatan bagi murid-muridnya. Kegiatan kesehatan sekolah ini dapat diberikan pada pendidikan kesehatan di dalam kurikulum atupun di ekstra kurikuler. Sehingga diharapkan melalui kegiatan itu dapat mengurangi permasalahan yang biasa muncul pada anak usia sekolah, seperti akibat dari kebersihan perorangan dan lingkungan, kebiasaan berperilaku hidup bersih dan sehat, kebiasaan gosok gigi, cuci tangan dengan sabun, kebiasaan memotong kuku, dan sebagainya. Sehingga tidak heran jika berdasarkan SKRT tahun 2001 menyebutkan bahwa kejadian
karies gigi dan penyakit periodontal pada anak usia 12 tahun mencapai 74, 4 % dan menduduki urutan 1 sampai 5 dari 10 penyakit terbanyak di Puskesmas, sedangkan prevalensi terjadinya cacingan perut pada anak SD sebesar 60-80% (Depkes, 2000). Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah bentuk dari usaha kesehatan masyarakat yang dilaksanakan di sekolah. Dalam melaksanakan program UKS ini, mengacu pada UU No.23 tahun 1992, UU No.20 tahun 2003. Program
usaha
kesehatan
sekolah
sebaiknya
tidak
sekedar
memberikan promosi saja, diharapkan juga meliputi upaya preventive, kuratif dan rehabilitative. Hal ini di upayakan karena terkadang anak sekolah mudah jenuh dengan penjelasan-penjelasan yang diberikan guru, karena anak usia sekolah dalam kegiatannya sangat tergantung pada minat anak, dimana minat ini juga dipengaruhi oleh lingkungan, jika ada anak yang tidak suka pada satu guru, kemungkinan anak yang lain juga akan terpengaruhi. Sehingga upaya dalam bentuk pelatihan perawatan kesehatan melalui permainan peran mungkin akan sedikit membuat minatnya tertarik dan mencegah kebosanan pada anak.
B. TUJUAN 1. Umum Setelah menyelesaikan program profesi ners stase keperawatan keluarga dan komunitas mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan kesehatan sekolah dengan pendekatan proses keperawatan komunitas. 2. Khusus Setelah menyelesaikan program pendidikan ners keperawatan komunitas mahasiswa dapat: a. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas dengan menerapkan model konseptual keperawatan relevan meliputi pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. b. Menerapkan pendidikan kesehatan dan strategi organisasi kesehatan
sekolah dalam melaksanakan implementasi keperawatan. c. Melaksanakan keperawatan kesehatan sekolah berdasarkan faktor resiko personal, social dan lingkungan. d. Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas melalui lintas sector dan lintas program. e. Mengidentifikasi
dan
membantu
pelaksanaan
program
yang
berhubungan dengan peningkatan kesehatan sekolah. f. Menerapkan proses penelitian dalam rangka mencegah penyakit dan meningkatkan kesejahteraan anak sekolah.. g. Menerapkan asuhan keperawatan pada kelompok khusus (kesehatan sekolah)
C. MANFAAT Setelah melaksanakan praktek keperawatan kesehatan sekolah mahasiswa memiliki kemampuan : 1. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan
pada anak sekolah. 2. Menggunakan ketrampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim. 3. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif bertanggung
jawab. 4. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah-masalah
terkait dengan kesehatan sekolah. 5. Bekerjasama dengan unsur terkait di masyarakat dalam menerapkan asuhan
keperawatan kesehatan sekolah. 6. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal. 7. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan
anak sekolah. 8. Mendemonstrasikan ketrampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan
standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan efesien dan efektif.
9. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan
asuhan keperawatan keluarga dan komunitas. 10. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistic, kontinue dan
konsisten. 11. Mempertahankan
lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi manajemen dan manajemen resiko. 12. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan
akuntabilitas asuhan keperawatan yang diberikan. 13. Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif. 14. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional. 15. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
BAB II TINJAUAN TEORI
A. KONSEP UKS 1. Pengertian UKS a. Usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat sekolah, yaitu: anak didik, guru dan karyawan sekolah lainnya. Yang dimaksud dengan sekolah adalah SD – SLTA. Prioritas pelaksanaan UKS diberikan pada SD mengingat SD merupakan dasar dari sekolah – sekolah lanjutan.( Endang, 1993) · b. Upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah (Sumijatun, 2006). c. Kemudian menurut Depkes, (2001) UKS adalah wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah. Usaha Kesehatan Sekolah UKS) adalah upaya kesehatan masyarakat yang dilaksanakan dalam rangka pembinaan kesehatan anak usia sekolah. Selanjutnya Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan bagian dari program kesehatan anak sekolah. Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-21 tahun. Yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya dibagi menjadi 2 sub kelompok yakni pra remaja (6-9 tahun) dan remaja (10-19 tahun).
2. Latar Belakang (alasan) di Bentuknya UKS a.
Usaha Kesehatan Sekolah dirintis sejak tahun 1956 melalui pilot project di
Jakarta dan Bekasi yang merupakan kerjasama antara
Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen Dalam Negeri. b.
UU no 4 ‘1979 pembinaan anak usia sekolah
c.
Usia sekolah rawan kesehatan
d.
Menanamkan pengertian & sikap hidup sehat
e.
Institusi di masyarakat yang terorganisir dengan baik
f.
Meningkatkan prestasi belajar
g.
Efektif pendidikan
h.
Wajib belajar
i.
Dasar kebijakan pelaksanaan usaha kesehatan sekolah adalah undangundang nomor 4 tahun 1970 tentang pembinaan anak sekolah
j.
Hidup sehat seperti yang didefinisikan oleh badan kesehatan perserikatan bangsa-bangsa (PBB) World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan kesehatan jiwa adalah keadaan yang memungkinkan perkembangan fisik, mental, intelektual, emosional, dan sosial yang optimal dari seseorang.
k.
Dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan ditegaskan bahwa ”Kesehatan Sekolah” diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas.
l.
