LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELLITUS. I.PENGERTIAN Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang di tandai oleh kenaikan glukosa dalam darah.Jika telah berkembang penuh,secara klinis maka diabetes melitus ditandai oleh hiperglikemia puasa,ateroklerosis dan mikro angiopati dan neuropati. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah,glukosa di bentuk dalam hati dan dari makanan yang di konsumsika.Insulin yaitu satau hormone yang di produksi di pankreas,mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya. II.ETIOLOGI Ada bukti yang menunjukkan bahwa etiologi diabetes melitus bermacam – macam,meskipun berbagai lesi dengan jenis yang brbeda – beda akhirnya akan mengarah pada inufisiensi insulin,tetapi determinan genetic biasanya memegang peranan penting pada matoritas penderita diabetes melitus. III.MANIFETASI KLINIK Secara umum diabetes melitus di tandai dengan oleh poliuri,polidipsia,penurunan berat badan walaupun trjadi polifagia ( peningkatan nafsu makan )hiperglikemia,glikosuria dan koma.Terjadi bermacam – macam kelainan biokimia,tetapi gangguan yang mendasari sebagian besar kalainan trsebut adalah penurunan pemasukan glukosa ke dalam berbagai jaringan perifer dan peningkatan pembebasan glukosa ke dalam darah sirkulasi dan hati ( peningkatan glukogenesis hati ).Dengan demikian terjadi kelebihan glukosa eksternal dan pada banyak sel defisiensi glukosa intra sel,suatu situasi yang disebut sebagai kelaparan di tengah lumbung beras.Juga trjadi penurunan pemasukan asam – sam amino ke dalam otot dan penigkata lipolisis. IV.TIPE – TIPE DIABETES MELITUS Secara umum diabetes melitus terdiri atas beberapa tipe yakni : 1.Tipe I ( diabetes melitus tergantung insulin ) 2.Tipe II ( diabetes melitus tidak tergantung insulin ) 3.Tipe DM yang trkait dengan sindrom malnutrisi. 4.DM yang berkaitan dengan sindrom lainseperti pankreatitis kelainan hormonal,atau obat – obat seperti glukokortikoid. 5.Diabetes gestalioral yang timbul secara kehamilan. V. PENCEGAHAN a.Pencegahan primer
Yang menjadi sasaran adalah orang – orang yang belum sakit artinya mereka masih sehat sehingga semua pihak harus mempropagandakan pola hidup sehat & menghindari pola hidup beresiko.Kampanye makanan sehat denagan pola makan pada anak – anak sekolah,juga berat badan tidak gemuk dengan olah raga teratur. b.Pencegahan skunder pencegahan ini di lakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi,yakni kadar glukosa darah harus selalu terkendali di samping itu tekanan dan kadar lipid juga harus normal. VI KOMPLIKASI 1.PJK
4. Gagal ginjal
2.Hipertensi
5. Gangren
3.Buta
6.Stroke.
VII. PENATALAKSANAAN Tujuan utama penatalaksanaan / terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktivitas insuli & kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik.Tujuan terapeutik pada setiap tipe deiabetes melitus adalah mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadinya gangguan serius pada pola aktivitas pasien. Ada 5 komponen dalam penetalaksanaan DM : 1.Diet,penderita DM ditujukan untuk mengatur jumlah kalori & karbohidrat yang di makansetiap hari. 2.Latihan,latihan fisik atau bekerja juga mempengaruhi pengaturan kadar gluosa darah penderita diabetes. 3.Pemantauan. 4.Terapi ( jika perlu ) 5. Pendidikan ( penyuluhan ) mengenai pola hidupsehat. VIII.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1.Glukosa darah : meningkat 200 – 100 mg / dl atau lebih. 2.Aseton plasma ( keton ) : + secara mencolok. 3.Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat. 4.Osmolalitasserum : meningkat,tetapi biasanya kurang dari 330 M osm / I 5.Elektrolik : - Natrium : mungkin normal ,meningkat atau menurun - Kalium : normal atau ada peningkatan semu,selanjutnya menurun - Fosfor : lebih sering menurun 6.GDA : biasanya menunjukkan Ph rendah dan penurunan HcO3. - Trombosit darah : HT mungkin meningkat ( dehidrasi )
- Insulin darah : mungkin menurun sampai tidak ada ( pada tipe I ) - Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitashormone tiroid dap[at meningkatkan glukosa darah. - Urine : gula dan aseton posit PATOFISIOLOGI DAN PENYIMPANGAN KDM “ DM “ Kerusakan sel – sel B langerhans Defisiensi insulin Hiposis oleh hati Asam lemak meningkat
Transports glukosa darah ke sel menurun Glukosa intra sel menurun
Glukosa darah meningkat Kelemahan Badan keton meningkat Poliuri Dehidrasi Mual Kekurangan volume cairan Anoreksia Intake menurun
Asidosis Muntah
meningkat Nutrisi kurang dari kebutuhan Gangguan pola nafas
Intake menurun
Respirasi
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Tn “ S “ DENGAN MASALAH KDM GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN PADA DIAGNOSA”FRAKTUR” DI RS LABUANG BAJI MAKASAR.
