LAPORAN PENDAHULUAN STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)
Tanggal Praktik 12 Oktober-05 Desember 2015
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Pendidikan Profesi Pada Stase Keperawatan Komunitas
Oleh: Selvia Harum Sari, S.Kep NIM. I4B111007
PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2015
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)
Tanggal Praktik 12 Oktober-05 Desember 2015
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Pendidikan Profesi Pada Stase Keperawatan Komunitas
Oleh: Selvia Harum Sari, S.Kep NIM. I4B111007
Banjarbaru, November 2015 Mengetahui, Pembimbing Akademik
Kurnia Rachmawati, S.Kep., Ns., M.NSc
LAPORAN PENDAHULUAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)
A. Pengertian
UKS adalah usaha yang di lakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur,jenis dan jenjang pendidikan mulai dari SMA/SMK/MA.(Tim pembina UKS,2010: 7)
TK sampai
UKS adalah usaha kesehatan
masyarakat yang di jalankan di sekolah –sekolah,dengan sasaran utama adalah anakanak sekolah dan lingkunganya, (Soenarjo,2002: 1). Menurut Depkes RI (2011), UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya terbentuk perilaku hidup sehat dan bersih baik bagi peserta didik, warga sekolah maupun warga masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari Taman
Kanak-kanak
sampai
Sekolah
Menengah
Atas/Sekolah
Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah (3). Usaha kesehatan sekolah adalah salah satu wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin, selanjutnya di sebutkan UKS harus sudah mendapat tempat dan perhatian yang baik di dalam lingkungan pendidikan. Secara garis besar UKS dapat dikelompokan dalam tiga bidang atau di sebut dengan 3 program UKS atau yang dikenal sebagai Trias UKS yaitu: a. pendidikan kesehatan, b. pemeliharaan atau pelayanan kesehatan c. kehidupan lingkungan yang sehat. Usaha ini dijalankan mulai dari Sekolah Dasar sampai sekolah lanjutan, sekarang pelaksanaanyadiutamakan di sekolah Dasar. Hal ini disebabkan karena Sekolah merupakan komunitas (kelompok) yang sangat besar, rentan terhadap berbagai penyakit, dan merupakan dasar bagi pendidikan selanjutnya. Meskipun demikian bukan berarti mengabaikan pelaksanaan selanjutnya di sekolah sekolah lanjutan,(Mu’rifah,1991: 251).
Dapat disimpulkan bahwa yang di maksud dengan
UKS adalah usaha
kesehatan sekolah yang di dalam lingkungan sekolah maupun yang di sekitar lingkungan sekolah, yang sasaranya adalah peserta didik beserta masyarakat sekolah yang lainya yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis serta optimal, menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
B. Sejarah UKS Usia UKS boleh dikatakan tidak muda. Pertama kali dirintis tahun 1956 melalui pilot project UKS Perkotaan di Jakarta dan UKS Pedesaan di Bekasi yang merupakan kerjasama antara Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan serta Departemen Dalam Negeri. Tahun 1980 dikeluarkan keputusan bersama antara Departemen Kesehatan dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tentang kelompok kerja UKS, puncaknya terbit Surat Keputusan Bersama antara Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Kesehatan pada tanggal 3 September 1980 tentang Kebijaksanaan dan Pengembangan UKS, yang kemudian disempurnakan pada tahun 1984 dan tahun 2003 seiring perubahan sistem pemerintahan (4). Kebijakan Pemerintah/Landasan dari Program UKS Landasan hukum UKS sebagai berikut (4,5): 1.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 4
2.
UU NO. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
3.
UU NO. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Daerah
4.
UU NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
5.
Peraturan Pemerintah No. 27 tentang Prasekolah, 28 tentang Pendidikan Dasar, 29 tentang Pendidikan menengah.
6.
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.
7.
Peraturan Pemerintah No. 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggung Jawaban Keuangan dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Perbantuan.
8.
