Analisa Swot Dan Poa Tugas.docx

  • Uploaded by: Mitha Kim Nam Gil
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisa Swot Dan Poa Tugas.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 7,076
  • Pages: 36
ANALISA SWOT DAN POA LAPORAN AKHIR MANAJEMEN KEPERAWATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Y

DISUSUN OLEH: KELOMPOK I AANG S.

HENDIANA

ANISSA

LEO

DYAH

MARIA ULFAH

EKA BUNGA

ISWATI

FIRMAN

FETI SHINTA

MARYADI

MEIULIATI

NUR AISYAH

PEPPY YAN

PARAMITA

RAHAYU

SISKA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA JAKARTA 2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Analisa SWOT dan POA Laporan Akhir Manajemen Keperawatan Pada Rumah Sakit Umum Daerah Y” sebagai salah satu tugas dan persyaratan untuk Manajemen keperawatan di Universitas Respati Indonesia Jakarta. Dalam penyusunan makalah ini, penyusun merasakan masih banyak kekurangankekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Mengingat akan kemampuan yang dimiliki penyusun. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Penyusun menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen pembimbing bapak Ns. Elon., S.Kep., MARS. Akhir kata, penyusun berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal pada yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amin.

Jakarta, 16 Juli 2018

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................... Daftar Isi ........................................................................................................

ii

BAB I : Pendahuluan .....................................................................................

1

A. Latar Belakang ..........................................................................................

1

B. Tujuan .......................................................................................................

2

1. Tujuan Umum .....................................................................................

2

2. Tujuan Khusus ....................................................................................

2

BAB II : Tinjauan Pustaka .............................................................................

2

A. Tinjauan Teori ........................................................................................

3

1. Pengertian .........................................................................................

3

2. Klasifikasi .........................................................................................

4

3. Etiologi .............................................................................................

15

4. Pathway.............................................................................................

16

5. Manifestasi Klinis .............................................................................

17

6. Komplikasi .......................................................................................

17

7. Penatalaksanaan ................................................................................

18

B. Asuhan Keperawatan ..............................................................................

19

1. Pengkajian ..........................................................................................

19

2. Diagnosa Keperawatan ......................................................................

21

3. Rencana Keperawatan ........................................................................

21

4. Implementasi ......................................................................................

29

5. Evaluasi ..............................................................................................

29

BAB III : Penutup ..........................................................................................

30

A. Kesimpulan .............................................................................................

30

B. Saran .......................................................................................................

30

Daftar Pustaka

iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus sebagai suatu tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan. Saat ini adanya suatu keinginan untuk merubah sistim pemberian pelayanan kesehatan ke sistim desentralisasi. Dengan meningkatnya pendidikan bagi perawat, diharapkan dapat memberikan arah terhadap pelayanan keperawatan berdasarkan pada issue di masyarakat. Manajemen keperawatan di Indonesia perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan keperawatan dimasa depan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutsan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara proffesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia. Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi dan saling berkepentingan. Oleh karena itu inofasi dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan fokus utama keperawatan Indonesia dalam prosesa profesionalisasi. Keadaan ini akan bisa dicapai apabila perawat Indonesia menguasai pengelolaan keperawatan secara proffesional saat ini dan yang akan datang. Menurut World Health Organization, Pengertian Rumah Sakit adalah suatu bagian dari organisasi medis dan sosial yang mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif pelayanan keluarnya menjangkau keluarga dan lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan tenaga. Rumah sakit merupakan industri pada modal dan padat karya (padat sumber daya) serta padat teknologi. Sumber daya manusia merupakan komponen utama proses pelayanan dalam rumah sakit. Jenis produk atau jasa rumah sakit dapat berupa private goods (pelayanan dokter, keperawatan farmasi, gizi), public goods (layanan parkir, front office, cleaning service, house keeping, laundry) dan externality (imunisasi). Rumah Sakit pada umumnya mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit perlu memiliki persiapan perencanaan, agar dapat 4

memilih dan menetapkan strategi dan sasaran sehingga tersusun program-program dan proyek-proyek yang efektif dan efisien. Salah satu analisis yang cukup populer di kalangan pelaku organisasi adalah Analisis SWOT. Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata, yaitu di rumah sakit dan komunitas sehingga perawat perlu memahami konsep dan langkah-langkah operasional dari manajemen keperawatan. Dalam kesempatan ini akan dipaparkan tentang langkah-langkah pengelolaan manajemen keperawatan pada salah satu kasus rumah sakit umum daerah Y berdasarkan data-data yang sudah didapatkan.

B. Tujuan 1. Tujuan umum 2. Tujuan Khusus

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI 1.