I.
DATA BIOGRAFI
A. Identitas klien Nama
: Tn “ S “
Alamat
: BTN Paropo, Makassar
Status perkawinan
: kawin
Pendidikan
: SMA
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Wiraswasta
Umur
: 50 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Suku / Bangsa
: Bugis
Tgl masuk RS.
: 02 – Mei – 2007
Tgl pengkajian
: 03 – Mei- 2007
B. Identitas Penanggung Nama
: Tn”N”
Usia
: 35 Tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: Polisi
Hubungan dengan Klien
: Anak
II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI. 1. Keluhan utama
: Sakit kepala
Riwayat keluhan utama : Klien masuk dengan rujukan dari PKM Batua dengan DX trauma capitis sedang,post kecelakaan lalu lintas pada tgl 01/05/2007. Dirawat di PKM Batua selam 1 hari,tampak luka selesai di hecting pada sudut mata kiri bagian dalam dan luka robek pada tibia kiri post hecting dengan ukuran kurang lebih 17 cm.
2. Faktor pencetus
: banyak aktivitas.
3. Lama keluhan : Kurang lebih 1 hari yang lalu post kecelakaan 4. Upaya yang dilakukan keluarga : membawa kerumah sakit. 5. Dx medik : Fraktur 6. Riwayat imunisasi : tidak dikaji III. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA 1. Genogram 80
79
90
89
GI
69
67
63
60
79
76
70
G II 50
48
35
30
Keterangan : : laki – laki dan perempuan yang sudah meninggal. : Klien : laki – laki dan perempuan yang masih hidup : garis perkawinan : garis keturunan : garis tinggal serumah
65
GI
: Orang tuan klien sudah meninggal karena faktor ketuaan dan faktor penyakit yang tidak diketahui penyebabya.
G II : Klien tinggal serumah dengan suaminya dan kedua anaknya - Saudara klien tidak ada yang menderita penyakit kronis yang menular. - Yang merawat selama klien di RS adalah kedua anaknya 2. Pemeriksaan Fisik a. Status kesehatan Kesadaran: composmentis KU
: sakit kepala
b. TB : 159 BB : 60 Kg BB sebelum masuk rumah sakit : 62 Kg c. TTV : TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/i
S
P : 24 x/i
: 36,4 C
d. Teadaan kulit Turgor
: baik
Kebiasaan perawatan kulit
: mandi
Tidak ada perubahan warna Kulit / membran mukosa kering e. Kepala Rambut Distribusi merata,tidak alopesia,warna rambut beruban. Keadaan kulit rambut tidak berketombe Ada nyeri tekan Klien mengeluh pusing,nyeri kepalanya. f. Muka Inspeksi Simetris kiri dan kanan Ekspresi wajah murung Palpasi Ada nyeri tekan di bagian dahi g. Mata Inpeksi Palpebra : tidakada oedema,tidak ada radang
Sclera tidak icterus,conjungtiva pucat. Tidak ada benjolan bola mata Ada hecting disudut mata kiri Palpasi Tekanan bola mata tidak ada Penglihatan baik h. Hidung Inpeksi Polip tidak ada,septum tidak bengkok,tidak ada secret,dan ada radang. Palpasi Ada nyeri pada sinus maxillaris,sinus frontalis,sinus ethmoidalis Ada nyeri tekan pada bagian hidung i. Telinga Inpeksi Canalis bersih,tidak ada serumen,tidak ada nanah. Tidak memakai malat bantu. Pendengaran baik. j. Rongga mulut Inspeksi 1) Gigi Keadaan gig : tidak caries,sebagian gigi sudah tanggal Tidak memakai gigi palsu 2) Gusi Gusi berwarna merah muda,tidak perdarahan. 3) Lidah tidak kotor 4) Mulut / bibir Pucat,pecah – pecah dan kering. k. Leher Inspeksi Kelenjar tyroid tidak nampak membesar Palpasi Arteri karotis berdenyut Kelenjar tyroid tidak teraba membesar Vena jugularis tidak ada bendungan dan pembesaran.
