Seminar Nasional “Pengaplikasian Mental Olahraga untuk Meningkatkan Prestasi Atlet”_APMOI,29 Maret 2019. ISBN: -
EVALUASI MANAJEMEN WELLNESS CENTER PEGAWAI PT. PERTAMINA GAS JAKARTA 1
Nourma Try Indriani
Universitas Negeri Jakarta, Jakarta
[email protected] Universitas Negeri Jakarta, Jakarta Universitas Negeri Jakarta, Jakarta Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang manajemen Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta. Penelitian evaluasi ini menggunakan metode penelitian campuran (MixMethode) dengan pendekatan model evaluasi Context, Input, Process, Product (CIPP). Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1). Komponen evaluasi yang terdapat pada tahapan context dinilai baik (77,94%). (2). Komponen evaluasi yang terdapat pada tahapan input dinilai baik (68,22%). (3). Komponen evaluasi yang terdapat pada tahapan process dinilai cukup (61,06%). (4). Komponen evaluasi yang terdapat pada tahapan product dinilai kurang (53,52%). Secara keseluruhan hasil evaluasi manajemen Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta diperoleh nilai sebesar 64,18%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta dinilai cukup. Program ini perlu adanya perbaikan-perbaikan pada aspek sosialisasi layanan program, peningkatan kinerja pelatih dan kinerja staf. Kata Kunci:
Evaluasi, Manajemen, Wellness Center, PT. Pertamina Gas Jakarta.
Abstract This study aims to obtain information about the management of Wellness Center employees of PT. Pertamina Gas Jakarta. This evaluation study uses a Mix-Method research method with an evaluation model approach Context, Input, Process, Product (CIPP). Data collection is done by interview, observation and documentation study. The results of the study concluded that: (1). The evaluation component found at the context stage is considered good (77.94%). (2) The evaluation component found at the input stage is considered good (68.22%). (3). The evaluation component found at the process stage is considered sufficient (61.06%). (4) The evaluation component found in the product stage is considered to be lacking (53.52%). Overall the results of the evaluation of the management of the Wellness Center of the employees of PT. Pertamina Gas Jakarta obtained a value of 64.18% So that it can be concluded that the management of Wellness Center employees of PT. Pertamina Gas Jakarta is considered sufficient. This program needs improvements in the aspects of program service socialization, improvement of trainer performance and staff performance. Keywords: Evaluation, Management, Wellness Center, PT Pertamina Gas Jakarta.
PENDAHULUAN Kesehatan merupakan salah satu kunci yang penting bagi aspek pendukung manusia untuk dapat melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Salah satu usaha atau upaya untuk mendapatkan tubuh yang sehat lahir dan batin adalah dengan olahraga. Olahraga sangat berperan penting dalam menunjang kualitas produktifitas segala kegiatan manusia. Tingkat kesadaran untuk berolahraga banyak mulai disosialisasikan kepada sebagian besar masyarakat Indonesia. 1 Nourma Try Indriani (Universitas Negeri Jakarta)
Tingkat kesehatan dan kesejahteraan pegawai menjadi salah satu perhatian utama bagi perusahaan. Dalam lingkungan ketenagakerjaan, pekerja memiliki hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan kerja dan kesehatan dalam perusahaan. Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan pasal 86 ayat (2). Berbagai jenis upaya yang dapat dilakukan perusahaan dalam meningkatkan minat berolahraga pegawainya, seperti membangun beberapa fasilitas dan kegiatan
olahraga untuk pegawainya. Salah satunya di tempat peneliti bekerja yaitu PT. Pertamina Gas Jakarta. Minat atau animo pegawai sangat sedikit untuk berolahraga di Wellnes Center ini. Pegawai yang rutin menggunakan fasilitas ini jumlahnya sangat jauh dari setengah total jumlah seluruh karyawan Pertagas Jakarta. Jumlah pegawai yang menikmati fasilitas ini dapat dilihat dari data pengunjung Wellness Center yang hadir. Hal ini yang menarik perhatian peneliti untuk melihat secara langsung tentang aspekaspek esensial dalam evaluasi manajemen Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta agar menjadi lebih baik. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Hal senada disampaikan oleh R. Lance (2007: 3) yang menjelaskan bahwa evaluasi biasanya dilakukan dengan tujuan untuk mengasesmen secara keseluruhan suatu objek evaluasi. Mulai dari perencanaan, proses dan prosedur pelaksanaan, beserta hasilnya. Menurut Djaali dan Pudji Mujiono (2008: 1) Evaluasi dapat juga diartikan sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas obyek yang dievaluasi. Menurut Leigh Deves (2011: 150) menjelaskan bahwa proses evaluasi dilaksanakan melalui sebuah pengamatan empiris atau mengumpulkan fakta, dengan tujuan untuk mengetahui suatu nilai atau manfaat. Senada dengan Malcolm dan Provus dalam Farida (2006: 3) mengemukakan bahwa evaluasi adalah perbedaan apa yang ada dengan suatu standar untuk mengetahui apakah ada selisih. Begitu pula yang dijelaskan oleh Ann dan Paul (2012: 289) bahwa pada dasarnya evaluasi adalah melakukan tindakan peninjauan, menganalisis, kemudian menilai informasiinformasi mengenai objek yang dievaluasi tersebut. Pengertian evaluasi menurut Arikunto dan Cepi (2009: 2), bahwa Evaluasi adalah
kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Menurut Wirawan (2011: 7) kegiatan evaluasi yaitu: Riset untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi, selanjutnya menilainya dan membandingkannya dengan indikator evaluasi dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi. Definisi evaluasi program menurut Arikunto dan Abdul Jabar (2009: 18) adalah upaya untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan suatu kebijakan secara cermat dengan cara mengetahui efektivitas masingmasing komponennya. Matt Vassar (2010: 1) menjelaskan bahwa caranya dengan mengumpulkan informasi-informasi dari program yang dievaluasi, kemudian menganalisis dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Konsep evaluasi program menurut Sukardi (2010: 5) berpendapat bahwa: Evaluasi program mencakup pokok bahasan yang lebih luas, bisa dimulai dari evaluasi kurikulum sampai pada evaluasi program dalam bidang studi dan yang menjadi objek evaluasi program juga dapat bervariasi, termasuk diantaranya kebijakan program, implementasi program dan efektifitas program. Evaluasi program menurut Wirawan (2011: 17) yaitu: Metode sistematik untuk mengumpulkan, menganalisis, dan memakai informasi untuk menjawab pertanyaan dasar mengenai program. Evaluasi program dapat dikelompokkan menjadi evaluasi proses (process evaluation), evaluasi manfaat (outcome evaluation) dan evaluasi akibat (impact evaluation). Manajemen diartikan dengan bermacam-macam cara, tergantung pandangan, keyakinan dan pemahaman dari pembuat definisi. Anton Athoilah (2010: 16) merangkum pengertian manajemen dari beberapa ahli manajemen yang tertuang dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen: (Mary Parket Follet) manajemen adalah suatu seni karena untuk melaksanakan suatu
2 EVALUASI MANAJEMEN WELLNESS CENTER PEGAWAI PT. PERTAMINA GAS JAKARTA
Seminar Nasional “Pengaplikasian Mental Olahraga untuk Meningkatkan Prestasi Atlet”_APMOI,29 Maret 2019. ISBN: -
pekerjaan dibutuhkan keterampilan khusus. (Horold koontz dan Cyril O’Donnel) manajemen adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. (G.R Terry) mengatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses yang terdiri atas tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian untuk menentukan sebuah tujuan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lain. (James A.F Stoner) mendefenisikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Selanjutnya Manullang (2006: 3) mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan bersama. Andrew F. Sikula dalam Hasibuan (2006: 2) mengungkapkan bahwa manajemen pada umumnya dikaitkan dengan dengan aktifitasaktifitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan sebagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien. Menurut Subardi (2007: 4) mendefinisikan manajemen sebagai: “Proses khas yang terdiri dari atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan usaha mencapai sasaransasaran dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Manajemen juga dapat diartikan sebagai ilmu sekaligus seni, maka manajemen menurut Manulang (2006: 5) dapat di definisikan sebagai “Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Penelitian ini akan menggunakan model CIPP dengan empat sasaran evaluasi yaitu Context, Input, Process, dan Product. Menurut Stufflebeam Shinkfield (2007: 332) Penetapan tujuan menimbulkan pertanyaan untuk evaluasi konteks, yang pada gilirannya memberikan informasi untuk memvalidasi 3 Nourma Try Indriani (Universitas Negeri Jakarta)
