Tugas : Makalah Dosen : Ns. Suhartatik., S.Kep., M.Kes KEPERAWATAN MATERNITAS I (ANATOMI FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI WANITA)
OLEH KELOMPOK I Abdul Wahab (NH0117001)
Dodi Alfarez (NH0117026)
Abd. Asis (NH0117002)
Fajar Aswad (NH0117033)
Agila Saputra (NH0117005)
Febryani Mahadjani (NH0116040
Andi Karmila Sari (NH0117009)
Hajar Aswad (NH0117047)
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR 2019
1
KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT.Karena dengan rahmat dan hidayah serta karunia-Nya, sehingga kami masih diberi kesempatan untuk bekerja menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita”, makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas I. Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar kami ibu Ns. Suhartatik, S.Kep., M.Kes dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan.
Makassar, Maret 2019
Kelompok I
2
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................................. BAB I LATAR BELAKANG ................................................................................4 A. PENDAHULUAN .......................................................................................4 B. TUJUAN ......................................................................................................4 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................6 A. ALAT REPRODUKSI EKSTERNA ...........................................................6 B. ALAT REPRODUKSI INTERNA ..............................................................8 C. FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA ......................................12 BAB III PENUTUP .............................................................................................. 18 A. PENGKAJIAN ...........................................................................................18 B. SARAN ......................................................................................................18 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................27
3
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem reproduksi merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup suatu generasi. Sistem reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut terancam punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak). Sistem reproduksi manusia tentunya berbeda pada pria dan wanita. Sistem reproduksi wanita sangat bertanggungjawab terhadap adanya generasi selanjutnya karena di dalam rahimnya terjadi perkembangan janin hasil fertilisasi. Hal tersbut didukung dengan adanya organ-organ penyusun sistem reproduksi yang mempunyai fungsi penting. (Bobak, 2014) Struktur organ reproduksi wanita terdiri organ reproduksi eksternal dan organ reproduksi internal. Sistem reproduksi eksterna terdiri dari mons veneris,
labia
mayora,
labia
minora,
klitoris,
vestibulum
dan
perineum), sedangkan sistem reproduksi interna terdiri atas vagina, uterus, serviks, tuba fallopii dan ovarium (Hani dkk, 2011). Masing-masing organ reproduksi tersebut memiliki fungsi spesifik bagi sistem reproduksi. Proses fisiologi yang terjadi dalam organ reproduksi tersebut juga spesifik. Salah satu proses fisiologi yang berperan penting dalam sistem reproduksi adalah pembentukan
ovum
melalui
proses
oogenesis. Oogenesis
atau
pembentukan ovum pada wanita telah dimulai sejak dalam kandungan ibunya. Setelah bayi lahir, dalam tubuhnya telah ada sekitar satu juta oosit primer. Sebagian oosit primer mengalami degenerasi sehingga ketika memasuki masa puber jumlah tersebut menurun hingga tinggal sekitar 200 ribu pada tiap ovariumnya. Oosit primer ini mengalami masa istirahat (dorman), kemudian proses oogenesis akan dilanjutkan setelah wanita memasuki masa puber. (Hani, 2011)
4
Masa pubertas pada wanita merupakan masa yang ditandai dengan adanya menstrusi atau peluruhan dinding rahim. Masa pubertas dapat dikatakan sebagai masa produktif yaitu masa untuk mendapat keturunan, yang berlangsung kurang lebih 40 tahun. Pada masa ini hormon-hormon reproduksi berkembang baik sehingga dapat menghasilkan keturunan (Hani, 2011) B. TUJUAN 1. Untuk mengetahui anatomi sistem reproduksi wanita. 2. Untuk mengetahui fisiologi system reproduksi wanita.
5
BAB II PEMBAHASAN A. ALAT REPRODUKSI EKSTERNA (Ganong, 2018)
a. Vulva Bagian alat kandungan luar yang berbentuk lonjong , berukuran panjang mulai dari klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil, sampai ke belakang di batasi perineum. b. Tundun (Mons Veneris) Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang dilapisi lemak, terletak di atas simfisis pubis. c. Labia Mayora Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini bertemu di bagian bawah dan membentuk perineum. Labia mayora bagian luar tertutp rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada wanita dewasa à panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm.
6
Pada anak-anak dan nullipara à kedua labia mayora sangat berdekatan. d. Labia Minora Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk preputium dan frenulum clitoridis, sementara bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan bersatu membentuk fourchette e. Klitoris Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif. Analog dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm. f. Vestibulum (serambi) Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri pathogen g. Himen (selaput dara) Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi sabagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar. Bentuk dari himen dari masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui
7
satu jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada bagian posterior h. Perineum (kerampang) Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter ani. B. ALAT REPRODUKSI INTERNA (S, 2015)
a. Vagina Merupakan aluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan. Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi puncak (ujung) vagina menjadi:
Forniks anterior -Forniks dekstra
Forniks posterior -Forniks sisistra
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan pH 4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi. Fungsi utama vagina:
8
Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
Alat hubungan seks (koitus).
Jalan lahir pada waktu persalinan (partus).
b. Uterus Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih dan rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup peritonium, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna). Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng.
Korpus uteri : berbentuk segitiga
Serviks uteri : berbentuk silinder
Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat dan parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas. Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat menahan beban hingga 5 liter. Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
Peritonium Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus. Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen.
Lapisan otot Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. 9
Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk angka delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan demikian pendarahan dapat terhenti. Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum, yang merupakan batas dari kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan. c. Endometrium Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal
dalam
siklus
menstruasi.
Pada
saat
konsepsi
endometrium mengalami perubahan menjadi desidua, sehingga memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara terusmenerus, sehingga dapat membasahi vagina. Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot panggul. Ligamentum yang menyangga uterus adalah:
Ligamentum
latum;
Ligamentum
latum
seolah-olah
tergantung pada tuba fallopii.