l. Ketiak Inspeksi Tidak nampak pembesaran getah bening Palpasi Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening. m. Thoraks dan paru Inspeksi Bentuk dada normal chest,tidak ada kelainan,frekuensi pernafasan 24 x / i Pengembangan dada mengikuti gerak nafas. Palpasi Vocal premitus terdengar sama di semua lapang paru kiri dan kanan. Tidak ada massa dan nyeri Auskultasi Suara pernafasan : broncho vesikuler Suara tambahan : tidak ada n. Jantung Inspeksi Tidak nampak pembesaran jantung,denyut nampak normal Palpasi Ictus cordis teraba pada ICS 4 – 5 sisi dada kiri Perkusi Pekak,pembesaran jantung tidak ada,tredapat pekak pada daerah ICS 3 – 4 mid clavikularis kiri,dan ICS 2 – 4 parasternalis kiri dan kanan Asukultasi BJ I : menutupnya katup mitral – trikupidalis Terdengar pada ICS 4,5 BJ II : menutupnya katup aorta – pulmunal Tredengar pada ICS 2,3 H.Rate : 80 x/i o. Abdomen Inspeksi Perut nampak datar,tidak membuncit / membusung Tidak nampak bekas luka, Auskultsi
Bising usus terdengar Peristaltik usus : 9 – 12 x/ i Perkusi Tympani pada semua kuadran Palpasi Tidak ada pembesaran pada hepar dan lien Tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen p. Genetalia dan anus Menurut klien tidak ada kelainan atau gangguan. q. Ekstremitas 1) Ekstremitas atas Inspeksi Tidak simetris kiri dan kanan Ada oedema Ada lesi Ada tremor Tidak berkeringat Palpasi Ada nyeri tekan Tidak ada mati rasa. Perkusi Biceps kiri / kanan : +/+ Triceps kiri / kana : +/+ 2) Ekstremitas bawah Inspeksi Tidak simetris kiri / kanan Ada oedema Ada lesi Tremor Tidak berkeringat. Palpasi Ada nyeri tekan di bagian kaki kiri Kekuatan otot lemah. r. Pemeriksaan penunjang
Hasil LAB TGL 28/12/06 WBC
: 4.8 x 10 / ml
RBC
: - . 36 x g / dl
HCT
: - 21.3 %
MCV
: 90.3 fl
MCHC
:31.5 g/dl
PLT
: 184 x 10 / ul
LYM % : 23,4 % MXD % : 7.1 % NEUT % : 69,5 % LYM #
: 1.1 x 10 /m
MXD
: 0,3 x/ul
NEUT # : 3.4 x 10 / ul RDM
: 13,4 %
PDM
: 9,9 fl
MPV
: - 7,8 fl
P - LCR : - 12,12 %
IV. POLA KEGITAN SEHARI-HARI a.Nutrsi 1. Kebiasaan Pola makan : nasi,sayur,lauk pauk,kadang susu Frekuensi
: 3 x sehari
Nafsu makan : baik Makanan pantangan
: tidak ada
Jenis makanan yang disukai
: tidak spesifik
Tidak ada alergi terhadap makanan 2. Perubahan selama sakit Pola makan : nasi, sayur,lauk pauk. Frekuensi makanan Nafsu makan
: 3 x sehari
: tidak ada selera / kurang
Makanan pantangan
:-
Jenis minuman air putih : 2500 cc b.Eliminasi 1. BAK a.kebiasaan Frekuesnsi
: 2 – 3 x sehari
Warna
: kunig
Jumlah
: 700 – 1500 ml
Bau
: amoniak
b.perubahan selama sakit Frekuensi : 3 – 4 x sehari Warna
: kuning
Jumlah
: 1000 – 1500 ml
Bau
: amoniak
2. BAB a.Kebiasaan Konsistensi Warna
: lembek
: kuning
Frekuensi : 3 x / hari b.Perubahan selama sakit Konsistensi
: lembek
Warna
: kuning
Frekuensi : 2 x / hari c. Olah raga dan aktivitas Klien selama sakit tidak melakukan olahraga tertentu Aktivitas dibantu oleh keluarganya ADLnya di bantu oleh keluarganya. d. Istirahat dan tidur Kebiasaan Tidur malam : jam 21.00 – 05.30 Tidur siang
: jam 10.00 – 14.00
