Analisis Paul.docx

  • Uploaded by: William Paulus
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis Paul.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,892
  • Pages: 7
A. Analisis Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya); penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan; penyelidikan kimia dengan menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat bagiannya dan sebagainya; penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya; pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya. Dalam bidang kimia sendiri, analisis adalah suatu upaya penguraian satu pengertian ilmiah yang bertujuan untuk menentukan susunan bahan baik secara kualitatif, kuantitatif, maupun struktur. Sehingga dapat disimpulkan analisis dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu : 1.

Analisis Kualitatif, merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen, spesies, dan/atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit dalam sampel.

2.

Analisis Kuantitatif, merupakan analisis yang bertujuan untuk mencari kadar kandungan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu cuplikan atau sampel.

3.

Analisis Struktur, merupakan Analisis struktur merupakan ilmu untuk menentukan efek dari beban pada struktur fisik dan komponennya (Ibnu,2010)

Dengan berkembangnya waktu, analisis dalam bidang kimia sekarang telah menjadi cabang ilmu yaitu kimia analisis. Kimia analisis adalah disiplin ilmiah yang mengembangkan dan menerapkan metode, instrumen, dan strategi untuk mendapatkan informasi dari komposisi dan sifat materi dalam ruang dan waktu. Definisi lengkap yang baru-baru ini diterbitkan adalah; kimia analisis adalah disiplin metrologi yang mengembangkan, mengoptimalkan, dan memberlakukan proses pengukuran yang dimaksudkan untuk mendapatkan informasi kualitas (bio) kimia yang menyeluruh dan parsial dari objek alam dan buatan dalam rangka memecahkan masalah analisis yang berasal dari kebutuhan informasi(Day and Underwood, 2002). . Kimia anaisis berhubungan dengan teori dan praktik dari metode-metode yang dipakai untuk menetapkan komposisi bahan. Dalam mengembangkan metode-metode analisnya, seorang kimiawan analitik dibebaskan untuk mengambil prinsip-prinsip dari berbagai bidang ilmu entah itu kimia, fisika, biologi, teknik ilmu komputer, dan lain-lain. Sebagai contoh, peralatan yang diperkembangkan oleh para fisikawan, misalnya

spectrometer massa, spetrokmeter disperse sinar-X, dan spectrometer infra merah, telah digunakan secara luas dalam menyelesaikan masalah-masalah analitik. Dalam penerapan pengerjaanya, analisis dilakukan dengan suatu

prosedur yang disebut

prosedur analisis. Istilah prosedur analisis seringkali dikacaukan dengan istilah teknik analisis dan dengan istilah metode analisis. (Day and Underwood, 2002). Teknik analisis hanya merujuk pada pengukuran dan evaluasi hasil pengukuran. Metode analisis merujuk pada penetapan kadar senyawa tertentu dan evaluasi hasil pengukuran, sedangkan prosedur analisis merupakan serangkaian proses mulai dari penyiapan sampel sampai evaluasi hasil pengukuran (Ibnu dkk,2007). Keseluruhan tahap atau langkah prosedur analisis dapat diringkas sebagai berikut : a.

Definisi masalah Definisi masalah ini terkait dengan informasi analisis yang berhubungan dengan tingkat akurasi yang dibutuhkan. Selain itu juga menyangkut berapa lama waktu yang dibutuhkan, biaya yang diperlukan, ketersediaan alat, bahan dan pelarut yang dibutuhkan untuk analisis.

b.

Pemilihan teknik dan metode analisis Pemilihan teknik dan metode analisis terbaik yang akan digunakan untuk analisis sampel harus diperhatikan, apakah akan menggunakan kromatografi, spetrofotometri, titrimetri, atau dengan yang lainnya.

c.

Pengambilan sampel Sampel haruslah dapat mewakili materi yang akn dianalisis secara utuh. Masalah pengambilan sampel merupakan hal yang tidak boleh dipandang ringan karena dari cara kita mengambil sampel itulah diperoleh hasil analisis. Persoalannya adalah apakah sampel yang dianalisis itu representative, artinya mewakili semua barang (populasi) yang akan dianalisis.

d.

