Askep Gravidarum.docx

  • Uploaded by: Anonymous BwRHFA40
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askep Gravidarum.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,721
  • Pages: 17
BLOG KESEHATAN - S1 KEPERAWATAN



HOME



FREE SOFTWARE



ASUHAN KEPERAWATAN



KUMPULAN MAKALAH

  o o o o o o o o o o o o  o o o o o o o o o  

Halaman Depan Kumpulan Asuhan Keperawatan AsKep Anemia (Diagnosa Nanda 2011) AsKep Diabetes Gestasional AsKep Gangguan Telinga karena Benda Asing AsKep Hematologi (All In One) AsKep Herpes Zoster AsKep Hiperemesis Gravidarum AsKep Hipopituitari AsKep Otalgia AsKep Perikondritis AsKep Perubahan dan Adaptasi Psikologis selama Masa Kehamilan AsKep Pylonefritis AsKep Tumor Ginjal Kumpulan Makalah Keperawatan Job Description Kamar Operasi Konsep Dasar Penyakit Parkinson Manajemen Logistik Keperawatan Mekanisme Koping Orientasi Pegawai Kesehatan Partograf Pembiayaan Kesehatan Perlukah Susu Kalsium Tinggi ? Transportasi Dan Aksesibilitas Lansia Tukeran Link Yuk? My Lovely Site

ASKEP HIPEREMESIS GRAVIDARUM Author: www.upik.tk | Filed Under: Asuhan Keperawatan | di 15.29 |

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar

belakang

Latar belakang dari pembuatana makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah dan sebagai wawasan bagi kami didalam melakukan deteksi dini pada ibu hamil dengan hiperemesis, sekaligus mendeteksi dini adanya komplikasi serta penyulit yang kemungkinan terjadi selama kehamilan, persalinan,

dan

B.

nifas.

Tujuan

penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai sarana pembelajaran bagi kami agar lebih memahami konsep pembelajaran asuhan yang diberikan kepada ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas, dengan cara di atas diharapkan kita sebagai seorang perawat dapat memberikan penatalaksanaan

secara

dini

C.

terhadap

komplikasi

dan

penyulit

Sistematika

Dalam

penulisan

tugas



Bab I

: Pendahuluan



Bab II

: Landasan teori



Bab III : Asuhan Keperawatan



Bab IV : Kesimpulan dan Saran

makalah

tersebut.

Penulisan ini,

terdiri

dari

:

BAB II TINJAUAN TEORITIS HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Rustam

Mochtar,

1998).

Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan berlangsung selama

kurang

lebih

10

minggu.

Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi

dan

penurunan

berat

badan

(Ben-Zion,

MD,

Hal:232)

Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan (Hellen

Farrer,

1999,

hal:112)

A.

Etiologi

Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan (Rustam Mochtar, 1998)



Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG



Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan – perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.



Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.



Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.

B.

Patologi

Pada otopsi wanita meninggal karena Hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadinya

kelainan

pada

organ-organ

tubuh

adalah

sebagai

berikut

:

> Hepar

: pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis

> Jantung : jantung atrofi, menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai perdarahan subendokardial > Otak : terdapat bercak-bercak perdarahan otak dan kelainan seperti pada ensepalopati wirnicke > Ginjal : ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli kontorti

C.

Patofisiologi Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada

trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan

akibat

D.

perdarahan

Tanda

gastrointestinal.

dan

gejala

Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis gravidarum. Menurut berat ringannya

gejala

>

dibagi

menjadi

Tingkatan

tiga

tingkatan, I



Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita



Ibu merasa lemah



Nafsu makan tidak ada



Berat badan menurun



Merasa nyeri pada epigastrium



Nadi meningkat sekitar 100 per menit



Tekanan darah menurun



Turgor kulit berkurang



Lidah mengering

yaitu

:

(ringan)



Mata cekung

>

Tingkatan

II

(sendang)



Penderita tampak lebih lemah dan apatis



Turgor kulit mulai jelek



Lidah mengering dan tampak kotor



Nadi kecil dan cepat



Suhu badan naik (dehidrasi)



Mata mulai ikterik



Berat badan turun dan mata cekung



Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi



Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria

>

Tingkatan

III

(berat)



Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma)



Dehidrasi hebat



Nadi kecil, cepat dan halus



Suhu badan meningkat dan tensi turun



Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental



E.

Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati Pathways

F.

Pemeriksaan Ketika seorang wanita dating dengan keluhan mual dan muntah , riwayat berikut harus dikaji

untuk membantu membedakan antara mual dan muntah akibat kehamulan atau kondisi patologis ini.

1.

Riwayat

1. Frekuensi muntah

2. Hubungan muntah dengan asupan makanan ( jenis dan jumlah ) 3. Riwayat pola makan ( jenis makanan dan minuman , jumlah, waktu pemberian, dan reaksinya) 4. Riwayat pengobatan ( termasuk reaksi obat) 5. Riwayat gangguan makan 6. Riwayat diabetes 7. Pembedahan abdomen sebelumnya. 8. Frekuensi istirahat 9. Kecemasan dalam kehamilan 10. Dukungan keluarga 2.

Pemeriksaan

fisik

1. Berat badan ( dan hubungannya dengan berat badan sebelumnya) 2. Suhu badan , denyut nadi, dan pernafasan 3. Turgor kulit 4. Kelembapan membrane mukosa 5. Kondisi lidah ( bengkak, kering, pecah-pecah) 6. Palpasi abdomen untuk melihat pembesaran organ , dan nyeri tekan. 7. Pengkajian pertumbuhan janin. 3.

Laboratorium

1. Pemeriksaan keton dalam urine 2. Urinalis 4.

Pengkajian

Kondisi yang mengindikasikan bahwa wanita mengalami dehidrasi meliputi turgor kulit buruk, peningkatan

frekuensi

nadi

dan

oernapasan,

penurunan

pengeluaran

urine.

G.

Penanganan

1.

Pencegahan

Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan penerapan

tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis. Hal itu dapat dilakukan dengan

cara

:



Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.



Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi sering.



Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering arau biskuit dengan teh hangat



Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak



Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau terlalu dingin



Usahakan defekasi teratur.

2.

Terapi

obat-obatan

Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan pengobatan



Tidak memberikan obat yang terotogen



Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital



Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6



Antihistaminika seperti dramamine, avomine



Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride atau khlorpromazine.

3. Hiperemesis Adapun

terapi

gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit dan

perawatan

yang

diberikan

adalah

sebagai

a.

berikut

:

Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa

pengobatan

b.

Terapi

psikologik

Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal dan fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah c.

atu

konflik

yang

kiranya

dapat Terapi

menjadi

latar

belakang

penyakit

ini.

mental

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5 %,

dalam cairan gram fisiologis sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah dengan kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dn vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino esensial secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang amsuk dan dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang telah disebutkan diatas. d.

Terminasi

kehamilan

Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takikardia, ikterik, anuria,

dan

perdarahan

merupakan

manifestasi

komplikasi

organik.

Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu capat dan dipihal lain tidak boleh menunggu sampai terjadi irreversible pada organ vital.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

A. 1.

Pengkajian Data

Subjektif

Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat menahan makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air liurnya berlebihan/hipersalivasi. Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat memberikan informasi yang penting ini, sehingga

2. Pemeriksaan

mengaburkan

Data

diagnosis.

Objektif fisik

* Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan turgor menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat membuat erosi pada bibir dan wajah; lidah tampak merah, kering dan pecah-pecah. Faring kering dan merah, dan pernapaan berbau busuk

dengan

bau

seperti

buah-buahan

yang

khas

untuk

ketoasidosis.

Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada penyakit yang berat dan berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit kepala, stupor dan koma dapat terjadi * Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa sakit dihepar dapat ditemukan * Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan umur gestasi

Kebutuhan

Dasar

*

Khusus

Aktifitas

Tekanan

darah

sistol

menurun,

denyut

*

istirahat

nadi

meningkat

(>

100

kali

per

menit).

Integritas

ego

Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan

tak

direncanakan.

*

Eliminasi

Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi

urine.

*

Makanan/cairan

Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor

kulit

berkurang,

mata

cekung

dan

lidah

*

Pernafasan

Frekuensi

pernapasan

meningkat.

* Suhu

kering.

