Anatomi Organ Reproduksi Perempuan.docx

  • Uploaded by: Exra Riska Parrangan
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Anatomi Organ Reproduksi Perempuan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,407
  • Pages: 6
A. Anatomi Organ Reproduksi Perempuan menurut (sinaga, 2017) Pada awalnya, organ reproduksi laki-laki dan perempuan adalah sama. Setelah usia kehamilan sekitar 8 minggu, terjadi diferensiasi atau perbedaan bentuk dan fungsi, sesuai dengan kromosom yang bersatu. Perempuan memiliki dua kromosom X dan tanpa kromosom Y. Oleh karena tidak terdapat gen Y dan tidak terdapat hormone testosteron, maka pertumbuhan organ reproduksi perempuan mengalami perkembangan menjadi clitoris, labia, vagina, uterus (rahim), tuba falopii dan ovarium (indung telur). Organ reproduksi perempuan terdiri dari organ genetalia

internal dan genetalia eksternal.Organ genetalia

internal adalah ovarium, tuba fallopii, uterus dan vagina.Sedangkan organ genetalia eksternal terdiri dari mons veneris, labia mayora, labia minora, vestibulum dan selaput darah. 1.

Organ reproduuksi dalam (genetalia interna) a. Ovarium (indung telur) b. Tuba fallopii (saluran telur) c. Uterus (Rahim) d. Vagina

2.

Organ reproduksi bagian luar (genetalia eksterna) a. Mons veneris b. Labia mayora atau bibir besar dalam c. Labia minora d. Vestibulum e. Klitoris f. Hymen (selaput darah)

B. Hormon Pengendali Proses Menstruasi menurut (sinaga, 2017), sistem hormone yang merupakan salah satu faktor terpenting dalam siklus menstruasi. Sistem hormonlah pengendali proses menstruasi. Pada sistem reproduksi perempuan, sistem hormone terbagi dalam 3 jenjang yaitu cortex adrenal, hipofisis, indung telur (ovarium). 1. Hormon kelenjar hipofisis-hipotalamus 2. Hormon ovarium (estrogen dan progesterone)

C. Fase menstruasi Menstruasi adalah perdarahaan periodic dari Rahim yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Kondisi ini terjadi karena tidak ada pembuahan sel telur oleh sperma, sehingga lapisan dindinh Rahim(endometrium) sudah menebal untuk persiapan kehamilan menjadi luruh. Jika seorang wanita tidak mengalami kehamilan, maka siklus menstruasi pada wanita yang normal adalah 28-35 hari dan lama haid antara 3-7hari. (https://klinikgracia.org/fase-dan-siklus-menstruasipada-wanita/#sthash.ibukqRJF.dpuf.selasa.23:12/25/03/2019) Siklus menstruasi adalah siklus bulanan pada wanita, yang dimulai dari akhir menstruasi sebelumnya sampai akhir menstruasi berikutnya. Siklus ini dibagi dalam tiga fase atau tahap, yaitu fase folikular, ovulasi, dan fase luteal. Siklus menstruasi biasanya sekitar 28 hari (4 minggu bulan komariah). Meskipun bisa bervariasi dari wanita ke wanita. Siklus ini berhanti sementara selama kehamilan dan permanen setelah menopause. (carudin, 2017) Menurut (kusmiran, 2014) fase-fase siklus menstruasi 1. Siklus endomentrium a. Fase menstruasi Fase ini adalah fase yang harus dialami oleh seorang wanita dewasa setiap bulannya. Sebab melalui fase ini wanita baru dikatakan produktif. Oleh karena itu fase menstruasi selalu dinanti oleh para wanita, walaupun merasa tidak nyaman untuk beraktifitas. Biasanya ketidaknyamanan inni terjadi hanya 1-2 hari, dimana pada awal haid pendarahan yang keluar. pada fase ini, endometrium teerlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan. Rata-rata fase ini berlangsung selama 5 hari(rentang 3-6 hari). Pada awal fase menstruaisi kadar estrogen, progesterone, LH(lutenizing hormone) menurun atau pada kadar terendahnya, sedangkan siklus dan kadar FSH(Folikel Stimulating Hormone) baru mulai meningkat. b. Fase proliferasi Pada fase ini ovarium sedang melakukan proses pembentukan dan pematangan ovum. Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari ke-5 sampai hari ke -14 dari siklus haid. Permukaan endometrium secara lengkap kembli normal sekitar empat hari atau menjelang perdarahan berhenti. Dalam fase ini sekitar 8-10 kali lipat dari semula, yang akan berakhir saat ovulasi.