Pra – perlakuan sampel atau pengkondisian Pengubahan analit ke bentuk yang sesuai sehingga analit dapat dideteksi atau dapat diukur harus juga diperhatikan.Tahapan ini berkaitan dengan metode pemisahan. Pemilihan teknik-teknik pemisahan untuk suatu situasi yang spesifik tergantung pada sejumlah factor. Pemilihan teknik ini didasari pada ketelitian dan ketepatan hasil yang diperlukan.

e.

Pengukuran analit yang diinginkan Berbagai sifat fisika dan kimia dapat digunakan sebagai suatu cara identifikasi kualitatif dan pengukuran kuantitaif atau keduanya. Jika sifatnya (pengukuran analit) adalah spesifik dan selektif, maka tahap pemisahan dan perlakuan awal sampel dapat disederhanakan.

f.

Perhitungan dan interpretasi data analisis

Suatu analisis dapat dikatakan selesai bila hasil-hasilnya dinyatakan sedemikian rupa sehingga si peminta analisis (customer) dapat memahami artinya. Teknik-teknik statistic di tahun-tahun belakangan ini banyak digunakan dalam pengembangan maupun dalam pengolahan data untuk memperoleh hasil akhir analisis. (Robert dkk.,2004)

B. Mutu Mutu yaitu (ukuran) baik buruk suatu benda; kadar; taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya); kualitas: kain yang -- nya rendah; meningkatkan -pendidikan; satuan ukuran ketulenan emas 24 karat: emas sepuluh -- , emas tulen (24 karat). (KBBI 2013:586) Sedangkan pengertian mutu menurut Phillip B. Crosby (1979), mutu adalah confermance to requirement, yaitu sesuai dengan yang diisyaratkan. Suatu produk memiliki mutu apabila sesuai dengan yang standar atau kriteria mutu yang telah ditentukan, standar mutu tersebut meliputi bahan baku proses produks dan produksi jadi. Bagi setiap institusi, mutu adalah agenda utama dan meningkatkan mutu merupakan tugas yang paling penting. Walaupun demikian, ada sebagian orang yang menganggap mutu sebagai sebuah konsep yang penuh dengan teka-teki. Mutu dianggap sebagai suatu hal yang membingungkan dan sulit untuk diukur. Mutu dalam pandangan seseorang terkadang bertentangan dengan mutu dalam pandangan orang lain, sehinggga tidak aneh jika ada dua pakar yang tidak memiliki kesimpulan yang sama tentang bagaimana cara menciptakan institusi yang baik. Mutu dalam pengertian relatif memiliki dua aspek. Pertama, mutu di ukur dan di nilai berdasarkan persyaratan kriteria dan spesifikasi (standar-standar) yang telah ditetapkan lebih dahulu. Kedua, konsep ini mengakomodasi keinginan konsumen atau pelanggan, sebab didalam penetapan standar produk dan atau jasa yang akan dihasilkan memperhatikan syarat-syarat yang dikehendaki pelanggan, dan perubahan-perubahan standar antara lain juga didasarkan atas keinginan konsumen atau pelanggan, bukan semata-mata kehendak produsen. Pada umumnya, ada dua jenis mutu yang diakui, yaitu (Supriyono, 2002:377):

1. Mutu Rancangan (Quality of Design) Mutu rancangan adalah suatu fungsi berbagai spesifikasi produk. Sebagai contoh, fungsi sebuah jam tangan adalah untuk memungkinkan seseorang untuk mengetahui jam berapa sekarang. Namun suatu jam tangan mungkin terbuat dari baja, harus diputar kuncinya setiap hari, menggunakan ikat arloji dari kulit, dan

direkayasa dengan penyimpangan tidak lebih dari 2 menit per bulan. Sedangkan jam lainnya