Menurut Sumantri, M. (2007) peserta didik itu harus sehat dan orang tua memperhatikan lingkungan yang sehat dan makan makanan yang bergizi, sehingga akan tercapai manusia soleh, berilmu dan sehat (SIS). Dalam proses belajar dan pembelajaran materi pembelajaran berorientasi pada head, heart dan hand, yaitu berkaitan dengan pengetahuan, sikap/nilai dan keterampilan. Namun masih diperlukan faktor kesehatan (health) sehingga peserta didik memiliki 4 H (head, heart, hand dan health).
3. Tujuan UKS a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan perilaku hidup bersih dan sehat, dan derajat kesehatan siswa serta menciptakan lingkungan yang sehat. Sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal b. Tujuan Khusus 1)
Memupuk kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dan meningkatkan derajat kesehatan siswa yang mencakup
2)
Memiliki
pengetahuan,
sikap
dan
ketrampilan
untuk
melaksanakan prinsip hidup bersih dan sehat serta berpartisipasi aktif didalam usaha peningkatan kesehatan disekolah perguruan agama, dirumah tangga maupun dilingkungan masyarakat. 3) Sehat fisik, mental maupun sosial 4) Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan NAPZA
4. Ruang Lingkup Kegiatan Kegiatan utama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) disebut dengan Trias UKS, yang terdiri dari : a.
Pendidikan Kesehatan
b. Pelayanan Kesehatan c.
Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah yang Sehat
Dengan demikian Trias UKS merupakan perpaduan antara upaya pendidikan dengan upaya pelayanan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan upaya pendidikan kesehatan yang dilaksanakan sesuai dengan kurikulum sekolah.
5. Sasaran UKS Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup bersih dan sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah
dan Madrasah mulai tingkat SD hingga SLTA. Sasaran pelayanan UKS adalah seluruh peserta didik dari tingkat pendidikan a.
Sekolah Taman Kanak-Kanak
b. Pendidikan Dasar c.
Pendidikan Menengah
d. Pendidikan Agama e.
Pendidikan Kejuruan
f.
Pendidikan Khusus (SLB) Untuk sekolah dasar usaha kesehatan sekolah diprioritaskan pada kelas I, III dan kelas VI alasannya adalah : 1)
Kelas I, merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru lepas dari pengawasan orang tua, kemungkinan kontak dengan
berbagai
penyebab
penyakit
lebih
besar
karena
ketidaktahuan dan ketidakmengertian tentang kesehatan 2)
Kelas III dilaksanakan dikelas 3 untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS dikelas I dahulu dan langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan dalam program pembinaan UKS
3)
Kelas VI, dalam rangka mempersiapkan kesekolah peserta didik kejenjang
pendidikan
selanjutnya,
sehingga
memerlukan
pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang cukup.
6. Sasaran Pembinaan a. Peserta didik b. Pembina UKS (Teknis dan Non Teknis) c. Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan d. Lingkungan sekolah
7. Kegiatan UKS Nemir mengelompokkan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) menjadi 3 kegiatan pokok : yaitu a. Pendidikan kesehatan di sekolah (Health Education in School)
1)
Kegiatan intrakurikuler, maksudnya adalah pendidikan kesehatan merupakan bagian dari kurikulum sekolah
2)
Kegiatan ekstrakurikuler, maksudnya adalah pendidikan kesehatan dimasukkan dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka menanamkan perilaku sehat peserta didik
b. Pemeliharaan Kesehatan Sekolah (School Health Service) c. Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat mencakup 1)
Lingkungan fisik
2)
Lingkungan psikis
3)
Lingkungan sosial
8. Pengelolaan UKS Pelaksanaan UKS ayau orang vang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan usaha kesehatan sekolah adalah : a. Guru UKS b. Peserta didik c. Petugas kesehatan dari puskesmas d. Masyarakat sekolah (BP3)
9. Prinsip-prinsip pengelolaan a. Mengikutsertakan peran serta aktif masyarakat sekolah b. Kegiatan yang terintegrasi c. Melaksanakan rujukan d. Kolaborasi tim
10. Kerjasama Lintas Sektor
Dalam kegiatan usaha kesehatan sekolah melibatkan berbagai departemen terkait sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) di atas sebagai berikut : a. Departemen Kesehatan
b. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan c.
Departemen Dalam Negeri
d. Departemen Agama
11. Petunjuk Pelaksanaan UKS a. Fungsi puskesmas Puskesmas sebagai unit organisasi kesehatan mempunyai fungsi: 1)
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan melalui keterpaduan berbagai kegiatan pokok.
2)
Melaksanakan pembinaan baik pembinaan teknis medis, alih kelola teknologi maupun peran serta masyarakat.
3)
Melaksanakan koordinasi pelayanan kesehatan.
b. Pelayanan kesehatan standar minimal untuk Sekolah Dasar 1) Sifat dan bentuk kegiatan a) Peningkatan (promotif) yaitu : (1) membina sarana keteladanan di sekolah, (2) membina kebersihan perorangan peserta didik, dan (3) mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan serta aktif dalam pelayanan kesehatan melalui kegiatan latihan kader kesehatan sekolah (dokter kecil); b) Pencegahan (preventif) yaitu : (1) penjaringan kesehatan peserta didik baru kelas I, (2) pemeriksaan kesehatan periodik sekali setahun, (3) Imunisasi peserta didik kelas I dan VI, (4) pengawasan terhadap keadaan air, (5) c) Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif), (6) pengobatan ringan dan pertolongan, (7) rujukan medik untuk mengurangi derita sakit, dan(8) penanganan kasus anemi gizi. d) Manajemen yaitu: (1) forum komunikasi terpadu antar kegiatan pokok Puskesmas, (2) pembinaan teknis dan pengawasan ke sekolah, dan (3) Pencatatan dan pelaporan. 2) Uraian kegiatan terpadu guru – tenaga Puskesmas : a) Membina sarana keteladanan gizi;
b) Membina sarana keteladanan kebersihan lingkungan; c) Membina kebersihan perorangan peserta didik; d) Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan serta aktif dalam pelayanan kesehatan melalui kegiatan latihan kader kesehatan sekolah (dokter kecil); e) Penjaringan kesehatan peserta didik baru kelas I; f) Pemeriksaan kesehatan periodik sekali setahun; g) Imunisasi, dll
12. Program Dokter Kecil a. Pengertian Dokter kecil adalah siswa yang memenuhi kriteria dan telah terlatih untuk ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya. b. Tujuan 1). Tujuan umum meningkatnya partisipasi siswa dalam program UKS 2) Tujuan Khusus a) Agar siswa dapat menjadi penggerak hidup sehat di sekolah,di rumah dan lingkungannya. b) Agar siswa dapat menolong dirinya sendiri, sesama siswa dan orang lain untuk hidup sehat. c. Kriteria peserta : 1)
Siswa kelas 4 atau 5 SD atau MI dan belum pernah mendapatkan pelatihan dokter kecil.
