Analisis I.docx

  • Uploaded by: Desy Sholaika
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis I.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,818
  • Pages: 12
BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut pengertian secara luas, pemupukan adalah pemberian bahan kepada tanah dan tujuan memperbaiki atau meningkatkan kesuburan tanah. Bahan itu tidak mencakup air, yang pemberiannya disebut irigasi. Memang irigasi dapat juga berperan pemupukan tertentu, karena air mengandung zat hara terlarut atau tersuspensi. Pemupukan menurut pengertian khusus adalah pemberian bahan yang dimaksudkan untuk menambah hara tanaman pada tanah. Pemberian bahan yang dimaksudkan untuk memperbaiki suasana tanah dalam artian untuk memperbaiki ataupun menambah unsur hara yang ada didalam tanah. Pemberian bahan kepada tanah tersebut juga betujuan untuk memperbaiki kandungan didalam tanah baik fisika, kimia ataupun biologi tanah. Pemupukan untuk tanaman sendiri bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman. Banyak pemupukan yang dilakukan dapat mengoptimalkan pertumbuhan tanaman. Akan tetapi seringkali pemupukan yang dilakukan dengan tujuan mengoptimalkan petumbuhan dan memaksimalkan produksi suatu tanaman membuat pertumbuhan tanaman tersebut menjadi terhambat dan produksi tanaman tersebut menjadi menurun. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab hal tersebut. Salah satunya adalah dosis pupuk yang diberikan terlalu banyak. Selain itu dapat juga pemupukan yang dilakukan juga tidak memenuhi 5 tepat pemupukan. Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Ada beberapa hal penting yang perlu dicermati untuk mendapatkan efisiensi dalam pemupukan, antara lain : jenis pupuk yang digunakan, sifat dari pupuk itu sendiri, waktu pemupukan dan syarat pemberian pupuk serta cara atau metode pemupukan. Oleh karena itu pemupukan berimbang menjadi hal yang sangat penting dalam proses produksi suatu komoditas dalam bidang pertanian karena pemupukan berimbang akan menjadi salah satu faktor yang menentukan apakah tanaman tersebut dapat tumbuh dengan optimal dan menghasilkan produksi yang maksimal atau tidak.

1

BAB II. PEMBAHASAN

Pemupukan adalah merupakan suatu cara pemberian unsur hara atau pupuk kepada tanah yang tujuannya agar dapat diserap olah tanaman (unsur hara adalah makanannya tanaman), apabila tanaman digambarkan sebagai manusia, maka apabila kita menghendaki pertumbuhan tanaman agar dapat optimal kebutuhan makan suatu tumbuhan harus mencukupi 4 sehat 5 sempurna, yaitu semua kebutuhan tanaman tercukupi, manusia tidak akan dapat tumbuh sehat jika hanya mengkonsumsi karbohidrat saja walaupun itu dalam jumlah sangat banyak. Selain itu waktu makan juga dapat mempengaruhi pertumbuhan. sebagai halnya manusia, waktu makan yang tepat adalah 3 hari sekali, yaitu pagi, siang dan sore. manusia juga tidak akan tumbuh sehat jika hanya mengkonsumsi pada pagi hari saja, walaupun itu juga dalam jumlah yang banyak. Pemupukan berimbang adalah pemberian pupuk ke dalam tanah untuk mencapai status semua hara esensial seimbang sesuai kebutuhan tanaman dan optimum untuk meningkatkan produksi dan mutu hasil, meningkatkan efisiensi pemupukan, kesuburan tanah serta menghindari pencemaran lingkungan. Jadi pemupukan berimbang merupakan pemenuhan hara yang berimbang dalam tanah, bukan berimbang dalam bentuk dan jenis pupuk. Pemupukan diberikan bagi hara yang kurang dalam tanah, yang sudah cukup diberikan hanya untuk memelihara hara tanah supaya tidak berkurang. Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Ada beberapa hal penting yang perlu dicermati untuk mendapatkan efisiensi dalam pemupukan, antara lain : jenis pupuk yang digunakan, sifat dari pupuk itu sendiri, waktu pemupukan dan syarat pemberian pupuk serta cara atau metode pemupukan. Peningkatan produksi pertanian dapat dicapai melalui pendekatan teknologi yang tepat antara lain dengan menerapkan teknologi pemupukan berimbang spesifik lokasi. Saat ini teknologi pemupukan sesuai anjuran hampir tidak dilakukan oleh sebagian petani Indonesia, sehingga menyebabkan pemupukan menjadi tidak berimbang.

