Askep Mioma Fix Print.docx

  • Uploaded by: Zihan virananda
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askep Mioma Fix Print.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,456
  • Pages: 38
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. N DENGAN MIOMA UTERI DI RUANG KENARI RS PELNI JAKARTA

Disusun Oleh : 1.

Ahmad Junaidi

11.Anastasya Kris ti

Indriani 2.

Anda Asrianti

12.Indra Subiyant o

3.

Chitra fitriani

13.Milda Aidah

4.

Hanifah

14.Nadia Suhanisa

5.

Kurnia isti ramad ha ni

6.

Nabila fauziah

7.

Nadia nur kamila

15.Viryal gaidah 16.Sahdati Amalia 17.Salzabila

Firdausiah 8.

Rohimah

18.Qori Ismawati

9.

Abidah

19.Zihan Dwi Vira na nda

10. Fuad

AKADEMI KEPERAWATAN PELNI JAKARTA TAHUN 2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat meneyelesaikan makalah ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny. N dengan Mioma Uteri di Ruang Kenari Rumah Sakit Pelni Jakarta.“ Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan tetapi berkat bimbingan dan pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Dr. dr. Fathema Djan Rachmat.,Sp.B.,Sp.BTKV(K).,M.P.H.(MMR), Direktur Utama Rumah Sakit Pelni Jakarta 2. Ahmad Samdani.,SKM, Ketua Yayasan Samudra APTA 3. Buntar Handayani, S.Kp.,M.Kep.MM, Direktur Akademi Keperawatan Pelni Jakarta 4. Suhatridjas, Dra., S.Kep.,MKM sebagai Dosen Pembimbing di Ruang Merak Rumah Sakit Pelni Jakarta 5. Agung P, Ns., S.Kep., sebagai Kepala urusan dan Preceptorsip di Ruang Merak Rumah Sakit Pelni Jakarta Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan mengharapkan kritik dan saran yang membagun guna perbaikan makalah ini untuk kasus yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi penulis dan semua yang membaca. Jakarta, November 2018 Penulis

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................... i DAFTAR ISI ......................................................... i BAB I

:

PENDAHULUAN ............................................ 1

A. .......................................... Latar Belakang ......................................................... 1 B. .................................................. Tujuan ......................................................... 3 1. Tujuan Umum ......................................... 3 2. Tujuan Khusus ....................................... 3 C................................................................................................ Ruang Lingkup ............................................................................................................................. 3

D..........................................................................................Metode Penulisan ............................................................................................................................. 3

E. ................................... Sistematika Penulisan ......................................................... 4 BAB II:

TINJAUAN TEORI ............................................ 5 A. .............................................. Pengertian ......................................................... 5 B. ................................................ Etiologi ......................................................... 5 C. ........................................... Patofisiologi ......................................................... 6 D. ................................... Penatalaksanaan Medis ......................................................... 8 E. .................................. Pengkajian Keperawatan ......................................................... 9 ii

F. .................................... Diagnosa Keperawatan ........................................................ 12 G. ................................. Perencanaan Keperawatan ........................................................ 12 H. ................................. Pelaksanaan Keperawatan ........................................................ 15 I. .................................... Evaluasi Keperawatan ........................................................ 16 BAB III :

TINJAUAN KASUS ......................................... 17 A. .................................. Pengkajian Keperawatan ........................................................ 17 B. .................................... Diagnosa Keperawatan ........................................................ 28 C. ..................................... Rencana Keperawatan ........................................................ 28

BAB IV

:

PEMBAHASAN ............................................. 44 A. .................................. Pengkajian Keperawatan ........................................................ 44 B. .................................... Diagnosa Keperawatan ........................................................ 46 C. ................................. Perencanaan Keperawatan ........................................................ 46

iii

4

D. ................................. Pelaksanaan Keperawatan ........................................................ 49 E. .................................... Evaluasi Keperawatan ........................................................ 49 BAB V:

PENUTUP ................................................... 51 A. .............................................. Kesimpulan ........................................................ 51 B. ................................................... Saran ........................................................ 52

DAFTAR PUSTAKA .................................................... 53

5

BAB 1 Pendahuluan A. Latar belakang

Myoma uteri merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan merupakan tumor jinak ginekologi paling banyak diderita para wanita saat mendekati masa menopause. Myoma uteri adalah tumor jinak pada daerah rahim atau lebih tepatnya otot rahim dan jaringan ikat di sekitarnya, yang dalam kepustakaan dikenal dengan istilah fibromyoma, leiomyoma ataupun fibroid (Prawirohardjo, 2009). Myoma uteri menimbulkan masalah besar dalam kesehatan. Morbiditas yang ditimbulkan oleh myoma uteri cukup tinggi karena dapat menyebabkan nyeri perut dan perdarahan abnormal, serta diperkirakan dapat menyebabkan kesuburan rendah. Jika terjadi perdarahan abnormal yang berlebihan dapat menyebabkan anemia, penekanan pada kandung kemih yang menyebabkan sering berkemih dan urgensi, potensial untuk terjadinya sistitis dan penekanan pada rektum (Price, 2006). Sebagian besar kasus myoma uteri adalah tanpa gejala, sehingga kebanyakan penderita tidak menyadari kelainan pada uterusnya. Diperkirakan hanya separuh penderita dari tumor ini yang memperlihatkan gejala klinik. Umumnya gejala yang ditemukan bergantung pada lokasi, ukuran, dan perubahan pada myoma tersebut, seperti perdarahan haid abnormal, nyeri dan tanda penekanan (Sjamsuhidajat, 2005). Sampai saat ini penyebab pasti myoma uteri belum dapat diketahui secara pasti, namun dari hasil penelitian diketahui bahwa pertumbuhan dan perkembangan myoma uteri distimulasi oleh hormon estrogen yang terus menerus sehingga terus tumbuh dan berkembang menjadi besar (Prawirohardjo, 2010). Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang myoma. Faktor genetik berpengaruh karena tumor ini jauh lebih sering ditemukan pada orang berkulit hitam daripada orang berkulit putih. Dimana wanita kulit hitam mempunyai risiko terkena myoma uteri 2 - 3x lebih besar daripada wanita kulit putih (Wise, 2007). 2 Myoma uteri belum pernah ditemukan sebelum terjadinya menarche, sedangkan setelah menopause hanya kira-kira 10% myoma yang masih tumbuh. Kejadiannya lebih tinggi pada usia di atas 35 tahun, yaitu mendekati angka

