Askep Teori Gastritis.docx

  • Uploaded by: Diah Setyo Rahmawati
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askep Teori Gastritis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,008
  • Pages: 20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung. Gastritis akut berlangsung selama beberapa jam sampai beberapa hari dan sering kali di sebabkan oleh diet yang tidak bijaksana (memakan makanan yang mengiritasi dan sangat berbumbu atau makanan yang terinfeksi). Penyebab lain mencakup penggunaan aspirin secara berlebihan dan penggunaan obat anti inflaasi nonsteroid (NSAID) lain, asupan alkohol yang berlebihan, refluks empedu, dan terapi radiasi. Bentuk gastritis akut yang lebih berat di sebabkan oleh asam atau alkali yang kuat, yang dapat menyebabkan gangren atau perforasi pada mukosa lambung. Gastritis dapat juga menjadi tanda pertama infeksi sistemik akut. Gastritis disebabkan oleh infeksi kuman Helicobacter pylori dan pada awal infeksi mukosa lambung menunjukkan respon inflamasi akut dan jika diabaikan akan menjadi kronik. (Sudoyo Aru, dkk 2009) 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Penyakit Gastritis ? 2. Apa saja etiologi Penyakit Gastritis ? 3. Apa saja manifestasi klinis Gastritis ? 4. Apa saja pengkajian dan temuan diagnostik Gastritis ? 5. Bagaimana penatalaksanaan medis untuk penyakit Gastritis ? 6. Bagaimana penatalaksanaan keperawatan untuk penyakit Gastritis ? 7. Apa saja masalah yang lazim muncul dalam penyakit Gastritis ? 8. Bagaimana discharge planning untuk penyakit Gastritis ? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui tentang Penyakit Gastritis 2. Untuk mengetahui etioloogi Penyakit Gastritis 3. Untuk mengetahui apa saja manifestasi klinis Gastritis 4. Untuk mengetahui apa saja pengkajian dan temuan diagnostik Gastritis 5. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan medis untuk penyakit Gastritis

1

6. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan keperawatan untuk penyakit Gastritis 7. Untuk mengetahui apa saja masalah yang lazim muncul dalam penyakit Gastritis 8. Untuk mengetahui bagaimana discharge planning untuk penyakit Gastritis 9. Untuk mengetahui askep teori Penyakit Gastritis

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Definisi Gastritis Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung. Gastritis akut berlangsung selama beberapa jam sampai beberapa hari dan sering kali di sebabkan oleh diet yang tidak bijaksana (memakan makanan yang mengiritasi dan sangat berbumbu atau makanan yang terinfeksi). Penyebab lain mencakup penggunaan aspirin secara berlebihan dan penggunaan obat anti inflaasi nonsteroid (NSAID) lain, asupan alkohol yang berlebihan, refluks empedu, dan terapi radiasi. Bentuk gastritis akut yang lebih berat di sebabkan oleh asam atau alkali yang kuat, yang dapat menyebabkan gangren atau perforasi pada mukosa lambung. Gastritis dapat juga menjadi tanda pertama infeksi sistemik akut. Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang berkepanjangan yang mungkin di sebabkan oleh ulkus lambung jinak atau ganas atau di sebabkan oleh bakteria seperti helicobacter pylori.gastritis kronis di sbabkan oleh penyakit autoimun seperti anemia permisiosa, faktor diet seperti kafein, penggunaan obat seperti NSAID atau bifosfonat (mis,alenbronat (fosamax), risedronat (actonel), ibandronat (bonifal)), alkohol, meroko, atau refluk sekresi pangkreas dan emedu ke dalam lambung dalam waktu lama. Kulserasi superfisil dapat terji dan dapat memici pendarahan atau hemoragi. Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Dua jenis gastritis superficial akut dan gastritis atrofik kronis.(Price & Wilson, 2006) 2.2. Etiologi Gastritis Gastritis disebabkan oleh infeksi kuman Helicobacter pylori dan pada awal infeksi mukosa lambung menunjukkan respon inflamasi akut dan jika diabaikan akan menjadi kronik. (Sudoyo Aru, dkk 2009) Klasifikasi Gastritis : 1. Gastritis Akut a. Gastritis akut tanpa perdarahan