2

Gambar pemupukan Konsep Pemupukan Berimbang adalah : 1.Selama ini di masyarakat berkembang pengertian bahwa pemupukan berimbang adalah pemupukan yang menggunakan pupuk majemuk /compound (NPK Compound). Pengertian tersebut perlu segera diluruskan, karena konsep pemupukan berimbang adalah penambahan pupuk ke dalam tanah dengan jumlah dan jenis hara yang sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan hara oleh tanaman untuk meningkatkan produksi dan kualitas hasil komoditas pertanian. 2.Pemupukan berimbang dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis pupuk tunggal yang dicampur secara sederhana (simple blending), atau dicampur secara mekanis (mechanical blending) atau melalui teknologi pencampuran secara kimia (chemical blending) yang disebit pupuk majemuk/compound dengan formula tertentu Ada lima faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemupukan agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal

3

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN 1.Pentingnya pemupukan Pemupukan harus dikelola dengan baik sehingga dapat menjamin tercapainya tujuan pemupukan, mengingat biaya pemupukan merupakan salah satu komponen biaya produksi yang besar.efektifitas pemupukan berhubungan dengan tingkat/persentase hara pupuk yang

diserap

tanaman. Pemupukan dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk

diserap tanaman. Sedangkan efisiensi pemupukan berkaitan dengan hubungan antara biaya (bahan pupuk, alat kerja, dan upah) pemupukan terkait operasional.

Jadi

dengan

dengan tingkat produksi yang dihasilkan.efisiensi

tindakan

rekomendasi

peningkatan efektifitas

dan

pemupukan

efisiensi

dan

pemupukan

manajemen

dapat

dicapai

melalui perbaikan manajemen operasional dan rekomendasi pemupukan.disamping itu, pemupukan sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. tanaman menyerap unsur hara dari tanah dan udara.

Hara yang diserap dari tanah berasal dari

tanah itu sendiri dan dari pupuk yang diaplikasikan. Beberapa hal yang menjadi alasan dilakukan pemupukan adalah: (1) Tanah tidak mampu menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman, (2) Tanaman kelapa sawit memerlukan hara yang besar untuk tumbuh dan produksi tinggi, (3) Penggunaan varietas unggul yang membutuhkan hara lebih besar, (4) Unsur hara yang terangkut berupa produksi tidak seluruhnya dikembalikan ke tanah. Karena itu pemupukan mempunyai tujuan agar tanaman mampu tumbuh normal dan produksi sesuai dengan potensinya, serta untuk mempertahankan atau meningkatkan kesuburan tanah. Jumlah pupuk yang diaplikasikan ke tanah, paling tidak bisa menggantikan jumlah hara yang diangkut dan tidak kembali ke dalam tanah. Kondisi ini minimal dapat mencegah terjadinya penurunan kesuburan tanah, dengan catatan tidak

terjadi

kehilangan

hara

dari

tanah

akibat pencucian, erosi, penguapan dsb. Dan sebaliknya jika ingin meningkatkan kesuburan tanah maka jumlah pupuk yang diaplikasi harus lebih besar dari yang diangkut saat panen. 2. pengelolaan pemupukan Pengelolaan pemupukan dimulai sejak pupuk diterima di gudang sampai dengan diaplikasikan di lapangan, yaitu secara garis besar berurutan sbb: Gudang – Penyimpanan – 4

