Analisis Per Uu An

  • Uploaded by: Aditya Putra S
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis Per Uu An as PDF for free.

More details

  • Words: 1,852
  • Pages: 9
ANALISIS NASKAH AKADEMIK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENELITI DAN PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI))

A. Penjelasan Umum Naskah Akademik dapat diartikan sebagai suatu rancangan yang bersifat akademis atau pengetahuan, (Multiwati Darus, BPHN, 2007). Jimly Asshiddiqqie membedakan antara Naskah Akademik, Naskah Politis, dan Naskah Hukum. Ia menyebutkan bahwa Naskah Akademik berbeda dengan bentuk atau format Rancangan Undang-Undang (RUU) yang sudah resmi. Naskah rancangan akademis disusun sebagai hasil kegiatan yang bersifat akademis sesuai dengan prinsip-prinsip Ilmu Pengetahuan yang rasional, kritis, obyektif, dan impersonal. Berkembangnya dunia Ilmu Pengetahuan menjadikan suatu paradigma tersendiri dalam tertulisnya Naskah Akadmik tentang RUU Peneliti dan Penelitian Ilmu Pengetahuan ini, yang di dalamnya membahas mengenai regulasi-regulasi sebagai rancangan adanya UU yang megatur dan memberi kode-kode etik dalam dunia Peneliti dan Penelitian Ilmu Pengetahuan, yang di dalam aplikasinya akan menjadi sebuah norma tersendiri untuk bidang tersebut. B. Latar Belakang Pembuatan Naskah Akademik Penyusunan Naskah Akadmik ini tidak lain dilatarbelakangi oleh hal-hal berikut: 1. Tradisi Penelitian Ilmu Pengetahuan di Indonesia Abad ke-16: (Jacob Bantius)

Rumpius

Meneliti tentang Flora

Karya Penelitian: “Herbarium Amboinense”

Abad ke-18:

Terbentuk: “Bataviaasch Genotschap van Wetenschappen”

-1-

Selain fenomena-fenomena di atas, terjadi juga suatu peristiwa yang berkaitan dengan pengembangan Ilmu Pengetahuan di Indonesia, seperti munculnya Keppres RI Nomor 128 tahun 1967, dan Keputusan MPRS Nomor 18/B/1967, yang menghasilkan sebuah lembaga yang dikenal hingga masa sekarang, yakni Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). 2. Modal Intelektual Peneliti Hal tersebut memiliki indikator-indokator sebagai berikut: i) Belanja Pendidikan; ii) Jumlah penduduk terdidik universitas; iii) Jumlah lulusan S1 (pertahun) khususnya di bidang sains dan perekayasaan; iv) Jumlah lulusan Doktor (pertahun) khususnya di bidang sains dan perekayasaan; v) Jumlah Peneliti khususnya di bidang sains dan perekayasaan; vi) Jumlah Doktor Peneliti dalam unit penelitian (Pemerintah dan Swasta). 3. Penguasaan Ilmu Pengetahuan oleh Peneliti Ilmu Pengetahuan Pada tahun 1970-an belanja Penelitian dan Ilmu Pengetahuan di Indonesia pernah tidak berbeda jauh dengan Korea Selatan. 1980-an sampai dengan sekarang belanja Penelitian dan Ilmu Pengetahuan di Indonesia menurun. Ketertinggalan Peneliti Indonesia dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan melalui Penelitian Ilmu Pengetahuan perlu pemecahan yang mendasar. C. Fungsi Nasakah Akademik Keberadaan Naskah Akademik awalnya belum menjadi suatu keharusan dalam penyusunan Rancangan Peraturan Perundang undangan. Menjadi harus sejak tahun 2011, sesuai ketentuan Pasal 43 ayat (3) UU No. 12 Tahun 2011. Fungsi Naskah Akademik adalah : 1. Bahan awal yang memuat gagasan tentang urgensi pendekatan, ruang lingkup dan materi muatan suatu Peraturan Perundang undangan 2. Bahan pertimbangan yang digunakan dalam permohonan izin prakarsa penyusunan RUU/ RPP kepada Presiden 3. Bahan dasar bagi penyusunan rancangan Peraturan Perundang undangan. D. Metode Penyusunan Naskah Akademik -2-

Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang tentang Peneliti dan Penelitian Ilmu Pengetahuan dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif melalui pendekatan yuridis normatif. Dengan metode dan pendekatan ini diharapkan dapat menggambarkan berbagai permasalahan secara utuh dan menyeluruh, sehingga hasil analisis permasalahannya dapat dipergunakan sebagai landasan untuk mengenali hukum, khususnya hukum tertulis yang berlaku dan diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Peneliti dan kegiatan Penelitian Ilmu Pengetahuan. E. Kajian dan Analisis Data Kajian dan Analisis Data Teoritis Penelitian Ilmu Pengetahuan adalah upaya untuk memperoleh ilmu pengetahuan dengan cara-cara/teknik-teknik dan prosedur yang ilmiah. Ilmu pengetahuan berawal dari rasa ingin tahu mengenai suatu gejala yang ditemukan dalam kehidupan seharihari. Rasa ingin tahu tersebut merangsang untuk mengetahui lebih mendalam mengenai apa, mengapa, atau bagaimana gejala yang diamati dan ditemukan. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dimulai dari: 

Menetapkan postulat-postulat: Asumsi yang dianggap benar tanpa harus dibuktikan.



Menyusun Logika: Aturan berpikir yang berlaku di dalam bidang Ilmu Pengetahuan yang bersangkutan.



Pembahasan di dalam Nasakah Akademik ini, disebutkan bahwa Ongkos Penelitian Ilmu Pengetahuan selain diprakarsai dari hulu (Lembaga Penelitian dan Universitas) tetapi juga mulai dari hilir (masukan dan keterlibatan swasta).

Kajian dan Analisis Data Empiris Kajian Empiris di dalam Naskah Akademik ini membahas mengenai hal: Penelitian ilmu pengetahuan dimulai dari pencarian dan deskripsi masalah, diteruskan dengan seleksi masalah yang dipilih untuk dicari solusinya. Melalui berbagai metode ilmiah baku, dilakukan proses eksplorasi berbagai alternatif solusi yang mungkin untuk memecahkan masalah yang telah didefinisikan. Pada akhirnya -3-

sebuah keluaran penelitian ilmu pengetahuan difokuskan pada salah satu solusi yang berhasil disintesakan dan dibakukan pembuktiannya. Solusi yang telah dibuktikan kebenarannya secara ilmiah tersebut diklaim sebagai invensi atau penemuan baru. Selain itu, data empiris yang disajikan dalam Naskah Akademik ini adalah pembelajaran dari sejumlah negara. Dalam hal ini, data tersebut telah melampirkan: · Gambar 1. Perbandingan Rasio Belanja Litbang terhadap PDB Tahun 2009 · Gambar 2. Perbandingan Jumlah Peneliti per satu juta Penduduk Tahun 2009 · Gambar 3. Perbandingan Kuantitas dan Kualitas Publikasi Dan untuk pemantapan isi, pembahasan di sub kajian empiris ini juga membandingkan keadaan maupun regulasi yang tercanang di beberapa negara (maju dan berkembang) lainnya, seperti Amesika Serikat, Australia, Singapura, India, Selandia Baru, Filipina, Afrika Selatan, dan Bulgaria. Pada akhir pembahasan kajian empiris, disajikan pula Gambar. 4 (berupa diagram) yang menjelaskan tentang Perkiraan Efek Jangka Panjang Pelaksanaan RUU Peneliti dan Penelitian Ilmu Pengetahuan terhadap Kesejahteraan Rakyat. F. Analisis Data Survey/Observasi/Penelitian Dalam Naskah Akademik ini, disebutkan bahwa jika RUU ini dapat di UndangUndangkan pada tahun 2014 dan dilaksanakan pada tahun 2015, maka diharapkan akan menyumbang pada dinamika perubahan kesejahteraan rakyat (khususnya perekonomian bangsa) dengan skenario sebagai berikut: Pertama, intensitas penelitian yang ditunjukkan oleh (R&D/PDB) yang selama 25 tahun (1990-2015) cenderung statis pada angka sekitar 0.1% diharapkan akan meningkat menuju angka 1% (2030) atau meningkat 10 kali lipat dalam 15 tahun ke depan. Kedua, peningkatan intensitas penelitian tersebut sejalan dengan semakin besarnya peranan swasta dalam kegiatan penelitian dari sekitar 16% (2015) menjadi 74% (2030). Hal tersebut dimungkinkan terjadi dengan pelipatan jumlah peneliti secara signifikan yaitu dari sekitar 9000 (2015) yang umumnya bekerja disektor pemerintah menjadi 150 000 (2030) atau meningkat 15 kali lipat dalam 15 tahun ke depan, meskipun pada tahap penyesuaian (2015-2017) terjadi penundaan peningkatan jumlah peneliti. -4-