Pengertian SWOT Analisis

SWOT adalahmetode perencanaanstrategis yang

digunakan

untuk

mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), danancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktoritu lah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Komponen Dasar Analisis SWOT Analisis SWOT terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :    

Strength (Kekuatan) atau disingkat dengan “S”, yaitu karakteristik organisasi ataupun proyek yang memberikan kelebihan / keuntungan dibandingkan dengan yang lainnya. Weakness (Kelemahan) atau disingkat dengan “W”, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kelemahan pada organisasi ataupun proyek dibandingkan dengan yang lainnya. Opportunities (Peluang) atau disingkat dengan “O”, yaitu Peluang yang dapat dimanfaatkan bagi organisasi ataupun proyek untuk dapat berkembang di kemudian hari. Threats (Ancaman) atau disingkat dengan “T”, yaitu Ancaman yang akan dihadapi oleh organisasi ataupun proyek yang dapat menghambat perkembangannya.

Dari keempat komponen dasar tersebut, Strength (kekuatan) dan Weakness (Kelemahan) adalah faktor internal organisasi/proyek itu sendiri, sedangkan Oppoturnities (Peluang) dan Threats (Ancaman) merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan organisasi ataupun proyek. Oleh karena itu, Analisis SWOT juga sering disebut dengan Analisis Internal-Eksternal (Internal-External Analisis) dan Matriks SWOT juga sering dikenal dengan Matrix IE (IE Matrix). Cara Menggunakan Analisis SWOT Untuk melakukan Analisis SWOT, kita perlu membuat beberapa pertanyaan dan menjawabnya sendiri seperti contoh-contoh berikut ini : Strength (Kekuatan)   

Kelebihan apa yang dimiliki oleh organsiasi ? Apa yang membuat organisasi lebih baik dari organisasi lainnya? Keunikan apa yang dimiliki oleh organisasi ? 6

 

Apa yang menyebabkan kita mendapatkan penjualan ? Apa yang dilihat atau dirasakan oleh konsumen kita sebagai suatu kelebihan ?

Weakness (Kelemahan)     

Apa yang dapat ditingkatkan dalam organisasi ? Apa yang harus dihindari oleh organisasi ? Faktorapa yang menyebabkan kehilangan penjualan ? Apa yang dilihat atau dirasakan oleh konsumen kita sebagai suatu kelemahan organisasi kita ? Apa yang dilakukan oleh pesaing sehingga mereka dapat lebih baik dari organisasi kita ?

Opportunities (Peluang)  

Kesempatan apa yang dapat kita lihat ? Perkembangan tren apa yang sejalan dengan organisasi kita ?

Threats (Ancaman)    

Hambatan apa yang kita hadapi sekarang ? Apa yang dilakukan oleh pesaing organisasi ? Perkembangan Teknologiapa yang menyebabkan ancaman bagi organisasi ? Adakah perubahan peraturan pemerintah yang akan mengancam perkembangan organisasi ?

Faktor yang Mempengaruhi Analisis SWOT Faktor-faktor yang mempengaruhi keempat komponen dasar Analisis SWOT diantaranya adalah : Faktor Internal (Strength dan Weakness)    

Sumber daya yang dimiliki Keuangan atau Finansial Kelebihan atau kelemahan internal organisasi Pengalaman-pengalaman organisasi sebelumnya (baik yang berhasil maupun yang gagal)

Faktor Eksternal (Opportunities dan Threats)     

Tren Budaya, Sosial Politik, Ideologi, perekonomian Sumber-sumber permodalan Peraturan Pemerintah Perkembangan Teknologi 7

 

Peristiwa-peristiwa yang terjadi Lingkungan

2. Tujuan Analisis SWOT a. Untuk memberikan gambaran hasil analisis keunggulan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan secara menyeluruh yang digunakan sebagai dasar atau landasan penyusunan objective dan strategi perusahaan dalam corporate planning b. Untuk mencocokkan “fit” antara sumber daya internal dan situasi eksternal perusahaan. Pencocokkan yang baik akan memaksimalkan kekuatan dan peluang perusahaan dan meminimumkan kelemahan dan ancamannya. Asumsi sederhana ini mempunyai implikasi yang kuat untuk design strategi yang sukses. 3. Unsur dalam Analisis SWOT Analisis SWOT terdiri dari 4 unsur, yaitu : a. Strenghts (kekuatan) Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. b. Weakness (kelemahan) Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. c. Opportunities (peluang) Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi bisnis itu sendiri. Misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar d. Threats (ancaman) Merupakan kondisi yang mengancam dari luar, ancaman ini dapat menggangu organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri. 4. Pendekatan dalam Analisis SWOT a. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelemahan). Empat kotak lainnya merupakan isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemuan antara faktor-faktor internal dan eksternal.

