Skenario.doc

  • Uploaded by: Zihan virananda
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Skenario.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 842
  • Pages: 3
Di sebuah desa dikota A ada seorang ibu dan anak, sang ibu bekerja untuk membiayai sekolau anaknya semenjak suaminya meninggal 2tahun lalu akibat penyakit yang di deritanya.anaknya berusia 16 tahun dan masih duduk d bangku sma . Suatu hari di teras rumah Arza : sayang ibu berangkat kerja dulu ya.. Kamu hati-hati dirumah, kalau ada apa-apa segera telpon ibu ya, jangan lupa di minum obatnya ya Ningrum Arza

: iya ibu , ibu juga hati-hati ya.. : iya sayang... (sambil mengusap kepala anaknya)

Ningrum

: dah ibu

Setelah itu pun Ningrum masuk kembali ke dalam rumah. Dan istirahat di dalam kamar. Setelah jam kerja usai, sang ibu bergegas siap-siap dan pulang, yang dipikirkan sudah baikan belum anakmya . karena terlalu cemas dan ingin cepat sampai dirumah, sang ibu kurang hati-hati ketika menyebrang dan dia mengalami kecelakaan di tabrak mobil.. dan oleh warga sekitar Arza dilarikan kerumah sakit terdekat. Sementara itu dirumah.. kringgggggggg... telpon rumah berbunyi, dan Ningrum pun bergegas mengangkat telpon itu.. Ningrum RS

: selamat malam .. benar ini dengan sandra , anak ibu wina ?

Ningrum RS

: halo.. dengan siapa ini?

: ya benar.. ada yang bisa saya bantu?

: begini sandra, ibu sandra sekarang lagi dirawat dirumah sakit karena kecelakaan.

Ningrum RS Ningrum

: masya allah... (sambil menangis).. di Rumah sakit mana ini?? : Rumah sakit Setia Budi. : ya.. ya. Saya akan segera kesana (masih sambil menangis dan gugup)

Kemudian sandra menghubungi tantenya Ningrum

: halo tante

Mama

: halo sandra . kamu kenapa? Kenapa menangis?

Ningrum

: ibu kecelakaan tante, sekarang lagi di rumah sakit Setia Budi..

Mama : masya allahh... Sandra halo.. haloo.. nak... Sandra kamumu tunggu disitu ya, tante segera kerumah kamu, nanti kita berangkat sama-sama, jangan kamu pergi sendiri keadaan kamu tidak memungkinkan.. tunggu tante ya Ningrum

: iya tante

Kemudian telpon pun terputus.. sesaat kemudian, mama Ningrum sudah sampai dan langsung masuk.. Mama

: Ningrum.. Ningrum...

Ningrum

: ya ma.. (dengan badan yang lemas)

Mama

: ayo kita berangkat (sambil menuntun Ningrum yang tampak syok berat)

Ketika tiba dirumah sakit Setia Budi.. Mama Ningrum, dan Ningrum segera menanyakan kepada petugas disitu diruang mana Arza dirawat.. ketika sampai didepan kamar Arza, keluar seorang dokter. Kemudian dokter itu memanggil salah seorang keluarganya untuk ikut keruangan dokter tersebut, dan yang ikut adalah mama Ningrum. Sementara itu Ningrum menunggu didepan kamar suaminya. Sementara itu diruangan dokter.. Mama

: bagaimana dok keadaan menantu saya?

Dokter : keadaannya kritis bu.. pasien banyak kehilangan darah.. kemungkinan untuk hidupnya sangat tipis.. Mama Dokter ya.. Mama

: dok tolong selamatkan menantu saya dok, apapun itu caranya.. tolong dok.. : pasti bu.. kami pasti akan melakukan yang terbaik untuk menantu ibu.. ibu bantu doa saja : iya dok..

kemudian mama ningrum pun kembali ke tempat ningrum.. Ningrum

: ma.. bagaimana keadaan bang Arza ma?

Mama

: bang Arza baik-baik aja sayang, (sambil menahan air mata)

Ketika pagi hari mama ningrum terbangun karena ada suara langkah kaki masuk kekamar Arza, dilihatnya putrinya tertidur di bahunya.. ketika dokter keluar.. Dokter : ibu maaf.. ibu mohon yang sabar ya.. bapak Arza sudah dipanggil yang diatas.. kami sudah berusaha sebaik mungkin, tapi tetap yang di atas berkehendak lain.. Mama

: inalillahi wa inailaihirojiun... Ningrum... Ningrum bangun nak..

Ningrum

: ya ma... ada apa ma.. bang Arza siuman?

Mama

: sabar ya nak.. yang tabah..

Seketika Ningrum langsung tak sadarkan diri, dia syok berat mendapati sang suami yang telah pergi meninggal dunia.. dan ketika Ningrum siuman , dia sudah mendapati dirinya berada dikamarnya, namun seketika ingat akan suaminya dia histeris..

Ningrum

: bang Arzaaaaaaa..... (menangis histeris sambil berteriak-teriak).. bang...

Kemudian mama dan papanya Ningrum pun masuk. Mama

: sabar nak... sabar.. tenangkan hatimu..

Ningrum

: maa... bang Arza udah pulang kerja kan ma? Dimana dia ma? Mama...

Mama

: (sambil menangis).. nak tabahkanlah hatimu.. Arza sudah pergi meniggalkan kita sayang..

Ningrum

: gak mungkin maa.. bang Arza tadi pagi pamitan berangkat kerja kok sama ningrum...

Kemudian sang mama pun memapah Ningrum keruang tamu yang sudah ramai oleh tetangga dan sanak keluarga yang bertakjiah. Namun seketika itu juga Ningrum kembali pingsan. Setelah proses pemakaman selesai keluarga Ningrum dan Arza pun berunding, bagaimana kalau sebaiknya Ningrum ini diboyong kerumah mamanya saja, bagaimana pun Ningrum tengah hamil muda dan jiwanya sedang tergoncang. Seluruh keluarga pun menyetujuinnya. Tiba-tiba Ningrum keluar dan mencari suaminya.. Ningrum

: ma.. bang Arza dimana?

Seketika itu mamanya pun terisak-isak dan mengajak Ningrum duduk bersama-sama dengan keluarga. Mama : Ningrum sayang.. kamu harus kuat.. Didalam rahimmu sedang tumbuh Arza kecil yang akan menemani hari-harimu.. jadi jagalah dia sayang.. kamu tidak boleh seperti ini terus.. istighfar nak.. Ningrum

: (sambil terisak) Astagfirullah halazim... Astagfirullah halazim..

Setelah beberapa saat terdiam.. Ningrum : maafkan Ningrum bang Arza, Ningrum akan selalu jaga anak kita ini, Ningrum akan rawat dia sebaik mungkin, dia adalah hadiah terindah buat Ningrum.. Ningrum janji ga akan nagis lagi bang.. semoga abang tenang disana.. Ningrum tidak akan melupakan abang karena abang selalu di hati Ningrum.. Sejak hari itu, Ningrum tinggal bersama keluarganya.. dan dia pun menjaga dan merawat kehamilannya dengan baik.. dia sudah bisa menerima kehilangan Arza

More Documents from "Zihan virananda"