LAPORAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny.S.H.B DI RT 011 KELURAHAN REWARANGGA SELATAN KECAMATAN ENDE TIMUR TANGGAL 17 – 22 DESEMBER 2018
OLEH VERONIKA NOVILINA DEA PO530320216425
TINGKAT III A KEPERAWATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ENDE 2018
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny.S.H.B DI RT 011 KELURAHAN REWARANGGA SELATAN KECAMATAN ENDE TIMUR TANGGAL 17 – 22 DESEMBER 2018
Telah Disetujui Dan Disahkan Oleh:
PRECEPTOR AKADEMIK
Sulansi, SPd.S.Kep.Ns.MM NIP : 195408171976122001
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan rahmatNya, Penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan “ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny.S.H.B DI RT 011 KELURAHAN REWARANGGA SELATAN KECAMATAN ENDE TIMUR” Dalam menyelesaikan penyusunan laporan ini, Penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan yang sangat bermanfaat dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, sudah sepantasnya Penulis haturkan limpah terimah kasih kepada : 1. Aris Wawomeo, M.Kep,Ns,Sp.Kep.Kom, selaku Ketua Program Studi Keperawatan Ende, yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis untuk menimba ilmu di Prodi Keperawatan Ende, sekaligus telah mengizinkan Penulis, untuk melakukan praktek mata kuliah gerontik. 2. Sulansi, Spd.S.KepNs,MM selaku Preceptor Akademik yang telah membimbing Penulis, dalam menyusun laporan asuhan keperawatan gerontik 3. Klien dan keluarga yang telah bersedia bekerja sama dalam menyelesaikan penulisan asuhan keperawatan gerontik ini 4. Teman-teman seperjuangan yang telah mendukung dan membantu penulis dengan caranya masing – masing demi kelancaran penyusunan laporan asuhan keperawatan gerontik. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala kritik saran dari pembaca penulis harapkan demi penyempurnaan laporan ini.
Ende,
Desember 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Cover Halaman Judul Lembar Pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan a. Tujuan Umum b. Tujuan Khusus C. Metode Penulisan D. Sistematika Penulisan BAB II. TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Teori B. Konsep Dasar Askep a. Pengkajian b. Diagnosa keperawatan c. Intervensi d. Evaluasi C. Konsep Dasar Teori BAB III.TINJAUAN KASUS A. Pengkajian keperawatan B. Diagnosis keperawatan C. Rencana keperawatan D. Implementasi Keperawatan E. Evaluasi keperawatan BAB IV. PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung dan submukosa lambung yang bersifat secara akut, kronis, difus atau lokal akibat infeksi dari bakteri, obat-obatan dan bahan iritan lain, sehingga menyebabkan kerusakankerusakan atau perlukaan yang menyebabkan erosi pada lapisan-lapisan tersebut dengan gambaran klinis yang ditemukan berupa dispepsia atau indigesti. Klasifikasi gastritis : gastritis akut dan gastritis kronik. Menurut Muttaqin(2011) Penyebab dari gastritis antara lain : Obat-obatan, minuman beralkohol, infeksi bakteri, Infeksi virus, Infeksi jamur. Gambaran klinis pada gastritis yaitu: Gastritis Akut, gambaran klinis meliputi: Dapat terjadi ulserasi superfisial dan dapat menimbulkan hemoragi, rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual, dan anoreksia. disertai muntah dan cegukan, beberapa pasien menunjukkan asimptomatik, dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak dimuntahkan, tetapi malah mencapai usus, Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu mungkin akan hilang selama 2 sampai 3 hari. (Smeltzer, 2001) Gastritis Kronis Pasien dengan Gastritis tipe A secara khusus asimtomatik kecuali untuk gejala defisiensi vitamin B12 . pada gastritis tipe B, pasien mengeluh anoreksia ( nafsu makan menurun ), nyeri ulu hati setelah makan, kembung, rasa asam di mulut, atau mual dan muntah. (Smeltzer dan Bare, 2001) Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada gastritis menurut Dermawan ( 2010) adalah: Perdarahan saluran cerna bagian atas
Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi vitamain B12
Episode gastritis berulang dan perburukan gejala dapat dicegah melalui perubahan gaya hidup sebagai berikut: Hindari makanan pedas, terlalu asam, atau mengandung gas seperti kol dan sawi, Kurangi atau hindari konsumsi kopi, teh, dan minuman bersoda, Perbanyak frekuensi makan namun dalam porsi kecil, kurang lebih 5-6x/hari, usahakan jadwal makan teratur dan jangan sampai terlambat, Kelola stres dengan baik melalui olahraga, metode relaksasi atau kegiatan lain yang disukai.