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2001 tentang Penyelanggaraan Dekonsentrasi.
9.
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 130-67 Tahun 2002 tentang Pengakuan Kewenangan Kabupaten dan Kota.
10. SKB 4 Menteri NO1/U/SKB/2003, NO.1067/MENKES/SKB/VII/2003, NO MA/230 A/2003, NO.26 tahun 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan UKS 11. SKB 4 Menteri NO.2/P/SKB/2003, NO 1068/MENKES/SKB/VII/2003, NO 4415-404 Tahun 2003 tentang Tim Pembina UKS Pusat
D. Tujuan UKS Tujuan UKS secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia indonesia yang berkualitas. Secara khusus tujuan usaha kesehatan sekolah adalah untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang mencakup memiliki pengetahuan, sikap, dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan. Sehat fisik, mental, sosial maupun lingkungan, serta memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba, alkohol dan kebiasaan merokok serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah pornografi dan masalah sosial lainnya (5,6). Jadi tujuan UKS yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan hidup sehat peserta didik agar dapat menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, baik fisik, mental, maupun sosial serta memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba dan sebagainya (5,6).
E. Sasaran UKS
Sasaran UKS adalah pendidikan formal dan non-formal pada setiap jalur dan jenis pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai Sekolah Menengah Atas termasuk perguruan agama beserta lingkungannya. Sasaran pembinaan UKS: peserta didik, pembina teknis (guru dan petugas kesehatan), pembina non teknis (pengelola pendidikan dan karyawan sekolah), sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan, lingkungan (lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat) (7). Untuk sekolah dasar usaha kesehatan sekolah diprioritaskan pada kelas I, III dan kelas VI alasannya adalah: Kelas satu, merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru dan lepas dari pengawasan orang tua, kemungkinan kontak dengan berbagai penyebab penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan ketidakmengertian tentang kesekatan. Disamping itu kelas satu adalah saat yang baik untuk memberikan iminusasi ulangan. Pada kelas satu ini dilakukan penjaringan untuk mendeteksi kemungkinan adanya kelainan yang mungkin timbul sehingga mempermudah pengawasan jenjang berikutnya. Kelas III untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS di kelas satu dahulu dan menentukan langkah yang akan dilakukan selanjutnya dalam program pembinaan UKS. Kelas VI, berguna dalam rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik menuju jenjang pendidikan selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang cukup (7). F. Peran UKS Peranan UKS adalah sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional adalah sumber daya manusia yang berkualitas yaitu manusia Indonesia yang sehat fisik, mental, dan sosial serta memiliki produktivitas yang optimal dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan secara terus menerus yang dimulai sejak dalam kandungan, balita, usia sekolah sampai usia lanjut (6). G. Sarana dan Prasarana UKS Mengenai sarana dan prasarana UKS dijelaskan oleh Djonet Soetatmo (1982, 122 – 123) meliputi : 1) ruang UKS atau klinik sekolah, 2) alat-alat pemeriksaan yang
diperlukan, 3) alat- alat P3K, 4) Obat-obatan sehari-hari yang diperlukan. Berdasarkan kelengkapannya dapat dibagi menjadi : a. Sarana dan Prasarana Sederhana meliputi : 1. Tempat tidur 2. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart. 3. Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol). 4. Minimal melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan. 5. Memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 5% dari jumlah siswa. b. Sarana dan Prasarana Lengkap meliputi : 1. Tempat tidur. 2. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart. 3. Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol). 4. Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster, struktur organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan, data kesakitan murid. 5. Melaksanakan TRIAS UKS
yang Pendidikan
Kesehatan dan pelayanan
