Diare: Perlu Antibiotik atau Tidak? Dr. Yuliana, M.Biomed, Sp.A
Bondowoso, 26 Januari 2018
Diare Diare
masalah global
salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas
di Indonesia
tertinggi di ASEAN
Surkesnas, 2001 • penyebab kematian kedua terbesar pada balita
Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), 2004 • urutan ketiga penyebab kematian bayi http://www.Litbangdepkes.go.id. 2007; http://www.ridwanamiruddin. wordpress.com. 2007
Penelitian prospektif di Amerika Serikat
masing-masing anak mengalami episode diare sebanyak 2,21 per tahun, dengan 90% bersifat akut, median durasi 2 hari frekuensi 6 kali per hari http://emedicine. medscape.com/article/928598
Diare infeksi Diare non infeksi
Tahun 1970-an infeksi bakteri menjadi penyebab diare terbanyak di Indonesia
Nature Clinical Practice Gastroenterology & Hepatology. 2005;2(5):216-22.; Quarterly Medical Review. 2005;56(3):1-35.
Penelitian selanjutnya Penyebab terbanyak diare akut adalah
virus
self limiting
antibiotik bukan merupakan terapi utama pada diare
Pediatric Gastrointestinal Disease. 2004. h. 166-76.
Definisi DIARE diarroia (Yunani) kondisi abnormal dari pengeluaran feses yang terlalu sering dengan konsistensi yang lebih lunak bahkan cair
World Health Organization (WHO) adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan
konsistensi feses yang lembek sampai cair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu ≥3 kali dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau feses yang berdarah
Pediatric Gastrointestinal Disease. 2004. h. 166-76.
Peningkatan kandungan air dalam feses
merupakan akibat dari ketidakseimbangan fungsi usus besar dan usus halus dalam proses absorpsi dan sekresi elektrolit, kandungan organik, dan air
Pediatric Gastrointestinal Disease. 2004. h. 166-76.
Etiologi Patogen di negara maju Virus -Rotavirus -Calicivirus -Norwalk-like virus -Adenovirus tipe enterik Bakteri -Campylobacter jejuni -Salmonella -Eschericia Eschericia coli -Shigella -Yersinia enterocolitica -Clostridium difficile -Vibrio parahaemolyticus -Vibrio cholera 01 -Vibrio cholera non-01 -Aeromonas hydrophila Parasit -Cryptosporidium -Giardia lamblia
Pediatric Gastrointestinal Disease. 2004. h. 166-76.
Perkiraan frekuensi pada kasus diare (%) 25-40 1-20 10 4-9 2-4 6-8 3-7 3-5 0-3 1-2 0-2 0-1 Tidak diketahui Tidak diketahui 0-2 1-3 1-3
Etiologi Patogen di negara maju
Perkiraan frekuensi pada kasus diare (%) 25-40 1-20 10 4-9 2-4
Virus -Rotavirus -Calicivirus -Norwalk-like virus -Adenovirus tipe enterik Bakteri -Campylobacter jejuni Penelitian pada 6 RS di Indonesia 6-8 -Salmonella 3-7 -Eschericia Eschericia coli 3-5 pada sekitar 55% kasus diare akut -Shigella 0-3 -Yersinia enterocolitica 1-2 disebabkan oleh rotavirus -Clostridium difficile 0-2 -Vibrio parahaemolyticus 0-1 -Vibrio cholera 01 Tidak diketahui -Vibrio cholera non-01 Tidak diketahui -Aeromonas hydrophila 0-2 Parasit -Cryptosporidium 1-3 -Giardia lamblia 1-3
balita
Cara penularan
fekal oral
Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. 2010. h.87-92.; Modul Pelatihan Diare. 2009. h. 6-10
Pembagian organisme penyebab diare berdasarkan mekanisme aksi INVASIVE
PARTIALLY
TOXIGENIC &
INVASIVE
NON-INVASIVE
ADHERENT
Shigella species
Rotavirus
V cholerae
EPEC
Salmonella sp.
