BLOG KESEHATAN - S1 KEPERAWATAN
HOME
FREE SOFTWARE
ASUHAN KEPERAWATAN
KUMPULAN MAKALAH
o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o
Halaman Depan Kumpulan Asuhan Keperawatan AsKep Anemia (Diagnosa Nanda 2011) AsKep Diabetes Gestasional AsKep Gangguan Telinga karena Benda Asing AsKep Hematologi (All In One) AsKep Herpes Zoster AsKep Hiperemesis Gravidarum AsKep Hipopituitari AsKep Otalgia AsKep Perikondritis AsKep Perubahan dan Adaptasi Psikologis selama Masa Kehamilan AsKep Pylonefritis AsKep Tumor Ginjal Kumpulan Makalah Keperawatan Job Description Kamar Operasi Konsep Dasar Penyakit Parkinson Manajemen Logistik Keperawatan Mekanisme Koping Orientasi Pegawai Kesehatan Partograf Pembiayaan Kesehatan Perlukah Susu Kalsium Tinggi ? Transportasi Dan Aksesibilitas Lansia Tukeran Link Yuk? My Lovely Site
ASKEP HIPEREMESIS GRAVIDARUM Author: www.upik.tk | Filed Under: Asuhan Keperawatan | di 15.29 |
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Latar belakang dari pembuatana makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah dan sebagai wawasan bagi kami didalam melakukan deteksi dini pada ibu hamil dengan hiperemesis, sekaligus mendeteksi dini adanya komplikasi serta penyulit yang kemungkinan terjadi selama kehamilan, persalinan,
dan
B.
nifas.
Tujuan
penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai sarana pembelajaran bagi kami agar lebih memahami konsep pembelajaran asuhan yang diberikan kepada ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas, dengan cara di atas diharapkan kita sebagai seorang perawat dapat memberikan penatalaksanaan
secara
dini
C.
terhadap
komplikasi
dan
penyulit
Sistematika
Dalam
penulisan
tugas
Bab I
: Pendahuluan
Bab II
: Landasan teori
Bab III : Asuhan Keperawatan
Bab IV : Kesimpulan dan Saran
makalah
tersebut.
Penulisan ini,
terdiri
dari
:
BAB II TINJAUAN TEORITIS HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Rustam
Mochtar,
1998).
Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan berlangsung selama
kurang
lebih
10
minggu.
Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi
dan
penurunan
berat
badan
(Ben-Zion,
MD,
Hal:232)
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan (Hellen
Farrer,
1999,
hal:112)
A.
Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan (Rustam Mochtar, 1998)
Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan – perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.
Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.
B.
Patologi
Pada otopsi wanita meninggal karena Hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadinya
kelainan
pada
organ-organ
tubuh
adalah
sebagai
berikut
:
> Hepar
: pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis
> Jantung : jantung atrofi, menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai perdarahan subendokardial > Otak : terdapat bercak-bercak perdarahan otak dan kelainan seperti pada ensepalopati wirnicke > Ginjal : ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli kontorti
C.
Patofisiologi Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada
trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan
akibat
D.
perdarahan
Tanda
gastrointestinal.
dan
gejala
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis gravidarum. Menurut berat ringannya
gejala
>
dibagi
menjadi
Tingkatan
tiga
tingkatan, I
Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita
Ibu merasa lemah
Nafsu makan tidak ada
Berat badan menurun
Merasa nyeri pada epigastrium
Nadi meningkat sekitar 100 per menit
Tekanan darah menurun
Turgor kulit berkurang
Lidah mengering
yaitu
:
(ringan)
Mata cekung
>
Tingkatan
II
(sendang)
Penderita tampak lebih lemah dan apatis
Turgor kulit mulai jelek
Lidah mengering dan tampak kotor
Nadi kecil dan cepat
Suhu badan naik (dehidrasi)
Mata mulai ikterik
Berat badan turun dan mata cekung
Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria
>
Tingkatan
III
(berat)
Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma)
Dehidrasi hebat
Nadi kecil, cepat dan halus
Suhu badan meningkat dan tensi turun
Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental
E.
Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati Pathways
F.
Pemeriksaan Ketika seorang wanita dating dengan keluhan mual dan muntah , riwayat berikut harus dikaji
untuk membantu membedakan antara mual dan muntah akibat kehamulan atau kondisi patologis ini.
1.
Riwayat
1. Frekuensi muntah
2. Hubungan muntah dengan asupan makanan ( jenis dan jumlah ) 3. Riwayat pola makan ( jenis makanan dan minuman , jumlah, waktu pemberian, dan reaksinya) 4. Riwayat pengobatan ( termasuk reaksi obat) 5. Riwayat gangguan makan 6. Riwayat diabetes 7. Pembedahan abdomen sebelumnya. 8. Frekuensi istirahat 9. Kecemasan dalam kehamilan 10. Dukungan keluarga 2.
Pemeriksaan
fisik
1. Berat badan ( dan hubungannya dengan berat badan sebelumnya) 2. Suhu badan , denyut nadi, dan pernafasan 3. Turgor kulit 4. Kelembapan membrane mukosa 5. Kondisi lidah ( bengkak, kering, pecah-pecah) 6. Palpasi abdomen untuk melihat pembesaran organ , dan nyeri tekan. 7. Pengkajian pertumbuhan janin. 3.
Laboratorium
1. Pemeriksaan keton dalam urine 2. Urinalis 4.
Pengkajian
Kondisi yang mengindikasikan bahwa wanita mengalami dehidrasi meliputi turgor kulit buruk, peningkatan
frekuensi
nadi
dan
oernapasan,
penurunan
pengeluaran
urine.
G.
Penanganan
1.
Pencegahan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan penerapan
tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis. Hal itu dapat dilakukan dengan
cara
:
Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.
Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi sering.
Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering arau biskuit dengan teh hangat
Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak
Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau terlalu dingin
Usahakan defekasi teratur.
2.
Terapi
obat-obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan pengobatan
Tidak memberikan obat yang terotogen
Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital
Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6
Antihistaminika seperti dramamine, avomine
Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride atau khlorpromazine.
3. Hiperemesis Adapun
terapi
gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit dan
perawatan
yang
diberikan
adalah
sebagai
a.
berikut
:
Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa
pengobatan
b.
Terapi
psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal dan fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah c.
atu
konflik
yang
kiranya
dapat Terapi
menjadi
latar
belakang
penyakit
ini.
mental
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5 %,
dalam cairan gram fisiologis sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah dengan kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dn vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino esensial secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang amsuk dan dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang telah disebutkan diatas. d.
Terminasi
kehamilan
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takikardia, ikterik, anuria,
dan
perdarahan
merupakan
manifestasi
komplikasi
organik.
Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu capat dan dipihal lain tidak boleh menunggu sampai terjadi irreversible pada organ vital.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. 1.
Pengkajian Data
Subjektif
Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat menahan makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air liurnya berlebihan/hipersalivasi. Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat memberikan informasi yang penting ini, sehingga
2. Pemeriksaan
mengaburkan
Data
diagnosis.
Objektif fisik
* Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan turgor menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat membuat erosi pada bibir dan wajah; lidah tampak merah, kering dan pecah-pecah. Faring kering dan merah, dan pernapaan berbau busuk
dengan
bau
seperti
buah-buahan
yang
khas
untuk
ketoasidosis.
Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada penyakit yang berat dan berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit kepala, stupor dan koma dapat terjadi * Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa sakit dihepar dapat ditemukan * Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan umur gestasi
Kebutuhan
Dasar
*
Khusus
Aktifitas
Tekanan
darah
sistol
menurun,
denyut
*
istirahat
nadi
meningkat
(>
100
kali
per
menit).
Integritas
ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan
tak
direncanakan.
*
Eliminasi
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi
urine.
