ANALISIS SURVEI KENEGARAAN PADA PENANGANAN DAN HASILNYA PADA HIDROSEFALUS KONGENITAL DI JEPANG Created by: Kelompok 6 Adinda Rakhmawat Deas Mellyana Halida Thamrin Leni Diana Rezah Andriani
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang • AKI di Indonesia yaitu 228 per 100.000 KH. • ± 25-50% kematian wanita subur terjadi karena penyebab yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. • Distosia merupakan penyulit dalam persalinan • Hidrosefalus merupakan salah satu penyebab distosia • Kejadian hidrosefalus pada BBL sekitar 1:1000 dan hidrosefalus kongenital menjadi masalah sosial dan medis pada bayi.
B. Tujuan • Tujuan Umum Untuk mengetahui epidemiologi distosia karena hidrosefalus. • Tujuan khusus • Untuk mengetahui epidemiologi distosia karena hidrosefalus. • Untuk mengetahui kejadian insidensi dan faktor resiko distosia karena traktus genitasis di Jepang.
BAB II TERJEMAHAN JURNAL ANALISIS SURVEI KENEGARAAN PADA PENANGANAN DAN HASILNYA PADA HIDROSEFALUS KONGENITAL DI JEPANG
BAB III PEMBAHASAN • Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel • Kejadian hidrosefalus pada BBL di jepang sekitar 1:1000 • Indonesia sendiri insidensi hidrosefalus antara 0,2-4 setiap 1000 kelahiran.
• Insidensi hidrosefalus kongenital adalah 0,51,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11%-43% disebabkan oleh stenosis aqueductus serebri • Pada Januari 2000, kuisioner disebar pada 2440 bagian (pediatric, saraf, dan obgin) di Jepang. Kuisioner perorangan yang menanyakan detil epidemiologi dan klinis, disebar pada 1861 bagian (76,3%) melaporkan kasus hidrosefalus kongenital.
• 393 pasien dengan hidrosefalus kongenital, 193 dengan hidrosefalus fetal, dan 19 dengan hidrosefalus yang tidak spesifik • diidentifikasi melalui kuisioner perorangan 13 pasien lahir mati atau meninggal pada minggu pertama setelah lahir, dan tidak ada dari mereka yang melakukan operasi.
• Penanganan hidrosefalus di Jepang • Operasi hidrosefalus Dari 380 pasien yang selamat pada periode awal neonatal, 341 (89,7%) melakukan operasi hidrosefalus, 35 (9,2%) tidak melakukan operasi (grup non operasi), dan 4 (1,1%) melakukan penanganan yang tidak dilaporkan. Dari 341 kasus operasi, pengurangan CSF dilakukan pada 321 (94,1%) (grup operasi shunt) dan hanya operasi 20 (5,9%) (grup non operasi shunt).
• Waktu persalinan terhadap perbaikan janin <32 minggu
32-36 minggu
>37 minggu
10 persalinan
90 persalinan
192 persalinan
12 (13,3%)
25 (13%)
di awal
2 (20%)
31 (34,4%)
62 (32,3%)
Di Pertengahan
8 (80%)
43 (47,8%)
10 (5,2 %)
Di akhir
4 (4,4%)
perbaikan
Tidak dilaporkan
• Penggunaan tekanan cairan katup dan shunting cairan serebrospinal
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan • Hidrosefalus ialah keadaan dimana terjadi penimbunan caiaran otak didalam vertikal otak,sehingga kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun. • Kejadian hidrosefalus pada BBL di jepang sekitar sedangkan di Indonesia sendiri insidensi hidrosefalus antara 0,2-4 setiap 1000 kelahiran • Penangan hidrosefalus di jepang dengan menggunakan Operasi dan Shunt
B. Saran Diharapkan dengan diketahuinya informasi kejadian distosia karena hidrosefalus, bidan dapat mendeteksi dini atau skrining terhadap hidrosefalus dan dapat melaksanakan pelayanan kebidanan yang sesuai dengan kewenangan dalam menangani kasus distosia hidrosefalus sebagai upaya menurunkan AKI dan AKB di Indonesia.