Norwalk Agent
ETEC
EHEC
Y enterocilitica
Giardia lamblia
A hydrophilis
C jejuni
Cryptosporidium
V parahaemolitycus E histolytica
11
Derajat Invasif Organisme Penyebab Diare
Salmonella
Lumen Mucosa Submucosa
Shigella
Rotavirus
Cholera
Gejala Klinis DIARE VIRUS Organisme Virus
Rotavirus Adenovirus Norovirus Astrovirus Calicivirus
Inkubasi
Durasi
Muntah Demam Nyeri Abdomen
1-7 hari 8-10 hari 1-2 hari 1-2 hari 1-4 hari
4-8 hari 5-12 hari 2 hari 4-8 hari 4-8 hari
Ya Lambat Ya +/Ya
Rendah Rendah Tidak +/+/-
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Pediatric Gastrointestinal Disease. 2004. h. 166-76.
DIARE BAKTERI Organisme Bakteri
Aeromonas species Campylobacter Species C difficile C perfringens Enterohemorrha gic E coli Enterotoxigenic E Coli Plesiomonas Species Salmonella species Shigella species Vibrio species Y enterocolitica
Inkubasi
Durasi
Muntah
Demam
Nyeri Abdomen
Tidak ada
0-2 minggu
+/-
+/-
Tidak
2-4 hari
5-7 hari
Tidak
Ya
Ya
Bervariasi Minimal 1-8 hari
Bervariasi 1 hari 3-6 hari
Tidak Ringan Tidak
Sedikit Tidak +/-
Sedikit Ya Ya
1-3 hari
3-5 hari
Ya
Rendah
Ya
Tidak ada
0-2 minggu
+/-
+/-
+/-
0-3 hari
2-7 hari
Ya
Ya
Ya
0-2 hari 0-1 hari Tidak ada
2-5 hari Tidak 5-7 hari Ya 1-46 hari hari Ya
Tinggi Tidak Ya
Ya Ya Ya
Pediatric Gastrointestinal Disease. 2004. h. 166-76.
DIARE PARASIT Organisme Parasit
Inkubasi Giardia 2 minggu species Cryptosporidi 5-21 hari um species Entamoeba 5-7 hari species
Durasi
Muntah
Demam
Nyeri Abdomen
1+ minggu Tidak
Tidak
Ya
Bulan
Tidak
Rendah
Ya
1-2+ minggu
Tidak
Ya
Tidak
Pediatric Gastrointestinal Disease. 2004. h. 166-76.
Riwayat penyakit Riwayat penyakit Wabah akibat makanan Salmonella
Kemungkinan organisme penyebab
Shiga-toxigenic E.coli Transmisi melalui air Vibrios Giardia intestinalis Seafood, kerang Vibrio Norovirus Unggas Campylobacter Salmonella Daging sapi, golongan Shiga toxinEnterohemorrh kecambah producing E.coli agic E.coli (STEC) Telur Salmonella Mayonnaise dan cream Staphylococcus Clostridium perfringens Kacang-kacangan Salmonella Campylobacter jejuni Antibiotik, kemoterapi Clostridium difficile Manusia ke manusia Shigella Rotavirus
Yersinia
Cyclospora
Cryptosporidium Salmonella
Salmonella Cryptosporidium Giardia intestinalis
Farthing, M. Acute diarrhea in adults and children: a global perspective. World Gastroenterology Organisation Global Guidelines. February 2012.
Pemeriksaan Penunjang makroskopik mikroskopik
pH, reducing substances Laktoferin Anion gap
feses
http://emedicine. medscape.com/article/928598; http://emedicine.medscape.com/article/176400-overview.; World Health Organization. Diarrhoea Treatment Guidelines. 2009; h.1-46.