Pengeluaran dari gudang – pengangkutan – pengeceran di lapangan – lapangan. Agar dilakukan pengawasan dengan

tujuan untuk

aplikasi

meningkatkan

di

efektifitas

pemupukan.kehilangan pupuk (hara pupuk) dapat terjadi pada setiap tahap kegiatan tsb di atas, baik saat di gudang,pengangkutan, pengeceran, dan saat aplikasi pupuk. 2.1. Gudang Di Gudang terjadi 3 kegiatan adalah penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran pupuk. Pada saat penerimaan dilakukan pengecekan tentang jenis, jumlah, dan kondisi pupuk. Pengambilan sample pupuk dilakukan sesuai dengan SOP dan selanjutnya dikirim ke laboratorium SMARTRI-Libo atau Regional Laboratorium yang telah beroperasi di beberapa PKS untuk menentukan kadar hara pupuk.yang sangat penting, pada saat pengambilan sample juga dilakukan pengamatan fisik pupuk apakah sesuai dengan spesifikasi pupuk, kondisi kemasan dsb.Penyimpanan di gudang dipastikan bahwa pupuk tidak terkena air (bocor) dan tidak terekspos sinar matahari langsung (panas). Penempatannya juga diatur sehingga pada saat pengeluaran pupuk dapat dilakukan secara first in first out (FIFO) setiap jenis

pupuk.

hal

ini

akan

menjamin

bahwa

penerapan

aplikasi

pemupukan

berimbang dapat dilaksanakan dengan baik. 2.2. Pengangkutan dan Pengeceran Pengangkutan dipastikan pupuk aman sampai di blok, tidak terjadi kebocoran di jalan. Pengeceran dilakukan sesuai dengan jumlah pohon setiap baris, serta dosis. Peta titik tanam sangat vital dalam melakukan pengeceran pupuk yang tepat. Pengeceran yang tepat akan sangat menentukan kemudahan pelaksanaan aplikasi dan ketepatan dosis.

Pada lokasi

tertentu yang masih rawan, diberikan tenaga pengawas khusus terhadap pupuk yang telah diecer di lapangan,karena sangat rawan pencurian.bahkan jika dipandang perlu, pengangkutan pupuk dari gudang ke Blok diberi tenaga pegawai. 2.3. Aplikasi Pupuk 1. Tepat jenis Tepat jenis dimaksudkan pada saat pemupukan harus tepat jenis. Misalnya pada saat pemupukan tanaman padi. Apabila tanaman padi tersebut membutuhkan pupuk N maka kita harus memupuk Urea. Apabila jenis pupuk yang kita gunakan salah, maka akan membuat tanaman yang kita pupuk tidak akan bertambah bagus. 2. Tepat dosis

5

Tepat dosis disini dimaksudkan agar pada saat pemupukan dosis yang kita berikan ke tanaman jangan sampai terlalu sedikit ataupun terlalu banyak. Apabila dosis yang kita berikan terlalu sedikit, maka tanaman masih kekurangan unsure hara. Dan apabila dosis terlalu banyak maka pupuk tersebut bisa saja menjadi tocsic bagi tanaman itu sendiri. 3. Tepat Waktu Pengertian waktu di sini adalah frekuensi pemupukan, selang waktu antar aplikasi pupuk sama jenis, selang waktu antar aplikasi pupuk berbeda, kondisi cuaca dan kelembaban tanah.waktu pemupukan akan sangat menentukan besarnya prosentase hara pupuk yang dapat diserap tanaman dan juga tingkat kehilangan hara pupuk. Pada dasarnya, pemupukan ideal dilakukan pada saat kondisi tanah lembab atau kadar air pada saat kapasitas lapang, yaitu saat awal dan akhir musim hujan.Pemupukan kelapa sawit biasanya dilakukan 2 kali per tahun yaitu semester-1 dan semester-2. Frekuensi pemupukan tergantung jenis pupuk dan sifat lahan (tanah & iklim). Misalnya pada tanah pasir umumnya dilakukan pemupukan 3 kali per tahun, sedangkan pada tanah lempung/liat 2 kali per tahun. Pupuk P, umumnya dilakukan pemupukan cukup 1x per tahun. Waktu aplikasi juga harus memperhatikan jenis pupuk, misalnya antara pupuk ammonium (N) dengan pupuk alkalis; antara pupuk K dan Mg.selain itu, juga selang waktu antara aplikasi pertama dan kedua untuk jenis pupuk yang sama, serta selang waktu antara jenis pupuk yang berbeda.Faktor yang sangat penting adalah yang berkaitan dengan kondisi kelembaban tanah saat aplikasi pupuk. Hal ini akan sangat menentikan tingkat penyerapan hara pupuk oleh tanaman dan kemungkinan kehilangan hara pupuk akibat penguapan, pencucian dsb.