atau memperbaiki tujuan. Merencanakan upaya perbaikan menghasilkan pertanyaan untuk evaluasi masukan, yang memberikan penilaian sejalan rencana dan arah untuk memperkuat rencana. Tindakan program memunculkan pertanyaan untuk evaluasi proses, yang memberikan penilaian kegiatan ditambah umpan balik untuk memperkuat kinerja staf. Prestasi, kurangnya prestasi, dan efek samping perintah perhatian evaluasi produk, yang dimana akhirnya akan mengeluarkan keputusan hasil akhir dan mengidentifikasi kebutuhan untuk mencapai hasil yang lebih baik. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan yang mengacu pada model CIPP dengan empat sasaran evaluasi (Context, Input, Process, dan Product). Metode penelitian yang digunakan dalam evaluasi metode penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran (Mix-Methode). Menurut Wirawan (2011: 150) metode penelitian campuran (Mix-Methode) yaitu dalam melakukan evaluasi, tim evaluator menggunakan metode penelitian campuran yakni kombinasi metode kuantitatif dan metode kualitatif secara bersamaan dalam suatu proses evaluasi. Prosedur pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data dilaksanakan melalui ketekunan pengamatan peneliti, triangulasi dan pemeriksaan rekan sejawat melalui diskusi. Analisis data penelitian dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: 1) Reduksi data 2) Penyajian data dan 3) Penarikan kesimpulan. PEMBAHASAN 1. Komponen Context Manajemen Wellness Center Pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta Gambaran penelitian tentang komponen context yang dievaluasi secara keseluruhan menunjukkan hasil baik sesuai dengan dasar kebijakan yang telah ditetapkan. Hasil penelitian tahapan context menunjukkan bahwa dasar kebijakan dan strategi manajemen Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta diperoleh nilai 77,44% atau kategori baik. Beberapa yang menjadi catatan peneliti terkait dengan tujuan manajemen yang kurang adalah hanya
menyediakan fasilitas olahraga bagi pegawai tanpa dibarengi dengan sosialisasi dan pengembangan program layanan kesehatan dan kebugaran bagi pegawai. Hendaknya tujuan Wellness Center harus dikolaborasikan antara kesehatan dan proses kebugaran sehingga perencanaan yang disusun lebih sistematis dan berjenjang. Hal ini mengingat PT. Pertamina Gas Jakarta yang memiliki fasilitas dan layanan yang lengkap dan baik. Kebijakan PT. Pertamina Gas Jakarta dengan memberikan fasiltas dan layanan Wellness Center bagi pegawai sejalan dengan kebijakan Pemerintah yakni memberikan hak bagi pegawai untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan kerja dan kesehatan dalam perusahaan. Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan pasal 86 ayat (2) yang berbunyi “Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.” Hal ini sesuai dengan pendapat Stufflebeam dalam Sanusi dkk (2009: 6) menyebutkan “Context evaluation to serve planning decision”. Evaluasi konteks ini membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai oleh program, dan rumusan tujuan program. Evaluasi Context berkaitan dengan strategi perencanaan Wellness Center diperoleh nilai baik atau 78,21%. Wellness Center memiliki strategi perencanaan yang tersusun secara sistematis terutama dalam program yang lengkap dalam memberikan pelayanan kepada pegawai. Salah satu strategi perencanaan yang disusun oleh Wellness Center mendatangkan instruktur yang terbaik, peningkatan fasilitas pendukung, pengembangan program olahraga, memberikan layanan phsioteraphy serta layanan kesehatan lainnnya. Kualitas SDM yang ada memiliki kualifikasi serta pengalaman serta didukung oleh ahli gizi, masseur, psikologi yag berasal dari akademisi Fakultas Ilmu Keolahragaan Hal ini tentunya dapat dijadikan sebuah modal yang baik dalam memberikan jaminan kesehatan bagi para pegawai untuk meningkatkan produktivtas dalam bekerja.
