1. LATAR BELAKANG Dalam rangka mewujudkan visi Departemen Kesehatan (Depkes) menuju Indonesia Sehat 2010, segala aspek kehidupan manusia Indonesia yang berpengaruh terhadap kesehatan perlu mendapat perhatian, di antaranya mengenai kesehatan ibu dan anak. Salah satu upaya program kesehatan ibu dan anak adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif pada bayi sampai usia enam bulan. Menurut laporan WHO tahun 2000, lebih kurang 1,5 juta anak meninggal karena pemberian makanan yang tidak benar. Kurang dari 15% bayi di seluruh dunia diberi ASI eksklusif selama 4 bulan dan seringkali pemberian makanan pendamping ASI tidak sesuai dan tidak aman. Hampir 90% kematian anak balita terjadi di negara berkembang dan 40% lebih kematian disebabkan oleh diare dan infeksi saluran pernapasan akut, penyakit yang dapat dicegah dengan ASI eksklusif (Anonim, 2004). Air susu ibu sudah terbukti sangat bermanfaat tapi pada kenyataannya cakupan pemberian ASI eksklusif sampai saat ini masih rendah. Hasil Survey Kesehatan dan Demografi Indonesia (SKDI) tahun 1991 menerangkan bahwa praktek pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah, yaitu baru mencapai 53,7% dan hasil SKDI tahun 1994 turun menjadi 47,3% sedangkan SKDI tahun 1997 cakupan ASI eksklusif dilaporkan sebesar 52%. SKDI tahun 2002-2003 didapatkan data jumlah pemberian ASI eksklusif pada bayi dibawah usia 2 bulan hanya mencakup 64% dari total bayi yang ada. Presentase tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi yakni 46% pada bayi usia 2-3 bulan dan 14% pada bayi usia 4-5 bulan. Seiring menurunnya cakupan ASI eksklusif secara otomatis pemakaian susu formula meningkat 3 kali lipat antara tahun 1997-2002 (Anonim, 2005).
1
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen menunjukkan pemberian ASI eksklusif sebesar 60,4% pada tahun 2004, 48,24% tahun 2005 dan 50,36% pada tahun 2006 sedangkan di Puskesmas Sambungmacan I hanya sebesar 8,1% pada tahun 2004, 9,91% pada tahun 2005 dan 16,36% pada tahun 2006. Angka pencapaian jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif ini masih jauh dari target nasional yaitu 80% (Dinkes, 2006). Masih rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : a) ASI yang kurang; b) Bayi yang rewel/cengeng; c) Ibu yang bekerja; d) Kepercayaan masyarakat yang tidak mendukung; e) Pengetahuan tentang ASI yang kurang; f) Ibu sakit/tidak bisa menyusui serta; g) Gencarnya promosi susu formula (Depkes RI, 1996; Nurdiati, 1997; Soenarto, 1999). Faktor sosial ekonomi juga merupakan salah satu faktor resiko ketidakberhasilan pemberian ASI eksklusif (Ludvigsson, 2003). Beberapa penelitian mendapatkan bahwa sebagian besar hambatan untuk menyusui adalah kurangnya pengetahuan dan informasi yang tidak benar atau tidak konsisten. Penelitian terhadap 124 wanita Vietnam yang tinggal di Australia menyatakan faktor yang paling penting untuk menyusui adalah sikap yang positif dari ibu dan tenaga kesehatan (Rossita dan Yam, 2000), sementara penelitian cross sectional di Tikrit, Irak memberikan hasil sebagian besar responden percaya bahwa ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi tapi hanya 45% yang bersikap positif terhadap pemberian ASI dan hanya 28,9% yang memberikan ASI eksklusif. Perilaku menyusui berkaitan dengan pengetahuan yang kurang, kepercayaan atau persepsi dan sikap yang salah dari ibu mengenai ASI (Nagib, 1998). Dukungan suami, keluarga, tenaga kesehatan dan masyarakat sangat diperlukan agar ibu dapat menyusui secara eksklusif. Ibu sebagai bagian dalam keluarga memegang peranan sangat penting dalam upaya ini. Upaya yang telah dilakukan jajaran tenaga kesehatan utnuk meningkatkan pengetahuan adalah melakukan pendidikan kesehatan atau penyuluhan terhadap ibu selama 2
hamil dan setelah bersalin maupun masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan: (1) melaksanakan promosi kesehatan kepada sasaran langsung; (2) pembinaan suasana agar para tokoh masyarakat memberikan opini umum agar masyarakat melakukan perilaku positif dan (3) advokasi kesehatan (Dachroni, 1996). Stimuli yang diterima melalui pendidikan kesehatan dan adanya kebijakan pemerintah yang mendukung terjadinya perubahan perilaku ini merupakan proses untuk meningkatkan pengetahuan. Pengetahuan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap. Sikap akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan terhadap stimulus tadi (Notoatmodjo, 1997). Perubahan sikap akan tergantung pada sejauh mana komunikasi itu diperhatikan, dipahami dan diterima. Pengaruh orang lain yang dianggap penting merupakan salah satu komponen yang dapat mempengaruhi sikap (Hovland
cit
Muchlas,1998). Pembentukan sikap juga dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga tertentu serta faktor emosi dalam diri individu yang bersangkutan (Azwar, 2003). Walaupun pendidikan kesehatan terhadap ibu telah dilakukan dalam program promosi kesehatan namun perilaku pemberian ASI eksklusif ternyata masih rendah. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini dilakukan untuk melihat pengetahuan dan sikap ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif di desa peuniti kecamatan baiturrahman banda aceh tahun 2019.