3

b. Gastritis akut dengan perdarahan(gastritis hemoragik atau gastritis erosiva) Gastritis akut berasal dari makan terlalu banyak atau terlalu cepat, makan makanan yang terlalu berbumbu atau yang mengandung mikroorganisme penyebab penyakit, iritasi bahan semacam alkohol, aspirin, NSAID, lisol, serta bahan korosif lain, refluks empedu atau cairan pankreas. 2. Gastritis Kronik Inflamasi lambung yang lama yang disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory. 3. Gasrtitis Bacterial Gastritus Bacterial yang disebut juga gastritis infektiosa, disebabkan oleh refluks dari duodenum. 2.3. Manifestasi Klinis Gastritis 1. Gastritis akut Awitan gejala mungkin berlangsung cepat: ketidak nyaman abdomen, sakit kepala, kelesuhan, mual, anoreksia, muntah, dan cegukan. 2. Gastritis kronis a. Mungkin tidak bergejala b. Keluhan anureksia, nyeri ulu hati setelah makan, bersendawa, rasa asam di mulut, atau mual dan muntah. c. Pasien gastritis kronis akibat defisiensi vitamin biasanya di ketahui mengalami malabsorpsi vitamin B12.

4

2.4 Patofisiologi H. Phylorin

Obat – obatan

Mengganggu pembentukan sawat muosa lambung

Me ↓ barier lambung terhadap asam dan pepsin

Kafein

Melekat pada epitel lambung

Me ↓ produksi bikarbonat

Menghancurkan lapisan mukosa lambung

Me ↓ kemapuan terhadap proteksi asam

Menyebabkan difusi kembali asam lambung dan pepsin Kekurangan volume cairan

inflamasi

Nyeri epigastrum

Me ↓ sensori untuk makan

Anoreksia

Nyeri akut

Erosi mukosa lambung

perdarahan

Me ↓ tonus dan peristaltik lambung

Mukosa lambung kehilangan integritas jaringan

Refluk isi duodenum kelambung

Mual

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Dorongan ekspulsi isi lambung kemulut

Muntah Kekurangan volume cairan

5

2.5 Pengkajian dan Temuan Diagnostik 1. Gastritis terkadan di hubungkan dengan akloridria atau hipoploridria (asam hidroklorat tidak di jumpai atau dalam kadar rendh) atau di hubungkan dengan kadar asam yang tinggi. 2. Seri foto ronsen gastrointestinal (GI) atas, endoskopi 3. Biopsi yang di sertai denga pemeriksaan histologi. 4. Pemeriksaan serologi untuk anti bodi terhadap antigen H. Pylori dan pemeriksaan nafas. 2.6 Penatalaksanaan medis 1. Gastritis akut Mukosa lambung mampu memperbaiki dirinya sendiri stelah episode gastritis.biasanya, pasien pulih dalam 1 hari, meskipun nafsu makan mungkin hilang selama 2 atau 3 hari. Pasien tidak boleh mengkomsumsi alkohol dan makan sampai gejala redah. Kemudian diet pasien dapat di lanjutkan menjadi diet noniritatif. Jika gejala menetap, cairan intrafena mungkin di perlukan. Jika perdarahan terus terjadi, penatalaksanaan, serupa dengan penatalaksanaan untuk

hemoragi

saluran GI atas. Jika gastritis di sebabkan oleh menelan asam atau alkali yang kuat, encerkan

dan

netralkan

asam

dengan

antasid

yang

umum

(mis,alumuniam hidroksida) netralkan alkali dengan jus lemon encer atau cuka encer. Jika korosi luas atau berat, hindari ematik dan lavase karena terdaapat bahaya perforasi. Terapi suportif dapat mencakup intubasi nasogastrik, agens analgesik dan sedatif, antasid dan cairan IV. Endoskopi fiberoptip mungkin diperlukan, pembedhan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan gangren atau jaringan yang mengalami perforasi, reseksi lambung (gastrojejunostomi) mungkin diperukaan untuk mengatasi obstruksi pilorik