Pada fase terjadi peningkatan kadar hormone estrogen, karena fase ini tergantung pada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium. c. Fase sekresi/luteal Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase sekrsi, endometrium sekretoriuus yang matang dengan sempurna mencapai ketebaalan seperti beludru yang tebal dan halus. Endometrium menjadi kaya dengaan darah dan sekresi kelenjar. Umumnya padaa fase pasca ovulasi wanita akan lebih sensitive. Sebab pada fase ini hormone reproduksi (FSH,LH,Estrogen dan progesterone) mengalami yang namanya pre menstruasi syndrome (PMS). Beberapa hari kemudian setelah gejala PMS maka lapisan dinding Rahim akan luruh kembali. d. Fase iskemi/premenstrual Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum yang mensekresikan estrogen dan progesterone menyusut. Seiring penyusutan kadar estrogen dan prgesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai darah ke endometrium fungsional terhenti dan terjadi nekrosis lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal dan perdarahan menstruasi dimulai. 2. Siklus ovarium Ovulasi merupakan penigkatan kadar estrogen yang menghambat pengeluaran FSH, kemudian kelenjar hipofisis mengeluarkn LH (lutenizing hormone). Peningkkatan kadar LH menrangsang pelepasan oosit sekunnder dari folikel. Sebelum ovulasi, satu sampai 30 folikel mulai matur didalam ovariumdibawah pengaruh luteum. Korpus luteum mencapai puncak aktivitas fungsional pada 8 hari setalah ovulasi, dan mensekresikan hormone estrogen dan progesterone. Apabila tidak terjadi implantasi, korpus luteum berkurang dan kadar hormone progrestero menurun. Sehingga lapisan fungsional endometrium tidak dapat bertahan dan akhirnya luruh.

D. Perhitungan masa subur Masa subur merupakan sebuah masa dalam siklus menstruasi wanita dimana terdapat sel telur yang matang yang siap dibuahi, sehingga bila wanita tersebut melakukan hunguan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan. (Sitompul, 2015)

Menurut (Sitompul, 2015) dan (puspita, 2016) dalam jurnal (atika, 2016) bahwa cara-cara yang dapt dilakukan untuk mengetahui masa subur adalah : 1. Sistem kalender 2. Perubahan sekresi lendi leher Rahim (serviks) 3. Menggunakan alat ovlasi (ovulation predictor kit/OPK) 4. Ukur suhu tubuh

Menurut (puspita, 2016) sebagai pedoman, hari pertama menstruasi dihitung sebagai siklus menstruasi hari ke-1. Lamanya siklus menstruasi dimulai dari hari ke -1 hingga menstruasi berikutnya. 1. Siklus menstruasi 28 hari. pada siklus ini, ovulasi akan terjadi pada hari ke-14, dan masa subur adalah 2-3 hari sebelum hingga sesudah ovulasi. Jadi masa subur terjadi antara hari ke-11 hingga hari ke-17. 2. Siklus 35 hari. Ovulasi terjadi pada hari ke-21. Jika siklus menstruasi pendek maka ovulasi juga semakin cepat. 3. Jika siklus menstruasi tidak teratur. Maka harus mempunyai catatan siklus selama 6 bulan(6 siklus) berturut-turut untk mendapatkan siklus terpanjang dan siklus terpendeknya. Untuk siklus menstruasi tidak teratur, maka masa subur dihitung dengan rumus, yaitu : a. Siklus terpanjang – 11 hari b. Siklus terpendek – 18 hari Menurut (proverawati, 2009), masa subur adalah masa dimana akan terjadinya kehamilan pada saat fertilisasi. Pada masa itulah sel telur yang dihasilkan berada dalam keadaan siap untuk dibuahi. Rumus : masa subur = awal menstruasi + rata-rata menstruasi – 14 hari Contoh :bila seorang wanita mengalami menstruasi pada 5 april dengan menstruasi 28 hari, maka masa suburnya adalah 5+28-14= 19 april (ovaluasi) masa subur ini diperkirakan berlangsung selama 1 minggu. Berarti, masa subur wanita tersebut dimulai tanggal 16 april- 22 april, yaitu 3 hari sebelum hari subur dan 3 hari setelah subur.