kesehatan. 6. Memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 6-9% dari jumlah siswa. c. Sarana dan Prasarana ideal meliputi : 1. Tempat tidur 2. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart. 3. Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol). 4. Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster, struktur organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan, data kesakitan murid. 5. Peralatan gigi dan unit gigi. 6. Contoh-contoh model organ tubuh. 7. Melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan, pelayanan kesehatan, dang pembinaan hidup lingkungan kehidupan sekolah. 8. Memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 10% dari jumlah siswa
H. Organisasi UKS Menurut Adik Wibowo dkk, (1982 : 27-29) struktur organisasi UKS mengikuti struktur organisasi Departemen Kesehatan RI yaitu: a. Tingkat Pusat Sub Direktorat Kesehatan Sekolah dan Olahraga, Direktorat Kesehatan Masyarakat terdiri dari beberapa seksi yaitu : seksi kesehatan anak sekolah dan mahasiswa, seksi kesehatan anak-anak luar biasa, seksi olahraga kesehatan, seksi pengembangan metode. Fungsi dan tanggung jawabnya : membuat program kerja melakukan koordinasi, melakukan bimbingan dan pengawasan pelaksanaan UKS di seluruh Indonesia, mengusahakan bantuan teknis dan materiil, bersama-sama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyusun kurikulum tentang kesehatan pada umumnya dan UKS pada khususnya, menyelenggarakan lokakarya, seminar, rapat kerja diskusi penataran dan lain-lain. b. Tingkat Provinsi Fungsi dan tanggung jawabnya adalah sebagai koordinator pelaksana UKS di tingkat provinsi yang meliputi : membuat rencana program kerja, membuat bimbingan teknis, melakukan koordinasi dan pengawasan, menerima laporan kegiatan dari tingkat Kabupaten/ kota melaporkan kegiatan ke tingkat pusat, memberi bantuan materi dan keuangan ke daerah dan lain-lain usaha yang dianggap perlu. c. Tingkat Kota/Kabupaten Penanggung jawab UKS pada Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota. Fungsi dan tanggung jawabnya meliputi : membuat rencana kerja harian, melakukan koordinasi kegiatan-kegiatan kesehatan yang ditujukan kepada anak didik dan masyarakat sekolah, melakukan pengawasan pelaksanaan UKS
di sekolah, melaporkan
kegiatan ditingkat provinsi, menyelenggarakan kursus-kursus kesehatan, kursus UKS bagi guru, murid, dan petugas kesehatan setempat, memupuk kerjasama yang ada hubungannya dengan pelaksanaan UKS. d. Tingkat Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat adalah suatu usaha kesatuan unit organisasi kesehatan yang langsung memberi pelayanan kepada masyarakat secara menyeluruh dan terintegrasi di wilayah kerja tertentu dalam bentuk usahausaha kesehatan. e. Tingkat Sekolah Keanggotaan Tim Pelaksana UKS di Sekolah ditetapkan oleh Kepala Sekolah. Keanggotaannya terdiri dari unsur Pemerintah Desa/Kelurahan, Kepala Sekolah, Guru, Pamong Belajar, Organisasi Siswa Intra Sekolah [OSIS], Puskesmas, Orang Tua Murid, serta unsur lain yang relevan. Tugas Tim Pelaksana UKS antara lain sebagai berikut: 1. Melaksanakan Tiga Program Pokok [UKS] yang terdiri dari Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat sesuai ketentuan dan pedoman yang telah ditetapkan oleh Pembinaan UKS;Adik Wibowo dkk, (1982 : 27-29) 2. Menjalin kerjasama dengan orang tua murid, instansi lain dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan UKS; 3. Menyusun program, melaksanakan penilaian/evaluasi dan menyampaikan laporan kepada Tim Pembina UKS Kecamatan; 4. Melaksanakan ketatausahaan Tim Pelaksana UKS Sekolah Dari tingkat pelaksanaan UKS di sekolah-sekolah hingga tingkat pusat (pemerintah), diperlukan adanya organisasi yang baik. Untuk memperlancar usaha pembinaan dan pengembangan, serta mencegah terjadinya tumpang tindih dari berbagai kegiatan pembinaan UKS sebaiknya diwujudkan dalam satu wadah atau badan. Dengan demikian kerjasama lintas sektoral dari berbagai instansi yang berkepentingan mutlak diperlukan. Kerangka kerjasama pengorganisasian system kerja operasional UKS harus dipahami sebaik-baiknya, karena tidak sedikit sekolah atau guru yang beranggapan bahwa UKS merupakan tugas dari petugas kesehatan saja, ataupun sebaliknya petugas kesehatan menganggap UKS merupakan tanggung jawab jajaran pendidikan sekolah atau guru semata-mata.
