Dokumen.tips_lp-dan-askep-teori-meningitis.doc

  • Uploaded by: Sigit Nabaru
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dokumen.tips_lp-dan-askep-teori-meningitis.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 4,425
  • Pages: 29
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN “MENINGITIS”

TINGKAT II.2 KELOMPOK 3 1.

Putu Ayu Sintya Sandrina

(P07120012043)

2.

Febi Pramita Lestari

(P07120012048

3.

Ni Kadek Rina Sumawati

(P07120012054)

4.

I Ketut Jepri Prasetyadana

(P07120012059)

5.

Ni Kadek Aprilia Listiani

(P07120012064)

6.

I Putu Adi Indra Permana

(P07120012070)

7.

I Gusti Ngurah Putu Jaya Antara

(P07120012075)

8.

Ni Made Risma Dian Utami

(P07120012080)

JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR TAHUN AJARAN 2014

LAPORAN PENDAHULUAN MENINGITIS A. Pengertian Meningitis merupakan inflamasi yang terjadi pada lapisan arahnoid dan piamatter di otak serta spinal cord. Inflamasi ini lebih sering disebabkan oleh bakteri dan virus meskipun penyebab lainnya seperti jamur dan protozoa juga terjadi. (Donna D.,1999). Meningitis adalah suatu peradangan pada selaput otak mengenai sebagian atau seluruh selaput otak (meningen) yang melapisi otak dan medula spinalis ditandai dengan adanya sel darah putih cairan serebrospinal. (Suriadi : 2001 : 201). Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat. (Suriadi & Rita Yuliani, 2001). B. Etiologi 1. Bacterial meningitis (meningitis karena bakteri) Acute bacterial meningitis biasanya terjadi ketika bakteri masuk ke dalam aliran darah dan berpindah ke otak dan tulang belakang. Meningitis ini dapat pula terjadi ketika bakteri secara langsung menyerang membran akibat dari infeksi telinga, sinus atau kerusakan tengkorak. Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan acute bacterial meningitis secara umum antara lain: a. Streptococcus pneumonia (pneumococcus). Bakteri ini paling umum menyebabkan meningitis pada bayi, anak-anak dan orang dewasa. Jenis bakteri ini juga yang bisa menyebabkan infeksi pneumonia, telinga dan rongga hidung (sinus). b. Neisseria meningitidis (meningococcus). Bakteri ini merupakan penyebab kedua terbanyak setelah Streptococcus pneumoniae. Meningitis ini umumnya terjadi ketika bakteri dari infeksi saluran pernapasan atas masuk ke dalam peredaran darah. Infeksi ini bersifat sangat menular. c. Haemophilus influenzae (haemophilus). Sebelum tahun 1990an, bakteri haemophilus influenzae tipe b (Hib) menjadi penyebab utama meningitis akibat bakteri pada anak-anak. Pemberian vaksin Hib telah membuktikan terjadinya angka penurunan pada kasus meningitis yang disebabkan bakteri

jenis ini. Meningitis jenis ini terjadi cenderung berasal dari infeksi saluran pernapasan atas, infeksi telinga atau sinusitis. 2. Viral meningitis (meningitis akibat virus) Tipe dari meningitis ini sering disebut aseptic meningitis. Viral meningitis biasanya ringan dan sering hilang dengan sendirinya dalam dua minggu. Ini biasanya disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti : campak, mumps, herpes simplek dan herpes zoster. Eksudat yang biasanya terjadi pada meningitis bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak ditemukan organisme pada kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada seluruh kortek serebri dan lapisan otak. Mekanisme atau respon dari jaringan otak terhadap virus bervariasi tergantung pada jenis sel yang terlibat. 3. Chronic meningitis Bentuk meningitis kronis terjadi ketika organisme menyerang membran dan cairan disekitar otak. Meskipun meningitis akut menyerang secara tiba-tiba, meningitis kronis berkembang dalam dua minggu atau lebih. Tanda dan gejala meningitis kronis serupa dengan meningitis akut. Meningitis jenis ini langka. 4. Fungal meningitis (meningitis akibat jamur) Meningitis jenis ini relatif tidak biasa dan menyebabkan meningitis kronis. Dapat menyerupai acute bacterial meningitis. Cryptococcal meningitis adalah bentuk umum dari infeksi jamur yang mempengaruhi sistem saraf pusat pada mereka yang mengalami penurunan sistem imun, seperti AIDS. Dapat mengancam jiwa jika tidak segera diobati. Gejala klinisnya bervariasi tergantung dari sistem kekebalan tubuh yang akan berefek pada respon inflamasi. Respon inflamasi yang ditimbulkan pada klien dengan menurunnya sistem imun antara lain: demam atau tidak demam, sakit kepala, mual, muntah dan menurunnya status mental. C. Patofisiologi Kuman-kuman masuk ke dalam susunan saraf pusat secara hematogen / langsung menyebar di nasofaring, paru-paru (pneumonia, bronkopneumonia) dan jantung (endokarditis), selain itu per kontinuitatum di peradangan organ / jaringan di dekat selaput otak misalnya abses otak, otitis media, martoiditis dan trombosis, sinus kavernosus. Invasi kuman (meningokok, pneumokok, hemofilus influenza,