2)
Berprestasi sekolah.
3)
Berbadan sehat.
4)
Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab.
5)
Berpenampilan bersih dan berperilaku.
6)
Berbudi pekerti baik dan suka menolong.
7)
Izin orang tua.
d. Tugas dan kewajiban dokter kecil Selalu bersikap dan berperilaku sehat. 1)
Dapat menggerakkan sesama teman-teman siswa untuk bersamasama menjalankan usaha kesehatan terhadap dirinya masingmasing.
2)
Berusaha bagi tercapainya kesehatan lingkungan yang baik di sekolah maupun di rumahMembantu guru dan petugas kesehatan pada waktu pelaksanaan pelayanan kesehatan di sekolah.
3)
Berperan aktif dalam rangka peningkatan kesehatan ,antara lain : Pekan Kesehatan Gigi, Pekan Kesehatan Mata, dan lain-lain.
e. Kegiatan dokter kecil 1)
Menggerakkan dan membimbing teman melaksanakan. a) Pengamatan kebersihan dan kesehatan pribadi. b) Pengukuran Tinggi Badan dan Berat badan. c) Penyuhan Kesehatan.
2)
Membantu petugas kesehatan melaksanakan pelayanaan kesehatan di sekolah , antara lain : a) Distribusi obat cacing, vitamin dan lain-lain. b) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). c) Pertolongan Pertama Pada Penyakit.
3)
Pengenalan dini tanda-tanda penyakit.
4)
Pengamatan kebersihan Ruang UKS, warung sekolah dan lingkungan sekolah
5)
Pengamatan kebersihan di sekolah separti halaman sekolah, ruang kelas, perlengkapan, persediaan air bersih, tempat cuci, WC,kamar mandi, tempat sampah dan saluran pembuangan termasuk PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).
6)
Pencatatan dan pelaporan, antara lain Buku harian Dokter Kecil.
7)
Melaporkan hal-hal khusus yang ditemuinya kepada guru UKS/ Kepala Sekolah/Guru yang ditunjuk.
13. Program Perawat Kecil a. Pengertian perawat kecil adalah siswa yang memenuhi kriteria dan telah terlatih untuk ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya. b. Tujuan 1)
Tujuan umum meningkatnya partisipasi siswa dalam program UKS.
2)
TujuanKhusus a)
Agar siswa dapat menjadi penggerak Perilaku Hdup Bersih dan Sehat di sekolah, di rumah dan lingkunganya
b)
Agar siswa dapat menolong dirinya sendiri, sesama siswa dan orang lain untuk hidup sehat termasuk di rumah
c. Kriteria 1) Siswa kelas 4 atau 5 SD dan belum pernah mendapatkan pelatihan perawat kecil. 2) Berprestasi sekolah. 3) Berbadan sehat 4) Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab 5) Berpenampilan bersih dan berperilaku. 6) Berbudi pekerti baik dan suka menolong. 7) Izin orang tua. d. Tugas Dan Kewajiban Perawat Kecil 1)
Selalu bersikap dan berperilaku sehat.
2)
Dapat menggerakkan sesama teman-teman siswa untuk bersamasama menjalankan usaha kesehatan terhadap dirinya masingmasing
3)
Berusaha bagi tercapainya kesehatan lingkungan yang baik di sekolah maupun di rumah.
4)
Membantu guru dan petugas kesehatan pada waktu pelaksanaan pelayanan kesehatan di sekolah
5)
Berperan aktif dalam rangka peningkatan kesehatan, antara lain : Pekan Kebersihan, Pekan Gizi, Pekan Penimbangan BB dan TB di sekolah, Pekan Kesehatan Gigi, Pekan Kesehatan Mata,danlainlain.
e. Kegiatan Perawat Kecil 1)
Menggerakkan dan membimbing teman melaksanakan; a)
Pengamatan kebersihan dan kesehatan pribad
b)
Pengukuran Tinggi Badan dan Berat badan.
c)
Penyuluhan Kesehatan.
2) Membantu petugas
kesehatan
melaksanakan
pelayanan
kesehatan di sekolah, antara lain : a)
Obat cacing, vitamin dan lain-lain.
b)
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
c)
Pertolongan Pertama Pada Penyakit.
3)
Pengenalan dini tanda-tanda penyakit.
4)
Pengamatan kebersihan Ruang UKS, warung sekolah dan lingkungan sekolah.
5) Pengamatan kebersihan di sekolah seperti halaman sekolah, ruang kelas, perlengkapan, persediaan air bersih, tempat cuci, WC, kamar mandi, tempat sampah dan saluran pembuangan termasuk PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). 6) Pencatatan dan pelaporan, antara lain Buku harian Perawat Kecil. 7)
Melaporkan hal-hal khusus yang ditemuinya kepada guru UKS/ Kepala Sekolah / Guru yang ditunjuk.
14. Peran Perawat Pada Program UKS Peranan perawat komunitas dalam upaya kesehatan sekolah adalah: a. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah
1)
Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan melaksanakan pengumpulan data, analisas data dan perumusan masalah serta prioritas masalah kesehatan anak sekolah
2)
Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan yang disusun.
3)
Penilaian dan pemantauan hasil kegiatan UKS.