Stategi berikut diberikan sebagai pedoman pemupukan saat musim kering

dan musim hujan. Secara umum pemupukan diprogramkan pada bulan dengan curah hujan > 75 mm/bulan. Aplikasi pupuk harus mmpertimbangkan frekuensi dan volume curah hujan dengan ketentuan: -

Pemupukan dihentikan jika 7 hari berturut-turut tidak terjadi hujan.

-

Pemupukan dapat dilanjutkan segera apabila terdapat minimal 2 hari hujan dengan curah

hujan 25 mm atau 1 hari hujan dengan dengan curah hujan 50 mm dalam kurun waktu 7 hari berturut-turut. -

Pemupukan dihentikan kembali apabila: untuk Urea, segera bila tidak ada hujan dalam 3

hari berturut-turut; untuk pupuk MOP, Kieserite, pupuk mikro segera setelah 7 hari berturut6

turut tidah hujan. (catatan: Pupuk RP, Super Fosfat, dan Dolomite dapat diaplikasi karena tidak terjadi penguapan). Secara umum pemupukan diprogramkan pada bulan pada bulan dengan curah hujan < 250 mm/bulan. -

Pemupukan dilakukan pada saat curah hujan < 60 mm per minggu.

-

Pemupukan dihentikan pada saat curah hujan > 60 mm per minggu. Aplikasi pupuk dijamin bahwa tanaman menerima pupuk sesuai dengan dosis

rekomendasi.

Ketepatan dosis pupuk dipengaruhi oleh: sistim pengeceran pupuk, alat

aplikasi, kondisi fisik lahan (topografi, akses perawatan, dsb), sistim pengupahan, dsb. Pengeceran pupuk disesuaikan dengan kemampuan wajar tenaga angkut manusia dan dosisnya. Dosis atau kuantitas aplikasi pupuk harus mempertimbangkan kapasitas tanah menjerap hara. Jika jumlahnya melebihi kapasitas tanah, maka mendorong terjadinya kehilangan hara pupuk. Oleh karena itu pada tanah pasir, dosis aplikasi cenderung lebih kecil tetapi frekuensi lebih tinggi.

Peningkatan frekuensi akan menurunkan resiko kehilangan hara pupuk.tepat waktu

ini dimasudkan agar pada saat pemupukan waktu harus tepat. Misalnya pada tanaman kailan. Pemupukan susulan pertama dilakukan pada saat 15 HST. Hal tersebut dimaksudkan agar tanaman kailan bisa tumbuh dengan optimal. 4. Tepat cara Tepat cara ini dimaksudkan pada saat pemupukan cara kita harus benar, hal tersebut dikarenakan apabila cara pemupukan yang kita lakukan salah maka pupuk tersebut bisa saja tidak dapat diserap oleh tanaman melainkan tercuci oleh air dan terdenitrifikasi. 5. Tepat lokasi Tepat lokasi dimaksudkan lokasi pemupukan yang kita lakukan harus tepat. Misalnya pada saat pemupukan lokasi pemupukan berada pada ketinggian dan kecepatan angin besar. Maka jangan menggunakan pupuk yang berbentuk cair dan disemprotkan. Aplikasi pupuk berpengaruh sangat besar dalam menentukan efektifitas pemupukan. Istilah umum adalah 4 tepat, yaitu: Tepat Waktu, Dosis, Jenis, Cara, dan biasanya masih ditambahkan satu tepat lagi, yaitu Tepat pelaporan (data).sehingga disebut 4 tepat, 5 sempurna.