Memperhatikan kenyataan di lapangan, keberhasilan dalam pelaksanaan UKS melibatkan berbagai departemen, seperti: 1) Departemen Dalam Negeri. 2) Departemen Pendidikan Nasional. 3) Departemen Kesehatan. 4) Departemen Agama. Bentuk kerjasama lintas sektoral dari berbagai instansi yang berkepentingan dalam pembinaan UKS, mulai dari tingkat propinsi sampai tingkat kecamatan berupa wadah yang disebut Badan Kerjasama Usaha Kesehatan Sekolah (BKUKS). Kegiatan UKS yang diselenggarakan untuk mengingkatkan kemampuan hidup sehat serta peserta didik dalm lingkungan yang sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis, optimal serta menjadi sumber daya manusia yang berkualitas (DEPKES, 2006). Adapun kegiatan UKS meliputi upaya preventif, kuratif, promotif, dan rehabilitatif. Sementara penekanan kegiatan UKS adalah pada upaya promotif dan preventif (Sina, 2007.) kegiatan UKS lebih dikenal dengan Trias UKS untuk tatanan sekolah dasar dimana kegiatanya berupa 1. Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan, 2. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan, 3. Penyelenggaraan Lingkungan Sekolah Sehat. I.
Peran Perawat dalam Program UKS (3) 1. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah, mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan melakukan pengumpulan data, analisa data, perumusan masalah dan prioritas masalah,juga menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama TPUKS, melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan yang telah disusun, penilaian dan pemantauan hasil kegiatan UKS, dan melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. 2. Sebagai Pengelola kegiatan UKS. Perawat kesehatan yang bertugas di puskesmas dapat menjadi salah seorang anggota dalam TPUKS, atau dapat juga ditunjuk sebagai seorang koordinator UKS di tingkat puskesmas. Bila perawat kesehatan ditunjuk sebagai koordinator maka pengelolaan pelaksanaan UKS menjadi tanggung jawabnya atau paling tidak ikut terlibat dalam tim pengelola UKS.
3. Sebagai Penyuluh, Peranan perawat dalam memberikan penyuluhan dapat dilakukan secara langsung melalui penyuluhan kesehatan yang bersifat umum dan klasikal, atau secara tidak langsung sewaktu melakukan pemeriksaan kesehatan peserta didik secara perseorangan
J.
Ruang Lingkup/Program UKS Ruang lingkup Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) tercermin dalam 3 (tiga)
program pokok UKS (TRIAS UKS ) yaitu (3,8): 1.
Pendidikan Kesehatan Pendidikan Kesehatan merupakan upaya memberikan bimbingan kepada
peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan peserta didik dalam melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat, agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Adapun tujuannya adalah (8): a.
Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan teratur.
b.
Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
c.
Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan.
d.
Memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang sesuai dengan syarat kesehatan.
e.
Memiliki kemampuan untuk menularkan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
f.
Memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan yang seimbang.
g.
Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.
h.
Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar.
i.
Memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit. Pelaksanaannya dapat melalu (3,8)i:
a.