6

2. Gastritis Kronis Modifikasi diet, istirahat, kurangi stres, hindari alkohol dan NSAID, dan farmako terapi adalah tindakan terapi inti. Gastritis yang disebabkan oleh H. Pylori ditangani dengan kombinasi obat tertentu. 2.7 Penatalaksanaan Keperawatan 1. Mengurangi Ansietas a. Laksanakan tindakan darurat untuk kasusu ingesti asam atau alkali b. Berikan terapi suportif kepada pasien dan keluarga selama terapi dan setelah asam atau basa yang tertelan telah dinetralisasi atau diencerkan c. Persiapkan

pasien

untuk

menjalani

pemeriksaan

diagnostik

tambahan (endoskopi) atau pembedahan. d. Dengarkan secara tenang dan jawab pertanyaan selengkaplengkapnya, jelaskan semua prosedur dan terapi. 2. Meningkatkan Nutrisi yang Optimal a. Berikan dukungan fisik dan emosional untuk pasien gastritis akut. b. Bantu pasien menangani gejala (misalnya: mual, muntah, nyeri uluh hati dan keletihan). c. Hindari makanan dan minuman peroral selama beberapa jam atau beberapa hari sampai gejala akut reda.. d. Berikan kepigan es dan cairan jernih ketika gejala reda. e. Anjurkan pasien untuk melaporkan setiap gejala yang menunjukkan episode gastritis berulang ketika makanan dimasukkan. f. Cegah konsumsi makanan yang berkafein (kafein meningkatkan akitivitas lambung dan sekresi pepsin), alkohol, dan merokok sigaret (nikotin menghambat netralisasi asam lambung di duodenum). g. Rujuk paien untuk menjadi konseling alkohol dan berhenti merokok jika tepat. 3. Meningkatkan Kesimbangan Cairan a. Panatu asupan dan haluaran harian untuk mengetahui adanya dehidrasi (minimal asupan 1,5 L/hari dan haluaran urin 30 mL/jam). Infusikan cairan intravena jika diprogramkan

7

b. Kaji

nilai

elektrolit

setiap

24

jam

untuk

mendeteksi

ketidakseimbangan cairan. c. Waspada indikator gastritis hemoragik (hematemesis, takikardia, hipotensi), dan beri tahu dokter. 4. Meredahkan Nyeri a. Instruksikan pasien untuk menghindari makanan dan minuman ringan yang dapat mengiritasi mukosa lambung. b. Ajarkan paien cara penggunaan obat secara benar untuk meredahkan gastritis kronis c. Kaji nyerii dan kenyamanan yang dirasakan melalui medikasi dan menghindari zat-zat yang mengiritasi. 5. Mengajarkan Pasien Tentang Perawatan Diri a. Kaji pengetahuan pasien mengenai gastritis dan buat rencana pendidikan individual yang menggaabungkan pola makan paien, kebutuhan kalori harian, dan pilihan makanan. b. Berikan daftar zat yang harus dihindari (kafein, nikotin, maknan pedas, makanan yang mengiritasi atau makanan yang berbumbu, alkohol), konsultasikan dengan ahli gizi jikia diindikasikan. c. Beri penjelasan mengenai agens antibiotik, antasid,garam bismuth, medikasi yang sedatif atau penenang, atau agens antikolinergik yang dapat diresepkan. d. Jika perlu tekankan pentingnya melengkapi regimen medikasi sesuaai program untuk mengatasi infeksi H. Pylori. 6. Mengurangi Ansietas a. Laksanakan tindakan darurat untuk kasusu ingesti asam atau alkali b. Berikan terapi suportif kepada pasien dan keluarga selama terapi dan setelah asam atau basa yang tertelan telah dinetralisasi atau diencerkan c. Persiapkan

pasien

untuk

menjalani

pemeriksaan

diagnostik

tambahan (endoskopi) atau pembedahan. d. Dengarkan secara tenang dan jawab pertanyaan selengkaplengkapnya, jelaskan semua prosedur dan terapi.