mungkin

mempunyai

kotak

berlapis

emas,

dioperasikan

dengan

menggunakan baterai, dan direkayasa dengan penyimpangan tidak lebih dari satu menit per tahun. Sebagian besar orang setuju bahwa jam yang terbuat dari emas mempunyai kualitas yang tinggi di antara kedua jam tersebut. Kualitas rancangan yang lebih tinggi biasanya ditunjukkan oleh dua hal yaitu, tingginya pemanufakturan dan tingginya harga jual. 2. Mutu Kesesuaian (Quality of Conference) Mutu kesesuaian adalah suatu ukuran mengenai bagaimana suatu produk memenuhi berbagai persyaratan atau spesifikasi. Jika produk memenuhi semua spesifikasi rancangan, produk tersebut cocok untuk digunakan. Sebagai contoh, seorang pelanggan yang membeli jam tangan berlapis baja mengharapkan bahwa jam tangan tersebut berfungsi untuk jangka waktu tertentu dengan baik. Andaikan jika pada saat pertama kali dia memutar kunci jam tangannya tersebut gagang putarannya patah, atau jika jam tangannya secara konsisten menyimpang dua puluh menit setiap hari dari yang seharusnya, jenis penilaian kualitas apa yang diterapkan untuk jam tangan ini?

Dari kedua jenis mutu (kualitas) di atas, mutu kesesuaian harus menerima tekanan yang lebih besar. Ketidaksesuaian untuk memenuhi persyaratan biasanya menimbulkan masalah besar bagi perusahaan. Jika para ahli mutu berbicara mengenai peningkatan mutu,

mereka

mengartikan

mutu

(kualitas)

sebagai

pengurangan

kejadian

ketidaksesuaian dengan harapan pelanggan. Bagi para ahli mutu, istilah mutu sinonim dengan kesesuaian untuk memenuhi persyaratan-persyaratan, dan mengerjakannya secara benar sejak pertama (doing it right the first time). Produk harus diproduksi sesuai dengan spesifikasi rancangannya, persyaratan-persyaratan harus dipenuhi. Jika produk tidak baik maka rancangannya harus diubah. Barang atau jasa yang bermutu harus mampu memenuhi atau melebihi ekspektasi pelanggan. Ekspektasi pelanggan dapat dijelaskan melalui atribut-atribut mutu atau halhal yang sering disebut “dimensi mutu”. Ada delapan dimensi mutu, yaitu terdiri dari (Hansen dan Mowen, 2000:6):

1. Kinerja/Performace Adalah tingkat konsistensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. 2. Keindahan/Esthetics

Estetika berhubungan dengan penampilan wujud produk (misalnya gaya dan keindahan) serta penampilan fasilitas, peralatan, personalia, dan materi komunikasi yang berkaitan dengan jasa. 3. Kemudahan perawatan dan perbaikan/Service ability Berkaitan dengan tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki produk. 4. Keunikan/Features Adalah karakteristik produk yang berbeda secara fungsional dari produkproduk sejenis. Misalnya, fungsi mobil adalah untuk alat transportasi. Namun, suatu mobil mungkin dilengkapi dengan mesin empat silinder, transmisi manual, pembungkus tempat duduk, tempat duduk untuk empat penumpang, dan rem cakram roda depan; sementara mobil yang lainnya dilengkapi dengan mesin enam silinder, transmisi otomatis, tempat duduk kulit, tempat duduk untuk enam penumpang, dan rem anti kejut. 5. Reliabilitas Reliabilitas adalah probabilitas produk atau jasa menjalankan fungsi yang dimaksud dalam jangka waktu tertentu. 6. Daya Tahan/Durability Didefinisikan sebagai umur manfaat dari fungsi produk. 7. Kualitas Kesesuaian/Quality of Conformance Adalah ukuran mengenai apakah sebuah produk atau jasa telah memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. 8. Kegunaan yang Sesuai/Fitness for use Adalah

kecocokan

dari

sebuah

produk

menjalankan

fungsi-fungsi

sebagaimana yang diiklankan atau dijanjikan (Hansen dan Mowen, 2000:6).