Hasil evaluasi manajemen perencanaan Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta masih perlu ditingkatkan lagi untuk program mendatang. Menurut Menurut Syarifudin (2011: 23-24), Syarat-syarat perencanaan sebagai berikut: (1). Tujuan harus dirumuskan dengan jelas, Perencanaan harus sederhana dan realistis, (2). Perencanaan memuat analisis-analisis dan penjelasan-penjelasan terhadap langkahlangkah dan usaha yang direncanakan, (3). Efisien dan efektif dalam penggunaan sumber daya manusia, keuangan dan fasilitas. 2. Komponen Input manajemen Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta Gambaran penelitian tentang komponen input komponen kompetensi pelatih yang dievaluasi diperoleh nilai sebesar 64,56% atau kategori cukup. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, kompetensi pelatih yang ada memiliki latar belakang keolahragaan sehingga berkompeten dalam menjalankan program kesehatan dan kebugaran. Serta mampu menyusun program kebugaran dan kesehatan sesuai dengan kebutuhan para pegawai. Hasil evaluasi dalam rangka perbaikan kompetensi pelatih adalah adanya proses rekrutmen pelatih yang lebih selektif agar kompetensi pelatih yang diperoleh memiliki kualitas yang baik secara keilmuan olahraga, pengalaman dan attitude. Kompetensi staf yang dievaluasi diperoleh nilai sebesar 63,26% atau kategori cukup. Staf yang bekerja di Wellness Center direkrut berdasarkan pengalaman bekerja ditempat-tempat fitness, sehingga sudah memahami tugas yang mendukung program. Hasil evaluasi kompetensi staf dalam rangka adalah perekrutan staf diutamakan yang memiliki pengalaman bekerja ditempat fitness sebelumnya, sehingga staf mampu beradaptasi cepat dengan program yang berjalan. Dukungan sarana dan prasarana Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta diperoleh nilai 76,54% atau masuk kategori baik. Komitmen PT. Pertamina Gas Jakarta dalam mendukung kesehatan pegawai dibuktikan dengan mempunyai gedung olahraga sendiri sebagai tempat olahraga
4 EVALUASI MANAJEMEN WELLNESS CENTER PEGAWAI PT. PERTAMINA GAS JAKARTA
Seminar Nasional “Pengaplikasian Mental Olahraga untuk Meningkatkan Prestasi Atlet”_APMOI,29 Maret 2019. ISBN: -
pegawai, mempunyai tempat fitness yang representative dekat dengan tempat bekerja, serta peralatan yang lengkap. Dalam rangka peningkatan kualitas, perlu adanya perawatan peralatan fitness yang rutin dan teratur sehingga alat yang tersedia terkontrol dengan baik. Pengembangan sarana penunjunga juga perlu ditingkatkan terutama peralatan analisis tubuh, disamping mendukung program, bisa menjadi daya tarik pegawai lainnya untuk aktif berolahraga. Dukungan pendanaan Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta diperoleh nilai 78,33% atau masuk kategori baik. Disamping pembiayaan fasilitas yang baik, gaji yang diperoleh staf dan pelatih sudah sesuai dengan standar. PT. Pertamina Gas Jakarta memberikan alokasi sendiri dalam pengembangan program keolahragaan melalui divisi peningkatan SDM, sehingga anggaran setiap tahun sudah teralokasi dengan baik. Berdasarkan hasil evaluasi input yang diperoleh meliputi: kompetensi pelatih, kompetensi staf, sarana dan prasarana serta pendanaan memiliki keterkaitan dengan hasil evaluasi input yang diperoleh. Hal ini sesuai dengan pendapat Wirawan (2011: 93) Evaluasi Masukan untuk mencari jawaban atas pertanyaan: Apa yang harus dilakukan? Evaluasi ini mengidentifikasi dan problem, aset, dan peluang untuk membantu pengambil keputusan mengidentifikasikan tujuan, prioritas-prioritas dan membantu kelompok-kelompok lebih luas pemakai untuk menilai tujuan, prioritas, dan manfaatmanfaat dari program, menilai pendekatan alternatif, rencana tindakan, rencana staff dan anggaran untuk feasibilitas dan potensi cost effectiveness untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan yang ditargetkan. 3. Komponen Process Manajemen Wellness Center Pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta Aspek yang dievaluasi pada komponen process yaitu berkenaan dengan pelaksanaan. Indikator dari pelaksanaan manajemen Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta meliputi: (1). Kinerja pelatih, (2) Kinerja Staf dan (3). Layanan program Wellness Center. Hasil evaluasi kinerja pelatih pada Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta diperoleh nilai 63,75% atau masuk 5 Nourma Try Indriani (Universitas Negeri Jakarta)