streptokok) ke dalam ruang subaraknoid menyebabkan reaksi radang pada pia dan araknoid, CSS dan sistem ventrikulus. Mula-mula pembuluh darah meningeal yang kecil dan sedang mengalami hiperemi, dalam waktu yang sangat singkat terjadi penyebaran sel-sel leukosit polimorfonuklear ke dalam ruang subaraknoid, kemudian terbentuk eksudat. Dalam beberapa hari terjadi pembentukan limfosit dan histiosit dan dalam minggu ke – 2 sel-sel plasma. Eksudat terbentuk dan terdiri dari dua lapisan, yaitu bagian luar mengandung leukosit, polimorfonuklear dan fibrin sedangkan di lapisan dalam terdapat makrofag. Peradangan menyebabkan cairan cerebrospinal meningkat sehingga terjadi obstruksi, selanjutnya

terjadi

hydrocephalus

dan peningkatan

intrakranial.

Organisme masuk melalui sel darah merah, dapat melalui trauma penetrasi, prosedur pembedahan, atau kelainan sistem saraf pusat. Efek patologis yang terjadi adalah hiperemia meningens, edema jaringan otak, eksudasi. Proses radang selain pada arteri juga terjadi pada vena-vena di korteks dan dapat menyebabkan trombosis, infark otak, edema otak dan degenerasi neuron-neuron. Dengan demikian meningitis dapat dianggap sebagai ensefalitis superfisial. Trombosis serta organisasi eksudat perineural yang fibrino – purulen menyebabkan kelainan nervi kraniales (Nn. III, IV, VI, VII, & VIII). Organisasi di ruang subaraknoid superfisial dapat menghambat aliran dan absorbsi CSS sehingga mengakibatkan hidrosefalus komunikans. Mikroorganisme penyebab dapat masuk mencapai membran meningen dengan berbagai cara antara lain : - Hematogen atau limpatik - Perkontuinitatum - Retograd melalui saraf perifer - Langsung masuk cairan serebrospinal Efek peradangan tersebut dapat mengenai lapisan meningen dan ruang-ruang yang berada diantara lapisan. Tidak jarang pula infeksi mengenai jaringan otak. Kondisi ini disebut meningo-encephalitis. Efek patologis yang terjadi antara lain : - Hyperemia Meningens - Edema jaringan otak - Eksudasi Perubahan-perubahan tersebut akan memberikan dampak terhadap peningkatan tekanan intra kranial dan hydrocephalus (pada anak-anak). Hydrocephalus terjadi

bila eksudat (lebih sering terjadi pada infeksi bakteri) menyumbat sirkulasi cairan cerebrospinal juga eksudat tadi dapat menetap di jaringan otak dan menyebabkan abses otak.

PATHWAY

D. Manifestasi Klinis

1. Tanda dan gejala meningitis secara umum : a. Aktivitas/istirahat ; Malaise, aktivitas terbatas, ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter, kelemahan, hipotonia. b. Sirkulasi ; Riwayat endokarditis, abses otak, TD ↑, nadi ↓, tekanan nadi berat, takikardi dan disritmia pada fase akut. c. Eliminasi ; Adanya inkontinensia atau retensi urin. d. Makanan/cairan ; Anorexia, kesulitan menelan, muntah, turgor kulit jelek, mukosa kering. e. Higiene ; Tidak mampu merawat diri. f. Neurosensori ; Sakit kepala, parsetesia, kehilangan sensasi, “Hiperalgesia” meningkatnya rasa nyeri, kejang, gangguan oenglihatan, diplopia, fotofobia, ketulian, halusinasi penciuman, kehilangan memori, sulit mengambil keputusan, afasia, pupil anisokor, hemiparese, hemiplegia, tanda ”Brudzinski” positif, rigiditas nukal, refleks babinski posistif, refkleks abdominal menurun, refleks kremasterik hilang pada laki-laki. g. Nyeri/kenyamanan ; Sakit kepala hebat, kaku kuduk, nyeri gerakan okuler, fotosensitivitas, nyeri tenggorokan, gelisah, mengaduh/mengeluh. h. Pernafasan ; Riwayat infeksi sinus atau paru, nafas ↑, letargi dan gelisah. i. Keamanan ; Riwayat mastoiditis, otitis media, sinusitis, infeksi pelvis, abdomen atau kulit, pungsi lumbal, pembedahan, fraktur cranial, anemia sel sabit, imunisasi yang baru berlangsung, campak, chiken pox, herpes simpleks. Demam, diaforesios, menggigil, rash, gangguan sensasi. j. Penyuluhan/pembelajaran ; Riwayat hipersensitif terhadap obat, penyakit kronis, diabetes mellitus. 2. Tanda dan gejala meningitis secara khusus : a. Anak dan Remaja 1) Demam 2) Mengigil 3) Sakit kepala 4) Muntah 5) Perubahan pada sensori 6) Kejang (seringkali merupakan tanda-tanda awal) 7) Peka rangsang 8) Agitasi 9) Dapat terjadi: Fotophobia (apabila cahaya diarahkan pada mata pasien (adanya disfungsi pada saraf III, IV, dan VI), Delirium, Halusinasi, perilaku agresi, mengantuk, stupor, koma.