Kegiatan Kurikuler Pelaksanaan adalah pelaksanaan pendidikan kesehatan pada jam pelajaran sesuai dengan garis-garis besar program pengajaran mata pelajaran sains dan ilmu pengetahuan sosial. Pelaksanaannya dilakukan melalui peningkatan pengetahuan, penanaman nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat dan peningkatan keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan pertolongan dan perawatan kesehatan. Kegiatan kurikuler mencakup kebersihan dan kesehatan pribadi, makanan bergizi, pendidikan kesehatan reproduksi dan pengukuran tingkat kesegaran jasmani.
b. Kegiatan Ekstrakurikuler Adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk kegiatan pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan antara lain memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa serta melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan antara lain: kemah, ceramah dan diskusi, apotek hidup, dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan antara lain; dokter kecil, Palang Merah Remaja (PMR), dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat antara lain: kerja bakti kebersihan, lomba sekolah sehat, dan lain-lain. 2.
Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan di sekolah ditekankan pada upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif yang dilakukan secara terpadu terhadap peserta didik dan komunitas sekolah pada umumnya di bawah kordinasi guru Pembina UKS dengan bimbingan teknis dan pengawasan puskesmas setempat (3). Tujuannya secara umum adalah meningkatnya derajat kesehatan peserta didik dan seluruh warga masyarakat secara optimal. Sedangkan tujuan khususnya (3): a.
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan hidup sehat dalam rangka membentuk perilaku hidup sehat.
b.
Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan mencegah terjadinya penyakit, kelainan, dan cacat.
c.
Menghentikan
proses
penyakit
dan
pencegahan
komplikasi
akibat
penyakit/kelainan, pengembalian fungsi dan peningkatan kemampuan peserta didik yang cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal. d.
Meningkatkan pembinaan kesehatan baik fisik, mental, sosial maupun lingkungan. Pelaksanaannya sebagai berikut:
a.
Kegiatan peningkatan kesehatan (Promotif) Kegiatan promotif kesehatan tersebut berupa: latihan ketrampilan teknis dalam rangka pemeliharaan kesehatan, dan pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam pelajaran kesehatan, antara lain:
Dokter kecil
Kader kesehatan remaja
PMR (Palang Merah Remaja)
Pembinaan warung sekolah sehat
Pembinaan lingkungan sekolah yang terpelihara dan bebas dari vektor pembawa penyakit
b.
Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat
Kegiatan pencegahan (Preventif) Merupakan kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul kelainan. Kegiatan preventif ini berupa: Pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus untuk penyakit-penyakit tertentu. Penjaringan kesehatan anak sekolah. Memonitor/memantau pertumbuhan peserta didik. Imunisasi peserta didik. Usaha pencegahan penularan penyakitdengan jalan memberantas sumber infeksi dan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah.
Konseling kesehatan di sekolah. c.
Kegiatan penyembuhan dan pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif) Berupa kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik agar dapat berfungsi optimal. Kegiatan kuratif dan rehabilitatif ini adalah: Diagnosa dini Pengobatan ringan Pertolongan pertama pada kecelakaan, pertolongan pertama pada penyakit Rujukan medik
3. Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat Pembinaan lingkungan sekolah sehat yang merupakan salah satu unsur penting dalam membina ketahanan sekolah harus dilakukan, karena lingkungan kehidupan yang sehat sangat diperlukan untuk meningkatkan kesehatan seluruh komunitas sekolah (3). Pembinaan mencakup lingkungan sekolah, keluarga dan mesyarakat sekitar. Dilaksanakan dalam rangka menjadikan sekolah sebagai institusi pendidikan yang dapat menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang mampu menumbuhkan kesadaran, kesanggupan dan keterampilan peserta didik untuk menjalankan prinsip hidup sehat, kegiatan ini meliputi (3): a.
Program pembinaan lingkungan sekolah
Lingkungan fisik sekolah meliputi penyediaan air bersih, pemeliharaan penampungan air bersih, pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah, pengadaan dan pemeliharaan air limbah, pemeliharaan wc/kakus, pemeliharaan kamar mandi, pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang kelas, perpustakaan, laboratorium dan tempat ibadah, pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun sekolah, pengadaan dan pemeliharaan warung/kantin sekolah.