B. Tujuan 1. Tujuan umum Setelah melakukan proses pembelajaran lapangan/klinik diharapkan dapat menerapkan asuhan keperawatan pada lansia Di RT Jama - Rewarangga 2. Tujuan Khusus Diharapkan mahasiswa dapat : 1. Melakukan pengkajian perawatan pada lansia 2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada lansia 3. Melakukan perencanaan tindakan keperawatan pada lansia 4. Melakukan tindakan keperawatan pada lansia 5. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan dokumentasi tingkat perkembangan pada lansia C. Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah : 1. Metode Kepustakaan Memanfaatkan buku-buku yang berkaitan dengan asuhan keperawatan gerontik dan gastritis. 2. Konsultasi Berkonsultasi pada dosen pembimbing 3. Studi kasus Melakukan pengkajian langsung pada Ny. S.H.B D. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN, yang terdiri dari Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Metode penulisan dan Sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN TEORITIS, yang terdiri dari Konsep Dasar Medis dan Konsep Dasar Askep,serta konsep teori penyakit gastritis pada lansia BAB III : TINJAUAN KASUS, yang terdiri dari Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Rencana Keperawatan, Implementasi dan Evaluasi. BAB IV : PENUTUP, yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran. DAFTAR PUSTAKA
BAB II TINJAUAN KASUS
A. KONSEP TEORI GERONTIK 1. Pengertian Gerontik adalah proses biologis yang tidak dapat dihindarkan. Dalam terminologi biologi aging (menua) sulit untuk didefenisikan, karena proses aging jauh lebih kompleks dari sekedar bertambahnya usia. Oleh karena itu berbagai upaya telah dicoba untuk mendefenisikan aging dan berbagai teori mengenai aging telah dikemukakan oleh para sarjana. Menurut Paris Constatinides, 1994 : aging adalah hilangnya kemampuan jaringan tubuh kita secara graduil untuk dapat memperbaharui dirinya sendiri, mempertahankan struktur dan fungsinya secara normal, ketahanannya terhadap injury dan untuk memperbaiki kembali kerusakan yang dialaminya tidak seperti pada saat kelahirannya. 2. Batasan Lansia Menurut Depkes RI, membagi lanjut usia menjadi 3 kelompok : a. Masa virilitas/menjelang lanjut usia : 45-54 tahun b. Masa prasenium/lanjut usia : 55-64 tahun c. Masa senium/lanjut usia : > 65 tahun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), membagi lanjut usia sebagai berikut: a. Lanjut usia : 60-74 tahun b. Usia tua : 75-89 tahun c. Usia sangat tua : >90 tahun Menurut Birren and Jenner membedakan usia biologis, usia psikologis dan usia sosial a. Usia biologis Menunjukan pada jangka waktu seseorang sejak lahirnya berada dalam keadaan hidup atau tidak mati b. Usia psikologis Menunjukan pada kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian terhadap situasi yang dihadapi c. Usia social Menunjukan pada peran-peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat kepada seseorang dengan usianya. 3. Perubahan Yang Terjadi Akibat Penuaan Seiring dengan proses menua, maka terjadi berbagai perubahan secara cepat dari semua sisi kehidupan lanjut usia. Perubahan tersebut dapat dirasakan pada sisis biologis/fisik/tubuh, psikologis/kejiwaan, sosial/hubungan kemasyarakatandan spiritual atau keagamaan. a. Perubahan biologis