b. Bayi dan Anak Kecil ; Gambaran klasik jarang terlihat pada anak-anak usia 3 bulan dan 2 tahun. 1) Demam 2) Muntah 3) Peka rangsang yang nyata 4) Sering kejang (sering kali disertai menangis dengan nada tinggi) 5) Fontanel menonjol. c. Neonatus : 1) Tanda-tanda spesifik : Secara khusus sulit untuk didiagnosa serta manifestasi tidak jelas dan spesifik tetapi mulai terlihat berperilaku buruk dalam beberapa hari, seperti a) Menolak untuk makan. b)Kemampuan menghisap menurun. c) Muntah atau diare d)Tonus buruk e) Kurang gerakan. f) Menangis buruk. g)Leher biasanya lemas. 2) Tanda-tanda non-spesifik : a) Hipothermia atau demam b) Peka rangsang. c) Mengantuk. d) Kejang. e) Ketidakteraturan pernafasan atau apnea. f) Sianosis. g) Penurunan berat badan. E.

Penatalaksanaan Medis 1. Farmakologis a. Obat anti inflamasi : 1) Meningitis tuberkulosa 2) Isoniazid 10 – 20 mg/kg/24 jam oral, 2 kali sehari maksimal 500 gr selama 1 ½ tahun. 3) Rifamfisin 10 – 15 mg/kg/ 24 jam oral, 1 kali sehari selama 1 tahun. 4) Streptomisin sulfat 20 – 40 mg/kg/24 jam sampai 1 minggu, 1 – 2 kali sehari, selama 3 bulan. b. Meningitis bacterial, umur < 2 bulan 1) Sefalosporin generasi ke 3. 2) ampisilina 150 – 200 mg (400 gr)/kg/24 jam IV, 4 – 6 kali sehari. 3) Koloramfenikol 50 mg/kg/24 jam IV 4 kali sehari. 4) Meningitis bacterial, umur > 2 bulan a) Ampisilina 150-200 mg (400 mg)/kg/24 jam IV 4-6 kali sehari. b) Sefalosforin generasi ke 3. c. Pengobatan simtomatis :

1) Diazepam IV : 0.2 – 0.5 mg/kg/dosis, atau rectal 0.4 – 0.6/mg/kg/dosis kemudian klien dilanjutkan dengan. 2) Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 kali sehari. 3) Turunkan panas a) Antipiretika : parasetamol atau salisilat 10 mg/kg/dosis. b) Kompres air PAM atau es. d. Pengobatan suportif : 1) Cairan intravena. 2. Perawatan a. Pada waktu kejang : 1) Longgarkan pakaian, bila perlu dibuka. 2) Hisap lender. 3) Kosongkan lambung untuk menghindari muntah dan aspirasi. 4) Hindarkan penderita dari rodapaksa (misalnya jatuh). b. Bila penderita tidak sadar lama : 1) Beri makanan melalui sonda 2) Cegah dekubitus dan pnemunia ortostatik dengan merubah posisi penderita sesering mungkin 3) Cegah kekeringan kornea dengan boor water atau saleb antibiotika c. Pada inkontinensia urine lakukan katerisasi, dan jika ada inkontinensia alvi lakukan lavement. d. Pemantauan ketat : 1) Tekanan darah 2) Respirasi 3) Nadi 4) Produksi air kemih 5) Faal hemostasis untuk mengetahui secara dini adanya DC. 3. Terapi Anti Mikroba a. Antibiotika : Ampisilin/IV, 400 mg/kg BB/hari. b. Khloramfenikol, 100 mg/kgBB/hari. c. Mempertahankan hidrasi optimal dengan pemberian cairan Dorrow glukosa secara intravena dengan kekuatan tetesan : 1) 50 cc/jam/diatas 20 kg BB 2) 25 cc/jam/5-20 kg BB, dan 3) 10 cc/jam/kurang dari 25 kg BB 4) Mencegah dan mengobati komplikasi. 5) Mengontrol kejang : Pemberian terapi anti epilepsi ; a) Natrium fenobarbital/parenteral dengan dosis awal 7 mg/kg BB b) Difenilhidantoin /IV, 5mg/kgBB/hari c) Diazepam(valium)/IV, 0,5 mg/kgBB. d. Mengurangi meningkatnya tekanan intra kranial. e. Mengontrol suhu badan. F. Komplikasi

