Analisis Biografi Barack Obama

  • Uploaded by: Leonsius
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis Biografi Barack Obama as PDF for free.

More details

  • Words: 2,014
  • Pages: 10
ANALISIS BIOGRAFI BARACK OBAMA

Oleh: Leonsius Hendra XIE/30

Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam SMA Kolese Kanisius Jakarta 2008

Pendidikan Pada tanggal 1 Januari 1968, ayah Barack Obama mendaftarkan Obama di SD Fransiskus Asisi. Dia didaftarkan dengan nama Barry Soetoro, kelahiran Honolulu, 4 Agustus 1961, agama Islam dan dicatatkan sebagai warga negara Indonesia. Dia tercatat sebagai murid dengan nomor induk 203 dan ditempatkan di kelas 1B. Namun, ia hanya sampai kelas tiga di SD Fransiskus Asisi. Memasuki kelas empat, ia pindah ke sekolah SD Percobaan 04 Besuki, Menteng pada tahun 1970. Pada usia 10 tahun, ia pun meninggalkan Jakarta pada 1971 dan tinggal di Hawaii. Ia pun bersekolah di sebuah sekolah elite swasta yang bernama Punahou School, yang merupakan salah satu sekolah top di sana. Setelah lulus SMA Obama pergi ke Los Angeles, California dan melanjurkan pendidikannya di Occidental College selama 2 tahun. Di kampus ini, Obama mulai terkenal sebagai aktivis dan mulai aktif menentang politik apartheid di Afrika Selatan. Obama pun sangat perhatian terhadap isu-isu keadilan sosial dan membawa buku serta menjadikan suasana kelas menjadi serius. Ia pun menjadi anggota Black Students’ Association, di mana asosiasi ini menekan college untuk menarik dana dari perusahaanperusahaan yang berbisnis di Afrika Selatan. Karena Obama merasa bahwa ia membutuhkan area yang lebih luas mengenai akrivitasnya, ia pun mengajukan aplikasi untuk pindah program dari Occidental ke Columbia Univeristy pada tahun 1981. Di Columbia University, Obama memilih jurusan ilmu politik dengan spesialisasi hubungan internasional. Ia pun menuntaskan B.A. degree pada 1983. Memasuki 1988, Obama pun terpanggil untuk melanjutkan pendidikannya di Harvard Law School. Ia pun terpilih sebagai presiden Harvard Law Review. Obama menuntaskan doktornya dengan predikat magna cum laude pada tahun 1991.

Kegiatan Kegiatan Obama dimulai pada saat ia belajar di Occidental College, di mana ia mulai terkenal sebagai aktivis. Ia pun mulai menentang politik apatheid di Afrika Selatan dan membahas berbagai isu di kantin kampusnya. Selepas dari Columbia University, Obama memilih bekerja di Business International Corporation. Namun, pekerjaan itu hanya bertahan selama setahun. Pada tahun 1985, Obama memilih pindah ke Chicago, Illinois, dan menjadi community organizer sebuah proyek nonprofit yang diselenggarakan sebuah gereja lokal. Poyek tersebut dilakoninya hingga 1988. Di Harvard Law School, ia pun terpilih sebagai presiden Harvard Law Review. Hal ini sangat bersejarah karena dia merupakan orang kulit hitam pertama yang menyandang posisi itu sepanjang 104 tahun sejarah Harvard Law Review. Setelah lulus dari Harvard. Ia bergelut dengan aktivitas kehidupan masyarakat sebagai voter registration drive. Sebagai seorang associate attorney di Miner, Barhill & Galland dari 1993 hingga 1996, dia menangani persoalan yang terkait dengan community organizer, persoalan diskriminasi, dan kasus-kasus hak pemilu. Di samping hal itu, dia mengajar hukum konstitusi di Chicago Law School dari 1993 hingga dia terpilih sebagai senator pada 2004. Dia pun harus bersentuhan dengan persoalan-persoalan masyarakat bawah di pemukiman kulit hitam Chicago. Jalan ke Gedung Putih mulai terbuka ketika Obama terpilih menjadi senator Illinois pada 1996. Dia mewakili distrik ketigabelas. Karier politik Obama tak selamanya benderang. Pada tahun 2000, dia gagal dalam pemilihan di Partai Demokrat untuk kursi Senat AS. Kekuatan politik Obama hanya mampu mengantarkannya mencapai Senat Illinois berturut-turut pada 1998 dan 2002 mewakili distrik yang sama. Pada Januari 2004, Obama menjadi chairman Health and Human Services Committee. Dia pun mundur dari Senat Illinois setelah terpilih menjadi anggota Senat AS pada November 2004. Sebagai seorang anggota senat di negara bagian, dia sukses mendulang dukungan untuk mereformasi undang-undang kesehatan dan etnik. Dia mendukung sebuah undang-

