LITERATUR REVIEW No 1
Judul dan Pengarang Perceptions of hypoglycemia and self‑monitoring of blood glucose in insulin-treated diabetes patients: results from a European online survey. Diago-Cabezudo, Anne Madec-Hily, Aftab Aslam (2013) Future Medicine 3(1), 15–23
Tujuan Untuk mengevaluasi efek hipoglikemia pada kehidupan pasien diabetes dan menentukan apakah pemantauan gula darah mandiri untuk mencegah episode hipoglikemik adalah konsep yang menarik dan dapat diterima secara luas
Metode Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Sebanyak 1.848 orang dengan diabetes yang diobati dengan insulin di Eropa dimasukkan dalam survei online 10 menit untuk menentukan persepsi tentang hipoglikemia dan pemantauan mandiri glukosa darah sebagai alat untuk mencegah hipoglikemia.
Hasil Hasil penelitian menunjukkan Sekitar sepertiga dari total 1848 pasien yang disurvei tidak selalu mengenali gejala hipoglikemia dan sekitar seperempat tidak memiliki gejala awal (hypoglycemiaassociated autonomic failure). Sekitar 40% pasien mengatakan mereka cenderung mempertahankan kadar glukosa darah mereka di atas nilai yang direkomendasikan dokter untuk membantu menghindari hipoglikemia. Pasien diabetes yang mendapat terapi insulin sangat khawatir tentang potensi hipoglikemia; Namun, pasien memiliki persepsi positif termotivasi untuk melakukan pemantauan glukosa darah mandiri, yang tujuannya untuk mencegah hipoglikemia.
2
Intensive structured self-monitoring of blood glucose and glycemic control in Type 2 Diabetes. Bosi, Scavini, Ceriello, Cucinotta, Tiengo, Marino, Bonizzoni, et al. (2013) Diabetes Care, 36:2887-2894.
Untuk mengevaluasi penerapan Self-Monitoring of Blood Glucose (SMBG) terstruktur dalam waktu dan frekuensi. Tujuan utama yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah perubahan nilai HbA1C dalam 12 bulan (dari data awal), dan persentase pasien yang dapat mencapai/ mempertahankan target risiko
Randomized control trial Sampel penelitian terdiri dari 553 pasien DM type 2 dengan kriteria inklusi durasi menderita DM 1-10 tahun, usia 35-75 tahun, HbA1C 7.0-7.0% Kelompok intervensi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan nilai HbA1C lebih signifikan pada kelompok intervensi (intensif Self Monitoring Blood Glocose SMBG) dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil penelitian ini juga melaporkan bahwa hipoglikemia lebih dapat dipantau pada kelompok SMBG intensif dengan angka kejadian 1.32/pasien/tahun, dengan RR 3.32 yang berarti bahwa penerapan SMBG terstruktur dapat mendeteksi hipoglikemia
(hypoglikemia). Perubahan n= 232 3.32 kali dibandingkan tanpa SMBG nilai Low Blood Glucose Kelompok control n= terstruktur. Dari penelitian ini juga Index (LGBI) dan High Blood 321 dilaporkan bahwa dari 553 responden pada Glucose Index (HGBI); kedua kelompok, sebanyak 3 responden (2 frekuensi dan keparahan kelompok intervensi, dan 1 kelompok hipoglikemia. kontrol) melaporkan terjadinya hipoglikemia berat. Disamping itu, penggunaan SMBG terstruktur dan intensif (intervensi) mendeteksi terjadinya hipoglikemia lebih banyak dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dalam penelitian ini juga dilaporkan bahwa penggunaan SMBG terstruktur dan intensif dapat menurunkan angka mortalitas sebanyak 38.39 akibat hipoglikemia asimtomatik. Namun, dalam penelitian tidak dijelaskan secara eksplisit kejadian hipoglikemia pada episode ringan dan sedang. 3
Knowledge of symptoms and selfmanagement of hypoglycemia amongst patients attending a diabetic clinic at a regional hospital in KwaZulu-Natal Anthony Ejegi, Andrew John Ross, Keshena Naidoo (2016) African Journal of Primary Health Care & Family Medicine,
Untuk menilai pengetahuan pasien diabetes dewasa yang mengunjungi klinik diabetes tentang gejala hipoglikemia dan bagaimana mereka menanggapi gejala-gejala ini.