*
Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor
kulit
berkurang,
mata
cekung
dan
lidah
*
Pernafasan
Frekuensi
pernapasan
meningkat.
* Suhu
kering.
Keamanan kadang
naik,
badan
lemah,
icterus
dan
dapat
jatuh
*
dalam
koma
Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik. *
Interaksi
sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.
Tes
Laboratorium
* Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin dan hematokrit yang meningkat menunjukkan hemokosentrasi berkaitan dengan dehidrasi. Anemia yang mungkin merupakan
konsekuensi
dari
mal
nutrisi.
* Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi sebagai akibat dehidrasi. Aseton
menunjukkan
asidosis
starvasi.
B.
Diagnosa
Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien hyperemesis
gravidarum
adalah
meliputi
:
1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mualmuntah 2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif 3.
Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
kelemahan
umum
C, Intervensi
No
Diagnosa keperawatan
Perencanaan Tujuan
Intervensi
Rasional
Dalam waktu 3x24jam 1. Timbang dan catat berat Untuk setelah diberikan badan pasien pada jam yang mendapatkan sama setiap hari tindakan pemenuhan pembacaan yang nutrisi klien terpenuhi paling akurat 2. Pantau asupan dan haluaran Dengan criteria hasil : pasien Karena berat badan dapat 1. Berat badan ideal meningkat sebagai akibat 2. Bising usus normal dari retensi cairan 3. Membrane mukosa 3. Kaji dan catat bising usus lembab pasien satu kali setiap Untuk memantau peningkatan dan ergantian tugas jaga penurunannya 4. Auskultasi dan catat suara Untuk memantau napas pasien setiap 4 jam aspirasi
1.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual-muntah
2.
Gangguan Dalam waktu 3x24 jam 1. Pantau dan catat TTV setiap Takikardia, k keseimbangan 2 jam atau sesering dispnea, atau cairan dan elektrolit mungkin sesuai keperluan hipotensi dapat 1.Membrane mukosa berhubungan sampai stabil. Kemudian mengindikasikan lembab kekurangan
dengan kehilangan 2.CRT kurang dari 3 cairan secara aktif detik
pantau dan catat TTV setiap 4 jam
3.TTV normal
2. Ukur asupan dan haluaran setiap 1 sampai 4 jam. Catat dan laporkan perubahan yang signifikan termasuk urine, feses, muntahan, drainase luka, drainase nasogastrik, drainase slang dada, dan haluaran yang lain. 3. Timbang pasien pada waktu yang sama setiap hari
volume cairan atau ketidakseimbangan elektrolit. Haluaran urine yang rendah dan berat jenis urine yang tinggi mengindikasikan hipovolemia
Untuk memberikan data yang lebih akurat dan konsisten. Berat badan merupakan indicator yang baik untuk status cairan. Untuk memeriksa dehidrasi
4. Kaji turgor kulit dan membrane mukosa mulut Untuk menghindari dehidrasi setiap 8 jam membrane mukosa 5. Berikan perawatan mulut dengan cermat setiap 4 jam Peningkatan berat jenis urine dapat mengindikasikan 6. Periksa berat jenis urin setiap dehidrasi 8 jam
4.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat berfungsi pasien Komunikasi tindakan keperawatan dengan menggunakan skala diantara anggota selama 3x24 jam mobilitas fungsional. staf dapat terjadi peningkatan Komunikasikan tingkat ini meyakinkan pada staf toleransi aktivitas kontiunitas dengan criteria hasil : perawatan dan mempertahankan 1. Melaporkan dan kemandirian 2. Kecuali mendemonstrasikan dikontraindikasikan, lakukan peningkatan Latihan ROM dapat ROM setiap 2 sampai 4 jam. aktivitas fisik yang mencegah Tingkatkan