undang yang mengatur pengurangan pajak untuk pekerja bergaji rendah, menegosiasikan reformasi kesejahteraan, dan mendesak penambahan subsidi untuk childcare. Obama juga memimpin sebuah legislasi yang memberi mandat untuk mereka interogasi pelaku pembunuhan berencana, dan sebuah hukum untuk memonitor kemungkinan tingakan rasial dengan cara memerintahkan polisi untuk merekam pengemudi yang diberhentikan, dengan tujuan mengetahui ras-ras mana saja yang menjadi sasaran operasi polisi. Maka dari itu, pada pemilihan senat 2004, ia mendapat sokongan kuat dari Illinois Fraternal Order of Police. Pada tanggal 10 Februari 2007, Obama mengumumkan pencalonan dirinya sebagai Presiden Amerika di depan gedung Old State Capitol di Springfield, Illinois. Pemilihan pengumuman tempat ini simbolis karena Abraham Lincoln juga menyanpaikan pidatonya “House.Devided” pada tahun 1958. Sepanjang kampanyenya, Obama telah menekankan isu-isu tentang mengakhiri Perak Irak dan menyediakan perawatan kesehatan secara universal, di satu titik mengidentifikasikan hal-hal tersebut sebagai kedua prioritasnya.

Keteladanan Karena Obama telah hidup di tengah lingkungan yang multikultural sejak kecil, ia pun memiliki pandangan yang berbeda mengenai perbedaan warna kulit, ras, agama, dan kehidupan sosial lainnya. Tutur katanya yang lembut pun didapatkan dari ibunya. Sifat multikultural tersebut pun dibawanya sampai besar dan juga berpengaruh besar terhadap kampanyenya dan juga pekerjaannya. Sejak dia bersekolah di Occidental College, ia sudah menunjukkan perhatiannya terhadap isu-isu keadilan sosial dan juga mengenai persamaan ras kulit bagi bangsa Afrika. Ia pun menjadi anggota Black Students’ Association yang bertujuan untuk menarik dana dari perusahaan-perusahaan yang berbisnis di Afrika Selatan. Dalam berargumentasi, ia memilih untuk mendengarkan, mencari pandang lain, dan menemukan jalan tengah sementara mahasiswa lain memutuskan sesuatu melalui logika dan keyakinannya. Multikulturalisme menjadi salah satu tema kuat dalam kampanyenya, selain mempromosikan penggunaan energi alternatif, keterbukaan pembiayaan, dan penanganan perubahan iklim, serta penganganan senjata nuklir. Obama menyatakan bahwa ia memiliki cinta yang besar terhadap masyarakat Asia karena dia pernah tinggal di Jakarta. Kehidupan di Indonesia telah menanamkan apresiasi terhadap kultur dan sejarah Asia yang mengagumkan. Ia pun memahami dan menyadari betapa besar pengaruh Washington dan dampaknya atas negara-negara di Asia dan di dunia. Ia pun semakin sadar apa peran yang seharusnya bisa dilakukan AS untuk kebaikan dan keburukan bagi perekonomian dan kondisi negara-negara di dunia. Obama mendukung sebuah undang-undang yang mengatur pengurangan pajak untuk pekerja bergaji rendah, menegosiasikan reformasi kesejahteraan, dan mendesak penambahan subsidi untuk childcare; serta memimpin legislasi yang memberi mandat untuk merekam interogasi pelaku pembunuhan berencana, dan sebuah hukum untuk memonitor kemungkinan tindakan rasial dengan cara memerintahkan polisi untuk merekam pengemudi mobil yang diberhentikan, dengan tujuan mengetahui ras-ras mana saja yang menjadi sasaran operasi polisi.