Metode penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel 200 pasien dengan kriteria semua pasien dewasa yang berusia di atas 18 tahun yang menghadiri klinik diabetes yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Kriteria eksklusi termasuk wanita hamil
Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas pasien memiliki pengetahuan baik tentang hipoglikemia; Namun, kurang dari 25% tahu tindakan apa yang harus diambil ketika mereka mengalami gejala sugestif hipoglikemia. Sebanyak 200 pasien diabetes diwawancarai, di antaranya 152 (76%) adalah perempuan dan 48 (24%) adalah laki-laki. 30 pasien (15%) hanya menggunakan metformin; 40 (20%) menggunakan metformin dan sulfonilurea; 98 (49%) menggunakan metformin, insulin dan sulfonilurea; 13 (6,5%) menggunakan metformin dan insulin; dan 19 (9,5%)
dan mereka yang hanya pada insulin. Berkenaan dengan berusia di bawah 18 pengetahuan tentang gejala hipoglikemia, tahun. 66% (100/200, 50% baik; 32/200, 16% sangat baik) pasien memiliki pengetahuan yang baik atau sangat baik, sementara hanya 8% pasien tidak dapat mengidentifikasi gejala hipoglikemia. Namun, kurang dari seperempat pasien (48/200, 24%) menyadari apa yang harus dilakukan ketika mengalami gejala hipoglikemia. Tidak ada hubungan statistik insulin dan pengetahuan tentang hipoglikemia atau bagaimana mengelola hipoglikemia. Juga tidak ada hubungan statistik antara pengetahuan yang baik dan sangat baik tentang gejala hipoglikemia dan kemampuan untuk mengelola hipoglikemia. Lima puluh delapan pasien (24%) memiliki glucometer di rumah, sementara 68 (34%) mampu memeriksa kadar gula mereka. di rumah atau di apotek terdekat. Delapan puluh enam pasien (43%) mengindikasikan bahwa mereka menyesuaikan obat mereka di rumah. 4
Blood Glucose selfMonitoring in type 2 diabetes: a Randomized Control Trial. Farmer, Wade, French, Simon, Yudkin, Gray, Crave, et al (2009) Health
Untuk menentukan apakah Self Monitoring Blood Glucose (SMBG) tanpa atau dengan instruksi self-care lebih efektif dalam meningkatkan kontrol glikemik dibandingkan dengan perawatan standar
Randomized control trial Sampel penelitian ini terdiri dari 453 pasien DM dengan kriteria inklusi meliputi durasi menderita DM Type 2, usia ≥25 tahun saat
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan penurunan nilai HbA1C pada kelompok kontrol dan kedua kelompok intevensi (intervensi I dan intervensi II) dengan nilai p 0.12. Akan tetapi terdapat hasil yang berbeda pada laporan terjadinya hipoglikemia, dimana pada kelompok kontrol dari 152 responden
Technology Assessment, 13(15).
5
Kemampuan mengetahui hubungan antara Melakukan karakteristik dan pengetahuan Penatalaksanaan pasien diabetes dengan Hipoglikemia kemampuan Berdasarkan melakukan penatalaksanaan Karakteristik Dan hipoglikemia. Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Ernawati, Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 13, No. 1,
terdiagnosa DM, HbA1C ≥6.2%. Kriteria eksklusi meliputi menggunakan monitor gula darah 2 kali atau lebih dalam seminggu selama 3 bulan terakhir, dan ketidakmampuan menjalani prosedur. Kelompok intervensi1(SMBG dengan pengawasan minim) n= 150 Kelompok intervensi2 (intensif SMBG) n= 152 Kelompok control n= 151 Metode penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel 50 pasien diabetes yang pernah mengalami hipoglikemia.
yang berpartisipasi, sebanyak 17 responden mengalami hipoglikemia. Pada kelompok SMBG pengawasan minim (intervensi I), dari 150 responden sebanyak 33 responden mengalami hipoglikemia, dan pada kelompok SMBG intensif (intervensi II) diketahui bahwa 43 pasien mengalami hipoglikemia. Hal ini memperlihatkan bahwa pada penelitian ini, SMBG kurang efektif untuk meningkatkan kontrol glikemik namun cukup efektif dalam mendeteksi terjadinya hipoglikemia pada pasien DM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden kurang mendapatkan dukungan keluarga. Di antara 50 klien diabetes yang memiliki dukungan keluarga kurang terdapat 34 orang (68.0%), sedangkan yang memiliki dukungan keluarga baik terdapat 16 orang (32%). Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan kemampuan penatalaksanaan hipoglikemia antara responden diabetes yang memiliki dukungan keluarga dan yang tidak memiliki dukungan keluarga
Maret 2010; hal 8 – 13 Google Scholar
6
Self-reported frequency, severity of, and awareness of hypoglycemia in type 2 diabetes patients in Turkey. Publikasi : Büyükkaya Besen et al. (2016), Self-reported frequency, severity of, and awareness of hypoglycemia in type 2 diabetes patients in Turkey. PeerJ 4:e2700; DOI 10.7717/peerj.2700
Untuk mengetahui sejauh mana individu merasakan gejala hipoglikemia bervariasi. Faktor-faktor seperti usia lanjut, jumlah tahun dengan diabetes, dan komplikasi diabetes dapat memiliki efek negatif pada mengenali tingkat keparahan gejala hipoglikemik ketika terjadi (Cryer, Davis & Shamoon, 2003).
(p=0,035, α= 0,05). Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 4,600, artinya Klien yang memiliki dukungan keluarga mempunyai peluang 4,6 x untuk mampu melakukan penatalaksanaan hipoglikemia dibandingkan dengan klien yang berpendidikan rendah. Desain studi Penelitian Menurut hasil penelitian, persentase pasien ini adalah penelitian dengan gangguan kesadaran hipoglikemia deskriptif dan tinggi, dan 62% pasien melaporkan bahwa relasional untuk mereka telah melewatkan beberapa gejala menentukan frekuensi hipoglikemia pada diabetes tipe 2. Selain kejadian hipoglikemik itu, persentasenya peristiwa hipoglikemik yang dilaporkan sendiri berat tidak rendah. Gangguan kesadaran dan tingkat kesadaran hipoglikemia adalah faktor risiko utama pada individu dengan untuk kejadian hipoglikemik berat. Pasien diabetes tipe 2 di Turki. harus dididik tentang bahaya hipoglikemia. Pendidikan harus ditingkatkan, dan upaya Data penelitian yang ditentukan harus dilakukan untuk dikumpulkan dari memberantas masalah. individu yang didiagnosis dengan diabetes yang mencari pengobatan di poliklinik diabetes dari dua rumah sakit universitas antara Juli 2013 dan Januari 2014.