Komplikasi serius, mulai dari kerusakan saraf permanen, kerusakan otak, gagal ginjal, syok, hingga kematian. Sebaliknya, penanganan yang cepat dan tepat akan memperbesar potensi kesembuhan. Komplikasi lain yang dapat ditimbulkan antara lain : 1. Hidrosefalus obstruktif 2. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia) 3. Sindrome water-friderichen (septik syok DIC,perdarahan adrenal bilateral) 4. SIADH (Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone ) 5. Efusi subdural 6. Kejang 7. Edema dan herniasi serebral 8. Cerebral palsy 9. Gangguan mental 10. Gangguan belajar 11. Attention deficit disorder 12. Abses otak 13. Koma 14. Kehilangan fungsi saraf 15. Kehilangan pendengaran dan penglihatan 16. Syok 17. KID (Kongesti Intravaskuler Diseminata) 18. Henti nafas 19. Kematian

Asuhan Keperawatan Meningitis

A. Pengkajian (riw kes, px fisik, px diagnostic) 1. Riwayat Kesehatan a. Aktivitas Gejala : Perasaan tidak enak (malaise). Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter. b. Sirkulasi Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis dan PJK. Tanda :

tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat, taikardi, disritmia. c. Eliminasi Tanda : Inkontinensi dan atau retensi. d. Makanan/cairan Gejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan. Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek dan membran mukosa kering. e. Higiene Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri. Neurosensori Gejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan yang terkena, kehilangan sensasi, hiperalgesia, kejang, diplopia, fotofobia, ketulian dan halusinasi penciuman. Tanda : letargi sampai kebingungan berat hingga koma, delusi dan halusinasi, kehilangan memori, afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejang umum/lokal, hemiparese, tanda brudzinki positif dan atau kernig positif, rigiditas nukal, babinski positif,reflek abdominal menurun dan reflek kremastetik hilang pada laki-laki Nyeri/keamanan Gejala : sakit kepala(berdenyut hebat, frontal). Tanda : gelisah, menangis. Pernafasan Gejala : riwayat infeksi sinus atau paru. Tanda : peningkatan kerja pernafasan. 2. Pemeriksaan fisik a. Kepala dan leher : Ubun-ubun besar dan menonjol, strabismus dan nistagmus (gerakan bola mata capat tanpa disengaja, diluar kemauan), pada wajah ptiachiae, lesi purpura, bibir kering,sianosis serta kaku kuduk. b. Thorak / dada : Bentuk simetris, pernafasan tachipnea, bila koma pernafasan cheyne stokes, adanya tarikan otot-otot pernafasan, jantung S1-S2. c. Abdomen : Turgor kulit menurun, peristaltik usus menurun. d. Ekstremitas : pada kulit ptiachiae, lesi purpura dan ekimosis, reflek Bruzinsky dan tanda Kernig positif, tanda hemiparesis. e. Genetalia : Inkontinensia uria pada stadium lanjut. 3. Pemeriksaan diagnostik

a. Analisis CSS dari fungsi lumbal : 1) Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap beberapa jenis bakteri 2) Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus biasanya dengan prosedur khusus 3) Glukosa serum : meningkat ( meningitis ) 4) LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri ) 5) Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil ( infeksi bakteri ) 6) Elektrolit darah : Abnormal. 7) ESR/LED : meningkat pada meningitis 8) Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi 9) MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor 10) Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial. B. Diagnosa 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d disfungsi neuromuskuler. 2. Pola nafas tidak efektif b/d disfungsi neuromuskuler 3. Ketidakefektifan perfusi jaringan b/d penurunan aliran darah vena arteri 4. Hipertermi b/d proses penyakit 5. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan secara aktif, kurangnya intake cairan 6. Risiko injury b/d kejang tonik klonik, disorientasi 7. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual, muntah, anoreksia

C. Perencanaan

N

Diagnosa

o

keperawatan

1

Bersihan jalan nafas

Tujuan dan Kriteria Hasil

NOC :

Intervensi

NIC :

tidak efektif b/d disfungsi

Kriteria Hasil :

1. Airway suction

neuromuskuler.