Obama pun ingin menyingkirkan beban finansial sehari-hari dari pundak rakyat AS, yang merupakan tujuan ekonomi utama Obama. Obama juga terkenal sangat berempati pada kaum terpinggirkan. Dia yang dikenal santun berperilaku dan berucap akan menjadi bekal dalam membangun dialog antar-bangsa yang lebih terbuka, berderajat, dan saling menoleransi. Obama menginginkan perkembangan peran negara yang sehat dan efektif. Dalam kehidupan keagamaan, ia bisa bersimpati terhadap kaum konservativ, namun ia mengerti betul bahwa tradisi sekularisme Amerika adalah tradisi sakral yang harus terus-menerus diperkuat. Wawasan luas, cara pandang yang tidak parsial, dan kematangannya dalam menyikapi sebuah isu jelas lebih menjadi faktor penentu dia. Obama mengatakan bahwa jika ia kelak terpilih menjadi presiden AS, ia akan melanjutkan proses larangan internasional terhadap senjata nuklir dan tidak akan melucuti senjata AS dari satu pihak. Obama juga menggarisbawahi berbagai hal penting. Jika terpilih sebagai presiden, dia akan segera menarik tentara Amerika dari Iraq, mengambil jalur diplomasi dan negosiasi, terutama dalam rangka menyelesaikan masalah yang mahasulit di Timur Tengah, dan juga memilih jalur negosiasi, bukan konfrontasi. Mengenai hal kesehatan, Obama melihat masalah kesehatan harus merata dan berlaku universal. Ia pun menyatakan bahwa semua warga harus mendapatkan hak yang sama soal kesehatan. Mengenai hal pendidikan, Obama memandang hal ini merupakan investasi yang paling baik untuk masa depan dan membangun harapan. Obama akan memberikan perhatian

khusus

terhadap

pentingnya

pendidikan

dan

juga

berjanji

akan

menggelontorkan anggaran yang besar bagi peningkatan kualitas pendidikan. Bahkan dia berjanji akan menaikkan gaji para guru dan dosen untuk bersama-sama mewujudkan harapan. Ia hanya ingin mengalokasikan dana yang lebih besar untuk sekolah, subsidi kesehatan dan kepentingan veteran Obama berjanji akan menaikkan bantuan kemanusiaan pemerintah Amerika menjadi USD 50 miliar. Obama merupakan salah satu dari sedikit politisi yang secara tegas menentang tindakan Bush di Iraq yang ketika itu sangat populer. Jika Obama terpilih sebagai presiden, ia akan memulai perjalanan untuk membantu rakyat Irak meredam konflik etnik

yang terjadi antara mereka. Ia pun senantiasa berhati-hati dan waspada terhadap upayaupaya untuk menggambarkan Islam dengan kekerasan. Meskipun demikian, Obama juga mengkritik kampanye yang menjelek-jelekkan orang Yahudi dan ia membantah uduhan bahwa ia memiliki latar belakang seorang Muslim. Barack Obama sendiri berencana mengakomodir kepentingan dunia Islam dan Barat dan akan mengorganisasi pertemuan Muslim sedunia. “Bagaimana menjembatani kesalahpahaman yang besar antara Muslim dan Barat,” ujar Obama dalam wawancara dengan majalah Paris Match. “Saya akan meminta mereka (Muslim) untuk bergabung bersama kita berperang melawan teroris, tapi kita juga harus mau mendengarkan apa yang menjadi persoalan mereka,” ujar Obama. Dia juga ingin memperkuat NATO, membangun aliansi baru di Asia, menghentikan genosida di Darfur, memperjuangkan perdamaian di Timur Tengah, dan membantu negara-negara miskin membangun ekonomi pasar yang berfungsi. Obama sendiri menyebut dirinya wujud dari kebijakan luar negeri dan kekuatan Amerika Mengenai saingannya, Hillary Clinton, Obama sendiri menilai bahwa Hillary bukan pilihan yang buruk. “Dia perkeja keras, tangguh, dan perempuan yang cerdas. Karena itu, saya yakin, namanya pasti tercantum dalam daftar kandidat siapa pun,” ujar Obama.