Karakteristik feses
Usus halus
Usus besar
Gambaran
Cair
mukus dan atau darah
Volume
Banyak
Kecil
Frekuensi
Meningkat
Meningkat
Darah
kemungkinan positif heme tetapi tidak mungkin grossly bloody pernah gross blood
pH
kemungkinan < 5.5
>5.5
reducing substances
kemungkinan positif
Negative
Jumlah leukosit
<5/lpb
kemungkinan >10/lpb
Jumlah leukosit serum
Normal
kemungkinan leukositosis, bandemia
Organisme
Virus • Rotavirus • Adenovirus • Calicivirus • Astrovirus • Norovirus
Bakteri invasive • Escherichia Coli (enteroinvasive, enterohemorrhagic) • Shigella species • Salmonella species • Campylobacter species • Yersinia species • Aeromonas species • Plesiomonas species
Bakteri • Enterotoxigenic E. coli • Klebsiella • Clostridium perfringens • Cholera species • Vibrio species
Bakteri toksik • Clostridium difficile
Parasit Giardia species Cryptosporidium species
Parasit • Entamoeba organisms
Makroskopik diperlukan pada semua penderita dengan diare
darah
Apabila terdapat darah biasanya bercampur dalam feses
E. Hystolitica: Darah segar pada permukaan feses EHEC: Garis-garis darah
bau busuk
Infeksi Salmonella, Giardia, Cryptosporidium, dan Strongyloides
Mikroskopik
leukosit PMN, kecuali pada S. typhii leukosit mononuklear
Sensitifitas terhadap inflamasi patogen (Salmonella, Shigella dan Campylobacter) 45% - 95% indikasi adanya colitis (80% PPV)
Parasit umumnya jumlah tidak banyak
Pemeriksaan Penunjang Kultur feces • diare dengan leukosit feses banyak • diare berdarah nyata
Antigen virus • Tidak rutin dikerjakan • Rotavirus:
feses
angka false-negative ± 50% http://emedicine. medscape.com/article/928598; http://emedicine.medscape.com/article/176400-overview.; World Health Organization. Diarrhoea Treatment Guidelines. 2009; h.1-46.
Pemeriksaan Penunjang Darah lengkap Kimia darah: gula darah, elektrolit, ureum kreatinin
Kasus diare dehidrasi berat
Rehidrasi • Upaya rehidrasi oral (oralit
Tatalaksana REKOMENDASI
WHO-UNICEF
hipoosmolar) • Intravena bila dehidrasi berat Nutrisi Lanjutkan pemberian ASI dan makanan Antibiotik dengan indikasi
LINTAS DIARE
Suplementasi zinc selama 10-14 hari Edukasi
PEMBERIAN TIDAK RASIONAL
Antibiotik tidak diberikan pada
• memperpanjang lamanya diare karena mengganggu keseimbangan flora usus
semua kasus diare
dan Clostridium difficile yang akan tumbuh
ANTIBIOTIK PEMBERIAN TIDAK RASIONAL • mempercepat resistensi kuman terhadap antibiotik • menambah biaya pengobatan yang
INDIKASI • diare berdarah • curiga kolera • terbukti amebiasis atau giardiasis
tidak perlu WHO. Diarrhoea Treatment Guidelines. 2009; h.1-46; Clin Infect Dis. 1998;27(4):702-10; World Health Organization. Hospital Care for Children. 2005.
Penggunaan antibiotik tanpa indikasi pada penderita diare provinsi tahun 2009
Penggunaan antibiotik pada diare Penyebab Kolera
Shigella dysentery
Amoebiasis
Giardiasis Campylobacter
Antibiotik pilihan Doxyxycline 2mg/kg (tidak direkomendasikan)
Alternatif Azithromycin 20mg/kg single dose Ciprofloxacin 15mg/kg 2x sehari selama 3 hari Ciprofloxacin 15mg/kgBB 2x sehari Pivmecillinam 20mg/kgBB selama 3 hari 4x sehari selama 5 hari Ceftriaxone 50-100mg/kgBB 1x sehari IM selama 2-5 hari Metronidazole 10mg/kgBB 3x sehari selama 5 hari (10 hari pada kasus berat) Metronidazole 5mg/kgBB 3x sehari selama 5 hari Azithromycin single dose 30mg/kg segera setelah onset penyakit
•Farthing, M. Acute diarrhea in adults and children: a global perspective. World Gastroenterology Organisation Global Guidelines. February 2012.
Vaksinasi measles meskipun disarankan sebagai strategi pencegahan diare, namun belum cukup penelitian yang mendukung perannya
Vaksinasi kolera Sebagian besar tidak efektif efikasi sebesar 38% (95% IK 20% sampai 53%; 4 penelitian) pada anak <5 tahun potensial digunakan pada daerah dengan risiko epidemi kolera yang tertinggi
Vaksinasi rotavirus mengurangi kejadian diare sebesar 72-73% pada 1 tahun dan 62-67% pada 2 tahun setelah vaksinasi Efikasi terhadap diare rotavirus yang berat lebih besar (80-93% pada 1 tahun dan 84-89% pada 2 tahun) Indian Pediatr. 2012;49:627-49