Lingkungan mental dan sosial program pembinaan lingkungan mental dan sosial ini dilakukan dalam bentuk kegiatan konseling kesehatan, bakti sosial
masyarakat sekolah terhadap lingkungan, PMR, dokter kecil, kader kesehatan remaja. b.
Pembinaan lingkungan keluarga Tujuannya adalah meningkatan pengetahuan orang tua peserta didik tentang hal– hal yang berhubungan dengan kesehatan dan meningkatkan kemampuan dan partisipasi orang tua peserta didik dalam pelaksanaan hidup sehat. Pembinaan ini dapat dilakukan dengan:
c.
Kunjungan rumah yang dilakukan oleh pelaksana UKS.
Ceramah kesehatan yang dilakukan di sekolah.
Pembinaan masyarakat sekitar Pembinaan masyarakat sekitar Pembinaan masyarakat sekitar dengan cara:
Penyelenggaraan ceramah kesehatan dan pentingnya arti pembinaan lingkungan sekolah sebagai lingkungan sekolah yang sehat.
J.
Penyuluhan baik melalui media cetak dan audio visual.
Strata UKS Keberhasilan 3 program UKS yang mencakup pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan dan pembinaan lingkungan sehat ditunjukkan dalam suatu strata UKS. Strata pelaksanaan UKS dibagi ke dalam 4 tingkatan yaitu strata minimal, strata standard, strata optimal dan strata paripurna. Setiap strata terdiri dari tiga variabel utama yaitu 3 program pokok UKS yang terdiri dari Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat (2,4). 1.
Pendidikan Kesehatan a.
Strata Minimal Pendidikan jasmani dilaksanakan secara kurikuler, pendidikan kesehatan
dilakukan secara kurikuler, guru membuat rencana pembelajaran pendidikan kesehatan dan adanya buku pegangan guru dan bacaan tentang pendidikan kesehatan. b.
Strata Standar Dipenuhinya strata minimal dan memiliki guru mata pelajaran jasmani.
c.
Strata Optimal Dipenuhinya strata standar, pendidikan kesehatan terintegrasi pada mata
pelajaran lain, pendidikan kesehatan dilaksanakan secara ekstrakulikuler, memiliki alat peraga pendidikan kesehatan, memiliki media pendidikan kesehatan (poster dan lain-lain). d.
Strata Paripurna Meliputi dilaksanakannya strata optimal, memiliki guru pembina UKS,
adanya program kemitraan pendidikan kesehatan dengan instansi terkait seperti Puskesmas, Kepolisian, Palang Merah Indonesia (PMI), Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) pertanian dan lain-lain. 2.
Pelayanan Kesehatan a.
Strata Minimal Meliputi
dilaksanakannya
penyuluhan
kesehatan,
dilaksanakannya
imunisasi, penyuluhan kesehatan gigi dan sikat gigi masal minimal kelas 1, 2, 3 SD. b.
Strata Standar Meliputi dilaksanakannya strata minimal, ada penjaringan kesehatan,
pemeriksaan kesehatan berkala tiap 6 bulan, termasuk pengukuran tinggi dan berat badan, pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan siswa pada buku Kartu Menuju Sehat (KMS), ada rujukan bila diperlukan, ada dokter kecil, melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), dan pengawasan warung/kantin sekolah. c.
Strata Optimal Meliputi memenuhi strata standar, dana sehat/dana UKS, dan pelayanan
medik gigi dasar atas permintaan siswa. d.
Strata Paripurna Meliputi memenuhi strata optimal, konseling Kesehatan Remaja bagi siswa,
pengukuran tingkat kesegaran jasmani. 3.
Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat a.
Strata Minimal
Meliputi ada air bersih, tempat cuci tangan, WC/jamban yang berfungsi, tempat
sampah,
saluran
pembuangan
air
kotor
yang
berfungsi,
halaman/pekarangan/lapangan, memiliki pojok UKS, melakukan kegiatan mengubur, menguras dan membakar (3M) plus, sekali seminggu. b.