Hal yang Menarik Obama hidup di keluarga yang memiliki ragam budaya yang unik. Barack Obama dilahirkan di Queen's Medical Center di Honolulu, Hawaii pada tanggal 4 Agustus 1961. Ayah Obama, Barack Husein Obama, berdarah asli Kenya, sedangkan ibunya, Ann Dunham, berasal dari Wichita, Kansas. Ibunya berkulit putih dan mewarisi darah Cherokee, sedangkan ayahnya berkulit hitam dan beragama Islam. Pada saat Obama berusia 2 tahun, orangtuanya bercerai karena ayahnya kembali ke Kenya setelah menuntaskan pendidikannya di Harvard. Ibu Obama pun menikahi Lolo Soetoro, seorang mahasiswa asal Indonesia. Hasil perkawinan mereka melahirkan seorang bayi perempuan, Maya Soetoro, yang menjadi adik Obama. Mereka sekeluarga pun pindah ke Jakarta. Di sinilah Obama mendapatkan tradisi dan kehidupan di Indonesia. Namun setelah berusia 10 tahun, orang tuanya bercerai lagi dan Obama harus pindah ke Hawaii dan bersekolah di sana. Selain Maya Soetoro, Obama pun memiliki satu saudara perempuan lagi, yang bernama Auma. Auma merupakan hasil pernikahan Barack Husein Obama dengan istri pertamanya. Obama menikahi Michelle Obama dan mempunyai dua anak perempuan bernama Malia dan Natasha. Pada saat SMA, Obama suka mengahadiri pesta-pesta yang diselenggarakan di sekolahnya. Dalam bukunya, Obama pun mengakui bahwa ia pernah menggunakan narkoba pada saat SMA. Tetapi teman-temannya berpendapat hal tersebut tidaklah serius dan menganggap Obama hanya mencoba-coba saja. Namun, Obama menegaskan bahwa ia tidak pernah lagi menggunakan narkoba pada saat pindah ke Columbia University di New York. Warisan multi budaya ini kadang-kadang menjadi batu sandungan bagi Obama karena sulit baginya untuk memilih asal-usulnya, seperti agama Muslim atau Kristen. Hal ini berpengaruh terhadap kampanyenya, karena banyak orang tidak mau menerimanya karena ia merupakan setengah kulit putih dan setengah kulit hitam. Sejak kuliah di Occidental College, Obama sudah menunjukkan bakatnya sebagai pemimpin. Terlihat bahwa Obama sangat piawai berdebat namun tetap menjunjung tinggi

etika debat. Obama pun sangat serius terhadap pelajarannya namun tidak segan-segan menyampaikan pendapat apabila ada sesuatu yang tak disepakatinya. Sejak tahun pertamanya di Harvard, Obama dikenal sebagai ‘peacemaker’ karena kemampuannya untuk berpidato dengan singkat tetapi menawan. Ketika kelas membutuhkan seseorang untuk memberikan hadiah kepada profesor tamu, orang pun pasti akan memilih Obama. Obama pun memiliki banyak dukungan dari masyarakat dari berbagai ras dan berbagai usia. Para pemilih Obama yang berusia 17-29 tahun menginginkan adanya perubahan di Amerika. Mereka inilah yang memberikan dukungan signifikan bagi Obama. Faktanya, lebih dari sepertiga pemilih Obama berusia di bawah 30 tahun. Obama juga memperoleh suara dari pemilih kulit putih dan kulit hitam, pria dan wanita, generasi muda dan generasi tua, serta pemilih dari pedesaan maupun dari perkotaan. Dengan adanya dukungan yang ia peroleh dari masyarakat, ia terlihat mengungguli lawan-lawanya, seperti Hillary Clinton dan McCain. Obama berkali-kali mengalahkan lawannya, Hillary Clinton, dalam serentetan pemilihan internal partai, primary elections. Ia suskses memperoleh 8 kemenangan berturut-turut, suatu kesempatan emas bagi Obama untuk unjuk gigi. Hal ini membuat kepanikan di pihak Hillary Clinton. Keberhasilan Obama dikatakan sebagai fenomen baru AS. Barack Obama dan Hillary Clinton dapat dicatat dalam sejarah kepemimpinan AS. Jika Obama terpilih sebagai presiden, ia akan menjadi orang kulit hitam pertama yang menjadi presiden AS. Jika Hillary terpilih sebagai presiden, ia akan menjadi wanita pertama yang menjadi presiden AS. Obama mengatakan bahwa ia memuji Presiden Perancis Nicolas Sarkozy. Ia menyatakan bahwa Nicolas Sarkozy adalah pria yang berenergi dan memiliki banyak bakat dan ia sangat kagum dengan kemampuannya menghadapi tantangan baru di Perancis.

Daftar Pustaka Muarif, Samsul dan Hermawan, Lili. 2008. Obama’s Miracle : Kemangan Dari Jakarta. Jakarta : Grafindo Khazanah Ilmu http://id.wikipedia.org/wiki/Barack_Obama

Related Documents

Barack Obama
November 2019 39
Barack Obama
November 2019 48
Barack Obama
April 2020 35
Barack Obama
June 2020 27
Barack Obama
December 2019 34

More Documents from ""