Analisis Uu Pph.docx

  • Uploaded by: Hanifah Nabilah
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis Uu Pph.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 616
  • Pages: 2
BAB II PEMBAHASAN Analisis UU No. 10 Tahun 1994 Terhadap Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1991 1. Adanya perubahan bunyi pada Pasal 1 yang telah disempurnakan. “Pajak Penghasilan dikenakan terhadap Subyek Pajak atas Penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.” 2. Adanya perubahan bunyi makna pada pasal 2 ayat 1 huruf (a) dan huruf (b) dan memperjelas pasal 2 ayat (3), (4), (5), dan (6) tahun 1991. 3. Adanya penambahan terhadap pasal 2 menjadi pasal 2A ayat (1), (3), (4), (5), dan (6). 4. Pasal 3 Huruf (a) dan huruf (b). Sesuai dengan kelaziman internasional, badan perwakilan negara asing beserta pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat serta pejabatpejabat lainnya, dikecualikan sebagai Subyek Pajak di tempat mereka mewakili negaranya. Apabila pejabat perwakilan suatu negara asing memperoleh penghasilan lain di Indonesia di luar jabatannya, maka ia termasuk Subyek Pajak yang dapat dikenakan pajak atas penghasilan lain tersebut. Namun apabila negara asal pejabat tersebut memberikan pembebasan pajak kepada pejabat perwakilan Indonesia atas penghasilan lain di luar jabatannya, maka berlaku asas timbal balik. 5. Pasal 4 ayat 1 huruf (d). “Dalam hal penjualan harta tersebut terjadi antara badan usaha dengan pemegang sahamnya, maka harga jual yang dipakai sebagai dasar untuk penghitungan keuntungan dari penjualan tersebut adalah harga pasar.” 6. Pasal 5 ayat 1 huruf (a), (b), dan (c). “Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui suatu bentuk usaha tetap di Indonesia, dikenakan pajak di Indonesia melalui bentuk usaha tetap tersebut.” Dan ayat 3 (a) Biaya-biaya administrasi yang dikeluarkan oleh kantor pusat sepanjang digunakan untuk menunjang usaha atau kegiatan bentuk usaha tetap di Indonesia. Pada ayat 3 (b) dan (c), Sebagai konsekuensi dari perlakuan tersebut, pembayaran-pembayaran yang sejenis yang diterima oleh bentuk usaha tetap dari kantor pusatnya tidak dianggap sebagai Obyek Pajak, kecuali bunga yang diterima oleh bentuk usaha tetap dari kantor pusatnya yang berkenaan dengan usaha perbankan. 7. Perubahan terhadap pasal 6 tentang biaya – biaya yang dapat dikurangkan. 8. Pada pasal 8 ayat (1), (2), dan (3) perubahan yang terjadi Untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak dari Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri, penghasilan netonya dikurangi dengan jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak. Disamping untuk dirinya, kepada Wajib Pajak yang sudah kawin diberikan tambahan Penghasilan Tidak Kena Pajak.

9. Pada pasal 15 terjadinya perubahan penambahan penjelasan tentang mengatur tentang Norma Penghitungan Khusus untuk golongan Wajib Pajak tertentu, antara lain perusahaan pelayaran atau penerbangan internasional, perusahaan asuransi luar negeri, perusahaan pengeboran minyak, gas dan panas bumi, perusahaan dagang asing, perusahaan yang melakukan investasi dalam bentuk bangun-guna-serah build, operate, and transfer. Latar Belakang dan Tujuan: - Manfaat yang diperoleh dari pembaharuan tahun 1983 yaitu masuknya uang ke Negara meningkat. - Self assesement system kurang berhasil Lemah law enforcement Tujuan: - Pajak alat untama memperoleh pendapatan Negara (fungsi budgeter).. - Mendorong kegiatan ekonomi (fungsi mengatur). Produk Hukum: - UU No. 9 tahun 1994 tetang perubahan UU No.6 Tahun 1983 tentang KUTAP. - UU No. 10 tahun 1994 tenatng perubahan UU No. 7 tahun 1983 tentang PPh yang sebelumnya telah diubah dengan UU No.7 tahun 1991. - UU No. 11 tahun 1994 tentang perubahan PPN dan PPnBM. - UU No. 12 tahun 1994 tentang perubahan UU No. 12 tahun 1985 tentang PBB. Pokok – pokok perubahan: a. Menyangkut Hukum Pajak Formal: - Kewajiban WP diperluas sehingga meliputi kewajiban penghasilan mendaftarkan usahanya (PKP). - Jangka waktu kadaluarsa semula 5 tahun menjadi 10 tahun. - Sebelum terbentuk BPP, maka MPP bertindak sebagai BPP namun keputusannya bukan keputusan tata usaha Negara. - Sa;nksi pidana diperberat (pasal 38 dan 39) UU NO.9 tahun 1994. - Cakupan sanksi pidana diperluas sampai kepada pihak ketiga yang tidak memenuhi kewajiban untuk memberikan keterangan.

Related Documents

Analisis Uu Pph.docx
June 2020 5
Analisis Per Uu An
August 2019 34
Uu
June 2020 26
Uu
May 2020 31
Uu Perkawinan.docx
May 2020 14
Uu Peternakan
December 2019 28

More Documents from ""