7

Yang

dimaksudkan

adalah

dimana

pupuk

ditempatkan/diaplikasikan

di

lapangan

dan cara menabur pupuk.pertimbangannya adalah agar tanaman dapat menyerap secara maksimal, meminimalkan kehilangan hara pupuk, meminimalkan kompetisi dengan gulma. Tindakan penyebaran pupuk ini adalah dengan tujuan menurunkan konsentrasi hara tingginya konsentrasi hara akan berpotensi meningkatkan kehilangan hara pupuk melalui pencucian (leaching) atau aliran permukaan (run-off).

Hal ini berhubungan dengan tingkat kapasitas

tanah menjerap unsure hara.sampai dengan saat ini, aplikasi mekanis (pesawat, fertilizer spreader) menunjukkan hasil yang baik, dari produksi dan kadar hara daun. 3. kehilamgan hara pupuk Kehilangan

hara

pupuk

dapat melalui

beberapa

cara

yaitu:

penguapan

(volatilisasi), pencucian (leaching), aliran permukaan (run off), erosi. Jumlah dan proporsi kehilangan hara sangat dipengaruhi oleh sifa-sifat unsur hara itu sendiri, apakah banyak hilang karena penguapan, pencucian dsb. Kehilangan N pada pupuk Urea akibat penguapan sangat beragam dan cukup tinggi yaitu 460%.

Beberapa faktor yang mempengaruhi penguapan: -

Kelembaban tanah: Aplikasi pupuk N pada saat tanah lembab, bukan saat tanah kering

atau basah melebihi kapasitas lapang (jenuh air). -

Pola curah hujan: Pada saat bulan kering dan curah hujan tinggi maka kehilangan N akan

meningkat. -

Jenis pupuk: Meskipun harganya paling murah sebagai sumber N, tetapi pupuk Urea

terjadi penguapan yang sangat tinggi apalagi jika tidak segera tercampur dengan tanah setelah aplikasi. -

Dosis pupuk: Semakin tinggi dosis maka resiko kehilangan hara akan semakin besar

(absolut).

8

Kehilangan hara pupuk akibat pencucian berkisar antara 3-35%. Beberapa faktor yang mempengaruhi pencucian: - Jenis hara: Paling banyak adalah unsur N, dan juga K & Mg -

Tekstur: Tanah pasir dengan sifat sangat rendah daya memegang air dan hara akan terjadi

pencucian yang tinggi. -

Pola curah hujan: Semakin tinggi curah hujan maka potensi terjadi pencucian juga akan

meningkat. -

Dosis pupuk: Mengingat kapasitas tanah menjerap hara terbatas, maka dosis pupuk

tinggi akan berpotensi meningkatkan terjadinya pencucian. Kehilangan hara pupuk akibat aliran permukaan dapat mencapai 22% dari N pupuk yang diaplikasi dan 12% K pupuk. Tingkat terjadinya aliran permukaan dipengaruhi oleh penutupan permukan dan kemiringan lereng. Pada tanaman TBM dengan penutupan LCC yang baik maka akan menurunkan proses aliran permukaan.Sedangkan jika terjadi suatu areal sangat terbuka misalnya sebagai akibat pemakaian herbisida yang berlebihan, maka aliran permukaan akan meningkat.Semakin curam lereng maka potensi aliran permukaan juga meningkat. Kehilangan hara pupuk akibat erosi adalah sekitar 11% N yang diaplikasi, tetapi umumnya lebih rendah untuk unsur P,K, dan Mg. Fenomena kehilangan hara akibat erosi hampir sama dengan akibat aliran permukaan. Perbedaannya adalah pada aliran permukaan, kehilangan hara dalam bentuk terlarut dalam air.

Sedangkan

yang terjadi akibat erosi adalah kehilangan hara dalam bentuk yang

terkandung dalam material tanah. Jadi besar hara hilang sama dengan material tanah yang tererosi.erosi terjadi pada lapisan atas tanah yang subur.