1. Tingkat sel : ketidakteraturan jumlah sel, ketidakteraturan besar sel perubahan pada sel-sel saraf 2. Tingkat organ a) Sistem pernapasan : pengeroposan dan pengapuran tulang dinding dada, perubahan bentuk dan ukuran, kelemahan otot pernapasan, kelenturan paru-paru berkurang, pernapasan dangkal, timbul keluhan sesak napas, kekuatan gerak bernapas menurun, gangguan distribusi atau penyebaran udara ke paru-paru, gangguan keluar masuknya udara ke paru-paru b) Sistem kardiovaskuler : elastisitas/kelenturan pembuluh darah menurun, penyempitan pembuluh darah, pembutuhan pembulu darah otak oleh lemak, pembesaran ukuran jantung, berkurangnya jumlah inti sel pembuluh darah jantung, pengapuran jaringan, kutub dan pembuluh darah di jantung, ukuran katub jantung bertambah, penebalan katub jantung, penurunan berat jantung, ketidakteraturan irama jantung, denyut jantung setelah beraktifitas menjadi berkurang, daya cadangan jantung menurun, pengeluaran darah dari jantung menurun c) Sistem saraf (otak) : berkurangnya jumlah sel daragf di otak, berkurangnya fungsi sel saraf di otak, kematian sel saraf otak, menurunya daya ingat, berkurangnya rangsangan/reaksi saraf terhadap rangsangan panas, dingin, benda tajam, benda halus, dan berbagai rangsangan, gangguan pada saraf pendengaran, pengelihatan, pengecapan, perabaan, berbicara dan bergerak, gangguan pada pembuluh dara otak, perubahan tingkat kesadaran dan derajat kewaspadaan, terganggunya proses berpikir d) Sistem gastroinstestinal : gigi mulai banyak yang tanggal, kerusakan gigi, produksi air liur/ludah berkurnag, berkurangnya fungsi ludah sebagai pelicin makanan, penurunan fungsi pengecap/perasa terutama asin, kelemahan otot polos kerongkongan sehingga sulit menelan, berkurangnya produksi hcl, berkurangnya rasa lapar, penurunan fungsi usus, berkurangnya fungsi hati untuk menetralkan racun dan menyimpan vitamin, pergerakan usus melemah e) Sistem urinaria : fungsi ginjal untuk mengencerkan dan penyaringan menurun, jumlah otot ginjal berkurang, produksi ureum berkurang, otot perkencingan melemah, penyumbatan saluran kencing f) Sistem muskuloskeletal (kulit, rambut, tulang) 1. Kulit : kulit kering, kulit kendor dengan kerutan , permukaan kulit kasar dan bersisik, mekanisme penjagaan keamanan oleh kulit berkurang, respon peredaran darah menurun , penurunan produksi vitamin d, gangguan pewarnaan kulit
b.
c.
d.
e.
2. Rambut : pertumbuhan rambut menjadi lambat, rambut lebih halus, jumlah lebih sedikit, rambut pada alis, lubang hidung dari wajah sering tumbuh lebih panjang, rambut memutih, banyak yang rontok 3. Tulang : pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku menjadi pudar, kurang bercahaya dan rapuh, warna kuku agak kekuningan, kuku menjadi tebal dan keras, pengeroposan dan pengapuran tulang, pergerakan sendi terbatas, aktifitas berkurang, mudah jatuh keseimbangan berkurang, rahang mengecil g. Sistem pendengaran : prebiakusis, membran timpani menjadi atropi menyebabkan oteosklerosis, pengumpulan serumen dapat mengeras klerena meningkatnya keratin, pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa/stress h. Sistem pengelihatan : spingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar, kornea lebih berbentuk steris/lensa lebih suram menjadi kerak jelas menyebabkan gangguan pengelihatan, meningkatnya ambang, pengamatan sinar daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat dan susah dalam melihat cahaya gelap, menurunnya lapang pandang, berkurang dan luas pandangannya, menurunnya daya memebedakan warna biru atau hijau pada skala hilangnya daya akomodasi i. Sistem pengaturan temperatur tubuh yang sering ditemui antara lain : temperattur tubuh mmenurun (hiportermi), keterbatasan