C. Cairan Pembersih Pembersih adalah bahan yang berfungsi untuk membantu mengangkat dan melarutkan kotoran yang melekat pada suatu benda. Kita dapat mengelompokkan bahan kimia sebagai pembersih berdasarkan kemasannya masing-masing. Bahan kimia utama dalam pembersih sering disebut sebagai bahan aktif. Bahan aktif ini berfungsi sebagai surfaktan. Selain bahan kimia utama tersebut tentu saja masing-masing produk pembersih mendapatkan tambahan bahan-bahan yang dapat mengoptimalkan fungsi produk tersebut sesuai dengan tujuan penggunaannya. Misalnya air, aroma, pengental, alkohol, garam dapur, minyak atsiri, mineral, bahan pencemerlang, bahan untuk mempertahankan warna, penguat (builder), pelembut, pewarna, pewangi, pengawet, dan sebagainya.

Untuk melakukan pembersihan kita perlu memilih berbagai bahan pembersih yang cocok

digunakan

sesuai

dengan

fungsi

dan

aspek

efisiensinya.

Beberapa

produk pembersih wajah yang berbahan dasar minyak atau alkohol terkadang menimbulkan efek samping jika tidak digunakan pada jenis kulit yang tepat. Memang, membersihkan wajah dengan pembersih wajah berbahan dasar minyak relatif ampuh mengangkat sisa make-up membandel, tapi jika jenis kulit berminyak maka berisiko menimbulkan jerawat. Begitu pula dengan pembersih wajah yang mengandung alkohol, efektif membersihkan namun berisiko mengangkat minyak alami kulit wajah. Inilah bebarapa efek samping yang ditimbulkan karena terlalu sering menggunakan produk pembersih wajah.

1. Menyebabkan kulit kering Karena terlalu sering terkena bahan kimia yang terkandung didalam produk pembersih wajah tersebut mengakibatkan wajah kita akan mengalami kekeringan, dan ini mengakitbatkan hal yang buruk pada kulit. 2. Mengakibatkan kotoran pada wajah semakin banyak Hal ini sering terjadi apabila produk yang kita gunakan tidak cocok dengan tekstur wajah kita, mangakibatkan akan bertambahnya kotoran pada wajah kita contohnya jerawat, komedo dan kerutan. 3. Muka menjadi kaku Wajah kita akan mengalami kaku pada jangka waktu tertentu, karena diakibatkan adanya unsur jat kimia yang terkandung didalam produk pembersih wajah tersebut.

Yang harus anda ketahui adalah sebenarnya secara tidak disadari oleh kita kulit kita akan bertindak secara alami untuk menghalangi kotoran dan radiasi bebas seperti polusi lingkungan sambil menjaga kelembabannya melalui produksi minyak yang terdapat pada wajah. Sebenarnya Banyak tanaman/sayuran herbal yang mampu membersihkan muka, dan yang paling penting tidak memiliki efek samping. berikut adalah tanaman dan sayuran yang dapat membersihkan wajah dari kotoran : 1.

Alpukat

2.

Pepaya

3.

Apel

4.

Tomat

5.

Wortel

6.

Bengkoang

7.

Melon

8.

Lidah buaya

9.

Strawberry

10. Mentimun Dan masih bayak lagi sayuran yang berhasiat menghilangkan kotoran pada wajah.

Dafpus Gandjar, Ibnu Gholib. 2010. Kimia Farmasi analisis. DEA.Apt: Pustaka Pelajar. Kelner, Robert A. dkk. 2004. Analytical Chemistry. Weinheim: WILLEY-VCH Verlag GmbH & Co. KgaA. Crosby, Philip B. (1979), Quality is free : The Art of Making Quality Certain, New York : New American Library Day, R.A. and A.L. Underwood. (2002). Analisis kimia kuantitatif. Edisi keenam. Jakarta : Penerbit Erlangga Prof. Dr. Gholib Ibnu dan R.Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Hansen, Don R. dan Mowen, Maryanne M.. 2000. Management Accounting (Akuntansi Manajemen, ahli bahasa oleh Ancella A, Hermawan) .Jakarta: Erlangga. Halaman 6. https://kbbi.web.id/analisis (Diakses tanggal 26 Desember 2018 jam 20.45)

Related Documents

Analisis
June 2020 46
Analisis
June 2020 51
Analisis
October 2019 71
Analisis
September 2019 78
Analisis
November 2019 53
Analisis
November 2019 60

More Documents from ""