4. penyerapan unsur hara 4.1. Unsur Hara Terdapat 17 unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman. Berdasarkan tingkat kebutuhannya dibagi menjadi unsur makro dan mikro. Unsur makro: C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, S ; Unsur Mikro: Fe, Mn, B, Zn, Cu, Mo, Cl, Co. Tidak semua unsur 9

tsb dibutuhkan oleh semua tanaman, tergantung dari jenisnya.

Unsur makro berarti

dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak, sedang unsur mikro dibutuhkan dalam

jumlah

sangat sedikit. Proporsi banyak sedikitnya unsur hara yang diserap tanaman tergantung jenis tanaman. Unsur C dan O diserap tanaman dari udara sebagai CO2 melalui proses fotosintesis sedangkan H diambil dari air tanah (H2O). Unsur lainnya diserap melalui tanah. permukaan akar. Penyerapan unsur hara melalui 3 cara, yaitu: (1) intersepsi akar, (2) aliran masa (mass flow), dan (3)difusi. Akar tanaman tumbuh memasuki ruangan-ruangan pori tanah yang ditempati unsur hara, sehingga antara akar dan unsur hara terjadi kontak yang sangat dekat (kontak langsung), yang selanjutnya terjadi proses pertukaran ion.

Ion-ion yang terdapat pada permukaan akar

bertukaran dengan ion-ion pada permukaan komplek jerapan tanah. Jadi absorpsi unsur hara (ion) langsung dari permukaan padatan partikel tanah. Jumlah unsur hara yang dapat diserap melalui cara intersepsi akar dipengaruhi oleh sistim perakaran dan konsentrasi unsur hara dalam daerah perakaran. Hampir semua unsur hara dapat diserap melalui intersepsi akar, terutama Ca, Mg, Mn, dan Zn. Air mengalir ke arah akar atau melalui akar itu sendiri. Sebagian lagi mengalir dari daerah sekitarnya akibat transpirasi maupun perbedaan potensial air dalam tanah.gerakan air ini dapat secara horinsontal maupun vertical.air tanah yang mengalir ini mengandung ion unsur hara. Jadi unsur hara mendekati permukaan akar tanaman karena terbawa oleh gerakan air tsb atau disebut aliran masa, yang selanjutnya diserap tanaman. Penyerapan melalui aliran masaa dipengaruhi oleh: (1) konsentrasi unsur hara dalam larutan tanah, (2) jumlah air yang ditanspirasikan (3) volume air

10

BAB III KESIMPULAN Dari pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa pemupukan berimbang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Hal tersebut dikarenakan pemupukan berimbang berhubungan dengan dosis pemberian pupuk kepada tanaman. Apabila dalam pemberian pupuk dosis yang diberikan terlalu banyak ataupun terlau sedikit maka akan membuat pertumbuhan tanaman kurang optimal. 1.Manajemen pemupukan adalah pengelolaan sumber daya secara efektif untuk mencapai proses pemupukan yang telah ditentukan. 2.Tujuan manajemen pemupukan adalah menjamin kelancaran pengadaan dan pelaksanaan pemupukan untuk mencapai pemupukan yang efisien dan efektif, memenuhi prinsip 4 tepat, yaitu: tepat waktu, dosis, cara, dan jenis. 3. Pemupukan merupakan salah satu komponen biaya produksi yang besar. Yaitu 40 – 60% dari biaya perawatan atau sekitar 20% dari total biaya produksi. 4. Dalam manajemen pemupukan itu sendiri meliputi Manajemen gudang, pengangkutan dan pengeceran, dan aplikasi pupuk. 5.Kehilangan hara pupuk dapat melalui beberapa cara yaitu: penguapan (volatilisasi), pencucian (leaching), aliran permukaan (run off), erosi.

11

DAFTAR PUSTAKA http://www.budidayapetani.com/2015/06/makalah-pemupukan.html.di akses pada tanggal 7 november 2016 http://dokumen.tips/documents/manajemen-pemupukan-tanamandocx.html`di tanggal 7 november 2016

12

akses

pada

Related Documents

Analisis
June 2020 46
Analisis
June 2020 51
Analisis
October 2019 71
Analisis
September 2019 78
Analisis
November 2019 53
Analisis
November 2019 60

More Documents from ""