- Mendemonstrasikan

Pastikan kebutuhan oral /

batuk efektif dan suara

tracheal suctioning

Definisi :

nafas yang bersih, tidak -

Auskultasi suara nafas

- Ketidakmampuan

ada

sebelum

sianosis

dan

dan

sesudah

untuk

dyspneu

(mampu

suctioning.

membersihkan

mengeluarkan

sputum, -

Informasikan pada klien

sekresi atau

mampu bernafas dengan

dan

obstruksi dari

mudah, tidak ada pursed

suctioning

saluran pernafasan

lips)

untuk

-

- Menunjukkan

jalan

keluarga

Minta klien nafas dalam sebelum

suction

mempertahankan

nafas yang paten (klien

dilakukan.

kebersihan jalan

tidak merasa tercekik, -

Berikan

nafas.

irama nafas, frekuensi

menggunakan

pernafasan

untuk

dalam

tentang

O2

dengan nasal

memfasilitasi

Batasan Karakteristik

rentang normal, tidak

suksion nasotrakeal

:

ada

Gunakan alat yang steril

- Dispneu,

abnormal)

Penurunan suara nafAS

suara

nafas -

sitiap

- Mampu

melakukan

tindakan

mengidentifikasikan dan -

Anjurkan pasien untuk

- Orthopneu

mencegah factor yang

istirahat dan napas dalam

- Cyanosis

dapat menghambat jalan

setelah

- Kelainan suara

nafas

dikeluarkan

nafas (rales, wheezing) - Kesulitan berbicara

kateter dari

nasotrakeal -

Monitor status oksigen pasien

- Batuk, tidak

-

Ajarkan

keluarga

efekotif atau tidak

bagaimana

ada

melakukan suksion

- Mata melebar

-

cara

Hentikan

suksion

dan

- Produksi sputum

berikan oksigen apabila

- Gelisah

pasien

- Perubahan

bradikardi,

frekuensi dan

menunjukkan peningkatan

saturasi O2, dll.

irama nafas 2. Airway Management Faktor-faktor yang

-

Buka

jalan

nafas,

berhubungan:

guanakan teknik chin lift

1. Lingkungan :

atau jaw thrust bila perlu

merokok,

-

menghirup asap rokok, perokok

Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

-

Identifikasi

pasien

pasif-POK,

perlunya

infeksi

alat jalan nafas buatan

2. Fisiologis : disfungsi

-

Pasang mayo bila perlu

-

Lakukan fisioterapi dada

neuromuskular, hiperplasia

jika perlu -

dinding bronkus, alergi jalan nafas,

pemasangan

Keluarkan sekret dengan batuk atau suction

-

Auskultasi suara nafas,

asma. Obstruksi

catat

jalan nafas :

tambahan

spasme jalan

-

nafas, sekresi tertahan,

Lakukan

suction

suara pada

mayo -

banyaknya mukus, adanya jalan nafas

adanya

Berikan

bronkodilator

bila perlu -

Berikan pelembab udara

buatan, sekresi

Kassa

bronkus, adanya

Lembab

eksudat di

-

basah

Atur intake untuk cairan

alveolus, adanya

mengoptimalkan

benda asing di

keseimbangan

jalan nafas.

-

NaCl

Monitor

respirasi

dan

status O2 2

Pola nafas tidak

NOC :

NIC :

efektif b/d disfungsi  neuromuskuler

Airway Management

Kriteria Hasil : -

Mendemonstrasikan

-

batuk efektif dan suara

guanakan teknik chin lift

nafas yang bersih, tidak ada

sianosis

dyspneu

dan

atau jaw thrust bila perlu -

(mampu

mengeluarkan sputum, mampu

-

Menunjukkan

jalan

-

Pasang mayo bila perlu

-

Lakukan fisioterapi dada jika perlu

-

irama nafas, frekuensi pernafasan

dalam

suara

-

-

Tanda

Tanda

-

(tekanan darah, nadi,

adanya

suara

tambahan

vital

dalam rentang normal

Auskultasi suara nafas, catat

nafas

abnormal)

Keluarkan sekret dengan batuk atau suction

rentang normal, tidak ada

pasien

jalan nafas buatan

nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik,

Identifikasi

perlunya pemasangan alat

dengan mudah, tidak -

Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

bernafas

ada pursed lips)

Buka jalan nafas,

Lakukan

suction

pada

mayo -

Kolaborasikan pemberian bronkodilator bila perlu

pernafasan)

-

Berikan pelembab udara Kassa

basah

NaCl

Lembab -

Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.