6

40 %. Tumor ini jarang pada wanita usia 20 tahun, paling banyak pada usia 35 - 50 tahun (kurang lebih 25%) dan diperkirakan insiden myoma uteri sekitar 20% - 30% dari seluruh wanita (Prawirohardjo, 2010). Angka kejadian myoma uteri di Amerika Serikat sebesar 2 - 12,8 orang per 1000 wanita tiap tahunnya, sedangkan di Indonesia kasus myoma uteri ditemukan sebesar 2,39% - 11,70% dari semua penderita ginekologi yang dirawat (Wachidah et al, 2011). Prevalensi terjadinya myoma uteri meningkat apabila ditemukan riwayat keluarga, ras, obesitas dan nullipara (Fradhan et al, 2008). peran perawat dalam penanganan kasus mioma uteri yaitu sebagai care giver dalam melakukan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Upaya promotif yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit mioma uteri dan penanggulanganya, Upaya

prefentiv yaitu mencegah terjadinya komplikasi dari

penyakit mioma uteri agar tidak menjadi lebih parah, Upaya Kuratifnya memberikan asuhan

keperawatan

secara

langsung

dengan

upaya

farmakoterapi

dan

nonfarmakoterap dan Upaya rehabilitative yaitu perawat berperan memulihkan kondisi kesehatan sesuai dengan masalah yang dihadapi. Berdasarkan hal tersebut diatas yaitu angka kejadian penyakit Mioma Uteri yang meningkat serta pentingnya peran perawat dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative, maka penulis tertarik untuk membuat makalah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny. A Dengan Mioma Uteri Di Ruang Kenari Rumah Sakit Pelni Jakarta”

B. Tujuan 1. Tujuan umum Penulis ingin mendapatkan pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan kepada Ny. A dengan mioma diRuang Kenari RS.PELNI Jakarta. 2. Tujuan khusus Setelah penulis menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan mioma, maka penulis diharapkan mampu: a. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan mioma

7

b. Merumuskan prioritas diagnose pada klien dengan mioma c. Membuat intervensi keperawatn pada klien mioma d. Melakukan tindaka keperawatan yang sudah direncanakan pada klien dengan mioma e. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada pasien. C. Ruang lingkup Asuhan keperawatan pada klien Ny.A dengan mioma diruang Kenari RS.PELNI Jakarta dari tanggal D. metode penulisan Karya tulis ilmiah ini menggunakan studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan. Adapun teknik dengan cara sebagai berikutr: 1. Interview Mengumpulkan data dengan cara melakukan tanya jawab dengan klien atau keluarga.

2. Observasi Melakukan observasi langsung kepada klien meliputi inspeksi,

palpasi,

perkusi dan aulkultasi kepada klien. 3. Studi documenter Metode pengumpulan data dengan cara mengambil data yang berasal dari dokumen asli yang berupa catatan dan laporan keperawatan, hasil laboratorium, dan pemeriksaan lain (Rontgen). 4. Metode kepustakaan Metode pengumpulan data dengan cara mempelajari sumber tertulis yang ada hubungan nya dengan materi yang terdapat dalam makalah ini dan melalui akses internet. E. Sistematika penulisan Penulisan makalah ini terdiri dari 5 BAB. Bab I yaitu pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan yang meliputi tujuan umum dan tujuan

8

khusus, ruang lingkup, metode penulisan, dan sistematik penulisan. BAB II terdiri dari tinjauan teori yang berupa pengertian, eteologi, patofisiologi, pengkajian keperawatan , diagnose keperawatan, perencanaan keperawatan, penetalakanaan keperawatan dan evaluasi. Dilajutkan dengan BAB III, yaitu tijauan kasus yang teridi dari pengkajian kperawatan, diagnose, perencanaa, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan. BAB IV yait pembahasan terdiri dari pengkajian keperawatan, diagnose keperawatam perencanaan kepwrawatan, penatalksanaan keperawatan dan evaluasi.

9

BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Mioma uteri adalah suatu tumor jinak berbatas tegas tidak berkapsul yang berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut fibromioma uteri, leiomioma uteri atau uterine fibroid. Tumor jinak ini merupakan neoplasma jinak yang sering ditemukan pada traktus genitalia wanita, terutama wanita sesudah produktif (menopouse). Mioma uteri jarang ditemukan pada wanita usia produktif tetapi kerusakan reproduksi dapat berdampak karena mioma uteri pada usia produktif berupa infertilitas, abortus spontan, persalinan prematur dan malpresentasi (Aspiani, 2017). Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos yang terdiri dari selsel jaringan otot polos jaringan fibroid dan kolagen (Nurarif & Hardi, 2013 : 445) B. Etiologic Menurut Aspiani ada beberapa faktor yang diduga kuat merupakan faktor predisposisi terjadinya mioma uteri. 1) Umur Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia produktif dan sekitar 40%-50% pada wanita usia di atas 40 tahun. Mioma uteri jarang ditemukan sebelum menarche (sebelum mendapatkan haid). 2) Hormon Endogen (endogenous hormonal) Konsentrasi estrogen pada jaringan mioma uteri lebih tinggi dari pada jaringan miometrium normal. 3) Riwayat keluarga Wanita dengan garis keturunan dengan tingkat pertama dengan penderita mioma uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk menderita mioma dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan penderita mioma uteri. 4) Makanan Makanan di laporkan bahwah daging sapi, daging setengah matang (red meat), dan daging babi meningkatkan insiden mioma uteri, namun sayuran hijau menurunkan insiden menurunkan mioma uteri. 5) Kehamilan Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar estrogen dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi ke uterus. Hal ini mempercepat pembesaran mioma uteri. Efek estrogen pada

10

pertumbuhan mioma mungkin berhubungan dengan respon dan faktor pertumbuhan lain. Terdapat bukti peningkatan produksi reseptor progesteron, dan faktor pertumbuhan epidermal.