8

Gambar 1.1

Sel A : Comparative Advantages Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat 2) Sel B : Mobilization Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Disini harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang. 3) Sel C : Divestment/Investment Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi) 4) Sel D : Damage Control Sel ini merupakan kondisi yang paling lemah dari semua sel karena merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan. a. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT Data SWOT kualitatif diatas dapat dikembangkan secara kuantitatif melalui perhitungan analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

9

1)

Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a×b) pada setiap faktor S-W-O-T 2) Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y; 3) Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran.

Gambar 1.2

Keterangan : Kuadran I (positif, positif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. Kuadran II (positif, negatif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya. Kuadran III (negatif, positif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah 10

strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi. Kuadran IV (negatif, negatif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantanganbesar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinyakondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanyaorganisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikankinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambilterus berupaya membenahi diri. 5. Teknik dalam Analisis SWOT Teknik analisis SWOT dapat dibedakan atas tiga tahap. Teknik yang dimaksud adalah: 1) Melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi Untuk dapat melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi, perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut : a. Menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai Unsur-unsur yang akan dinilai tersebut biasanya dibedakan atas dua macam. Pertama, unsur perangkat organisasi (tool of administration), yang terdiri dari tenaga (men), dana (money), sarana (material) serta metoda (method). Kedua, unsur fungsi organisasi (function of administration) yang terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating) serta pengawasan (controlling). b. Memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai Nilai yang diberikan untuk setiap unsur yang dinilai secara umum dapat dibedakan atas dua macam : Nilai penampilan (performance) yang dinyatakan dengan baik atau buruk Nilai kepentingan (importance) yang dinyatakan dengan penting atau tidak penting a. Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan b. Menarik kesimpulan hasil penilaian 2) Melakukan analisis kesempatan organisasi Untuk dapat melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi, perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut : a. Menetapkan unsur-unsur yang akan dinilai Biasanya unsur-unsur yang akan dinilai tersebut merupakan hal-hal yang baru bagi organisasi. Misalnya perubahan kebijakan peerintah, perubahan tingkat sosial-ekonomi penduduk, perubahan keadaan sosial budaya penduduk dan lain sebagainya. b. Memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai Nilai yang diberikan secara umum dapat dibedakan atas dua macam sebagai berikut : Nilai daya tarik (attractiveness) yang dinyatakan dengan tinggi dan rendah 11

Nilai kemungkinan keberhasilan (succces probability) yang dinyatakan dengan tinggi dan rendah. c. Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan d. Menarik kesimpulan hasil penilaian 3) Melakukan analisis hambatan organisasi Untuk dapat melakukan analisis hambatan yang dihadapi oleh organisasi, perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut: a. Menetapkan unsur-unsur yang akan dinilai Sama halnya dengan kesempatan, biasanya unsur-unsur yang akan dinilai merupakan hal-hal yang baru bagi organisasi. Misalnya perubahan kebijakan pemerintah, perubahan keadaan sosial ekonomi penduduk, perubahan keadaan sosial budaya penduduk dan lain sebgaainya. b. Memberikan nilai untuk setiap unsur yag akan dinilai Nilai yanng diberikan secara umum dapat dibedakan atas dua macam sebagai berikut: Nilai kemungkinan munculnya hambatan (probability of occurance) yang dinyatakan dengan sering dan jarang Nilai seriusnya hambatan (seriousness) yang dinyatakan dengan serius dan tidak c. Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan d. Menarik kesipulan haisl penilaian A. DATA GATHERING 1. Data gathering adalah kegiatan pengumpulan data yang merupakan kegiatan pertama yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah. Sedangkan data adalah hasil dari suatu pengukuran dan atau pengamatan. 2. Sumber data Sumber primer : misal hasil observasi dan wawancara langsung Sumber sekunder : misal data dari laporan atau dokumentasi Sumber tersier : hasil publikasi badan-badan resmi 3. Cara pengumpulan data Wawancara Inspeksi Observasi partisipatif 4. Jenis data Jenis data yang dikumpulkan mencakup data-data dalam lingkup manajemen keperawatan B. PLANNING Planning atau perencanaan dimaksudkan untuk menysun sustu perencanaan yang strategis dalam mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan 12