-

Monitor

respirasi

dan

status O2 Oxygen Therapy -

Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea

-

Pertahankan jalan nafas yang paten

-

Atur peralatan oksigenasi

-

Monitor aliran oksigen

-

Pertahankan posisi pasien

-

Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi

-

Monitor

adanya

kecemasan

pasien

terhadap oksigenasi Vital sign Monitoring -

Monitor

TD,

nadi,

suhu, dan RR -

Catat

adanya

fluktuasi tekanan darah -

Monitor

VS

saat

pasien berbaring, duduk,

atau berdiri -

Auskultasi TD pada kedua

lengan

dan

bandingkan -

Monitor

TD,

nadi,

RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas -

Monitor kualitas dari nadi

-

Monitor

frekuensi

dan irama pernapasan -

Monitor suara paru

-

Monitor

pola

pernapasan abnormal -

Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit

-

Monitor

sianosis

perifer -

Monitor cushing nadi

adanya

triad yang

bradikardi,

(tekanan melebar,

peningkatan

sistolik) -

Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

3

Ketidakefektifan

NOC :

Peripheral Sensation

perfusi jaringan b/d

Management (Manajemen

penurunan aliran

Kriteria Hasil :

sensasi perifer)

darah vena arteri

mendemonstrasikan status

-

Monitor adanya daerah

sirkulasi yang ditandai

tertentu yang hanya peka

dengan :

terhadap

- Tekanan systole

panas/dingin/tajam/tump

dandiastole dalam rentang yang diharapkan - Tidak ada

ul -

Monitor adanya paretese

-

Instruksikan keluarga

ortostatikhipertensi

untuk mengobservasi

- Tidk ada tanda tanda

kulit jika ada lsi atau

peningkatan tekanan intrakranial (tidak lebih

laserasi -

dari 15 mmHg) - mendemonstrasikan

Gunakan sarun tangan untuk proteksi

-

Batasi gerakan pada

kemampuan kognitif

kepala, leher dan

yang ditandai dengan:

punggung

- berkomunikasi dengan

-

jelas dan sesuai dengan kemampuan

BAB -

- menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi

dengan benar - menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh : tingkat kesadaran mambaik, tidak ada gerakan gerakan involunter

Kolaborasi pemberian analgetik

-

- memproses informasi - membuat keputusan

Monitor kemampuan

Monitor adanya tromboplebitis

-

Diskusikan menganai penyebab perubahan sensasi

4

Hipertermi b/d proses

NOC : Thermoregulation

NIC :

penyakit

Kriteria Hasil :

Fever treatment

Definisi : suhu tubuh naik diatas rentang

rentang normal -

normal - Batasan Karakteristik: - kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal - serangan atau konvulsi (kejang)

Suhu tubuh dalam

- Monitor

suhu

sesering

mungkin

Nadi dan RR dalam

- Monitor IWL

rentang normal

- Monitor warna dan suhu

Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa nyaman

kulit - Monitor tekanan darah, nadi dan RR - Monitor

penurunan

tingkat kesadaran - Monitor WBC, Hb, dan Hct - Monitor intake dan output

- kulit kemerahan

- Berikan anti piretik

- pertambahan RR

- Berikan

pengobatan

- takikardi

untuk

mengatasi

- saat disentuh

penyebab demam

tangan terasa

- Selimuti pasien

hangat

- Lakukan tapid sponge - Berikan cairan intravena

- Faktor faktor yang berhubungan : - penyakit/ trauma - peningkatan metabolisme - aktivitas yang berlebih

- Kompres

pasien

pada

lipat paha dan aksila - Tingkatkan

sirkulasi

udara - Berikan

pengobatan

untuk

mencegah

terjadinya menggigil

- pengaruh medikasi/anastesi

Temperature regulation

- ketidakmampuan/p enurunan kemampuan untuk berkeringat - terpapar dilingkungan panas - dehidrasi - -

pakaian

yang tidak tepat

- Monitor suhu minimal tiap 2 jam - Rencanakan

monitoring

suhu secara kontinyu - Monitor TD, nadi, dan RR - Monitor warna dan suhu kulit - Monitor

tanda-tanda

hipertermi dan hipotermi - Tingkatkan intake cairan dan nutrisi - Selimuti

pasien

mencegah

untuk

hilangnya

kehangatan tubuh - Ajarkan pada pasien cara mencegah

keletihan

akibat panas - Diskusikan

tentang

pentingnya

pengaturan

suhu dan kemungkinan efek

negatif

dari

kedinginan - Beritahukan indikasi

tentang terjadinya

keletihan dan penanganan emergency

yang

diperlukan - Ajarkan

indikasi

hipotermi penanganan

dari dan yang

diperlukan - Berikan anti piretik jika perlu Vital sign Monitoring - Monitor TD, nadi, suhu, dan RR - Catat

adanya

fluktuasi

tekanan darah - Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri - Auskultasi kedua