reflek menggigil dan tidakk dapat memproduksi panas, panas yg banyak sehingga terjadinya rendan aktifitas otot j. Sistem endokrin : produksi semua hormon menurun, fungsi pada tiroid dan sekresinya tidak berubah, menurunnya produksi tiroid, menurunnya bml,menurunya sekresi hormon seperti progesteron, esstrogen dan tetosteron Perubahan psikologis Perubahan yang dialami antara lain :keinginan – keinginan diatas beban mental terhadap perubahan dan keinginan, kegusaran terhadap penyakit yang dialami, menjalani masa pensiun, kegusaran terhadap penyakit yang dialami, ditinggal suami dan istri, kehilangan pekerjaan, kesedihan, kebingungan, motivasi berkurang. Perubahan sosial/hubungan kemasyarakatan : kehilangan pekerjaan, perubahan status dalam keluarga, perubahan peran, malas berorientasi dengan orang seusia Perubahan ekonomi : berkurangnya penghasilan, tidak berpenghasilan, kehilangan wewenang, kekuasaan dan kewibaan, ketidakpastian jaminan atau ekonomi Perubahan spiritual/keagamaan : lebih mendekatkan diri pada Tuhan, mengikuti ritual keagamaan, meningkatkan ibadah keagamaan, menolak takdir tuhan, apatis terhadap agama, kehidupan keagamaan makin teratur
2. Kunci Menuju Lanjut Usia Yang Bahagia Apa itu bahagia : B : Berat badan berkebihan supaya dihindarkan A : Aturlah makanan hingga sesuai/kurangi lemak/kolesterol H : Hindarkan faktor-faktor penyakit jantung atau koroner A : Agar terus merasa berguna dengan mempunyai kegiatan atau hobi yangbermanfaat G : Gairah hidup anda akan tetap semarak jika kegiatan yang dilakukkanbersama I : Ikuti nasihat dokter dan hindari situasi kejang A : Awasi kesehatan dengan memeriksa kesehatan periodik B. KONSEP DASAR ASKEP GERONTIK 1. Pengertian Untuk mengetahui kemampuan dan kekuatan usia saraf, fisik, psikologis, sosial, dan spiritual, maka perlu dilakukan pengkajian terhadap usia lanjut secara menyeluruh menyangkut keempat aspek tersebut. 1. Fisik / biologis a. Wawancara riwayat kesehatan 1) Pandangan lansia tentang kesehatannya 2) Kegiatan yang mampu dilakukan lansia 3) Kekuatan fisik lansia ( otot ,sendi , pendengaran dan penglihatan). 4) Kebiasaan lansia merawat diri sendiri . 5) Kebiasaan makan , minum , istirahat /tidur ,BAB / BAK . 6) Kebiasaan gerak badan / olah raga . 7) Perubahan – perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan. 8) Kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan minum obat . 9) Masalah – masalah seksual yang dirasakan . b. Pemeriksaan fisik 1) Sistem intergumen / kulit 2) Muskuluskleta 3) Respirasi 4) Kardiovaskuler 5) Perkemihan 6) Persyarafan 7) Fungsi sensorik ( penglihatan , pendengaran, pengecapan dan penciuman). 2. Psikologis Dilakukan saat berkomunikasi untuk melihat fungsi kognitif termasuk daya ingat, proses fikir. Perlu dikaji alam perasaan, orientasi terhadap
realitas , kemampuan dalam menyelesaikan masalah. Perubahan umum yang terjadi : 1. Penurunan daya ingat 2. Proses pikir lambat 3. Adanya perasaan sedih 4. Merasakan kurang perhatian Hal hal yang perlu dikaji meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Apakah mengenal masalah masalah utamanya Apakah optimas mengandung sesuatu dalam kegiatan Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan Apakah merasa dirinya dibutuhkan atau tidak Bagaimana mengatasi , masalah atas stress yang dialami Apakah mudah untuk menyesuaikan diri Apakah usila untuk menyesuikan diri Apakah usila menggali kegagalan Apakah harapan searang dan dimasa yang akan datang , dll.