6) Paritas Mioma uteri lebih sering terjadi pada wanita multipara dibandingkan dengan wanita yang mempunyai riwayat melahirkan 1 (satu) kali atau 2 (2) kali Faktor terbentuknya tomor: a. Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang terjadinya reflikasi pada saat selsel yang mati diganti oleh sel yang baru merupakan kesalahan genetika yang diturunkan dari orang tua. Kesalahan ini biasanya mengakibatkan kanker pada usia dini. Jika seorang ibu mengidap kanker payudara, tidak serta merta semua anak gandisnya akan mengalami hal yang sama, karena sel yang mengalami kesalahan genetik harus mengalami kerusakan terlebih dahulu sebelum berubah menjadi sel kanker. Secara internal, tidak dapat dicegah namun faktor eksternal dapat dicegah. Menurut WHO, 10% – 15% kanker, disebabkan oleh faktor internal dan 85%, disebabkan oleh faktor eksternal (Apiani, 2017).

b. Faktor eksternal Faktor eksternal yang dapat merusak sel adalah virus, polusi udara, makanan, radiasi dan berasala dari bahan kimia, baik bahan kimia yang ditam,bahkan pada makanan, ataupun bahan makanan yang bersal dari polusi. Bahan kimia yang ditambahkan dalam makanan seperti pengawet dan pewarna makanan cara memasak juga dapat mengubah makanan menjadi senyawa kimia yang berbahaya. Kuman yang hidup dalam makanan juga dapat menyebarkan racun, misalnya aflatoksin pada kacang-kacangan, sangat erat hubungannya dengan kanker hati. Makin sering tubuh terserang virus makin besar kemungkinan sel normal menjadi sel kanker. Proses detoksifikasi yang dilakukan oleh tubuh, dalam prosesnya sering menghasilkan senyawa yang lebih berbahaya bagi tubuh,yaitu senyawa yang bersifat radikal atau korsinogenik. Zat korsinogenik dapat menyebabkan kerusakan pada sel.

11

C. Patofisiologi Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil didalam miometrium dan lambat laun membesar karena pertumbuhan itu miometrium mendesak menyusun semacam pseudokapsula atau sampai semua mengelilingi tumor didalam uterus mungkin terdapat satu mioma akan tetapi mioma biasanya banyak. Bila ada satu mioma yang tumbuh intramural dalam korpus uteri maka korpus ini tampak bundar dan konstipasi padat. Bila terletak pada dinding depan uterus mioma dapat menonjol kedepan sehingga menekan dan mendorong kandung kemih keatas sehingga sering menimbulkan keluhan miksi (Aspiani, 2017). Secara makroskopis, tumor ini biasanya berupa massa abu-abu putih, padat, berbatas tegas dengan permukaan potongan memperlihatkan gambaran kumparan yang khas. Tumor mungkin hanya satu, tetapi umumnya jamak dan tersebar di dalam uterus, dengan ukuran berkisar dari benih kecil hingga neoplasma masif yang jauh lebih besar dari pada ukuran uterusnya. Sebagian terbenam didalam miometrium, sementara yang lain terletak tepat di bawah endometrium (submukosa) atau tepat dibawah serosa (subserosa). Terakhir membentuk tangkai, bahkan kemudian melekat ke organ disekitarnya, dari mana tumor tersebut mendapat pasokan darah dan kemudian membebaskan diri dari uterus untuk menjadi leimioma “parasitik”. Neoplasma yang berukuran besar memperlihatkan fokus nekrosis iskemik disertai daerah perdarahan dan perlunakan kistik, dan setelah menopause tumor menjadi padat kolagenosa, bahkan mengalami kalsifikasi (Robbins, 2007).

12

D. Pengkajian keperawatan 1. Pengkajian a. Anamnesa 1) Identitas Klien: meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, alamat. 2) Identitas Penanggung jawab: Nama, umur, jenis kelamin, hubungan dengan keluarga, pekerjaan, alamat.

b. Riwayat Kesehatan 1) Keluhan Utama Keluhan yang paling utama dirasakan oleh pasien mioma uteri, misalnya timbul benjolan diperut bagian bawah yang relatif lama. Kadang-kadang disertai gangguan haid 2) Riwayat penyakit sekarang Keluhan yang di rasakan oleh ibu penderita mioma saat dilakukan pengkajian, seperti rasa nyeri karena terjadi tarikan, manipulasi jaringan organ. Rasa nyeri setelah bedah dan adapun yang yang perlu dikaji pada rasa nyeri adalah lokasih nyeri, intensitas nyeri, waktu dan durasi serta kualitas nyeri. 3) Riwayat Penyakit Dahulu Tanyakan tentang riwayat penyakit yang pernah diderita dan jenis pengobatan yang dilakukan oleh pasien mioma uteri, tanyakan penggunaan obat-obatan, tanyakan tentang riwayat alergi, tanyakan riwayat kehamilan dan riwayat persalinan dahulu, penggunaan alat kontrasepsi, pernah dirawat/dioperasi sebelumnya. 4) Riwaya Penyakit Keluarga Tanyakan kepada keluarga apakah ada anggota keluarga mempunyai penyakit keturunan seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung, penyakit kelainan darah dan riwayat kelahiran kembar dan riwayat penyakit mental. 5) Riwayat Obstetri Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien mioma uteri yang perlu diketahui adalah a. Keadaan haid Tanyakan tentang riwayat menarhe dan haid terakhir, sebab mioma uteri tidak pernah ditemukan sebelum menarhe dan mengalami atrofi pada masa menopause. b. Riwayat kehamilan dan persalinan Kehamilan mempengaruhi pertumbuhan mioma uteri, dimana mioma uteri tumbuh cepat pada

13

masa hamil ini dihubungkan dengan hormon estrogen, pada masa ini dihasilkan dalam jumlah yang besar. c. Faktor Psikososial 1) Tanyakan tentang persepsi pasien mengenai penyakitnya, faktorfaktor budaya yang mempengaruhi, tingkat pengetahuan yang dimiliki pasien mioma uteri, dan tanyakan mengenai seksualitas dan perawatan yang pernah dilakukan oleh pasien mioma uteri. 2) Tanyakan tentang konsep diri : Body image, ideal diri, harga diri, peran diri, personal identity, keadaan emosi, perhatian dan hubungan terhadap orang lain atau tetangga, kegemaran atau jenis kegiatan yang di sukai pasien mioma uteri, mekanisme pertahanan diri, dan interaksi sosial pasien mioma uteri dengan orang lain. d. Pola Kebiasaan sehari-hari Pola nutrisi sebelum dan sesudah mengalami mioma uteri yang harus dikaji adalah frekuensi, jumlah, tanyakan perubahan nafsu makan yang terjadi. e. Pola eliminasi Tanyakan tentang frekuensi, waktu, konsitensi, warna, BAB terakhir. Sedangkan pada BAK yang harus di kaji adalah frekuensi, warna, dan bau. f. Pola Aktivitas, Latihan, dan bermain Tanyakan jenis kegiatan dalam pekerjaannya, jenis olahraga dan frekwensinya, tanyakan kegiatan perawatan seperti mandi, berpakaian, eliminasi, makan minum, mobilisasi g. Pola Istirahat dan Tidur Tanyakan waktu dan lamanya tidur pasien mioma uteri saat siang dan malam hari, masalah yang ada waktu tidur. h. Pemeriksaan Fisik 1) Keadaan Umum Kaji tingkat kesadaran pasien mioma uteri 2) Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi,suhu, pernapasan. 3) Pemeriksaan Fisik Head to toe a) Kepala dan rambut : lihat kebersihan kepala dan keadaan rambut. b) Mata : lihat konjungtiva anemis, pergerakan bola mata simetris c) Hidung : lihat kesimetrisan dan kebersihan, lihat adanya pembengkakan konka nasal/tidak.