TD

pada

lengan

dan

bandingkan - Monitor TD, nadi, RR, sebelum,

selama,

dan

setelah aktivitas - Monitor kualitas dari nadi - Monitor

frekuensi

dan

irama pernapasan - Monitor suara paru - Monitor pola pernapasan abnormal - Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit - Monitor sianosis perifer - Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar,

bradikardi,

peningkatan sistolik)

- Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

5

Defisit volume cairan

NOC:

- Fluid management

b/d kehilangan cairan

- Timbang popok/pembalut

secara aktif,

Kriteria Hasil :

kurangnya intake

- Mempertahankan

cairan Definisi : Penurunan cairan intravaskuler,

jika diperlukan urine

- Pertahankan

catatan

output sesuai dengan usia

intake dan output yang

dan BB, BJ urine normal,

akurat

HT normal - Tekanan

- Monitor darah,

nadi,

status

hidrasi

( kelembaban membran

interstisial, dan/atau

suhu tubuh dalam batas

mukosa,

intrasellular. Ini

normal

tekanan darah ortostatik ),

mengarah ke

- Tidak ada tanda tanda

dehidrasi, kehilangan

dehidrasi,

cairan dengan

turgor

pengeluaran sodium

membran

- Batasan Karakteristik :

Elastisitas kulit

baik, mukosa

nadi

adekuat,

jika diperlukan - Monitor vital sign - Monitor

masukan

makanan / cairan dan

lembab, tidak ada rasa

hitung

haus yang berlebihan

harian

intake

kalori

- Lakukan terapi IV

- Kelemahan

- Monitor status nutrisi

- Haus

- Berikan cairan

- Penurunan turgor

- Berikan cairan IV pada

kulit/lidah - Membran mukosa/kulit kering - Peningkatan denyut nadi,

suhu ruangan - Dorong masukan oral - Berikan

penggantian

nesogatrik sesuai output - Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

penurunan tekanan

- Tawarkan snack ( jus

darah, penurunan

buah, buah segar )

volume/tekanan

- Kolaborasi

nadi

tanda

- Pengisian vena

dokter

cairan

jika

berlebih

muncul meburuk

menurun

- Atur

- Perubahan status

kemungkinan

tranfusi

mental

- Persiapan untuk tranfusi

- Konsentrasi urine meningkat - Temperatur tubuh meningkat - Hematokrit meninggi - Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada third spacing) - Faktor-faktor yang berhubungan: - Kehilangan volume cairan secara aktif - Kegagalan mekanisme pengaturan 6

Risiko injury b/d

NOC : Risk Kontrol

- NIC

kejang tonik klonik, disorientasi

:

Environment

Management Kriteria Hasil : - Klien

terbebas

(Manajemen dari

lingkungan)

cedera

- Sediakan

- Klien

mampu

menjelaskan

lingkungan

yang aman untuk pasien - Identifikasi

kebutuhan

cara/metode

keamanan pasien, sesuai

untukmencegah

dengan kondisi fisik dan

injury/cedera

fungsi kognitif

- Klien menjelaskan

mampu

dan

riwayat

terdahulu pasien

dari

- Menghindarkan

lingkungan/perilaku

lingkungan

personal

berbahaya

- Mampumemodifikasi hidup

untukmencegah injury - Menggunakan

fasilitas

kesehatan yang ada - Mampu perubahan kesehatan

penyakit

factor

resiko

gaya

pasien

mengenali status

yang (misalnya

memindahkan perabotan) - Memasang

side

rail

tempat tidur - Menyediakan

tempat

tidur yang nyaman dan bersih - Menempatkan lampu

saklar

ditempat

yang

mudah dijangkau pasien. - Membatasi pengunjung - Memberikan penerangan yang cukup - Menganjurkan

keluarga

untuk menemani pasien. - Mengontrol

lingkungan

dari kebisingan - Memindahkan barang

yang

barangdapat

membahayakan - Berikan penjelasan pada

pasien dan keluarga atau pengunjung

adanya

perubahan

status

kesehatan dan penyebab penyakit.

7

Ketidakseimbangan

NOC :

nutrisi kurang dari

- Kaji

kebutuhan tubuh b/d

Kriteria Hasil :

mual, muntah,

-

anoreksia - Definisi : Intake

-

Adanya peningkatan

-

karakteristik : - Berat badan 20 %

Berat badan ideal

yang dibutuhkan pasien.