kategori cukup. Catatan dalam hasil evaluasi yang menjadi kelemahan dalam kinerja pelatih adalah pelatih masih belum kreatif dan inovatif dalam memberikan bentukbentuk program latihan. Bentuk-bentuk latihan yang digunakan masih menggunakan metode yang lama dan monoton dipakai sebelumnya. Hal ini tentunya memberikan rasa bosan bagi sebagian pegawai yang notabene berusia lanjut. Kekurangan dari kinerja pelatih lainnya adalah belum terkelolanya laporan perkembangan kesehatan dan kebugaran pengunjung, sehingga secara tidak langsung mengurangi pelayanan kepada pengunjung. Hasil evaluasi kinerja staf pada Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta diperoleh nilai 62,78% atau masuk kategori cukup. Catatan terkait dengan kinerja staf yang perlu dilakukan perbaikan adalah kedisiplinan staf dalam bekerja. Masih sering ditemukan beberapa staf yang terlambat masuk bekerja, bahkan lebih dulu pengunjung yang datang. Hasil evaluasi lainnya adalah staf belum mampu memberikan informasi program yang ada di Wellness Center, sehingga pegawai hanya mengetahui sebagian program yang ada di Wellness Center. Hasil evaluasi layanan program pada Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta diperoleh nilai 54,38% atau masuk kategori kurang. Berdasarkan 8 program yang ada (Aerobik, Boddy jump, Yoga, Weight Training, Fisioteraphy, layanan nutrisi dan gizi, serta konsultasi dengan dokter olahraga), program yang berjalan dengan baik adalah aerobic, boddy jump dan weight training. Beberapa program seperti Yoga, Fisioteraphy, layanan nutrisi dan gizi, serta konsultasi dengan dokter olahraga belum berjalan di Wellness Center. Beberapa faktor yang menyebabkan program tidak berjalan adalah kurangnya sosialiasi ke beberapa divisi pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta, sehingga banyak pegawai yang belum mengetahui informasi layanan program yang disediakan oleh perusahaan. Faktor lainnya adalah waktu pelaksanaan program yang belum terjadwal dengan baik, sehingga pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta belum mampu menyesuaikan antara jam bekerja dengan kegiatan olahraga. Berdasarkan hal di atas ada beberapa pelaksanaan rencana yang belum berjalan,
sehingga berpengaruh terhadap program. Menurut Stufflebeam (2007: 78) menjelaskan bahwa evaluasi proses menilai pelaksanaan rencana untuk membantu dalam melakukan kegiatan, kemudian menginterpretasikan hasil. 4. Komponen Product Manajemen Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta Aspek yang dievaluasi pada komponen product yaitu kepuasan dan realisasi pengunjung Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta. Berdasarkan hasil evaluasi kepuasaan pengunjung diperoleh nilai 64,55% atau masuk kategori cukup. Berdasarkan hasil evaluasi kepuasan pengunjung didasarkan pada faktor prasarana latihan yang lengkap, pelayanan instruktur yang komunikatif, program sudah sesuai dengan kebutuhan pegawai, serta kebersihan ruangan fitness yang selalu terjaga. Sesuai dengan pendapat Danang Sunyoto (2013: 35) menyebutkan “kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan (kinerja atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya.” Realisasi pengunjung Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta berdasarkan hasil evaluasi diperoleh nilai 42,50% atau masuk kategori kurang. Pengunjung Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta dapat diklasifikasikan kedalam tiga jenis. Pertama pengunjung Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta yang memiliki hoby olahraga, sehingga rutin berolahraga sesuai dengan jadwal. Kedua pengunjung yang memiliki kebutuhan tertentu, yakni pengunjung yang datang hanya menjalankan phsioteraphy dalam penyembuhan. Jenis pengunjung yang ketiga adalah pengunjung yang mencoba berolahraga karena ajakan pengunjung lainnya.