Hal yang membantu atau pengantar tidur adalah suasana tenang Perubahan selama di rumah sakit Tidur malam tidak menentu jam 22.00 – 04.00 Tidur siang tidak menentu jam 14.00 – 15.00 Klien mudah terbangun. e. Hygiene Kebiasaan Mandi pakai sabun 3 x sehari Cuci rambut 1 – 2 x / hari Sikat gigi 3 x / hari Perubahan selama dirumah sakit Mandi hanya di lap dengan kain basah saja 1x sehari Sikat gigi 1 x / hari 3. Pola interaksi sosial Orang yang terdekat dengan klien adalah ke – 2 anaknya Klien jika punya masalah di bicara dengan anaknya / suaminya. 4. Keadaan psikososial selama sakit Klien mengatakan ini merupakan cobaan,karena baru kali ini klien dirawat,namun klien berharap agar cepat sembuh. Interaksi dengan petugas kesehatan dan lingkungan baik 5. Spiritual Klien rajin mengiuti kegiatan keagamaan sebelum sakit,seperti ke gereja 6. Perawatan dan pengobatan Istirahat di tempat tidur.
Cefotaxime 1 gr/12jam Remopain 1 ampl / 8 jam Ranitidine / 8 jam
KLASIFIKASI DATA DATA SUBJEKTIF Kien mengatakan sakit kepalanya. Klien mengatakan nyeri pada hidungnya Klien mengatakan nyeri bertambah apabila banyak bergerak Klien megatakan selama sakit tidak pernah mandi Klien mengatakan ini adalah cobaan Klien mengatakan mudah terbangun Klien mengatakan semoga cepat sembuh Kebutuhan ADL dibantu DATA OBJEKTIF TTV TD : 130 / 80
S : 36,4 C
N : 80 x/i
P : 24 x / i
Klien nampak lemah Klien nampak kesulitan bergerak Klien nampak susah tidur pada mlam hari Nampak pada kaki kirinya terbungkus dengan verban Conjungtiva pucat
ANALISA DATA No 1. DS :
DATA
PENYEBAB Fraktur
Klien Mengatakan nyeri pada kaki kirinya Klien mengatakan sulit
nyaman : Merangasng saraf mengeluarkan mediator kimia bradikinin,postaglandin,histamin
bergerak DO :
Impuls di hantarkan
Wajah klien nampak meringis Klien nampak sulit bergerak
Hipotalamus
TTV : T : 130/ 80 mmHg
Ke korteks cerebri
N : 80 x/ i S : 36,4 C
MASALAH Gangguan rasa aman dan
Nyeri di persepsikan
P : 24 x/i Nyeri
Nyeri
PRIORITAS MASALAH
1.Kekurang volume cairan b/d ketidak cukupan insulin ( penurunan ambilan dan penggunaan glukosa oleh jaringan mengakibatkan peningkatan metabolisme protein / lemak di tandai dengan : DS : Klien mengatakan lemah Klien megatakan tonus otot buruk DO : Porsi makan tidak di habiskan ( ¼ porsi ). TTV : T : 180/ 80 mmHg P : 20 x /i N : 80 x/ i S : 37 C 2.Kelemahan b/d penurunan produksi energi metabolic ditandai dengan : DS : Klien mengatakan lemah DO : TTV : T : 180/80 mmHg P : 20 x/i N : 80x/i S : 37 C 3.Kekurangan cairan b/d diuresi osmotic ( dari hiperglikemia ) di tandai dengan : DS : Klien mengatakan selalu haus DO : Klien nampak lemah TTV : T : 180/80 mmHg N : 80 x/i S : 37 C P : 20 x/i
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama
: Tn “ S “
Tgl MSR
: 02/05/07
Umur
: 50 tahun
Tgl MSR
: 02/05/07
Jenis kelamin
: Laki-laki
Tgl pengkajian : 03/05/07
Alamat
: BTN Paropo, makassar
DX.Medik
TUJUAN NO DX KEPERAWATAN 1. Nyeri b/d terputusnya Nyeri dapat
: Fraktur
RENCANA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL 1.Observasi
1.untuk
mengetahui
kontinuitas jaringan yang di teratasi dengan
tanda – tanda keadaan klien
tandai dengan ;
kreteria :
vital
DS :
- klien tidak
Klien
2.untuk
mengatakan mengeluh nyeri
nyeri
di
bagian - klien tidak
hidungnya
meringis.