3. Sosial ekonomi 1. Bagaimana lansia membina keakraban dengan teman sebaya maupun dengan lingkungan dan bagaimana keterlibatan lansia dalam organi social 2. Penghasilan yang diperoleh 3. Perasaan sejahtera dalam kaitannya dengan sosial ekonomi . Hal hal yang perlu dikaji ,antara lain : 1. Kesibukan lansia dalam mengisi waktu luang . 2. Sumber keuangan . 3. Dengan siapa yang ia tinggal . 4. Kegiatan organisasi sosial yang diikuti 5. Pandangan lansia terhadap lingkungannya 6. Berapa sering lansia berhubungan dengan orang lain diluar rumah 7. Siapa saja yang bisa mengunjunginya 8. Seberapa besar ketergantungannya 9. Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginan dengan fasilitas yang ada 4. Spiritual Keyakinan agama yang dimiliki dan sejauh mana keyakinan tersebut dapat diterapkan. Hal – hal yang perlu dikaji antara lain: 1. Kegiatan ibadah setiap hari 2. Kegiatan keagamaan 3. Cara menyelesaikan masalah ( Doa ) 4. Terlihat sabar dan tawakal
2. Diagnosa keperawatan Fisik / Biologi 1. Gangguan nutrisi : kurang / berlebihan dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pemasukan yang tidak adekuat. 2. Gangguan persepsi sensorik : pendengaran, penglihatan sehubungan dengan hambatan penerimaan dan pengiriman rangsangan. 3. Kurangnya perawatan diri sehubungan dengan penurunan minat dalam merawat diri. 4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan atau nyeri. 5. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan penyempitan jalan nafas atau adanya sekret pada jalan nafas. Psikososial 1. Isolasi sosial berhubungan dengan perasaan curiga. 2. Menarik diri dari lingkungan berhubungan dengan perasaan tidak mampu. 3. Depresi berhubungan dengan isolasi sosial. 4. Harga diri rendah berhubungan dengan perasaan ditolak. 5. Koping tidak adekuat berhubungan dengan ketidakmampuan mengemukakan pendapat secara tepat. 6. Cemas berhubungan dengan sumber keuangan yang terbatas Spiritual 1. Reaksi berkabung / berduka berhubungan dengan ditinggal pasangan. 2. Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan ketidaksiapan menghadapi kematian. 3. Marah terhadap Tuhan berhubungan dengan kegagalan yang dialami. 4. Perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidakmampuan melakukan ibadah secara tepat. 3. Rencana keperawatan Meliputi : 1. Melibatkan klien dan keluarganya dalam perencanaan. 2. Bekerja sama dengan profesi kesehatan lainnya. 3. Tentukan prioritas : Klien mungkin puas dengan situasi demikian Bangkitkan perubahan tetapi jangan memaksakan Keamanan atau rasa aman adalah utama yang merupakan kebutuhan. 4. Cegah timbulnya masalah-masalah. 5. Sediakan klien cukup waktu untuk mendapat input atau pemasukan. 6. Tulis semua rencana dan jadwal. Perencanaan : Tujuan tindakan keperawatan lanjut usia diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar, antara lain : 1. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
2. 3. 4. 5.
Peningkatan keamanan dan keselamatan. Memelihara kebersihan diri. Memelihara keseimbangan istirahat/tidur. Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi efektif.