8

7. Meningkatkan Nutrisi yang Optimal a. Berikan dukungan fisik dan emosional untuk pasien gastritis akut. b. Bantu pasien menangani gejala (misalnya: mual, muntah, nyeri uluh hati dan keletihan). c. Hindari makanan dan minuman peroral selama beberapa jam atau beberapa hari sampai gejala akut reda.. d. Berikan kepigan es dan cairan jernih ketika gejala reda. e. Anjurkan pasien untuk melaporkan setiap gejala yang menunjukkan episode gastritis berulang ketika makanan dimasukkan. f. Cegah konsumsi makanan yang berkafein (kafein meningkatkan akitivitas lambung dan sekresi pepsin), alkohol, dan merokok sigaret (nikotin menghambat netralisasi asam lambung di duodenum). g. Rujuk paien untuk menjadi konseling alkohol dan berhenti merokok jika tepat. 8. Meningkatkan Kesimbangan Cairan a. Panatu asupan dan haluaran harian untuk mengetahui adanya dehidrasi (minimal asupan 1,5 L/hari dan haluaran urin 30 mL/jam). Infusikan cairan intravena jika diprogramkan b. Kaji

nilai

elektrolit

setiap

24

jam

untuk

mendeteksi

ketidakseimbangan cairan. c. Waspada indikator gastritis hemoragik (hematemesis, takikardia, hipotensi), dan beri tahu dokter. 9. Meredahkan Nyeri a. Instruksikan pasien untuk menghindari makanan dan minuman ringan yang dapat mengiritasi mukosa lambung. b. Ajarkan paien cara penggunaan obat secara benar untuk meredahkan gastritis kronis c. Kaji nyerii dan kenyamanan yang dirasakan melalui medikasi dan menghindari zat-zat yang mengiritasi.

9

10. Mengajarkan Pasien Tentang Perawatan Diri a. Kaji pengetahuan pasien mengenai gastritis dan buat rencana pendidikan individual yang menggaabungkan pola makan paien, kebutuhan kalori harian, dan pilihan makanan. b. Berikan daftar zat yang harus dihindari (kafein, nikotin, maknan pedas, makanan yang mengiritasi atau makanan yang berbumbu, alkohol), konsultasikan dengan ahli gizi jikia diindikasikan. c. Beri penjelasan mengenai agens antibiotik, antasid,garam bismuth, medikasi yang sedatif atau penenang, atau agens antikolinergik yang dapat diresepkan. d. Jika perlu tekankan pentingnya melengkapi regimen medikasi sesuaai program untuk mengatasi infeksi H. Pylori. 2.8 Masalah yang lazim muncul 1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan nutrient yang tidak adekuat. 2. Kekurangan volume cairan b.d masukan cairan yang tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah. 3. Nyeri akut b.d mukosa lambung teriritasi. 4. Defisiensi pengetahuan b.d penatalaksanaan diet dan proses penyakit. 2.9 Discharge planning untuk penyakit Gastritis 1. Hindari minum alkoholkarena dapat mengiritasi lambung sehingga terjadi inflamasi dan perdarahan 2. Hindari merokok karena dapat menggangu lapisan dinding lambung sehingga lambung lebih mudah mengalami gastritis dan tukak/ulkus. Dan rokok

dapat

meningkatkan

asam

lambung

dan

memperlambat

penyembuhan tukak. 3. Atasi stress sebaik mungkin. 4. Makan makanan yaang kaya buah dan sayur , namun hindri sayur dan buah yang bersifat asam (misal, jeruk, lemon, nanas, tomato, dll) 5. Jangan berbaring setelah makan untuk mnghindari refluks (aliran balik) asam lambung.

10

6. Berolahraga secara teratur untuk membantu mempercepat aliran makan melalui usus 7. Bila perut mudah mengalami kembung (banyak gas) untuk semestara waktu kurangi konsumsi makanan tinggi serat.