Mampu

- Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe - Anjurkan pasien untuk

mengidentifikasi

meningkatkan protein dan

kebutuhan nutrisi

vitamin C

Tidak ada tanda tanda

- Berikan substansi gula

malnutrisi

- Yakinkan

diet

yang

Tidak terjadi penurunan

dimakan

atau lebih di

berat badan yang

tinggi

bawah ideal

berarti

mencegah konstipasi

- Dilaporkan adanya

-

- Kolaborasi dengan ahli jumlah kalori dan nutrisi

badan

- Batasan

makanan

dengan tujuan

untuk keperluan tubuh.

alergi

gizi untuk menentukan

sesuai dengan tinggi -

adanya

berat badan sesuai

nutrisi tidak cukup metabolisme

Nutrition Management

mengandung serat

- Berikan makanan yang

intake makanan

terpilih

yang kurang dari

dikonsultasikan

RDA

ahli gizi)

(Recomended Daily Allowance) - Membran mukosa

untuk

- Ajarkan bagaimana

(

sudah dengan pasien membuat

catatan makanan harian.

dan konjungtiva pucat - Kelemahan otot yang digunakan untuk

- Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori - Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi - Kaji kemampuan pasien

menelan/menguny

untuk

mendapatkan

ah

nutrisi yang dibutuhkan

- Luka, inflamasi pada rongga mulut - Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan

Nutrition Monitoring - BB pasien dalam batas normal - Monitor

penurunan berat badan - Monitor tipe dan jumlah

- Dilaporkan atau

aktivitas

fakta adanya

dilakukan

kekurangan makanan - Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa - Perasaan

adanya

yang

biasa

- Monitor interaksi anak atau

orangtua

selama

makan - Monitor

lingkungan

selama makan - Jadwalkan

pengobatan

ketidakmampuan

dan tindakan tidak selama

untuk mengunyah

jam makan

makanan

- Monitor kulit kering dan

- Miskonsepsi

perubahan pigmentasi

- Kehilangan BB dengan makanan cukup - Keengganan untuk makan

- Monitor turgor kulit - Monitor rambut

kekeringan, kusam,

dan

mudah patah - Monitor mual dan muntah

- Kram pada abdomen - Tonus otot jelek - Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi - Kurang berminat terhadap makanan

- Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht - Monitor

makanan

kesukaan - Monitor

pertumbuhan

dan perkembangan - Monitor

pucat,

- Pembuluh darah

kemerahan,

dan

kapiler mulai

kekeringan

jaringan

rapuh

konjungtiva

- Diare dan atau steatorrhea - Kehilangan

- Monitor kalori dan intake nuntrisi - Catat

adanya

edema,

rambut yang

hiperemik,

cukup banyak

papila lidah dan cavitas

(rontok)

oral.

- Suara usus hiperaktif - Kurangnya informasi, misinformasi Faktor-faktor yang berhubungan : - Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zatzat gizi

hipertonik

- Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.

D. Pelaksanaan Pelaksanaan disesuaikan dengan intervensi yang telah direncanakan. E. Evaluasi a. Jalan nafas bersih dan efektif b. Pola nafas efektif c. Perfusi jaringan efektif ditandai dengan tekanan darah pasien stabil (sistol : d. e. f. g.

120 mmHg – 130 mmHg, diastol: 80 mmHg – 90 mmHg) Suhu tubuh pasien dalam keadaan normal (360 C – 37,50 C) Intake dan output cairan seimbang Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain. Kebutuhan nutrisi terpenuhi ditandai dengan lingkar lengan bertambah dan turgor kulit elastic

DAFTAR PUSTAKA Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakara:EGC Nanda

NIC-NOC.2013.Aplikasi

Asuhan

Keperawatan

Berdasarkan

Diagnosa.Jakarta:EGC Anugerah.1995.Pathofisiologi

Konsep

Klinis

Proses-Proses

Penyakit,

Edisi

Kedua,Jakarta:EGC Anonim.2011.Makalah

Askep

Meningitis.

(dalam

http://makalahaskepmeningitis.blogspot.com/ http://hxmahmusyarofah.blogspot.com/2011/12/meningitis.html) diakses pada Senin, 3 Maret 2014 pukul 09.13 WITA Pratiwi.2011.Laporan

Pendahuluan

Meningitis

(http://tiwicubby.blogspot.com/2011/03/laporan-pendahuluan-meningitis.html) pada Senin 3 Maret 2014 pukul 09.14 WITA Chandra, Agastya.2010.Laporan Pendahuluan

Meningitis

(http://wadung.wordpress.com/2010/03/22/laporan-pendahuluan-meningitis/) pada Senin, 3 Maret 2014 pukul 09.13 WITA

dalam diakses dalam diakses

More Documents from "Sigit Nabaru"