Keamanan kadang

naik,

badan

lemah,

icterus

dan

dapat

jatuh

*

dalam

koma

Seksualitas

Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik. *

Interaksi

sosial

Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.

Tes

Laboratorium

* Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin dan hematokrit yang meningkat menunjukkan hemokosentrasi berkaitan dengan dehidrasi. Anemia yang mungkin merupakan

konsekuensi

dari

mal

nutrisi.

* Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi sebagai akibat dehidrasi. Aseton

menunjukkan

asidosis

starvasi.

B.

Diagnosa

Keperawatan

Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien hyperemesis

gravidarum

adalah

meliputi

:

1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mualmuntah 2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif 3.

Intoleransi

aktivitas

berhubungan

dengan

kelemahan

umum

C, Intervensi

No

Diagnosa keperawatan

Perencanaan Tujuan

Intervensi

Rasional

Dalam waktu 3x24jam 1. Timbang dan catat berat  Untuk setelah diberikan badan pasien pada jam yang mendapatkan sama setiap hari tindakan pemenuhan pembacaan yang nutrisi klien terpenuhi paling akurat 2. Pantau asupan dan haluaran Dengan criteria hasil : pasien  Karena berat badan dapat 1. Berat badan ideal meningkat sebagai akibat 2. Bising usus normal dari retensi cairan 3. Membrane mukosa 3. Kaji dan catat bising usus lembab pasien satu kali setiap  Untuk memantau peningkatan dan ergantian tugas jaga penurunannya 4. Auskultasi dan catat suara  Untuk memantau napas pasien setiap 4 jam aspirasi

1.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual-muntah

2.

Gangguan Dalam waktu 3x24 jam 1. Pantau dan catat TTV setiap  Takikardia, k keseimbangan 2 jam atau sesering dispnea, atau cairan dan elektrolit mungkin sesuai keperluan hipotensi dapat 1.Membrane mukosa berhubungan sampai stabil. Kemudian mengindikasikan lembab kekurangan

dengan kehilangan 2.CRT kurang dari 3 cairan secara aktif detik

pantau dan catat TTV setiap 4 jam

3.TTV normal

2. Ukur asupan dan haluaran setiap 1 sampai 4 jam. Catat dan laporkan perubahan yang signifikan termasuk urine, feses, muntahan, drainase luka, drainase nasogastrik, drainase slang dada, dan haluaran yang lain. 3. Timbang pasien pada waktu yang sama setiap hari

volume cairan atau ketidakseimbangan elektrolit.  Haluaran urine yang rendah dan berat jenis urine yang tinggi mengindikasikan hipovolemia

 Untuk memberikan data yang lebih akurat dan konsisten. Berat badan merupakan indicator yang baik untuk status cairan.  Untuk memeriksa dehidrasi

4. Kaji turgor kulit dan membrane mukosa mulut  Untuk menghindari dehidrasi setiap 8 jam membrane mukosa 5. Berikan perawatan mulut dengan cermat setiap 4 jam  Peningkatan berat jenis urine dapat mengindikasikan 6. Periksa berat jenis urin setiap dehidrasi 8 jam

4.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat berfungsi pasien  Komunikasi tindakan keperawatan dengan menggunakan skala diantara anggota selama 3x24 jam mobilitas fungsional. staf dapat terjadi peningkatan Komunikasikan tingkat ini meyakinkan pada staf toleransi aktivitas kontiunitas dengan criteria hasil : perawatan dan mempertahankan 1. Melaporkan dan kemandirian 2. Kecuali mendemonstrasikan dikontraindikasikan, lakukan peningkatan  Latihan ROM dapat ROM setiap 2 sampai 4 jam. aktivitas fisik yang mencegah Tingkatkan dari pasif ke aktif, dapat diukur kontraktur sendi sesuai toleransi pasien. dan atrofi otot 2. Skala mobilitas 0-1 3.Kaji kehilangan/gangguan 3. Skala kekuatan otot 5 keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot (dapat melawan  Menunjukkan tahanan perubahan neurologi karena 4. Klien terlihat segar defisiensi vitamin B12 mempengaruhi kamanan pasien /resiko cedera 4. Awasi TD, nadi, pernapasan, selama dan sesudah  Manifestasi kardiopulmonal aktivitas. Catat respon dari upaya jantung terhadap tingkat aktivitas dan paru untuk (mis. Peningkatan denyut membawa jumlah jantung/TD, disritmia, oksigen adekuat ke pusing, dispnea, takipnea, jaringan dan sebagainya)