KESIMPULAN 1. Komponen evaluasi context yang meliputi tujuan dan strategi manajemen Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta diperoleh nilai rata-rata 77,94%. Hal ini menunjukkan bahwa
evaluasi context manajemen Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta termasuk ke dalam kategori baik (61% – 79%). 2. Komponen evaluasi input yang meliputi: kompetensi pelatih, kompetensi staf, sarana dan prasarana serta pendanaan dalam manajemen Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta diperoleh nilai rata-rata 68,22%. Hal ini menunjukkan bahwa evaluasi input manajemen Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta termasuk ke dalam kategori baik (66% – 79%). 3. Komponen evaluasi process yang meliputi kinerja pelatih, kinerja staf, dan layanan program manajemen Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta diperoleh nilai rata-rata 61,06%. Hal ini menunjukkan bahwa evaluasi process manajemen Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta termasuk ke dalam kategori cukup (56% – 65%). 4. Komponen evaluasi product yang meliputi kepuasan pengunjung dan realiasasi pengunjung manajemen Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta diperoleh nilai rata-rata 53,52%. Hal ini menunjukkan bahwa evaluasi product manajemen Wellness Center pegawai PT. Pertamina Gas Jakarta termasuk ke dalam kategori kurang (40% – 55%).
DAFTAR PUSTAKA Ann W. Frye and Paul A. Hemmer, (2012) Program Evaluation Models and Related Theories: AMEE Guide No. 67, Medical Teacher. Vol.34. Anton
Athoillah, (2010). Dasar-Dasar Manajemen, Bandung: Pustaka Setia.
Djaali
dan Pudji Mujiono, (2008). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan Jakarta: Grassindo.
Farida Yusuf Tayibnapis, (2006). Evaluasi Program Jakarta: Rieneka Cipta.
6 EVALUASI MANAJEMEN WELLNESS CENTER PEGAWAI PT. PERTAMINA GAS JAKARTA
Seminar Nasional “Pengaplikasian Mental Olahraga untuk Meningkatkan Prestasi Atlet”_APMOI,29 Maret 2019. ISBN: -
Leigh Deves, (2011). Program Evaluation in Co-operative Education: A Dearth of Standards, Asia-Pacific Journal of Cooperative Education, Vol.12, No. 3. Malayu, Hasibuan, (2006). Manajemen Jakarta: PT. Bumi Aksara. Matt Vassar, Denna L. Wheeler, Machelle Davison, and Johnathan Franklin, (2010). Evaluation in Medical Education: An Overview of the Utilization-focused Approach, Journal of Educational Evaluation for Health Professions. Vol.7, No. 1. M. Sukardi, (2010). Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya Jakarta: Bumi Aksara. M. Manullang, (2006). Dasar – Dasar Manajemen, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. R. Lance Hogan. (2007). The Historical Development of Program Evaluation: Exploring the Past and Present, Online Journal of Workforce Education and Development. Vol.2, No. 4. Sabardi, Agus. (2007). Pengantar Manajemen, Yogyakarta: UPP AMP YJPN. Suharsimi Arikunto dan Cepi, (2009). Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan Jakarta: Bumi Aksara. Sunyoto, Danang, (2013). Teori Kuisioner dan Analisis Data untuk pemasaran dan prilaku konsumen, Yogyakarta: Graha Ilmu. Stuffebeam, D.L. (2007). Evaluation: Theory, Model, Application. San Francisco: CA Whiley. Wirawan, (2011). Evaluasi, Teori, Model, Standard, Aplikasi dan Profesi Jakarta: Raja Grafindo Persada. http://www.kemenperin.go.id/kompetensi/U U_13_2003.pdf diakses pada Senin, 5/3/2018 pukul 21.35 wib
7 Nourma Try Indriani (Universitas Negeri Jakarta)