Klien
mengatakan
selera
makan
sejauh 2.Kaji
mengetahui mana
tingkat
tingkat nyeri yang dirasakan
nyeri klien
3.untuk memberi rasa nyaman kepada klien
berkurang
3.atur
DO :
klien
Wajah klien nampak
posisi sesuai 4.untuk menghilangkan
keinginan
meringis.
rasa nyeri
klien
TTV : T : 130 / 80 mmHg N : 80 x/i
2.
4.beri analgetik
S : 36,4 C
sesuai
P : 24x/i
program.
Gangguan pemenuhan ADL
1.untuk
b/d
keadaan klien
pergerakan
mengetahui
terbatas,ditandai dengan :
2.untuk
DS :
kebutuhan ADLnya
Klien
mengatakan Kebutuhan ADL
memenuhi
3.mengurangi
semua kebutuhannya dapat terpenuhi
ketergantungan
di
orang lain.
bantu
keluarganya
oleh dengan kreteria : - klien dapat
1.observasi
kepada
DO :
melakukan
ADLnya
TTV
4.agar
klien aktivitas sendiri.
nampak dibantu oleh
2.bantu
keluarganya. Klien
membantu
keluarga dalam
klien kebutuhan sehari – hari
dalam nampak
memenuhi
lemah
kebutuhan
terbaring ditempat tidur.
sehari - hari
TTV :
3.tingkatkan
T : 130/80 mm Hg
kemandirian
N : 80 x / i
klien
S : 36,4 C
memenuhi
P : 24 x/i
kebutuhan
dalam
aktivitas 3.
Cemas
b/
d
kurangnya
pengetahuan
tentang
sesuai
1. informasikan untuk
kemampuan.
tindakan selanjutnya
penyakitnya yang ditandai
2.untuk
dengan :
4.libatkan
DS :
menjalin
kerjasama
keluarga
Klien
megatakan
dalam
kurang tahu tentang Cemas dapat
memenuhi
3.agar klien dan keluarga
penyakitnya.
teratasi dengan
kebutuhan
klien dapat mengerti
kreteria :
sehari
DO : Klien
nampak - klien tidak
gelisah
gelisah
Klien
sering - klien tidak
bertanya-
tanya bertanya – tanya
tentang penyakitnya. TTV :
penyakitnya
T : 130 / 80 mmHg N : 80 x/i P : 204 x /i S : 36,4 C TB : 156 cm Turgor
lagi tentang
kulit tidak
harinya.
–
elastis 1.kaji
tingkat
kecemasan klien 2.bina hubungan saling percaya antara
klien
dan keluarganya. 3.jelaskan tentang penyakit klien dan keluarga klien.