11

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS 3.1 Pengkajian 1. Aktivitas / istirahat Gejala : kelemahan, kelelahan Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas) 2. Sirkulasi Gejala : 1. Hipotensi 2. Takikardia, disritmia (hipovolemia/hipoksemia) 3. Kelemahan / nadi perifer lemah 4. Pengisian kapiler lambar/perlahan (vasokontriksi) 5. Warna kulit : pucat, sianosis (tergantung jumlah kehilangan darag) 6. Kelemahan kulit / membran mukosa = berkeringat 3. Integritas ego Gejala : faktor stress akut atau kronis, perasaan tak berdaya Tanda : tanda ansietas 4. Eliminasi Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan gastro interitis atau masalah yang berhubungan dengan GI, misal : lukapeptik / gaster, gastritis. Perubahan pola defekasi / karakteristik fese. Tanda : nyeri tekan abdomen, distensi Bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah perdarahan Feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau terkadang merah cerah, konstipasi dapat terjadi Haluaran urine : kuning, pekat 5. Makanan / cairan Gejala : anoreksia, mual, muntah Masalah menelan : cegukan Nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual/muntah

12

Tanda : muntah, dengan warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa bekuan darah. Membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit buruk(pendarahan kronis) 6. Neurosensi Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan. Status mental : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan, dan koma (tergantung pada volume sirkulasi / oksigenisasi). 7. Nyeri / kenyamanan Gejala : nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri hebat tiba – tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan / distres samar – samar setelah makan banyak. Dan hilang dengan makan (gastritis

akut).

Nyeri

epigastrum

kiri

sampai

tengah

/

atau

menyebarnyamanan / distres samar – samar setelah makan banyak. Dan hilang dengan makan (gastritis akut). Nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar kepunggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida. Tidak ada nyeri Faktor pencetus : makanan, rokok, alkhohol, penggunaan obat – obatan tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik, ibu profen), stressor psikologis. Tanda : wajah berkerut, berhati – hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat, perhatian menyempit. 8. Keamanan Gejala : alergi terhadap obat / sensitifmisal : ASA Tanda : peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar (menunjukkan sirosis / hipertensi portal) 9. Penyuluhan / pembelajaran Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang mengandung ASA, alkhohol, steroid. 3.2 Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan nutrient yang tidak adekuat.

13

2. Kekurangan volume cairan b.d masukan cairan yang tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah. 3. Nyeri akut b.d mukosa lambung teriritasi. 4. Defisiensi pengetahuan b.d penatalaksanaan diet dan proses penyakit. 3.3 Intervensi 1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan nutrient yang tidak adekuat. Tujuan : Nutrisi seimbang sesuai kebutuhan tubuh Kriteria Hasil : BB stabil, nilai laboraturium albumin normal, tidak mual dan muntah, BB dalam batas normal, bising usus normal Intervensi : 1) Kaji intake makanan 2) Timbang BB pasien secara berkala 3) Berikan perawatan oral secara teratur 4) Anjurkan klien makan dengan porsi sedikit tapi sering 5) Berikan makanan dalam keadaan hangat 6) Asukultasi bising usus 7) Kaji makanan yang disukai 8) Anjurkan keluarga untuk membawa makanan yang disukai pasien 9) Kolaborasi dengan tim analis kesehatan untuk pemeriksaan laboraturium ,misal : Hb, Ht, albumin 2. Kekurangan volume cairan b.d masukan cairan yang tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah Tujuan : kekurangan volume cairan dapat teratasi Kriteria Hasil : Membran mukosa lembab, turgor kulit baik (kembali <2 detik, elektrolit kembali normal, TTV stabil/normal, input dan output seimbang. Intervensi : 1) Kaji tanda dan gejala dehidrasi 2) Observasi TTV 3) Monitor intake dan output cairan 4) Anjurkan klien untuk minum + 1 500-2500 ml