4)
Pencatatan dan pelaporan sesuai dengan prosedur yang diterapkan.
b. Sebagai Pengelola Kegiatan UKS Perawat kesehatan yang bertugas di Puskesmas dapat menjadi salah satu anggota dalam TPUKS atau dapat juga ditunjuk sebagai seorang koordinator, maka pengelolaan pelaksanaan UKS menjadi tanggung jawabnya atau paling tidak ikut terlibat dalam tim pengelola UKS. c. Sebagai Penyuluh dalam Bidang Kesehatan Peran perawat kesehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan dapat dilakukan secara langsung melalui penyuluhan kesehatan yang bersifat umum dan klasikal atau secara tidak langsung sewakktu melakukan pemeriksaan kesehatan peserta didik secara perorang
15. Masalah Kesehatan Anak Usia Sekolah di Indonesia Masalah kesehatan anak yang biasa ditemukan pada anak sekolah adalah a.
Malnutrisi
b. Alkoholoisme. c.
Narkoba.
d. Seks bebas. e.
Perokok.
f.
Penyakit fisik dan mental.
B. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) ANAK SEKOLAH 1. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi yang dicanangkan oleh Departemen Kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan Millenium 2015 melalui rumusan visi dan misi Indonesia Sehat, sebagaimana yang dicita-citakan oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam menyongsong Milenium Development Goals (MDGs). "Health is not everything, but without health everything is nothing". Kesehatan memang bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi tidak berarti. Setiap individu mempunyai hak untuk hidup sehat, kondisi yang sehat hanya dapat dicapai dengan kemauan dan keinginan yang tinggi untuk sehat serta merubah prilaku tidak sehat menjadi prilaku hidup sehat. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja. PHBS di rumah tangga/keluarga, institusi kesehatan, tempat-tempat umum, sekolah maupun di tempat kerja karena perilaku merupakan sikap dan tindakan yang akan membentuk kebiasaan sehingga melekat dalam diri seseorang. Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. PHBS merupakan salah satu pilar utama dalam Indonesia Sehat dan merupakan salah satu strategi untuk mengurangi beban negara dan masyarakat terhadap pembiayaan kesehatan. Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992). Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan (Simons-Morton et al.,1995). Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2005). Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh : 1) nilai, 2) sikap dan 3)
pendidikan/pengetahuan. Kesehatan lingkungan adalah
suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula (Notoatmodjo.,2003)
2. Tujuan PHBS Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Tatanan sekolah indikator PHBS di sekolah antara lain: a.
Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun. Sebab air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit, bila digunakan maka kuman dan bakteri berpindah ke tangan. Pada saat makan kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit antara lain diare, thypus, cacingan, flu burung dll.
b.
Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah. Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah bahan tambahan makanan (BTM) yang digunakan seperti zat pewarna, pengawet, pemanis dan bumbu penyedapnya aman untuk kesehatan atau tidak.
c.
Menggunakan sampah pada tempatnya
Sampah akan menjadi tempat berkembang biak serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran terhadap tanah, air dan udara.Sampah menjadi media perkembangan kuman-kuman penyakit yang dapat membahayakan kesehatan. Dan sampah juga bisa menimbulkan kecelakaan dan kebakaran. d.
Olah raga yang teratur dan terukur . Manfaat olah raga yang teratur antara lain berat badan terkendali, otot lebih lentur dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan proporsional, daya tahan tubuh terhadap penyakit lebih baik dan menghindarkan diri dari penyakit jantung, osteoporosis, diabetes, stroke dan hipertensi.
e.
Memberantas jentik nyamuk. Untuk memutuskan mata rantai siklus hidup nyamuk, sehingga nyamuk tidak berkembang di lingkungan sekolah. Khususnya jentik nyamuk Aedes aeghypty yang menyebabkan penyakit DBD, karena nyamuk ini menggigit
pada
siang
hari
dimana
siswa
sedang
belajar.
Perlu dilakukan kegiatan 3 m yaitu, menguras tempat-tempat penampungan air seminggu sekali seperti vas bunga,bak mandi dll , menutup tempat-tempat penampungan air dengan rapat dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan. f.
Tidak merokok. Karena banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok, antara lain terjangkit penyakit kanker paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, batuk kronis, kelainan kehamilan, katarak, kerusakan gigi, dan efek ketagihan serta ketergantungan terhadap rokok. Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 bahan kimia dan 43 senyawa yang terbukti menyebabkan kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin, tar dan CO.
g.
Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan, Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta status gizi. Agar pertumbuhan anak dapat berkembang secara optimal.
h.
Menggunakan jamban.
Untuk menjaga agar lingkungan selalu bersih, sehat dan tidak berbau. Supaya
tidak
mencemari
sumber
air
dilingkungan
sekitar.
Dan juga agar tidak mengundang datangnya serangga kecoa/ lalat yang dapat menjadi vektor penyakit seperti diare, cholera, disentri, thypus, cacingan dll.
C. ASUHAN KEPERAWATAN ANAK SEKOLAH Asuhan keperawatan anak sekolah adalah salah satu specialisasi dari keperawatan komunitas atau Comunity Health Nursing (CHN) tujuannya meningkatkan kesehatan masyarakat sekolah dengan keperawatan sebagai salurannya. Asuhan keperawatan sekolah pada umumnya sama dengan asuhan keperawatan pada sasaran lainnya, yaitu : 1. Pengkajian a. Lingkungan sekolah mulai dari : 1) Lingkungan Fisik (Halaman, kebun sekolah, bangunan sekolah : meja, papan tulis, kursi, lantai, kebersihan, ventilasi, penerangan, kebisingan,
papan
tuilis,
kepadatan),
Sumber
air
minum,
Pembuangan Air Limbah (PAL), Jamban Keluarga, Tempat cucu tangan,
kebersihan
kamar
mandi
dan
penampungan
air,
pembuangan sampah, pagar sekolah, dan lain-lain. 2) Lingkungan Psikologis : hubungan guru dengan murid baik baik formal maupun non formal terutama kenyamanan dalam beljar. 3) Lingkungan Sosial : hubungan dosen dengan orang tua murid, Persatuan Orang Tua Murid dan Guru (POMG) dan masyarakat sekitar. b.
Keadaan/pelaksanaan UKS, dokter/perawat kecil.
c.
Pengetahuan anak sekolah tentang kesehatan (PHBS) dan pelaksanaan PHBS
d.