14

d) Telinga : lihat kebersihan telinga. e) Mulut : lihat mukosa mulut kering atau lembab, lihat kebersihan rongga mulut, lidah dan gigi, lihat adanya penbesaran tonsil. f) Leher dan tenggorokan : raba leher dan rasakan adanya pembengkakan kelenjar getah bening/tidak. g)

Dada

atau

thorax

:

paru-paru/respirasi,

jantung/kardiovaskuler dan sirkulasi, ketiak dan abdomen. h) Abdomen Infeksi: bentuk dan ukuran, adanya lesi, terlihat menonjol, Palpasi: terdapat nyeri tekan pada abdomen Perkusi: timpani, pekak Auskultasi: bagaimana bising usus i) Ekstremitas/ muskoluskletal terjadi pembengkakan pada ekstremitas atas dan bawah pasien mioma uteri j) Genetalia dan anus perhatikan kebersihan,adanya lesi, perdarahan diluar siklus menstruasi.

E. Diagnosa keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis (kanker serviks) dan

agen injuri fisik (jika dilakukan terapi pembedahan) 2. Cemas b.d krisis situasional (histerektomi atau kemoterapi), ancaman

terhadap konsep diri, perubahan dalam status kesehatan, stres, 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

faktor biologis (status hipermatebolik berkenaan dengan kanker) dan faktor psikososial 4. Resiko infeksi dengan faktor resiko ketidakadekuatan pertahanan sekunder;

ketidakadekuatan pertahanan imun tubuh; imunosupresi (kemoterapi), dan prosedur invasi 5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

penyakit;

keterbatasan

kognitif

(dilihat

dari

tingkat

pendidikan);

misinterpretasi dengan informasi yang diberikan ; dan tidak familiar dengan sumber informasi 6. Gangguan eliminasi fekal : Konstipasi b.d menurunnya mobilitas intestinal

15

G. Rencana keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis (kanker serviks) dan

agen injuri fisik (jika dilakukan terapi pembedahan) Tujuan: Setelah dilakukan pemberian asuhan keperawatan selama …..x 24 jam, diharapkan respon nyeri pasien dapat terkontrol dengan kriteria hasil sebagai berikut KH: Klien mampu mengenal faktor-faktor penyebab nyeri, beratnya ringannya nyeri, durasi nyeri, frekuensi dan letak bagian tubuh yang nyeri. Klien melaporkan gejala-gejala kepada tim kesehatan. Klien mampu mengontrol nyeri. Ekspresi wajah klien rileks. Klien melaporkan adanya penurunan tingkat nyeri dalam rentang sedang (skala nyeri: 4 sampai 6) hingga nyeri ringan (skala nyeri : 1 sampai 3). Klien melaporkan dapat beristirahan dengan nyaman. Nadi klien dalam batas normal (80-100x/menit). Tekanan darah klien dalam batas normal (120/80 mmHG). Frekuensi pernafasan klien dalam batas normal (12 – 20 x/menit) Intervensi: 1. Kaji secara komphrehensif tentang nyeri, meliputi: lokasi, karakteristik,

durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor pencetus 2. observasi isyarat-isyarat verbal dan non verbal dari ketidaknyamanan,

meliputi ekspresi wajah, pola tidur, nasfu makan, aktitas dan hubungan sosial. 3. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai dengan anjuran. Pemberian

analgetik harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : prinsip pemberian obat 6 benar (benar nama, benar obat, benar dosis, benar cara, benar waktu pemberian, dan benar dokumentasi) 4. Gunakan komunikiasi terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan nyeri 5. Kaji pengalaman masa lalu individu tentang nyeri 6. Evaluasi tentang keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah

digunakan 7. Berikan dukungan terhadap pasien dan keluarga

16 8. Berikan informasi tentang nyeri, seperti: penyebab, berapa lama terjadi,

dan tindakan pencegahan 9. Ajarkan penggunaan teknik non-farmakologi (seperti: relaksasi, guided

imagery, terapi musik, dan distraksi) 10. Modifikasi tindakan mengontrol nyeri berdasarkan respon pasien 11. Anjurkan klien untuk meningkatkan tidur/istirahat 12. Anjurkan klien untuk melaporkan kepada tenaga kesehatan jika tindakan

tidak berhasil atau terjadi keluhan lain 2. Cemas b.d krisis situasional (histerektomi atau kemoterapi), ancaman

terhadap konsep diri, perubahan dalam status kesehatan, stres. Tujuan: Setelah dilakukan pemberian asuhan keperawatan selama …..x 24 jam, diharapkan respon nyeri pasien dapat terkontrol dengan kriteria hasil sebagai berikut KH:

Perawat memonitor

tingkat kecemasan pasien. Klien mampu

menurunkan penyebab-penyebab kecemasan. Perawat dan keluarga dapat menurunkan stimulus lingkungan ketika pasien cemas Intervensi: 1. Tenangkan pasien dan kaji tingkat kecemasan pasien 2. Jelaskan seluruh prosedur tindakan kepada pasien dan perasaan yang

mungkin muncul pada saat melakukan tindakan 3. Berusaha memahami keadaan pasien (rasa empati) 4. Berikan informasi tentang diagnosa, prognosis dan tindakan dengan

komunikasi yang baik 5. Mendampingi pasien untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan

kenyamanan 6. Dorong pasien untuk menyampaikan tentang isi perasaannya 7. Ciptakan hubungan saling percaya 8. Bantu

pasien menjelaskan keadaan

yang

bisa menimbulkan

kecemasan 9. Bantu pasien untuk mengungkapkan hal hal yang membuat cemas dan

dengarkan dengan penuh perhatian 10. Ajarkan pasien teknik relaksasi

17 11. Anjurkan pasien untuk meningkatkan ibadah dan berdoa

12. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan yang mengurangi kecemasan pasien 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis (status hipermatebolik berkenaan dengan kanker) dan faktor psikososial Tujuan: Setelah dilakukan pemberian asuhan keperawatan selama …..x 24 jam, diharapkan respon nyeri pasien dapat terkontrol dengan kriteria hasil sebagai berikut: KH: Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan. Klien mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi. Tidak ada tanda tanda malnutrisi. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti. Intervensi: 1. Kaji adanya alergi makanan 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah nutrisi yang sesuai

dengan keadaan pasien 3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe, protein, karbohidrat, dan

vitamin C 4. Berikan diet yang mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi 5. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi pasien