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Penyebab gangguan nutrisi pada lanjut usia : Penurunan alat penciuman dan pengecapan. Pengunyahan kurang sempurna. Gigi yang tidak lengkap. Rasa penuh pada perut dan susah buang air besar. Melemah otot-otot lambung dan usus. Masalah gizi yang timbul pada lanjut usia : Gizi berlebihan Gizi kurang Kekurangan vitamin Kelebihan vitamin Kebutuhan nutrisi pada lanjut usia : 1) Kalori pada lansia : laki-laki = 2.100 Kal sedangkan perempuan : 1.700 kalori. Dapat dimodivikasi tergantung keadaan lansia. Misalnya gemuk / kurus atau disertai penyakit demam. 2) Karbohidrat, 60% dari jumlah kalori yang dibutuhkan. 3) Lemak, tidak dianjukan karena menyebabkan hambatan pencernaan dan terjadi penyakit. 15%-20% dari total kalori yang dibutuhkan. 4) Protein, untuk mengganti sel-sel yang rusak, 20%-25% dari total kalori yang dibutuhkan. 5) Vitamin dan mineral sama dengan usia muda kebutuhannya. 6) Air, 6-8 gelas perhari. Rencana makanan untuk lansia : 1. Berikan makanan porsi kecil tapi sering 2. Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin. 3. Berikan makanan yang mengandung serat. 4. Batasi pemberian makanan yang tinggi kalori. 5. Batasi minum kopi dan teh. Meningkatkan keamanan dan keselamatan lansia: Penyebab kecelakaan pada lansia : 1. Fleksibilitas kaki yang berkurang. 2. Fungsi pengindraan dan pendengaran menurun. 3. Pencahayaan yang berkurang. 4. Lantai licin dan tidak rata. 5. Tangga tidak ada pengaman. 6. Kursi atau tempat tidur yang mudah bergerak. Tindakan mencegah kecelakaan : a. Klien (lansia)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. b.
Biarkan lansia menggunakan alat bantu untuk meningkatkan keselamatan. Latih lansia untuk pindah dari tempat tidur ke kursi. Biasakan menggunakan pengaman tempat tidur jika tidur. Bila mengalami masalah fisik misalnya reumatik latih klien untuk menggunakan alat bantu berjalan. Bantu klien kekamar mandi terutama untuk lansia yang mrnggunakan obat penenang / deuretik. Meggunakan kaca mata jika berjalan atau melakukan sesuatu. Usahakan ada yang menemani jika berpergian.
Lingkungan 1. Tempatkan lansia diruangan yang mudah dijangkaui. 2. Letakkan bel didekat klien dan aja rkan cara penggunaannya. 3. Gunakan tempat tidur yang tidak terlalu tinggi. 4. Letakkan meja kcil didekat tempat tidur agar lansia menempatkan alat-alat yang biasa digunakannya. 5. Upayakan lantai bersih, rata dan tidak licin/basah. 6. Pasang pegangan dikamar mandi / WC 7. Hindari lampu yang redup / menyilaukan, sebaiknya gunakan lampu 70-100 watt. 8. Jika pindah dari ruangan terang ke gelap ajarkan lansia untuk memejamkan mata sesaat. Memelihara Kebersihan Diri Penyebab kurangnya perawatan diri pada lansia adalah : a. Penurunan daya ingat b. Kurangnya motivasi c. Kelemahan dan ketidak mampuan fisik Upaya yang dilakukan untuk kebersihan diri, antara lain : a. Mengingatkan / membantu lansia untuk melakukan upaya kebersihan diri b. Menganjurkan lansia untuk menggunakan sabun lunak yang mengandung minyak atau berikan skin lotion c. Mengingatkan lansia untuk membersihkan telinga, mata, dan gunting kuku Memelihara Keseimbangan Istirahat Tidur Upaya yang dilakukan, antara lain : a. Menyediakan tempat / waktu tidur yang nyaman b. Mengatur lingkungan yang cukup ventilasi, bebas dari baubauan c. Melatih lansia untuk latihan fisik ringan untuk memperlancar sirkulasi dan melenturkan otot (dapat disesuaikan dengan hobi)
d. Memberikan minum hangat sebelum tidur, misalnya susu hangat Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi Masalah umum yang dikemukakan pada lansia adalah daya ingat menurun, depresi, lekas marah, mudah tersinggung dan curiga. Hal ini disebabkan hubungan interpersonal yang tidak adekuat Upaya yang dilakukan antara lain : a. Berkomunikasi dengan lansia dengan kontak mata b. Member stimulus / mengingatkan lansia terhadap kegiatan yang akan dilakukan c. Menggunakan Menyediakan waktu untuk berbincangbincang pada lansia d. Memberikan kesempatan pada lansia untuk menekspresikan atau tanggap terhadap respond an verbal lansia e. Melibatkan lansia untuk keperluan tertentu sesuai dengan kemampuan lansia f. Menghargai pendapat lansia