Kondisi kesehatan/fisik anak sekolah terutama screening test (BB, TB, tenggorokan, telinga/pendengaran, mata/penglihatan),
2. Diagnosa Diagnosa Keperawatan yang Dapat Dirumuskan pada Anak Sekolah : a. Defisiensi aktivitas pengalihan anak sekolah yitu penurunan stimulasi dan atau minat/keinginan untuk rekreasi atau melakukan aktivitas bermain
faktor
yang
berhubungan
lingkungan
sekolah
yang
sempit/fasilitas yang tidak mendukung/kurang sumber daya. b. Gaya hdup monoton anak sekolahyaitu menyatakan suatu kebiasaan hidup yang dicirikan dengan tingkat aktivitas yang rendah berhungan dengan kurang pengetahuan tentang keuntungan latihan fisik. c.
Perilaku kesehatan anak sekolah cenderung beresiko faktor yang berhubungan merolok/mimun alkohol, stress menghadapi tugas atau ujian/kurang dukungan dan lain-lain.
d. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan anak sekolah faktor yang berhubungan kurang ketrampilan motorik kasar/motorik/halus atau ketidak cukupan sumber daya. e.
Kesiapan meningkatkan status imunisasi anak sekolah batasan karakteristik menunjukkan keinginan untuk meningkatkan status imunisasi/mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan status imunisasi
f.
Ketidak efektifan perlindungan pada anak sekolah faktor yang berhubungan penyalahgunaa zat/obat-obatan
g. Ketidak efektifan manajemen kesehatan masyrakat sekolah faktor yang berhubungan
kurang
pengetahuan/kurang
dukungan
sosial/ketidakcukupan petunjuk untuk bertindak
3. Rencana Keperawatan Rencana Asuhan Keperawatan Anak Sekolah Rencana asuhan keperawatan anak sekolah dibuat berdasarkan masalah kesehatan/diagnosa keperawatan yang ditemukan, tetapi pada umumnya dilakukan tindakan berikut ini : a. Promosi Kesehatan tentang PHBS
b. Pelaksanaan Screening Test c. Imunisasi DT/TT d. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) e. Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut f. Pelatihan dokter/perawat kecil g. Pelaksanaan UKS di sekolah setiap hari oleh guru UKS dan dokter/perawat kecil. h. Dan lain-lain
BAB III TINJAUAN LAPANGAN
A. PENGKAJIAN KESEHATAN SEKOLAH Kegiatan Pendidikan Profesi (Ners) Stase Komunitas yang dilakukan Kelurahan Paoman kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setempat, yang dalam pelaksanaannya menerapkan berbagai konsep keperawatan komunitas yang ada serta melibatkan berbagai elemen di lapisan masyarakat. Kegiatan Pendidikan Profesi (Ners) Stase Komunitas yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Profesi Ners STIKes Indramayu ini dimulai sejak tanggal 1 Juni 2015 hingga 8 Agustus 2015. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa bekerja sama dengan elemen masyarakat setempat dan pihak-pihak terkait lainnya. Sebagai sasaran utama dalam keperawatan kesehatan sekolah, siswa adalah penggerak utama kegiatan dengan mahasiswa sebagai fasilitator yang menjembatani program-program yang akan dilaksanakan dalam kegiatan tersebut. Setelah mahasiswa melakukan pendataan terhadap masalah-masalah kesehatan yang ada di sekolah, selanjutnya bersama-sama masyarakat mahasiswa menentukan prioritas masalah kesehatan utama. Selanjutnya dilakukan intervensi terhadap masalah tersebut berdasarkan
prioritas dari
masyarakat. Fokus intervensi adalah masalah gangguan kesehatan akibat lingkungan yang kurang sehat. Kegiatan yang dilakukan meliputi tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Pada tahap persiapan dijelaskan tentang persiapan masyarakat serta persiapan teknis. Sedangkan tahap pelaksanaan diuraikan secara sistematis dimulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi dan rencana tindak lanjut. Penyebaran kuesioner dilakukan dari tanggal tanggal 2 Juni 2015 – 7 juni 2015 jumlah angket yang disebar sebanyak 54 lembar yang disebarkan
pada kelas Kelas 3,4,5 yang menjadi responden dimana alasan pemilihan kelas ini adalah dalam rangka mempersiapkan kesekolah peserta didik kejenjang pendidikan selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang cukup. Pada saat pengkajian, sebagian besar warga tidak dapat mengisi sendiri sehingga dibantu oleh mahasiswa dengan membacakan pertanyaan-pertanyaan yang ada di angket. Selain dengan penyebaran angket, pengumpulan data juga dilakukan dengan cara mewawancarai guru dan petugas puskesmas. Adapun data yang di terkaji yaitu sebagai berikut : a. Jumlah Siswa Kelas
Jumlah Siswa
Total
Rentang Usia per Kelas
Perempuan
Laki-laki
1
10
8
18
5-7 tahun
2
13
9
22
6-8 tahun
3
9
11
20
7-9 tahun
4
8
9
17
8-10 tahun
5
9
8
17
9-11 tahun
6
6
10
16
10-12 tahun
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan sekolah, yang menjadi sasarannya adalah siswa-siswi SDN Paoman III Kelurahan Paoman Kelas 3,4,5 yang berjumlah 54 siswa. Pengkajian yang kami lakukan yaitu dengan pemeriksaan fisik siswa dan guru SDN Paoman III, penyebaran kuesioner terhadap siswasiswi kelas 4 SDN Paoman III Kelurahan Paoman. 1) Genetik Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru-SDN Paoman III Kelurahan Paoman dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa berasal suku jawa.