4. Resiko infeksi dengan faktor resiko ketidakadekuatan pertahanan sekunder; ketidakadekuatan pertahanan imun tubuh; imunosupresi (kemoterapi), dan prosedur invasi Tujuan: : Setelah dilakukan pemberian asuhan keperawatan selama …..x 24 jam, diharapkan respon nyeri pasien dapat terkontrol dengan kriteria hasil sebagai berikut KH: Mampu menerangkan cara-cara penyebaran infeksi. Mampu menerangkan factor-faktor yang berkontribusi dengan penyebaran. Mampu menjelaskan tandatanda dan gejala. Mampu menjelaskan aktivitas yang dapat meningkatkan resistensi terhadap infeksi

18

Intervensi: 1. Bersikan lingkungan setelah digunakan oleh pasien 2. Ganti peralatan pasien setiap selesai tindakan 3. Batasi jumlah pengunjung 4. Ajarkan cuci tangan untuk menjaga kesehatan individu 5. Anjurkan pasien untuk cuci tangan dengan tepat 6. Gunakan sabun antimikrobial untuk cuci tangan 7. Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan sebelum dan setelah

meninggalkan ruangan pasien 8. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien 9. Gunakan universal precautions 10. Lakukan perawatan aseptic pada semua jalur IV 11. Lakukan teknik perawatan luka dengan memperhatikan prinsip septik

dan aseptik 12. Anjurkan istirahat 13. Kolaborasi pemberian terapi antibiotik dengan memperhatikan

prinsip pemberian obat 6 benar (benar obat, benar nama, benar dosis, benar waktu, benar cara pemberian, dan benar dokumentasi) 14. Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda, gejala dari infeksi

dan cara pencegahan infeksi 5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit;

keterbatasan

kognitif

(dilihat

dari

tingkat

pendidikan);

misinterpretasi dengan informasi yang diberikan ; dan tidak familiar dengan sumber informasi. Tujuan: Setelah dilakukan pemberian asuhan keperawatan selama …..x 24 jam, diharapkan respon nyeri pasien dapat terkontrol dengan kriteria hasil sebagai berikut: KH: Pasien mengenal nama penyakit, proses penyakit, faktor penyebab atau faktor pencetus, tanda dan gejala, cara meminimalkan perkembangan penyakit, komplikasi penyakit dan cara mencegah komplikasi. Pasien mengetahui prosedur perawatan, tujuan perawatan dan manfaat tindakan. Intervensi:

19 1. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakit 2. Jelaskan nama penyakit, proses penyakit, faktor penyebab atau faktor

pencetus, tanda dan gejala, cara meminimalkan perkembangan penyakit, komplikasi penyakit dan cara mencegah komplikas 3. Berikan informasi tentang kondisi perkembangan klien 4. Anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala kepada petugas

kesehatan

6. Gangguan eliminasi fekal : Konstipasi b.d menurunnya mobilitas intestinal Tujuan: : Setelah dilakukan pemberian asuhan keperawatan selama …..x 24 jam, diharapkan respon nyeri pasien dapat terkontrol dengan kriteria hasil sebagai berikut KH: Pasien kembali ke pola dan normal dari fungsi bowel. Terjadi perubahan pola hidup untuk menurunkan factor penyebab konstipasi. Intervensi: 1. Monitor tanda dan gejala konstipasi 2. Monitor warna, konsistensi, jumlah dan waktu buang air besar 3. Konsultasikan dengan dokter tentang pemberian laksatif, enema dan

pengobatan 4. Berikan cairan yang adekuat

20

BAB III TINJAUAN TEORI

A. Pengkajian Klien dating ke Rumah sakit Pelni Jakarta diruang Kenari pada tanggal 24 oktober 2018 . Klien menempati kamar 4a kleas II dengan diagnose mioma. 1. Identitas Ny.A usia 32 tahun, jenis kelamin perempuan, beragama islam, status sudah kawin,bahasa yang digunakan bahasa Indonesia, pekerjaan ibu rumah tangga, alamat jalan jatipulo 3 jakarta barat. Sumber biaya BPJS. Sumber informasi dari keluarga klien. 2. Resume Ny. A usia 32h tahun P1A0 datang ke IGD RS PELNI Kota Jakarta pada tanggal 24 Oktober 2018 dengan keluhan perut terasa keras, mata berkunang-kunang, kepala terasa pusing dan nyeri. Sebelumnya klien mengatakan pernah periksa di puskesmas pada hari rabu dan klien melakukan pemeriksaan USG, hasil keluar pada hari kamis.

Pada tanggal

24 oktober 2018 klien baru datang kembali ke RS PELNI Jakarta untuk opnam. Klien disarankan di rawat di ruang Kenari untuk mendapat perawatan yang lebih intensif. Ditemukan diganosa keperawatan yaitu nyeri. Diruang Kenari di lakukan pemeriksaan fisik TD : 130/80mmHg, Nadi :98x/mnt, Suhu : 36,5oC, RR : 20x/mnt. Dan dipasang infus NaCL 0,9% 14 tpm. Diberikan asam mefenamat untuk menghilangkan rasa nyeri. 3. Riwayat kesehatan a. Keluhan utama Klien mengatakan nyeri pada perut bagian sebelah kiri sejak 3 bulan yang lalu b. Riwayat kesehatan sekrang Klien

mengatan

nyeri

perut

bagian

kiri

bawah.

Klien

mengatakan sudah menstruasi selama 11 hari dan belum berhenti hingga

hari ini. Klien juga. mengatakan kadang terasa sesak nafas

terengah-engah, mata berkunang- kunang. dan kepala terasa sangat

21

pusing. Perut keras ini sudah di rasakan oleh klien. sejak 3 bulan yang lalu,

namun

klien

tidak

mengetahuinya

dan

klien

sakit

seperti

menganggapnya biasa saja. c. Riwayat kesehatan masa lalu Klien

mengatakan

tidak

memiliki

hipertensi,asma, diabetes militus

dan

riwayat tidak

pernah

memiliki

riwayat operasai sebelumnya, hanya menderita batuk dan demam biasa. d. Riwayat obsteri P1A0 klien melahirkan satu kali, tidak pernag mengalami riwayat abortus, jumlah anak yang hidup saat ini ada 1orang. Riwayat melahirkan pertama spontan dengan bantuan bidan, usia kehamial 39 minggu, jenis kelamin laki-laki, berat bayi 3500, panjangnya 45cm, usia anak saat ini adalah 7 tahun. e. Riwayat keluarga berencana Klien mengatakan tidak mengikuti program KB karena ini baru anak yang pertama. 4.