14

5) Observasi kulit dan membran mukosa 6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infus 3. Nyeri akut b.d mukosa lambung teriritasi Tujuan : Nyeri berkurang/hilang Kriteria Hasil: Nyeri hilang/terkontrol, pasien tampak rileks dan mampu tidur/istirahat dengan baik, skala nyeri menunjukan angka 0 Intervensi : 1) Kaji Skala nyeri dan lokasi nyeri 2) Observasi TTV 3) Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman 4) Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk mengurangi nyeri 5) Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi 6) Berikan edukasi tentang manajemen nyeri, misal : penyebab nyeri, berapa lama nyeri yang dirasakan, dan teknik untuk mengurangi nyeri tersebut 7) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai dengan indikasi untuk mengurangi nyeri 3.4 Implementasi 1. Diagnosa 1 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan nutrient yang tidak adekuat. Implementasi: 1) Mengkaji intake makanan 2) Menimbang BB pasien secara berkala 3) Memberikan perawatan oral secara teratur 4) Menganjurkan klien makan dengan porsi sedikit tapi sering 5) Memberikan makanan dalam keadaan hangat 6) Mengauskultasi bising usus 7) Mengkaji makanan yang disukai 8) Menganjurkan keluarga untuk membawa makanan yang disukai pasien 9) Berkolaborasi dengan tim analis kesehatan untuk pemeriksaan laboraturium ,misal : Hb, Ht, albumin

15

2. Diagnosa 2 : Kekurangan volume cairan b.d masukan cairan yang tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah Implementasi : 1) Mengkaji tanda dan gejala dehidrasi 2) Mengobservasi TTV 3) Memonitor intake dan output cairan 4) Menganjurkan klien untuk minum + 1 500-2500 ml 5) Mengobservasi kulit dan membran mukosa 6) Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infus 3. Diagnosa 3 : Nyeri akut b.d mukosa lambung teriritasi Implementasi : 1) Mengkaji Skala nyeri dan lokasi nyeri 2) Mengobservasi TTV 3) Memberikan lingkungan yang tenang dan nyaman 4) Mendukung istirahat/tidur yang adekuat untuk mengurangi nyeri 5) Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi 6) Memberikan edukasi tentang manajemen nyeri, misal : penyebab nyeri, berapa lama nyeri yang dirasakan, dan teknik untuk mengurangi nyeri tersebut 7) Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai dengan indikasi untuk mengurangi nyeri 3.5 Evaluasi 1. BB stabil 2. Hasil Laboraturium normal 3. Pasien tampak segar 4. Mual muntah berkurang 5. Mukosa bibir lembab 6. Turgor kulit kembali <2 detik 7. Bising usus normal 8. TTV Normal 9. Pasien tampak rileks 10. Nyeri berkurang/hilang

16

11. Skala nyeri menunjukkan angka 0

17

BAB IV PENUTUP 3.1 Kesimpulan Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung. Gastritis akut berlangsung selama beberapa jam sampai beberapa hari dan sering kali di sebabkan oleh diet yang tidak bijaksana (memakan makanan yang mengiritasi dan sangat berbumbu atau makanan yang terinfeksi). Penyebab lain mencakup penggunaan aspirin secara berlebihan dan penggunaan obat anti inflaasi nonsteroid (NSAID) lain, asupan alkohol yang berlebihan, refluks empedu, dan terapi radiasi. Discharge planning untuk penyakit Gastritis 1) Hindari minum alkoholkarena dapat mengiritasi lambung sehingga terjadi inflamasi dan perdarahan 2) Hindari merokok karena dapat menggangu lapisan dinding lambung sehingga lambung lebih mudah mengalami gastritis dan tukak/ulkus. Dan rokok dapat meningkatkan asam lambung dan memperlambat penyembuhan tukak. 3) Atasi stress sebaik mungkin. 3.2 Saran Sebelum menentukan materi sebaiknya meengetahui apa saja isi dari materi tersebut. Serta ketahui terlebih dahulu summber materi tersebut dengan jelas agar nantinya akan mudah di pahami oleh pembaca serta materi dapat di terima dengan baik oleh pembaca .

18

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka

19

20

Related Documents

Askep Teori Dhf.docx
June 2020 5
Teori
October 2019 61
Teori
May 2020 46
Teori
June 2020 35

More Documents from ""