dari pasif ke aktif, dapat diukur kontraktur sendi sesuai toleransi pasien. dan atrofi otot 2. Skala mobilitas 0-1 3.Kaji kehilangan/gangguan 3. Skala kekuatan otot 5 keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot (dapat melawan Menunjukkan tahanan perubahan neurologi karena 4. Klien terlihat segar defisiensi vitamin B12 mempengaruhi kamanan pasien /resiko cedera 4. Awasi TD, nadi, pernapasan, selama dan sesudah Manifestasi kardiopulmonal aktivitas. Catat respon dari upaya jantung terhadap tingkat aktivitas dan paru untuk (mis. Peningkatan denyut membawa jumlah jantung/TD, disritmia, oksigen adekuat ke pusing, dispnea, takipnea, jaringan dan sebagainya)
D. * *
Evaluasi Pasien Pasien
tidak
terhindar
lagi dari
*
*
kerusakan
kulit
bukti
atau
TTV
* *
menunjukkan
Berat
mempunyai jenis
cairan turgor urin
berat
badan
disekitar
pemasangan
slang
tetap
Volume Pasien
infeksi
penurunan
kulit tetap
stabil tetap
normal di
dan antara
membrane 1,005
adekuat mukosa dan
lembap 1,010
* Pasien mempertahankan keseimbangan cairan ( asupan seimbang dengan haluaran) *
Pasien
*
Membrane
*
Pasien
*
Pasien
menyatakan mukosa
mulut
mempertahankan
melakukan
aktivitas
peningkatan merah
kekuatan
perawatan
diri
rasa muda
otot pada
tingkat
nyaman dan
dan yang
lembap
ROM
sendi
dapat
ditoleransi
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian
diatas
dapat
disimpulkan
hal-hal
sebagai
berikut
:
1. Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umum pasien memburuk.
2. Penyebab Hiperemesis gravidarum secara pasti belum diketahui, faktor predisposisinya antara lain ; peningkatan kadar HCG, faktor organik, dan faktor endokrin lainnya. 3. Secara patologik menunjukkan adanya kelainan-kelainan dalam berbagai alat tubuh seperti hati, jantung, otak dan ginjal 4. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan dehidrasi, kekurangan energi, tertimbun zat
metabolik
toksik,
terganggunya
keseimbangan
elektrolit
dan
perdarahan
gastrointestinal 5. Hiperemesis gravidarum terbagi dalam 3 tingkatan yaitu ringan, sedang dan berat 6. Penanganan Hiperemesis gravidarum pada tahap awal adalah pencegahan yaitu dengan memberikan konseling untuk menghadapi kehamilan dan komplikasinya 7. Terapi yang diberikan pada kasus Hiperemesis gravidarum adalah terapi obat-obatan, terapi psikologik, terapi parenteral dan isolasi. Apabila keadaan tetap memburuk terminasi kehamilan perlu dipertimbangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Babak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4; Jakarta, EGC Doenges,E,Marilynn.2000.Rencana
Asuhan
Keperawatan.jakarta:
EGC
Mansjoer, A, dkk, (2001), Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jakarta : Penerbit Media Aesculapius FKUI. Manuaba, Ida Bagus, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta, Penerbit: Arcan Mochtar, R, (1998), Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, edisi 2, Jilid 1, Jakarta : Mochtar,
EGC. Rustam,
Morgan,Geri,dkk, Prawirohardjo,
1998, 2009,
Sarwono,
Sastrawinata,Sulaiman.
Sinopsis
Obsetri,
Obstetri&Ginekologi 2005, 2005.
Ilmu
panduan
Kebidanan,
Obstetri
Jilid
I,
Jakarta;
EGC
praktik,Jakarta:
EGC
Jakarta;
Patologi.edisi
Tridasa
2.Jakarta
Printer :
EGC
Taber, B, (1994), Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, cetakan 1 Jakarta : EGC. Taylor,Cynthia
M.2010.Diagnosis
Keperawatan:
dengan
Rencana
Asuhan.Jakarta:EGC
Wiknjosastro,Hanifa, 2005, ilmu kebidanan, edisi 3, Jakarta: Yayasan Bina pustaka sarwono prawirohardjo