Riwayat menstruasi a. Umur Menarche : 14 tahun b. Siklus : 28 hari c. Lamanya : 8 hari d. Keluhan haid : tidak pernah merasa sakit

5. Riwayat Persalinan a. Tipe persalinan: Normal, spontan, sehat dan di bantu oleh bidan b. BB lahir  Anak pertama : 3400 gram c. PB lahir e.  Anak pertama : 43 cm d. Umur anak  Anak pertama : 7 tahun e. Keadaan bayi  Anak pertama : Normal, tidak ada kelainan, laki-laki 6. Riwayat kontrasepsi

22

Klien mengatakan tidak menggunakan KB 7. Pengkajian fisik KU : Baik Kesadaran : Composmentis TD : 130/80 mmHg Nadi : 98x/menit RR : 20 x/ menit Suhu : 36,5oc a. Kepala Mesochepal, kulit kepala bersih, rambut hitam, tidak rontok, rambut lurus, tidak ada benjolan pada kepala serta tidak ada lesi. b. Mata Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik. c. Hidung Simetris, tidak ada secret d. Mulut dan leher Mulutnlembap,tidak ada caries gigi, tidak ada sariawan, dan tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan thyroid. e. Dada dan mammae Simetris,

tidak

ada

benjolan,

puting

menonjol

keluar,

dan

belum keluarkolostrum f. Pernapasan Tidak ada otot pernapasan bantuan, tidak sesak napas g. Sirkulasi jantung Tidak ada kelainan pada jantung h. Abdomen Tidak ada bekas luka operasi, tampak ada pembesaran pada perut klien i. Genetalia Bersih, tidak ada secret dan tidak ada lesi Pemeriksaan dalam yang di dapat : Ousdium uterus (Oue) : Menutup Portio : Sebesar jempol orang dewasa

23

Corpus Uterus (Cut)

: Teraba massa

j. Ekstremitas Tangan : tidak ada edema, kuku tidak pucat Kaki : tidak ada edema, kuku tidak pucat, dan tidak terdapat varises 7. Kebutuhan Dasar Khusus a. Pola nutrisi Klien mengatakan selama di rawat, makan 3 kali sehari dan menghabisakan 1 porsi makan. b. Pola eliminasi Klien mengatakan selama di rawata BAK 4-5 dan klien mengatakan BAB sehari sekali pada pagi hari. c. Pola personal hygiene klien mengatakan mandi 2 kali sehari pagi dan sore, gosok gigi 2 kali sehari dan keramas baru sekali selama di rawat di rumah sakit. d. Pola istirahat dan tidur Klien mengatakan lama tidur pada malam hari ± 6-7 jam dan pada siang hari 1-2 jam. e. Pola aktivitas dan latihan Klien mengatakan tidak pernah melakukan aktivitas yang berat selama sakit. f.Pola kebiasaan yang memengaruhi kesehatan Klien

mengatakan

tidak mempunyai

kebiasaan

minum jamu dan minum-minuman beralkohol.

merokok,

24

8. Analisa data No 1.

Data focus DS:

Masalah

etiologi

Nyeri

Trauma saraf,

Diagnosa Nyeri

 Klien mengatakan

gangguan

berhubungan

nyeri pada perut

peredaran

dengan trauma

bagian kiri bawah

darah

saraf,

 Klien terlihat

gangguan

menyeringai

peredaran

 Skala nyeri

darah

P : Pada saat terlalu lama duduk Q : Seperti di tusuktusuk R : Abdomen kiri bawah S

: Skala nyeri 3

T

: Hilang timbul

Do :  Klien terlihat memegangi perut bagian kiri bawah  TD : 130/80 mmHg N : 98 x/menit RR : 20 x/menit S : 36, 5oc

2.

 Klien mengatakan merasa takut akan di operasi Do :  Klien terlihat cemas  Klien terlihat kurang mengerti tentang

Cemas

kurangnya informasi tetang proses atau tindakan operasi

Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tetang proses atau tindakan operasi

25

proses dan tindakan operasi yang akan dijalani

9. Diagnosa keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan trauma saraf, gagguan peredaran darah 2. Cemas berghubungan dengan kurangnya informasi tentang proses atau tindakan Operasi.

10. Rencana Tindakan a. Nyeri berhubungan dengan trauma saraf, gagguan peredaran darah Data Subyektif : Klien kiri bawah , Klien Pada :

saat Abdomen

mengatakan nyeri

pada

perutbagian

terlihat menyeringai,Skala nyeri P

terlalu lama duduk Q kiri bawah S

:

: Seperti di tusuk-tusuk R

: Skala nyeri 3 T

: Hilang

timbul Data Obyektif : Klien

terlihat memegangi

bawah, TD : 130/80 mmHg, N

perut bagian kiri

: 98 x/menit, RR : 20 x/menit, S

: 36, 5oc Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri berkurang atau hilang Kriteria Hasil : a. Skala nyeri 0-1 b. Klien mengatakan nyeri hilang atau berkurang c. Klien tampak rileks

Rencana Tindakan : a. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam mulai pukul 07.00 b. Observasi skala nyeri dan intensitas nyeri c. Ajarkan klien cara teknik relaksasi nafas dalam

26

Pelaksanaan Keperawatan Tanggal 24 Oktober 2018 Pukul 07.00 mengobservasi tanda-tanda vital, hasil tekanan darah 131/64mmHg, nadi 90x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 36,9OC. Pukul 08.00 mengobservasi skala nyeri dan intensitas nyeri, hasil nyeri 2, seperti ditusuk-tusuk, klien mengatakan masih nyeri. Pukul 08.30 mengajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam, hasil klien mampu, mengatakan nyeri masih ada, skala nyeri 2, nyeri seperti ditusuk-tusuk.

Tanggal 25 Oktober

2018

Pukul 07.00 mengobservasi tanda-tanda vital, hasil tekanan darah 140/85mmHg, nadi 89x/menit, pernafasan 22x/menit, suhu 36OC. Pukul 08.00 mengobservasi skala nyeri, intensitas nyeri, hasil skala nyeri 2, nyeri seperti ditusuk-tusuk, klien masih mengeluh nyeri. Pukul 09.00 mengajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam, hasil klien masih mengeluh nyeri sedikit. Pukul 11.00 mengobservasi tanda-tanda vital, hasil tekanan darah 140/90mmHg, nadi 80x/menit, pernafasan 19x/menit, suhu 36OC.

Tanggal 26 Oktober 2018 Pukul 07.00 mengobservasi tanda-tanda vital, hasil tekanan darah 140/80mmHg, nadi 78x/menit, pernafasan 19x/menit, suhu 36OC. Pukul 08.00 mengobservasi skala nyeri, intensitas nyeri, hasil skala nyeri 1, nyeri berkurang sedikit. Pukul 11.00 mengobservasi tanda-tanda vital, hasil tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 80x/menit, pernafasan 18x/menit, suhu 36OC.