Strata Standar Meliputi memenuhi strata minimal, kantin/warung sekolah, memiliki
pagar, penghijauan/perindangan, ada air bersih di sekolah dengan jumlah yang cukup, memiliki ruang UKS tersendiri, dengan peralatan sederhana, memiliki tempat ibadah, lingkungan sekolah bebas jentik, jarak papan tulis dengan bangku terdepan 2,5 m, dan melaksanakan pembinaan sekolah kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan miras. c.
Strata Optimal Meliputi memenuhi strata standar, tempat cuci tangan di beberapa tempat
dengan air mengalir/kran, tempat cuci peralatan masal/makan di kantin/warung sekolah, petugas kantin yang bersih dan sehat, tempat sampah di tiap kelas dan tempat penampungan sampah akhir di sekolah, jamban/WC siswa dan guru yang memenuhi syarat kesehatan dan kebersihan, halaman yang cukup luas untuk upacara dan berolahraga, pagar yang aman, memilki ruang UKS tersendiri dengan peralatan yang lengkap, dan terciptanya sekolah kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan miras. d.
Strata Paripurna Meliputi memenuhi strata optimal, tempat cuci tangan di setiap kelas
dengan air mengalir/kran dilengkapi sabun, kantin dengan menu gizi seimbang dengan petugas kantin yang terlatih, air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, sampah langsung diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan sampah di luar sekolah/umum, ratio WC:siswa=1:20, saluran pembuangan air tertutup, pagar yang aman dan indah, taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi label dan pengolahan hasil kebun sekolah, ruang kelas memenuhi syarat kesehatan (ventilasi dan pencahayaan cukup), ratio kepadatan siswa 1:1,5-1,75 m2, dan memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Sujiono, Yuliani Nurani. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Mancana Jaya Cemerlang, 2009.
2.
Departemen Kesehatan. Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di Sekolah. Jakarta, 2008.
3.
Herawati, Neni FS. Buku Panduan Praktikum Keperawatan Komunitas I. Banjarbaru: PSIK FK UNLAM, 2012.
4.
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 1/U/SKB/2003, No. 1067/MENKES/VII/2000, No. MA/230 A/2003, No. 26 Tahun 2003 Tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah.
5.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar. Pedoman Pelaksanaan UKS di Sekolah, 2012.
6.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar. 2012. Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan SekolahKementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pedoman pelaksanaan UKS di sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, 2012.
7.
Konsultan Manajemen Nasional. Petunjuk teknis kegiatan usaha kesehatan sekolah (UKS) dalam PNPM mandiri pedesaan. Panduan Usaha Kesehatan Sekolah/KesMas/2009:1-10.
8.
Wijayanti PM. Manajemen Usaha Kesehatan http://manajemenUKS.go.id. Diunduh pada 5 November 2013.
9.
Yuwono. Faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya karies dentis di SMA Negeri 15 Semarang. Jakarta : EGC, 2003.
Sekolah.
10. Kidd, EAM dan Sall JB. Dasar-dasar karies penakit dan penanggulangannya. Jakarta: EGC, 1991. 11. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Promosi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
12. Hawkins RJ, et al. Oral hygiene knowledge of high-risk grade one children: an evaluation of two methods of dental health education. J community Dentistry and Epidemiology 2000; 28: 336–43. 13. Martuzzi M, Francesco M, Francesco F, et al. Inequalities, inequities, environmental justice in waste management and health. European Journal of Public Health, Vol. 20, No. 1, 21–26. 14. Lubis ZSA, Namora LL, Eddy S. Pengaruh Penyuluhan Dengan Metode Ceramah Dan Diskusi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Anak Tentang Phbs Di Sekolah Dasar Negeri Kelurahan Namogajah Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2013. Medan: Fkm Universitas Sumatera Utara, 2013. 15. Efendi F, Makhfudli. Keperawatan Keshatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, 2009)