Ketiga, dengan dukungan Undang-Undang Peneliti dan Penelitian Ilmu Pengetahuan yang memberirangsangan kepada pelaku ekonomi kecil dan menengah untuk meningkatkan daya saing global berbasis penelitian ilmu pengetahuan diharapkan sekitar 50% atau 75 000 orang peneliti bekerja disektor swasta pada tahuan 2030. Keempat, interkoneksi semua unsur-unsur di atas akan ikut menyumbang pengaruh pada peningkatan perekonomian, dari bangsa berpendapatan perkapita sekitar UDS$ 3500 (2015) menjadi US$ 19000 (2030). G. Capaian Pada muaranya, hasil dari Naskah Akademik ini ialah Ruang Lingkup Peraturan Materi Muatan Rancangan Undang-Undang tentang Peneliti dan Penelitian Ilmu Pengetahuan, yang rinciannya seperti berikut ini: 1. Ketentuan Umum 2. Azas, Tujuan, dan Fungsi 3. Peneliti a. Ketentuan Umum tentang Peneliti b. Persyaratan, Kualifikasi, dan Komposisi c. Tugas dan Fungsi Peneliti d. Hak dan Kewajiban Peneliti e. Kepakaran Peneliti f. Jenjang Peneliti g. Himpunan Profesi Peneliti 4. Penelitian Ilmu Pengetahuan a. Kelembagaan Penelitian Ilmu Pengetahun b. Sumber Daya Penelitian Ilmu Pengetahuan i) Pembiayaan ii) Sarana dan Prasarana iii) Pengalihan Material c. Kinerja Penelitian Ilmu Pengetahuan i) Rencana Induk Penelitian Ilmu Pengetahuan (Arah dan Prioritas Kebijakan Ilmu Pengetahuan ii) Acuan Kinerja Kegiatan Penelitian Ilmu Pengetahuan iii) Kode Etik Peneliti -5-