Evaluasi Keperawatan

27

Tanggal 24 Oktober 2018 Subjektif : klien mengatakan masih nyeri, seperti ditusuk-tusuk Objektif : skala nyeri 2, nyeri seperti ditusuk-tusuk tekanan darah 131/64mmHg, nadi 90x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 36,9OC Analisa : Tujuan belum tercapai Perencanaan : a. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam mulai pukul 07.00 b. Observasi skala nyeri dan intensitas nyeri c. Ajarkan klien cara teknik relaksasi nafas dalam

Tanggal 25 Oktober 2018 Subjektif : klien mengatakan masih nyeri sedikit, nyeri seperti ditusuk-tususk Objektif : skala nyeri 2, nyeri seperti ditusuk-tusuk,

tekanan

darah 140/90mmHg, nadi 80x/menit, pernafasan 19x/menit, suhu 36OC.

Analisa : tujuan belum tercapai Perencanaan : a. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam mulai pukul 07.00 b. Observasi skala nyeri dan intensitas nyeri c. Ajarkan klien cara teknik relaksasi nafas dalam Tanggal 26 Oktober 2018 Subjektif : klien mengatakan nyeri berkurang Objektif : skala nyeri 1, tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 80x/menit, pernafasan 18x/menit, suhu 36OC Analisa : tujuan tercapai Perencanaan : dihentikan

28

a. Cemas berghubungan dengan kurangnya informasi tentang proses atau tindakan Operasi. Data Subyektif : Klien

mengatakan merasa

takut

akan

dioperasi Do : Klien terlihat cemas, Klien tentang proses

dan

terlihat

tindakan operasi

kurang mengerti

yang

akan dijalani

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan cemas berkurang Kriteria Hasil : a. Klien tampak rileks b. Klien menunjukan pengetahuan tentang informasi proses operasi

Rencana Tindakan : a. Beri dukungan b. Ajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam c. Beri penyuluhan mengenai rencana tindakan operasi

Pelaksanaan Keperawatan Tanggal 24 Oktober 2018 Pukul 07.00 memberikan dukungan klien, hasil klien tampak senang. Pukul 07.30 Mengajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam,

hasil

penyuluhan

klien

tampak

mengenai

proses

rileks.

Pukul

operasi,

08.00

hasil

mengerti, klien mengatakan merasa lebih baik.

Evaluasi Keperawatan Tanggal 24 Oktober 2018 Subjektif : klien mengatakan merasa lebih baik

memberikan

klien

tampak

29

Objektif : klien tampak mengerti, klien tampak rileks, klien tampak senang. Analisa : Tujuan tercapai Perencanaan : dihentikan

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas mengenai kesenjangan yang terjadi antara teori dan kasus yang ada pada klien dan faktor pendukung dan penghambat dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien Ny. A dengan Mioma Uteri di Ruang Kenari Rumah Sakit Pelni Jakarta selama 3 hari. Asuhan keperawatan dimulai dari tanggal 24 sampai 26 Oktober 2018.

Dalam

memberikan

asuhan

keperawatan

pada

Ny.

A

secara

komprehensif melalui pendekatan proses keperawatan yang dimulai dari

30

pengkajian,

diagnosa,

perencanaan,

pelaksanaan,

dan

evaluasi

keperawatan.

A. Pengkajian Keperawatan Pada tahap pengkajian, etiologi mioma uteri pada teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan yaitu usia, hormone, keturunan dan pola makanan yang tidak sehat.

Manifestasi klinis penyakit mioma uteri tidak terdapat kesenjangan yaitu gangguan miksi, nyeri pada bagian abdmen bawah.

Farmakoterapi yang sama antara teori dan kasus adalah anti koagulasi, antibiotic, dan analgesik. Farmakoterapi antara teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan. Terapi Non Farmakoterapi yang sama antara teori dan kasus adalah pembedahan. Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Pemeriksaan diagnostik yang sama antara teori dan kasus adalah pemeriksaan USG, pemeriksaan darah lengkap. Tidak ada kesenjangan antara teori da kasus.

Faktor penghambat yang ditemukan pada pengkajian adalah perbedaan yang ada antara teori dan kasus yang ditemukan. Faktor pendukung yang penulis dapatkan pada tahap pengkajian yaitu klien dan keluarga sangat kooperatif dalam memberikan penjelasan dan keterangan yang dibutuhkan, serta data yang ada pada status klien juga lengkap.

B. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang sama antara teori dan kasus terdapat 2 diagnosa yang sama yaitu nyeri berhubungan dengan trauma saraf, gagguan peredaran darah dan cemas berghubungan dengan kurangnya informasi tentang proses atau tindakan.

4 diagnosa keperawatan yang terdapat pada teori yang tidak diangkat yaitu Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

31

faktor biologis (status hipermatebolik berkenaan dengan kanker) dan faktor psikososial, resiko infeksi dengan faktor resiko ketidakadekuatan pertahanan sekunder; ketidakadekuatan pertahanan imun tubuh; imunosupresi (kemoterapi), dan prosedur invasi, kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit; keterbatasan kognitif (dilihat dari tingkat pendidikan); misinterpretasi dengan informasi yang diberikan ; dan tidak familiar dengan sumber informasi, gangguan eliminasi fekal : Konstipasi b.d menurunnya mobilitas intestinal

Dalam merumuskan dan mengambil diagnosa penulis mendapatkan faktor penghambat yaitu karena dalam menyusun dan menentukan diagnosa perlu analisa yang tinggi dan pengalaman yang lebih karena penulis masih pemula dan masih belajar, sedangkan faktor pendukung yang penulis dapat adalah data-data mengenai tanda-gejala yang ada sudah sesuai dengan keluhan pasien dan tepat untuk menegakkan diagnosa tersebut, dan penulis sudah menulis dan menentukkan diagnosa sesuai referensi dan mengikuti bimbingan dengan pembimbing. Solusinya adalah perawat dapat lebih banyak belajar dan menambah pengalaman lagi agar dapat menentukan diagnosa, serta membina hubungan saling percaya agar pasien dapat trust dengan perawat. C. Perencanaan Keperawatan Pada tahap perencanaan ini, penulis membuat perencanaan sesuai dengan teori dan telah dimodifikasi sesuai kebutuhan klien. Penulis memprioritaskan diagnosa nyeri berhubungan dengan trauma saraf, gagguan peredaran darah. Tujuan antara teori dan kasus sama yaitu nyeri hilang atau berkurang. Namun ada kesenjangan antara teori dan kasus karena dalam teori belum ada rentang waktu untuk menetapkan kondisi dan data-data yang ada pada pasien, sedangkan dalam kasus sudah ditetapkan rentang waktu. Kriteria hasil skala nyeri 0-1, klien tampak rileks, klien mengatakan nyeri hilang atau berkurang. Kriteria hasil pada teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan.