E. Perhitungan HPHT Menurut (carudin, 2017) Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam rahimnya. Secara sederhana, untuk terjadi kehamilan diperlkan beberapa syarat yang berasal dari pria mau pun wanita. Kehamilan terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir hingga kelahiran atau sekitar 38 minggu dari pembuahan. Istilah medis untuk wanita hamil adlah gravida, sedangkan manusia didalamnya disebut embrio pada minggu-minggu awal dan selanjutnya disebut janin. Sedangkan wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida 0. Untuk menghitung usia kehamilan biasanya dokter menggunakan beberapa petunjuk untuk mengetahui usia kehamilan, yaitu dari kapan pertama kali detak jantung janin dapat didengar dengan alat Doppler (usia kehamilan 10-12 minggu), dari tanda kehidupan janin yang mulai terasa, dari tinggi fundus (puncak Rahim) dan berdasarkan pemeriksaan USG (ultrasonografi). Bersarkan usia kehamilan itu, dokter menentukan perkiraan waktu bersalin. Atau biasa juga menggunakan rumus neagel yang dihitung berdasrkan hari pertama haid terakhir (HPHT). Rumus ini biasanya hanya dipakai jika siklus haid teratur 28-30 hari. Rumus Neagle =(hari pertama haid + 7), (Bulan terakhir haid – 3), (Tahun + 1). Contoh: bila seorang wanita mengalami kehamilan perhitungan HPHTnya, hari pertama menstruasi (tanggal 5 + 7= 12), bulan terakhir menstruasi ( bulan 43= 1), tahun (2018 +1 = 2019). Berarti, masa bersalin wanita tersebut tanggal 12 april 2019.

Menurut (yulizawati, 2017), masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampi lahirnya janin (280 hari/40 minggu) 9 bulan 7 hari. Periode dalam kehamilan terbagi dalam 3 triwulan/trimester yaitu : 1. Trimester I

: 0-12 minggu

2. Trimester II

: 12-18 minggu

3. Trimester III

: 18-40 minggu

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, I.M. (2004 ). Keperawatan Marternitas.Alih Bahasa Maria A. Wijaya Rini. Edisi 4.Jakarta :EGC carudin, nelly. a. (2017). aplikasi kalender kehamilan (smart pregnancy) berbasis android. JOIN (Jurnal Online Informatika), 117. sinaga, ernawati. dkk. (2017). Manajemen Kesehatan Menstruasi. jakarta: Universitas Nasional IWWASH Global One. yulizawati, dkk. (2017). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. padang: cv. Rumah Kayu Pustaka Utama, Anggota IKAPI. kusmiran, e. (2014). kesehatan reproduksi remaja dan wanita. jakarta: Salemba Medika. atika, s. f. (2016). Aplikasi Penghitung Masa Subur Wanita Berbasis Android. Seminar Nasional Sistem Informasi, 700-702. puspita, y. (2016). Panduan Cepat Mendapatkan Buah Hati. jogjakarta: Stiletto Book. Sitompul, E. M. (2015). Panduan Pintar Menghitung Masa Subur. jakarta: Kunci Aksara. proverawati, a. d. (2009). Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. yogyakarta: Nuha Medika. (https://klinikgracia.org/fase-dan-siklus-menstruasi-pada wanita/#sthash.ibukqRJF.dpuf.selasa.23:12/25/03/2019)

Related Documents


More Documents from "Bamwinata"