2) Fungsi Fisiologis Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru-guru SDN Paoman III Kelurahan Paoman diketahui penyakit yang sering dialami pada siswa adalah penyakit ispa dan beberapa siswa pernah terserang penyakit DBD, gondongan (thyroid), dan radang tenggorokan. Sekolah telah melakukan kerjasama dengan Puskesmas Margadadi dalam pemberian imunisasi pada siswa kelas 1, 2, dan 4.
b. Dimensi Psikologis Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru-guru SDN Paoman III Kelurahan Paoman diketahui bahwa di sekolah sudah pernah diadakan promosi kesehatan tentang PHBS dari puskesmas. Di sekolah juga dilakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin pada siswa sebanyak 1 kali dalam setahun. Pemeriksaannya meliputi pemeriksaan kuku, penjaringan dari puskesmas, dan pemeriksaan THT. Sekolah memiliki peraturan disiplin yang terpasang di lingkungan sekolah. Peraturan tersebut diterapkan pada semua siswa dan diberlakukan setiap hari. Bagi siswa yang melanggar peraturan diberikan sanksi berupa peringatan dan hukuman fisik yaitu lari yang berlaku pada siswa kelas 4, 5, dan 6 yang kesiangan. Bila tidak mengerjakan PR, siswa diberi sanksi berupa mengerjakan PR di luar kelas. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru-guru SDN Paoman III Kelurahan Paoman, setiap awal dan akhir tahun ajaran baru, selalu diadakan pertemuan antara orang tua siswa dan pihak sekolah salah satu tujuannya adalah untuk menjelaskan program sekolah.
c. Dimensi Perilaku Pola Konsumsi Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru-guru SDN Paoman III Kelurahan Paoman, diketahui bahwa di sekolah pernah diadakan program peningkatan status nutrisi pada siswa sekolah. Kegiatan ini dilakukan oleh sponsor (Millo dan Dancow).
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru-guru SDN Paoman III Kelurahan Paoman, siswa dan staff tidak memiliki kebiasaan merokok (namun berdasarkan hasil observasi beberapa staff dan guru memiliki kebiasaan merokok) Latihan dan Aktifitas Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru-guru SDN Paoman III Kelurahan Paoman, diketahui bahwa sekolah memberlakukan waktu istirahat pukul 09.30 - 10.00 dan untuk siswa yang sekolah siang, waktu istirahat adalah pukul 14.30 – 15.00. Biasanya siswa mengisi waktu istirahatnya dengan bermain dan makan. Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SDN Paoman III Kelurahan Paoman adalah pramuka futsal, angklung, seni tari, paduan suara, dan UKS. Di sekolah juga ada kegiatan olahraga namun yang rutin dilakukan oleh siswa adalah senam dan futsal. Penggunaan Pengobatan Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru-guru SDN Paoman III Kelurahan Paoman, diketahui bahwa populasi sekolah tidak ada yang melakukan pengobatan rutin, meskipun demikian bagi siswa baru ada pengukuran berat dan tinggi badan, bila ada yang pingsan atau sakit saat upacara, diupayakan ada siswa yang menemani siswa yang sakit.
d. Dimensi Sistem Kesehatan Puskesmas Margadadi melakukan pelayanan kesehatan sekolah secara rutin berupa screening dan imunisasi. Setiap SD memiliki perwakilan 2 orang siswa sebagai dokter kecil.
e. Dimensi Fisik Sekolah Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru-guru SDN Paoman III Kelurahan Paoman, diketahui bahwa tidak pernah terjadi kasus kesakitan atau keracunan saat mengonsumsi makanan di kantin sekolah.
f. Dimensi Sosial Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru-guru SDN Paoman III Kelurahan Paoman, dapat diketahui bahwa sikap orang tua siswa terlihat antusias dan mendukung terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah. Contoh kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah misalnya perpisahan siswa kelas 6. Sumber daya yang dimiliki oleh sekolah antara lain 10 orang tenaga pengajar yang terdiri dari PNS sebanyak 6 orang, tenaga honorer sebanyak 4 orang. Status sosial ekonomi siswa dan staff mayoritas golongan ekonomi menengah kebawah. Latar belakang budaya yang dimiliki oleh siswa SDN Paoman III Kelurahan Paoman adalah Jawa. Tipe lingkungan rumah siswa berdasarkan sosial ekonomi adalah mayoritas tidak mampu, dari keluarga berpendidikan SD, orang tua dengan pekerjaan sebagai buruh atau nelayan. Di lingkungan SDN Paoman III Kelurahan Paoman tidak pernah terjadi kekerasan, meskipun begitu pernah terjadi konflik antar grup di populasi sekolah, tetepi hal tersebut cepat diselesaikan dan didamaikan oleh pihak sekolah.Tidak ada siswa yang tidak mempunyai tempat tinggal.
Berdasarkan hasil observasi lingkungan SDN Paoman III Kelurahan Paoman didapatkan data bahwa: a. Dimensi Sosial Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru di SDN Paoman III Kelurahan Paoman keamanan lingkungan sekolahnya sudah aman karena terdapat satu orang satpam dan satu orang penjaga. b. Dimensi Fisik Sekolah 1) Berdasarkan hasil observasi di SDN Paoman III Kelurahan Paoman diketahui bahwa Letak lokasi sekolah berada di dekat jalan. 2) Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru di SDN Paoman III Kelurahan Paomanmengenai
bahan berbahaya di dekat sekolah
diketahui bahwa tidak ada bahan berbahaya di dekat sekolah misalnya 3) Tidak terdapat pabrik yang menyebabkan polusi atau penggunaan zat kimia di dekat sekolah.
4) Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru di SDN Paoman III Kelurahan Paoman mengenai tempat bermain siswa di sekolah diketahui bahwa tempat bermain siswa di sekolah adalah lapangan upacara, siswasiswa menggunakan lapangan upacara sebagai tempat bermain mereka. Tempat bermain tersebut sampai saat ini aman tetapi pernah terjadi insiden terakhir cedera sejumlah 5 orang 5) Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru di SDN Paoman III Kelurahan Paoman mengenai binatang di lingkungan sekolah diketahui bahwa terdapat tikus di lingkungan sekolah. 6) Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru SDN Paoman III Kelurahan Paoman mengenai
tanaman berbahaya atau beracun di
lingkungan sekolah diketahui bahwa tidak terdapat tanaman berbahaya atau beracun tetapi terdapat tanaman buah seperti papaya. 7) Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru di SDN Paoman III Kelurahan Paoman mengenai keadaan lingkungan sekolah diketahui bahwa di SDN Paoman III Kelurahan Paoman ini terdapat tiga tempat sampah yaitu untuk sampah basah, sampah kertas dan sampah plastik. Setiap tiga kali dalam seminggu sampah tersebut diangkut oleh petugas kebersihan. Selain itu penerangan dan ventilasi di SDN Paoman III Kelurahan Paoman ini sudah bagus karena cahaya matahari masuk ke dalam kelas dan terdapat jendela di atas dan disamping ruangan. 8) Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru di SDN Paoman III Kelurahan Paoman mengenai makanan, diketahui bahwa makanan yang disediakan di kantin sekolah sudah terjamin kebersihannya sedangkan yang di luar sekolah kurang terjamin kebersihannya karena tidak ada penyeleksian penjual 9) Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru di SDN Paoman III Kelurahan Paoman mengenai
fasilitas toilet yang ada di sekolah
diketahui bahwa terdapat 2 kamar dan dibersihkan satu minggu sekali oleh penjaga sekolah.
10) Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru di SDN Paoman III Kelurahan Paoman mengenai sumber listrik yang bernahaya diketahui tidak terdapat sumber listrik yang berbahaya. 11) Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru SDN Paoman III Kelurahan Paoman mengenai suara bising yang mengganggu siswa saat belajar diketahui bahwa di SDN Paoman III Kelurahan Paoman ini tidak terdapat suara bising yang mengganggu saat siswa belajar Berdasarkan hasil pengisian angket oleh siswa di lingkungan SDN Paoman III Kelurahan Paoman didapatkan data bahwa : a. Proporsi siswa berdasarakan jenis kelamin Tabel 3.1 Proporsi Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin Di SDN Paoman III Kelurahan Paoman Kabupaten Indramayu No Jenis Kelamin 1 Laki-laki 2 Perempuan Jumlah
Frekuensi ( F ) 28 26 54
Persentase (%) 52 48 100,00
Berdasarkan tabel 5.1, diketahui bahwa sebanyak 28 (52%) siswa berjenis kelamin perempuan. b. Promkes Tentang Kesehatan Gigi Tabel 3.2 Ketersediaan Promosi Kesehatan Tentang Kesehatan Gigi Di SDN Paoman III Kelurahan Paoman Kabupaten Indramayu No 1 Ada 2 Tidak
Promkes
Jumlah
Frekuensi ( F ) 26 28 54
Persentase (%) 48 52 100,00
Berdasarkan tabel 3.2, diketahui bahwa 28 siswa (52%) mengatakan jarang di berikan penyuluhan tentang kesehatan gigi
c. Dokter Kecil Tabel 3.3 Ketersediaan Dokter Kecil Di SDN Paoman III Kelurahan Paoman Kabupaten Indramayu No Dokter Kecil 1 Ada 2 Tidak Jumlah
Frekuensi ( F ) 54 0 54
Persentase (%) 100 0 100,00
Berdasarkan tabel 3.3, diketahui bahwa semua siswa
(100%)
mengatakan di sekolahnya terdapat dokter kecil.
d. Ketersediaan Petugas Kesehatan Tabel 3.4 Ketersediaan Petugas Kesehatan Di SDN Paoman III Kelurahan Paoman Kabupaten Indramayu No Petugas Kesehatan 1 Ada 2 Tidak Jumlah
Frekuensi ( F ) 54 0 54
Persentase (%) 100 0 100,00
Berdasarkan tabel 3.4, diketahui bahwa semua siswa
(100%)
mengatakan di sekolahnya sewaktu-waktu ada petugas kesehatan yang datang ke sekolahnya.
e. Kegiatan Sikat Gigi Masal Tabel 3.5 Kegiatan Sikat Gigi Masal Di SDN Paoman III Kelurahan Paoman Kabupaten Indramayu No Sikat Gigi Masal 1 Ada 2 Tidak Jumlah
Frekuensi ( F ) 34 20 54
Persentase (%) 63 37 100,00
Berdasarkan tabel 3.5, diketahui bahwa 34 siswa
(63%)
mengatakan di sekolahnya pernah melakukan sikat gigi masal f. Pemeriksaan Gigi Tabel 3.6 Pemeriksaan Gigi Di SDN Paoman III Kelurahan Paoman Kabupaten Indramayu No Pemeriksaan Gigi 1 Ada 2 Tidak Jumlah
Frekuensi ( F ) 26 28 54
Persentase (%) 48 52 100,00
Berdasarkan tabel 3.6, diketahui bahwa sebanyak 28 (52%) siswa tidak pernah melakukan pemeriksaan gigi di pelayanan kesehatan. g. Ketersediaan Tempat Gosok Gigi Tabel 3.7 Ketersediaan Tempat Gosok Gigi Di SDN Paoman III Kelurahan Paoman Kabupaten Indramayu No Tempat Gosok Gigi 1 Ada 2 Tidak Jumlah
Frekuensi ( F ) 0 54 54
Persentase (%) 0 100 100,00
Berdasarkan tabel 3.7, diketahui bahwa semua siswa
(100%)
mengatakan di sekolahnya tidak tersedia tempat gosok gigi. h. Ketersediaan Sarana Gosok Gigi Tabel 3.8 Ketersediaan Sarana Gosok Gigi Di SDN Paoman III Kelurahan Paoman Kabupaten Indramayu No Sarana Gosok Gigi 1 Ada 2 Tidak Jumlah
Frekuensi ( F ) 0 54 20
Persentase (%) 0 100 100,00
Berdasarkan tabel 3.8, diketahui bahwa semua (100%) siswa mengatakan sekolahnya tidak tersedia sarana gosok gigi.
i. Ketersediaan Ruang UKS di Sekolah Tabel 3.9 Ketersedian Ruang UKS Di SDN Paoman III Kelurahan Paoman Kabupaten Indramayu No Ruang UKS 1 Ada 2 Tidak Jumlah
Frekuensi ( F ) 0 54 54
Persentase (%) 0 100 100,00
Berdasarkan tabel 3.9, diketahui bahwa semua siswa (100%) mengatakan di sekolahnya tidak memiliki ruang UKS karena digunakan sebagai gudang dan dapur.