Perencanaan yaitu observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam mulai pukul 07.00, observasi skala nyeri dan intensitas nyeri, ajarkan klien cara teknik relaksasi nafas dalam. Perencanaan antara teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan.

32

Diagnosa kedua adalah cemas berghubungan dengan kurangnya informasi tentang proses atau tindakan. Kriteria hasil klien tampaks rileks, Klien menunjukan pengetahuan tentang informasi proses operasi. Perencanaan antara teori dan kasus sama dan tidak terdapat kesenjangan. Rencana tindakan beri dukungan, ajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam, beri penyuluhan mengenai rencana tindakan operasi. Rencana tindakan antara teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan. Faktor pendukung yang penulis dapatkan adalah adanya data yang mendukung untuk menentukan rencana keperawatan karena diagnose yang angkat ada pada teori. Sedangkan pada faktor penghambat tidak ditemukan oleh penulis. D. Pelaksanaan Keperawatan Pada tahap pelaksanaan diagnosa pertama yaitu nyeri berhubungan dengan trauma saraf, gagguan peredaran darah. Perencanaan sudah sesuai dengan teori dan kasus serta telah terlaksana semua. Pada tahap pelaksanaan diagnosa kedua yaitu cemas berghubungan dengan kurangnya informasi tentang proses atau tindakan. Perencanaan sudah sesuai dengan teori dan kasus serta telah terlaksana semua.

Faktor pendukung dalam pelaksanaan yaitu pasien kooperatif saat penulis melakukan implementasi dan pasien mau mengikuti instruksi yang diberikan. Faktor penghambat yaitu penulis tidak bisa melakukan implementasi selama 24 jam sehingga dalam penulisan implementasi penulis harus melihat data dari rekam medis pasien yang telah dilaksanakan oleh perawat ruangan di komputer.

E. Evaluasi Keperawatan Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien antara teori dan kasus, penulis menggunakan metode SOAP dalam mengevaluasi dari proses keperawatan dan hasil respon pasien terhadap tindakan pelakanaan keperawatan

selama

3x24

jam.

Untuk

diagnosa

keperawatan

nyeri

berhubungan dengan trauma saraf, gagguan peredaran darah tujuan tercapai ditandai dengan klien mengatakan nyeri berkurang, skala nyeri 1, tekanan

darah

130/90

18x/menit, suhu 36OC.

mmHg,

nadi

80x/menit,

pernafasan

33

Untuk diagnosa keperawatan cemas berghubungan dengan kurangnya informasi tentang proses atau tindakan tujuan tercapai sebagian ditandai dengan klien tampak mengerti, klien tampak rileks, klien tampak senang.

Pada tahap ini penulis tidak menemukan faktor penghambat karena adanya kerjasama dari klien dan keluarga serta kolaborasi dengan tim kesehatan.

BAB V PENUTUP

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. N di Ruang Kenari Rumah Sakit Pelni Jakarta yang dilakukan selama 3 hari. Asuhan keperawatan dimulai dari tanggal 24 sampai 26 Oktober 2018.

A. Kesimpulan Pada tahap pengkajian, etiologi mioma uteri yaitu usia, hormone, keturunan dan pola makanan yang tidak sehat. Manifestasi klinis penyakit mioma uteri yaitu gangguan miksi, nyeri pada bagian abdmen bawah. Pemeriksaan diagnostik pada mioma uteri adalah pemeriksaan USG, pemeriksaan darah lengkap.

Diagnosa keperawatan mioma uteri adalah nyeri berhubungan dengan trauma saraf, gagguan peredaran darah . Perencanaan yang dilakukan pada diagnose prioritas, nyeri berhubungan dengan trauma saraf, gagguan peredaran darah yaitu, observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam mulai pukul 07.00, observasi skala nyeri dan intensitas nyeri, ajarkan klien cara teknik relaksasi nafas dalam.

Pelaksanaan yang dilakukan pada diagnose prioritas, nyeri berhubungan dengan trauma saraf, gagguan peredaran darah yaitu mengobservasi tanda-tanda vital setiap 4 jam mulai pukul 07.00, mengobservasi skala nyeri dan intensitas nyeri, mengajarkan klien cara teknik relaksasi nafas dalam.

Faktor pendukung dalam menerapkan asuhan keperawatan yaitu pasien dan keluarga kooperatif dan perawat ruangan dapat membantu. Faktor penghambat yaitu kurangnya pengalaman penulis dan membutuhkan analisa yang tinggi dalam menerapkan asuhan keperawatan.

B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan saran : 1. Untuk penulis agar lebih teliti lagi dalam melakukan asuhan keperawatan khususnya pada klien dengan mioma uteri terutama dalam pengumpulan data. 34

2. Diharapkan penulis dan perawat ruangan memberikan penyuluhan pada klien dengan menganjurkan untuk menghindari faktor penyebab dari Mioma Uteri 3. Penulis dan perawat dapat lebih meningkatkan kerjasama yang baik dalam melaksanakan tindakan asuhan keperawatan.

35

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Mochamad. 2011. Ilmu Kandungan, Ed. 3, Cet. 1. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Dutton, L.A., Jessica E.D., Meredith B. 2011. Rujukan Cepat Kebidanan.Jakarta: EGC. Manuaba, I.A.C., Ida Bagus Gde Fajar Manuaba, Ida Bagus Gde

Manuaba. 2010.Ilmu

Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Untuk Pendidikan Bidan, Ed. 2. Jakarta: EGC. Manuaba, Ida Ayu Sri Kusuma Dewi Suryasaputra, dkk. 2009. Buku Ajar Ginekologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC. Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kandungan, Ed. 2, Cet. 7. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Diagnosa Keperawatan NANDA 2015-2017 Edisi 10. Jakarta: EGC Judith M. Wilkinson. 2007. Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook with NIC Intervention and NOC Outcomes. Gloria bulchek, howard butcher,dkk. 2016. Nursing interventions Classification, Ed. 6 Sue Moorhead, Marion Jhonson, dkk.2016. Nursing Outcomes Classification, Ed. 5

36

Related Documents

Mioma
October 2019 29
Askep Fix Besok.docx
June 2020 4
Fix Askep Halus.docx
April 2020 20

More Documents from "vani"