CATATAN PERKEMBANGAN HARI / TGL
NDX
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Selasa
1
02/01/07
Jam 09.30 – 10.00
S : klien mengatakan masih nyeri
1.Mengkaji tingkat nyeri
hidungnya
Hasil : nyeri yang dirasakan sedang
O : ekpresi wajah nampak murung
( skala 6 )
TTV :
2.memberi posisi yang nyaman bagi
T : 13/80 mmHg
klien
N : 80 x / i
Hasil : klien sulit merubah
P : 20 x/i
posisinya,klien hanya tidur terlantang
S : 37 C
3.Mengobservasi TTV
A : masalah nyeri belum teratasi
Hasil : TTV dalam batas normal
P : lanjutkan intrvensi 1,2,3,& 4
T : 130/80 mmHg
1.kaji tingkat nyeri
N : 80 x/i
2.berikan posisi yang nyaman
P : 20 x/i
3.onservasi TTV
S : 36 C
4.berikan obat analgetik sesuai
4.penatalaksanaan pemberian obat
dosis dan indikasi
analgetik Hasil : obat injeksi ( ketorolas 1 ampl / 8 jam
Rabu 03/01/07
2.
Jam 14.00 – 14.30
S : klien mengatakan ia msaih sulit
1.Mengkaji ketidakmampuan klien
bergerak
untuk berpartisipasi dalam melakukan
O : kebutuhan klien di penuhi oleh
aktivits sehari - hari
keluarganya
Hasil : - klien kesulitan dalam
A : masalah intoleransi aktivitas
melakukan aktivitas
belum teratasi.
2.Membantu klien dalam melakukan
P : lanjutkan intervensi 1,2,3,& 4
aktivitas yang tidak ditoleransi
1.kaji ketidakmampuan klien
Hasil : mengambil dan memberikan
untuk
obat untuk klien
melakukan aktivitas sehari –
brepartisipasi
dalam
Kamis 04/01/07
3.
3.menganjurkan klien untuk
hari.
meningkatkan aktivitas sesuai dengan
2.bantu klien dalam melakukan
yang di tolerransi
aktivitas yang tidak ditoleransi
Hasil : klien menerima dan mencoba
3. anjurkan kepada klien untuk
bangun dari tempat tidur
meningkatkan aktivitas sesuai
4.memberikan dorongan untuk
dengan yang ditoleransi
melakukan aktivitas secara bertahap
4.berikan
Hasil : klien berusaha bangun dan
melakukan
duduk
bertahap.
dorongan
untuk
aktivitas
secara
Jam 15.00 – 16.00 1.Mengkaji hambatan terhadap
S : Klien mengatakan ia belum
partisipasi dalam perawatan diri
mampu
Hasil : klien tidak pernah mandi,hanya
mengganti pakian sendiri
di lap pakai was lap.
O : klien dibantu keluarganya mandi
2.menganjurkan kepda keluarga klien
dan di bantu perawat mengganti
agar membantu klien dalam hal
pakai
mandi
sendiri
dan
personal hygiene Hasil : klien menerima dan
A : masalah devisit perawat diri
melaksanakanya
belum teratasi P : lanjutkan intervensi 1,2,& 3. 1.kaji
hambatan
terhadap
partisipasi dalam perawatan diri 2.anjurkan
kepada
keluarga
klien agar membantu klien dalam perawatan diri 3.bantu klien mengganti pakaian kotor dengan pakaian bersih
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny “ J “ DENGAN DIAGNOSA DM DI KAMAR 103 BAJI KAMASSE I RS LABUANG BAJI MAKASSAR.