D. * *

Evaluasi Pasien Pasien

tidak

terhindar

lagi dari

*

*

kerusakan

kulit

bukti

atau

TTV

* *

menunjukkan

Berat

mempunyai jenis

cairan turgor urin

berat

badan

disekitar

pemasangan

slang

tetap

Volume Pasien

infeksi

penurunan

kulit tetap

stabil tetap

normal di

dan antara

membrane 1,005

adekuat mukosa dan

lembap 1,010

* Pasien mempertahankan keseimbangan cairan ( asupan seimbang dengan haluaran) *

Pasien

*

Membrane

*

Pasien

*

Pasien

menyatakan mukosa

mulut

mempertahankan

melakukan

aktivitas

peningkatan merah

kekuatan

perawatan

diri

rasa muda

otot pada

tingkat

nyaman dan

dan yang

lembap

ROM

sendi

dapat

ditoleransi

BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan

Berdasarkan

uraian

diatas

dapat

disimpulkan

hal-hal

sebagai

berikut

:

1. Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umum pasien memburuk.

2. Penyebab Hiperemesis gravidarum secara pasti belum diketahui, faktor predisposisinya antara lain ; peningkatan kadar HCG, faktor organik, dan faktor endokrin lainnya. 3. Secara patologik menunjukkan adanya kelainan-kelainan dalam berbagai alat tubuh seperti hati, jantung, otak dan ginjal 4. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan dehidrasi, kekurangan energi, tertimbun zat

metabolik

toksik,

terganggunya

keseimbangan

elektrolit

dan

perdarahan

gastrointestinal 5. Hiperemesis gravidarum terbagi dalam 3 tingkatan yaitu ringan, sedang dan berat 6. Penanganan Hiperemesis gravidarum pada tahap awal adalah pencegahan yaitu dengan memberikan konseling untuk menghadapi kehamilan dan komplikasinya 7. Terapi yang diberikan pada kasus Hiperemesis gravidarum adalah terapi obat-obatan, terapi psikologik, terapi parenteral dan isolasi. Apabila keadaan tetap memburuk terminasi kehamilan perlu dipertimbangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Babak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4; Jakarta, EGC Doenges,E,Marilynn.2000.Rencana

Asuhan

Keperawatan.jakarta:

EGC

Mansjoer, A, dkk, (2001), Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jakarta : Penerbit Media Aesculapius FKUI. Manuaba, Ida Bagus, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta, Penerbit: Arcan Mochtar, R, (1998), Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, edisi 2, Jilid 1, Jakarta : Mochtar,

EGC. Rustam,

Morgan,Geri,dkk, Prawirohardjo,

1998, 2009,

Sarwono,

Sastrawinata,Sulaiman.

Sinopsis

Obsetri,

Obstetri&Ginekologi 2005, 2005.

Ilmu

panduan

Kebidanan,

Obstetri

Jilid

I,

Jakarta;

EGC

praktik,Jakarta:

EGC

Jakarta;

Patologi.edisi

Tridasa

2.Jakarta

Printer :

EGC

Taber, B, (1994), Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, cetakan 1 Jakarta : EGC. Taylor,Cynthia

M.2010.Diagnosis

Keperawatan:

dengan

Rencana

Asuhan.Jakarta:EGC

Wiknjosastro,Hanifa, 2005, ilmu kebidanan, edisi 3, Jakarta: Yayasan Bina pustaka sarwono prawirohardjo

Related Documents

Askep
October 2019 90
Askep
July 2020 51
Askep
May 2020 71
Askep Malaria.docx
April 2020 6
Askep Parkinson.pptx
November 2019 14

More Documents from ""

1102106021-3-bab Ii.docx
November 2019 15
6. Bab Ii.docx
November 2019 13
Tgs Sistem Reproduksi.docx
November 2019 18
Belum Jadiiiii.docx
November 2019 14
Askep Gravidarum.docx
November 2019 14