2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah disebutkan diatas maka rumusan masalahnya adalah “ Pengetahuan Dan Sikap Ibu Menyusui Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Peuniti Kecamatan Baiturrahman Banda Aceh Tahun 2019”.
3
3. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif didesa peuniti kecamatan baiturrahman banda aceh tahun 2019. b. Tujuan Khusus i. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu menyusi dalam pemberian ASI eksklusif didesa peuniti kecamatan baiturrahman banda aceh tahun 2019 ii. Untuk mengetahui sikap ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif didesa peuniti kecamatan baiturrahman banda aceh tahun 2019. 4. Manfaat Penelitian a. Untuk perkembangan ilmu pengetahuan Sebagai bahan informasi terkait dengan pengetahuan dan sikap yang berhubungan dengan ASI eksklusif pada ibu menyusui yang dapat digunakan sebagai acuan pendekatan oleh tenaga kesehatan kepada ibu menyusui dalam upaya meningkatkan keberhasilan pelaksanaan ASI eksklusif untuk dapat meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak. b. Untuk ibu menyusui Sebagai bahan informasi tentang pengetahuan dan sikap yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di desa peuniti kecamatan baiturrahman banda aceh. c. Untuk peneliti Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengalaman yang berguna dalam mengembangkan diri serta menerapkan ilmu yang dipelajari untuk melaksanakan tugas pada masa yang akan datang.
4
d. Untuk peneliti lain Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan dasar untuk lebih mendalami dan mengembangkan pengetahuan tentang pengetahuan dan sikap ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif.
5. Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah alur penelitian yang memperlihatkan variabel-variabel yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi. Atau dengan kata lain dalam kerangka konsep akan terlihat faktor-faktor yang terdapat dalam variabel penelitian (Iman, 2015). Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
5. Ibu menyusui
Baik
a. Pengetahuan tentang ASI 6. 7. Eksklusif
Cukup Kurang
b. Sikap tentang ASI
Positif
Eksklusif 5.
Negative
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
5
6. Pertanyaan penelitian 1. Bagaimanakah Pengetahuan Ibu Menyusui dalam pemberian ASI Eksklusif Di Desa Peuniti Kecamatan Baiturrahman Banda Aceh ? 2. Bagaimanakah Sikap Ibu Menyusui dalam pemberian ASI Eksklusif Di Desa Peuniti Kecamatan Baiturrahman Banda Aceh ?
7. Desain penelitian Jenis penelitian ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif untuk melihat tingkat pengetahuan dan sikap ibu menyusui dalam pemberian ASI Eksklusif. Pengumpulan data dilakukan dalam satu periode waktu tertentu (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan dan sikap merupakan variabel independen dan ASI Eksklusif merupakan variabel dependen.
8. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2007). 2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel sama dengan populasi (Sugiono, 2007).
6
9. Analisa Data Analisa data yang dilakukan secara deskriptif dengan melihat presentase data yang telah terkumpul dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, kemudian dilakukan pembahasan dengan menggunakan kepustakaan yang ada. Analisa data pada penelitian ini menurut Arikunto (2005) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kuantitatif.
x
x n
Keterangan: x̄ = nilai rata-rata ∑ x = jumlah nilai dari data responden n = sampel Presentase data yang diperoleh dengan menggunakan rumus distribusi sebagai berikut : P=
𝑓 𝑁
x 100%
Keterangan : P : presentase yang dicari f : jumlah pengamatan n : jumlah sampel.
7
Daftar Pustaka Anonim. 2004. ASI eksklusif turunkan kematian anak http://www.bkkbn.go.id/article_detail.php?aid=136. Accessed in July 2007. Anonim. 2005. Program ASI Eksklusif hingga Bayi Enam http://situs.kesrepro.info/kia/agu/2005/kiao/htm. Accessed in Augustus 2005.
balita.
Bulan.
Arikunto, S. (2005). Manajemen Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar MA. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Cetakan IV. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Dachroni. 1996. Manajemen Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Depkes RI. Dinkes Sragen .2006. Profil Kesehatan Kab.Sragen, Dinkes Sragen
Iman. (2015) Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan. Bandung : Cita Pustaka Media Perintis. Ludvigsson JF. 2003. Breastfeeding in Bolivia-information and attitudes. BMC Pediatrics 2003,3(4). http://biomedcentral.com/1471-2431/3/4. Accessed in September 2007. Nagib M.1998. Pemberian ASI Eksklusif Ditinjau dari Karakteristik, Perilaku dan Sosial Budaya dengan Kejadian Diare di NTB (Tesis). Program Pascasarjana UGM. Yogyakarta.
Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasinya. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiono. (2007). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
8
9
1 0
1 1