iv) Sanksi 5. Lingkungan Penelitian Ilmu Pengetahuan a. Perlindungan bagi Peneliti dalam Melaksanakan Kegiatan Penelitiannya b. Peran Pemerintah H. Simpulan (Pemahaman) Intisari yang dapat diambil dari Naskah Akademik ini disebutkan bahwa RUU Peneliti dan Penelitian Ilmu Pengetahuan ini nantinya mutlak untuk direalisasikan karena anggapan dari penyusun masih banyaknya permasalahan bangsa dan masyarakat yang direalisasikan secara tidak ilmiah, sehingga memerlukan Penelitian Ilmu Pengetahuan untuk menjawab permasalahan-permasalahan tersebut. Yang kita tahu dalam pembahasan isi Naskah, menyebuitkan bahwa kondisi Indonesia di sektor ini ialah cukup memprihatinkan, mengingat masih banyaknya kekurangan dalam upaya pengembangan Ilmu Pengetahuan, yang mana Ilmu Pengetahuan maupun sebuah aktivitas Penelitian akan memicu pertumbuhan bangsa. Kemudian dalam Naskah ini juga menyebutkan bahwa belum adanya pengaturan secara nasional tentang kegiatan Penelitian Ilmu Pengetahuan. Saat ini di Indonesia keadaannya masih bersifat sektoral dan belum mengatur tentang teknis penelitian dan perlindungan hukum bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. Hal ini juga tercantup pada sub bab pembahasan Ruang Lingkup yang nantinya akan menjadi redaksional dari RUU ini. Naskah Akademik ini secara penuh diharapkan dapat berdampak pada perilaku bangsa Indonesia yang beralih dari julukan bangsa yang Konsumtif yaitu “jika dapat membeli mengapa harus bersusah payah membuatnya” menjadi bangsa yang Produktif yakni “jika mampu untuk membuatnya maka tidak perlu harus membeli.” Ujung dari semua inovasi berbasis penelitian ilmu pengetahuan ini adalah kinerja produk berdaya saing, ekonomi produktif, neraca transaksi berjalan yang positif/surplus, cadangan devisa yang besar, tereliminasinya kemiskinan, semakin membaiknya distribusi pendapatan, kesempatan kerja penuh, hutang negara lunas beralih menjadi negara kreditur, dan bangsa yang sejahtera dengan fundamental ekonomi yang kuat. Itu semua adalah hal-hal yang diharapkan dapat terwujud setelah RUU dicanangkan.

I. Sumber (Referensi) dan Rujukan yang Digunakan -6-

Naskah Akademik ini merujuk pada 33 (tiga puluh tiga) Undang-Undang dan Peraturan Perundang-Undangan, yaitu: 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaah Lingkungan Hidup 3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan 4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan 5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan 6. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan 7. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen 8. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 9. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi 10. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara 11. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan 12. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial 13. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan 14. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 15. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan 16. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya 17. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka 18. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura 19. Undang-Undang Nomor 1 Tahuun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman 20. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun 21. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial 22. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi 23. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan 24. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian 25. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan -7-

26. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 27. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan Perikanan 28. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2010 tentang Penelitian dan Pengembangan, serta Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan 29. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pelayanan Darah 30. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan 31. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2012 tentang Sumber Daya Manusia di Bidang Transportasi 32. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga 33. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pemberdayaan Peternak Selain merujuk pada regulasi pemerintah yang berupa Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah, Naskah Akademik ini juga menggunaka beberapa literatur yang digunakan sebagai acuan penyusunan Naskah, diantranya: Aminullah, E. Coping with low R&D investment in Indonesia: Policy insight form System Dinamycs Model, Jurnal WKIML, 12(1)2012:1-10. Dokumen Reformasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2010-2014. Pappiptek LIPI. Indikator Iptek 2011. 2011. Jakarta: LIPI Pers. Soerjono Soekanto. Penelitian Ilmu Pengetahuan Hukum Normatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2001. DAFTAR PUSTAKA Internet: http://jdih.den.go.id/14/tahapan-proses-penyusunan-naskah-akademik-na-dalam-rancanganperaturan (20 April 2015, 22:05)

-8-

Related Documents

Analisis Per Uu An
August 2019 34
Per An An
June 2020 14
Per Hut An An
May 2020 23
Analisis Uu Pph.docx
June 2020 5
Uu An No.11_67
December 2019 13
Analisis An
November 2019 18

More Documents from ""

Analisis Per Uu An
August 2019 34
Trauma Muskuloskeletal.pdf
November 2019 19
Bab Iii Proses.docx
May 2020 19
Sap Siti.docx
May 2020 18
Hidrolisis Garam
June 2020 28
Daftar Isi.docx
May 2020 15