Ligamentum rotundum (teres uteri) -
Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
-
Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.
Ligamentum infundibulopelvikum -
Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
10
Ligamentum kardinale Machenrod -
Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.
-
Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
Ligamentum sacro-uterinum -
Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju os.sacrum.
Ligamentum vesiko-uterinum Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan persalinan.
d. Tuba Fallopii Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan diameternya antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap melakukan implantasi. e. Ovarium Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila habis menopause. Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
Memproduksi ovum
Memproduksi hormone estrogen
Memproduksi progesterone
11
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone terpenting pada wanita. Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche. Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena
memberikan
kesempatan
pada
estrogen
untuk
menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai kematangan organ reproduksi wanita. C. FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA (Manuaba, 2016) a. Hormon Reproduksi pada wanita a) Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel ovum. b) Hormon
Estrogen
yang berfungsi
merangsang sekresi
hormone LH. c) Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel ovum). d) Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH
12
b. Siklus Menstruasi
Siklus mnstruasi terbagi menjadi 4. Wanita yang sehat dan tidak hamil,
setiap
bulan
akan
mengeluarkan
darah
dari
alat
kandungannya. a) Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana endometrium terlepas dari rahim dan adanya pendarahanselama 4 hari. b) Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses terbentuknya endometrium secara bertahap selama 4 hari c) Stadium
intermenstruum
(proliferasi),
penebalan
endometrium dan kelenjar tumbuhnya lebih cepat. d) Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan adanya
penimbunan
glikogen
guna
mempersiapkan
endometrium. c. Hormon-Hormon Reproduksi a) Estrogen Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga
13
berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma. b) Progesterone Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG. c) Gonadotropin Releasing Hormone GNRH
merupakan
hormon
yang
diproduksi
oleh
hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen
tinggi,
maka
estrogen
akan
memberikan
umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya. d) FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone) Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH. e) LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone) Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase
14
luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron.
Pelepasannya
juga
periodik
/
pulsatif,
kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat. f) HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masamasa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb). g) LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga d. Oogenesis Dari kira-kira 2 juta oosit pada dua ovarium hanya 400 buah yang akan menjadi folikel matang. Folikel matang berupa kantung kecil dengan dinding sel-sel epitel di dalam berisi satu sel telur. Folikel menghasilkan hormon estrogen. Tiap bulan dilepas satu ovum dari sebuah folikel mulai dari seorang wanita
15
mengalami
puber
sampai
menopause.
Setiap
ovarium
menghasilkan sekitar 20.000 folikel matang. Sekitar 400.000 dari dua ovarium dapat mematangkan sel telur selama wanita melewati masa subur. Folikel lainnya mengalami degenerasi. Oogenesis dan ovulasi terjadi sekali dalam sebulan, bergiliran antara ovarium kiri dan ovarium kanan. Proses oogenesis hampir sama dengan proses spermatogenesis. Tahapnya dapat kita lihat pada Gambar berikut.
Di dalam ovarium terdapat sel-sel induk yang disebut oogonium. Oogonium berkembang menjadi oosit primer. Oosit primer mengalami pembelahan secara meiosis menjadi 2 sel baru yang disebut oosit sekunder. Akan tetapi, ukuran kedua sel baru ini tidak sama, yang berukuran besar tetap oosit sekunder, yang berukuran kecil disebut polosit primer atau badan kutub Selanjutnya oosit sekunder dan polosit I yang sudah haploid mengalami pembelahan sekali lagi, masing-masing menjadi dua sel baru. Oosit sekunder menjadi ootid (n) dan polosit II, sedangkan polosit primer menjadi 2 polosit II. Lihatlah pada Gambar 9.5b, ootid berukuran paling besar. Dari keempat buah sel baru tersebut, hanya ootid yang berkembang menjadi ovum dan fungsional. Tiga sel kutub atau polosit mengalami degenerasi. Perlu diketahui bahwa sejak bayi perempuan masih berada di dalam kandungan,
16
ovariumnya telah aktif memulai oogenesis sampai tahap metafase II. Setelah itu inaktif sampai perempuan mencapai pertumbuhan yang siap untuk mengalami menstruasi dan menjadi ibu secara biologis. Pada perempuan yang beranjak remaja, pematangan sel telur dalam folikel hanya melanjutkan tahap telofase II.
17
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Anatomi sistem reproduksi wanita terdiri dari dua bagian yaitu organ reproduksi eksterna dan interna. Sistem reproduksi eksterna terdiri dari mons veneris, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibulum dan perineum),sedangkan sistem reproduksi interna terdiri atas vagina, uterus, serviks, tuba fallopii dan ovarium. Menstruasi merupakan peristiwa meluruhnya dinding rahim. Ada beberapa fase yang terjadi yaitu fase menstruasi, fase proliferasi, fase sekresi/luteal dan fase iskemi/premenstrual di mana fase-fase tersebut berhubungan dengan sekresi hormon estrogen, progesteron dan LH serta FSH B. SARAN Untuk mengerti perubahan – perubahan yang terjadi selama kehamilan, pembaca lebih mendalami susunan anatomi dan fisiologi reproduksi wanita
18
DAFTAR PUSTAKA Bobak, I. (2014). Buku Saku Keperawatan Maternitas. JAKARTA: Buku Kedokteran EGC. Ganong, W. F. (2018). Fisiologi Kedokteran Terjemahan: H. M. D. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Hani, U. D. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika. Manuaba, D. (2016). Buku Ajar Patalogi Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. S, S. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner & Suddarth. Jakarta: Buku Kedoktera EGC.
19