OLEH : SUPRAPTO P – 04 047
CA Institusi (
CA Lahan )
(
AKADEMI KEPERAWATAN SANDI KARSA MAKASSAR 2006. LAPORAN PENDAHULUAN “ FRAKTUR “ A.KOSEP MEDIS I.Pengertian
)
Fraktur adalah kerusakan kontinuitas jaringan tulang,yang melibatkan kerusakan vasikuler dan jaringan sekitarnya yang ditandai nyeri dan pembengkakan atau terputusnya kontinuitas tulang yang ditentukan sesuai jenis dan luasnya ( Brunner and Suddart,2001 ). Klasifikasi fraktur dapat dibedakan menjadi : Fraktur tertutup ( closed ) bila tidak ada hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. Fraktur terbuka ( open / compound ),bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar,karena adanya pertukaran du kulit. Fraktur komplit ,bilagaris patah tidak melalui seluruh penampung tulang atau patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran ( pergeseran dari posisi normal ) Fraktur non komplit adalah patah hanya terjadi pada sebagian / garis patah tidak mengenbang sehingga tidak mengenal konteks. II.Etiologi Penyebab primer fraktur dalah kecelakaan kendaraan bermotor atau jatuh olahraga,exercise yang kuat dan menurunkan nutrisi atau pun di karenakan fraktur spontan yaitu karena kondisi patologis yang mendasari.Hal lain yangh dapat menyebabkan adalah kecelakaan di tempat kerja sejalan perkembangan industri dan Osteoporosis. III. Patofisiologi Klasifikasi fraktur di bagi menjadi 2 jenis : 1.Complite frakture adalah patah atau dikontiunitas jaringan tulang yang luas sehingga tulang terbagi dua bagian dan garis patahnya menyebrang dari satu sisi lain sehingga mengenai konteks. 2.Complete fakture adalah patah diskontinuitas jaringan dengan garis patah tidak menyebrang sehingga tidak mengenai konteks ( masalah konteks yang utuh ),sering terjadi pada anak – anak. Deskripsi frakture : Grade I : sakit jelas dan sedikit kerusakan kulit Grade II : Fraktur terbuka,merobek kulit dan otot. Grade III : banyak sekali jelas kerusakan kuit,otot dan jaringan syaraf,pembuluh darah serta luka sebesar minimal 6.8 cm IV. Manifestasi klinik Nyeri tekan Bengkak Kerusakan fungsi Gerakan terbatas Ekmosis disekitr lokasi Krepitus disisi frakture
Status neurovaskuler pada daerah distal dari tempat frakture mengalami penurunan. Atropi distalr Perubahan warna Pemendekan ekstremitas. V.Komplikasi Komplikasi awal Shock,yang bisa berakibat fatal dalam beberapa jam setelah cedera Emboli lemak yang dapat trjadi dalam 48 jam/ lebih Sindrom kompartmant,yang brakibat kehilangan fungsi ekstremitas peremanen,jika tidak di tangani segera. Komplikasi lambat Penyauan terlambat atau tidak ada penyaruan,penyatuan terlambat terjadi bila penyembuhan tidak terjadi dengan kecepatan normal untuk jenis dan tempat frakture trtentu.Penyatuan terlambat mungkin beehubungan dengan onfeksi sistemik dan distraksi ( tarikan jauh ) fragmen tulang,pada akhirnya fraktur sembuh. Tidak adanya penyatuan terjadi karena kegagalan penyatuan ujung – ujung perubahan tulang memobilisasi yang tidak menghentikan pembentukaan halus,jarak yang terlalu jaug antara fragmen tulang,kontak tulang yang terbatas dan gangguan darah yang mengakibatkan nekrosis jaringan. VI.Penanganan Reduksi fraktur : mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotas anatomis. Reduksi tertutup : reduksi tertutup di lakukan dengan mengembalikan fragmen tulang ke posisinya ( ujung – ujung ) dengan manipulasi traksi manual Traksi : dapat digunakan untuk mendapatkan efek reduksi dan mobilisasi beratnya traksi dap[at di gunakan / disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi. Reduksi terbuka : pada frakture tertentu memerlukan reduksi terbuka dan pendekatan bedah,fragmen tulang di reduksi,alat fiksasi intana,dalam bentuk pin,kawat,sekrup,plat paku atau batangan logam dapat di gunakan untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya sampai penyembuhan tulang yang terjadi. Imobilisasi frakture : setelah frakture di reduksi fragmen tulang harus di imobilisaasi atau di pertahankan dalam posisi dan ke sejajaran yang benar,sampai terjadi penyatuan. VII.Pemeriksaan diagnostik Tidak ada test laboratorium yang khusus untuk klien dengan frakture yang diperlu di ketahui hemoglobin,hematorik,sering mudah di sebabksn perdarahan laju endap darah meningkat bila kerusakan jaringan lunak sangat luas.