j. Kegiatan Cuci Tangan Tabel 3.10 Kegiatan Cuci Tangan Di SDN Paoman III Kelurahan Paoman Kabupaten Indramayu No Kegiatan Cuci Tangan 1 Ada 2 Tidak Jumlah
Frekuensi ( F ) 26 28 54
Persentase (%) 48 52 100,00
Berdasarkan tabel 3.10, diketahui bahwa sebanyak 28 (52%) mengatakan tidak cuci tangan sebelum makan. k. Poster Cuci Tangan Tabel 3.11 Ketersediaan Poster Cuci Tangan Di SDN Paoman III Kelurahan Paoman Kabupaten Indramayu No Poster Cuci Tangan 1 Ada 2 Tidak Jumlah
Frekuensi ( F ) 0 54 54
Persentase (%) 0 100 100,00
Berdasarkan tabel 3.11, diketahui bahwa semua siswa
(100%)
mengatakan di sekolahnya tidak ada poster cuci tangan l. Ketersediaan Kantin’ Tabel 3.12 Ketersediaan Kantin Di SDN Paoman III Kelurahan Paoman Kabupaten Indramayu No Ketersediaan Kantin 1 Ada 2 Tidak Jumlah
Frekuensi ( F ) 54 0 54
Persentase (%) 100 0 100,00
Berdasarkan tabel 3.12, diketahui bahwa semua siswa
(100%)
mengatakan disekolahnya tersedia kantin
m. Konsumsi jajanan berwarna dan berpengawet Tabel 3.13 Konsumsi Jajanan Berwarna dan Berpengawet Di SDN Paoman III Kelurahan Paoman Kabupaten Indramayu No 1 Ada 2 Tidak Jumlah
Frekuensi ( F ) 50 4 54
Persentase (%) 96 4 100,00
Berdasarkan tabel 3.13, diketahui bahwa sebanyak 50
(96%)
siswa mengatakan sering jajanan berwarna dan berpengawet.
n. Ketersediaan WC Tabel 3.14 Ketersediaan WC Di SDN Paoman III Kelurahan Paoman Kabupaten Indramayu No Ketersediaan WC 1 Ada 2 Tidak Jumlah
Frekuensi ( F ) 54 0 54
Persentase (%) 100 0 100,00
Berdasarkan tabel 3.14, diketahui bahwa semua siswa mengatakan di sekolahnya ada WC nya
(100%)
o. WC bau dan kotor Tabel 3.15 Kebersihan WC Di SDN Paoman III Kelurahan Paoman Kabupaten Indramayu No WC berbau dan Kotor 1 Ada 2 Tidak Jumlah
Frekuensi ( F ) 42 12 54
Persentase (%) 78 12 100,00
Berdasarkan tabel 3.15, diketahui bahwa 42 siswa
(78%)
mengatakan WC disekolahnya bau dan kotor p. Olahraga teratur Tabel 3.16 Kegiatan Olahraga Teratur Di SDN Paoman III Kelurahan Paoman Kabupaten Indramayu No Olah raga teratur 1 Ada 2 Tidak Jumlah
Frekuensi ( F ) 34 20 54
Persentase (%) 63 37 100,00
Berdasarkan tabel 3.16, diketahui bahwa sebanyak 20 (37%) siswa mengatakan tidak teratur berolah raga. q. Membuang Sampah di Tempat Sampah Tabel 3.17 Mambuang Sampah di Tempatnya Di SDN Paoman III Kelurahan Paoman Kabupaten Indramayu No 1 2
Buang Sampah Di Tempatnya Ada Tidak Jumlah
Frekuensi ( F )
Persentase (%)
20 34 54
37 63 100,00
Berdasarkan tabel 3.17, diketahui bahwa sebanyak 34
(63%)
mengatakan tidak membuang sampah pada tempatnya. r. Poster Membuang sampah Tabel 3.19 Poster Membuang Sampah Di SDN Paoman III Kelurahan Paoman Kabupaten Indramayu No Poster Buang Sampah 1 Ada 2 Tidak Jumlah
Frekuensi ( F ) 0 54 54
Persentase (%) 0 100 100,00
Berdasarkan tabel 3.19, diketahui bahwa semua siswa
(100%)
mengatakan disekolahnya tidak ada poster membuang sampah pada tempatnya. s. Pemberantasana Jentik Nyamuk Tabel 3.20 Pemberantasan Jentik Nyamuk Di SDN Paoman III Kelurahan Paoman Kabupaten Indramayu No 1 2
Pemberentasana Jentik Nyamuk Ada Tidak Jumlah
Frekuensi ( F )
Persentase (%)
0 54 54
100 0 100,00
Berdasarkan tabel 3.20, diketahui bahwa semua siswa
(100%)
mengatakan tidak ada kegiatan pemberantasan jentik nyamuk di sekolahnya.
ANALISA DATA No. 1.
Data
Diagnosa
Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Fisik
Lebih dari setengah kondisi gigi siswa kesehatan tentang personal (75,51%)
dalam
kondisi
karies hygiene
(berlubang).
Kebutuhan akan pendidikan
dengan
Sebagian besar kondisi kuku siswa hasil
berhubungan tingginya pemeriksaan
angka fisik
(61,22%) dalam kondisi panjang dan siswa kelas 4, 5, dan 6 SD kotor.
05 Lengkong Besar yang tidak normal
Berdasarkan Hasil Questioner
Berdasarkan
hasil
kuesioner
yang
disebarkan kepada siswa kelas 4, 5 dan 6 didapatkan bahwa kebiasaan siswa dalam melakukan personal hygiene yaitu sebanyak 92% dalam kategori baik,
pengetahuan
siswa
tentang
menggosok gigi 69% dalam kategori baik. 2.
Berdasarkan
Hasil
Observasi
dan Potensial peningkatan peran
Wawancara
kader
Berdasarkan hasil wawancara dengan dalam kepala sekolah diketahui bahwa SD sekolah Lengkong Besar telah memiliki Dokter Kecil sebanyak 10 orang, yaitu 2 orang siswa perwakilan kelas 5 dari setiap SD yang ada di komplek SD Lengkong Besar. Para dokcil ini pernah mengikuti pelatihan ke Bogor bersama para guru pembina/pendamping.
Berdasarkan hasil wawancara dengan
kesehatan usaha
(dokcil) kesehatan
kepala sekolah kegiatan dokcil selama ini belum berjalan secara optimal.
Terdapat ruangan UKS di kompleks SDN Lengkong Besar.