Pada masa penyembuhan Ca dan P meningkat didalam darah Hasil radiografi melelui X – Ray akan dapat dilihat gambaran frakturedeformitas Senogram / anterogram menggambarkan arus vaskularisasi Ct scan untuk mendeteksi struktur fraktur yang komplit. B.PROSES KEPERAWATAN I.Pengkajian Yang perlu dikaji : Biodata : -
keluan utama
-
riwayat kesehatan sekarang
-
riwayat kesehatan masa lalu
-
riwayat kesehatan keluarga
-
pemeriksaan fisik
II.Diagnosa keperawatan
Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan.
Gangguan pemenuhan ADL b/d immobilisasi
Potensial terjadinya infeksi b/d adanya luka trbuka.
Cemas b/dkurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
III.Intervensi / implementasi 1.Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan. Tujuan : nyeri dapat berkurang atau teratasi Intervensi : 1.Observasi tanda – tanda vital Rasional : untuk mengetahui keadaan klien 2.Kaji tingkat nyeri klien dengan skala nyeri Rasional : untuk megetahui sejauh mana tingkat nyeri yang di rasakan 3.Atur posisi klien dengan menyokong ekstremitasyang berluka Rasional : untuk memberikan kenyamanan pada klien 4.Beri obat analgetik sesuai program Rasional : untuk mengurangi atau menghilangkan ras nyeri 2.Gangguan pemenuhan ADL / immobilisasi Tujuan : semua kebutuhan dan aktivitas klien dapat dilakukan sendiri Intervensi :
1.Observasi TTV Rasional : untuk mengetahui keadaan klien 2.Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari Rasional : utuk memenuhi kebutuhan ADLnya 3.Tingkatkan kemandirian klie dalam memenuhi kebutuhan aktivitas sesuai kemempuan Rasional : mengurangi ketergantungan kepada orang lain 4.Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari – harinya Rasional : agar keluarga dapat membantu kebutuhan sehari – hari. 3.Potensial terjadi infeksi b/d adanya luka terbuka Tujuan: tidak terjadi infeksi Intervensi : 1.Kaji keadaan luka klien dan TTV Rasional : informasi awal dalam intervensi selanjutnya 2.Kaji apakah ada peningkatan nyeri,rasa terbakar Rasional : tanda – tanda tersebut merupakan awal terjadi infeksi 3.Ciptakan lingkungan yang bersih di sekitr klien Rasional : menmcegah terjadinya infeksi 4.Ganti balutan / perban tiap hari Rasional : untuk mencegah terjadinya infeksi 4.Cemas b/d kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya Tujuan : klien dan keluarga klien dapat memahami penyakitnya Intervensi : 1.Kaji tingkat kecemasan klien Rasional : informasi untuk tindakan selanjutnya 2.Bina hubungan saling percaya antara perawat,klien dan keluarga klien Rasional : untuk menjalin kerja sama 3.Jelaskan tentang penyakit klien Rasional : agar klien dan keluarga klien dapat mengerti
IV.Evaluasi 1.Nyeri dapat berkurang atau teratasi 2.Kebutuhan ADL dapat terpenuhi
3 Infeksi tidak terjadi 4.Cemas dapat berkurang atau teratasi. VIII.Penyimpangan KDM Trauma yang terjadi pada tulang memaksa aktivitas
Fraktur
Kerusakan intergritas kulit
Merangsang pengeluaran
Dan jaringan
dilakukan untuk mengatsi fraktur Tindakan pembedahan
histamin,bradikinin.
Kulit dan jaringan terbuka Diterima oleh reseptor nyeri Kontinuitas dengan lingkungan
Terputusnya kontinuitas jaringan
Pada modulla Timbul nyeri
Resiko infeksi
Di hantarka ke talamus Pergerakan terbatas Corteks cerebri ADL terganggu Nyeri dipersepsikan Nyeri
Kurang pengetahuan tentang penyakitnya
Stressor menigkat Koping individu tidak efektive
Cemas DAFTAR PUSTAKA
Branner and Suddart,2001,Keperawatan Medikal Bedah ,Jakarta EGC.
Corovin,Elizabeth.J .200,Buku Saku Patofisiologi,Jakarta ,EGC.
Tarvimoto dan Wartanah,2004.KDM dan Proses Keperawatan,Jakarta Salemba Modika