disini dimaksudkan ntuk menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien, menegakkan tujuan, mengalokasikan semua anggaran belanja, memutuskan ukuran dan tipe tenaga keperawatn yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat mengoptimalkan efektifitas staff serta menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan misi institusi yang telah ditetapkan. (Nursalam, 2002). C. ORGANIZING 1. Struktur Organisasi Masing-masing organisasi memiliki struktur formal dan informal yang menentukan alur kerja dan hubungan timbal balik antar pribadi. Struktur fotmal direncanakan dan dipublikasikan, struktur informal tidak direncanakan dan samar. Seorang manajer perawatan harus mengerti dan memakai keduanya secara efektif. Struktur formal organisasi merupakan penyusunan resmi jabatan kedalam pola hubungan kerja yang akan mengatur usaha banyak pekerja dari bermacam-macam kepentingan dan kemauan. Struktur informal organisasi terdiri dari hubungan timbal balik pribadi yang tidak resmi diantara para pekerja yang mempengaruhi efektifitas kerja mereka. Kualitas hubungan timbal balik seorang manajer dengan lainnya langsung dikaitkan dengan kemampuan kepemimpinannya. Mengingat struktur formal dan informal organisasi saling melengkapi, manajer perawat bisa memakai struktur organisasi informal unttuk mengganti kerugian karena kekurangan atau kegagalan dalam struktur formal. 2. Job Diskriptions Merupakan suatu uraian pembagian tugas sesuai peran yang ia jalankan, misalnya sorang kepala ruang maka tugas dan tanggung jawabnya, jadi antara satu dengan yang lainnya mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda sesuai dengan perannya. 3. Metode Penugasan Metode penugasan yang ditetapkan harus dapat memudahkan pembagian tugas perawat yang disesuaikan dengan pengetahuan dan ketrampilan perawat dan sesuai dengan kebutuhan klien. Apabila metode penugasan tidak diterapkan maka pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien menjadi tidak opimal. Jenis model askep menurut Grant & Massey, 1997 dan Marquis & Houston, 1998 antara lain : a. Model Fungsional

13

Metode fungsional dilakukan oleh perawat dalam pengelolaan askep sebagai pilihan utama pada saat perang dunia ke II. Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan 1 sampai 2 jenis intervensi (merawat luka kepada semua pasien di bangsal). b.

c.

d.

e.

  

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Model Tim Model ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam memberikan askep terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi dalam group kecil yang saling membantu. Model Primer Model penugasan dimana 1 orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap askep pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Manajemen Kasus Setiap perawat di tugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan 1 pasien 1 perawat, dan hal ini umumnya dilakukan untuk perawat privat atau keperawatan khusus seperti isolasi dan intensive care. Model Tim Primer. Pada model ini digunakan kombinasi dari kedua sistem. Menurut Ratna S. Sudarsono (2000) Penerapan model ini didasarkan pada beberapa alasan yaitu : Keperawatan primer tidak digunakan secara murni karena sebagai perawat primer harus mempunyai latar belakang pendidikan S 1 keperawatan atau setara. Keperawatan tim tidak digunakan secara murni karena tanggung jawab askep pasien terfragmentasi pada berbagai tim. Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas askep dan accountabilitas askep terdapat pada primer. Hal-hal yang perlu di pertimbangkan dalam penentuan pemilihan metode pemberian askep (Marquis & Houston, 1998) yaitu: Sesuai dengan visi dan misi institusi Dapat diterapkannya proses keperawatan dalam askep Efisien dan efektif dalam penggunaan biaya Terpenuhinya kepuasan klie, keluarga dan masyarakat Kepuasan kinerja perawat Terlaksananya komunikasi yang adequate antara perawat dan tim kesehatan lainnya.

14

-

D. ACTUITING 1. Motivasi Pengertian 1. Motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yg memberi konstribusi pada tingkat komitmen seseorang, hal ini termasuk faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu ( Stoner, Freman 11995 ) 2. Motivasi ada;ah sesuatu yg mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. ( Ngalim, 2000). Dari pengertian diatas dapat diambil 3 point penting yaitu : kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan muncul apabila seseorang merasakan sesuatu yg kurang baik fisiologis maupun psikologis, dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan tadi sedangkan tujuan adalah akhir dari satu siklus motivasi ( Luthan) Menurut bentuknya motivasi dibagi : Motivasi instrinsik Motivasi ekstrinsik Motivasi terdesak 2. Sistem Klasifikasi Pasien Sistem klasifikasi pasien adalah metode pengelompokan pasien menurut jumlah dan kompleksitas persyaratan perawatan mereka. Di dalam kebanyakan sistem klasifikasi, pasien dikelompokkan sesuai dengan kebergantungan mereka pada pemberi perawatan atau sesuai dengan waktu pemberian perawatan dan kemampuan yang diperlukan untuk memberikan perawatan. Tujuan setiap sistem klasifikasi pasien adalah untuk mengkaji pasien dan menghargai masing-masing nilai angkanya yang mengukur volume usaha yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan perawatan pasien. Untuk dapat mengembangkan sistem klasifikasi pasien yang akan dijalankan, manajer perawat harus menentukan jumlah kategori pembagian pasien; karakteristik pasien di masing-masing kategori; jumlah dan jenis prosedur perawatan yang akan dibutuhkan oleh jenis pasien di dalam masing-masing kategori; dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan prosedur tersebut, memberikan dukungan emosional serta memberikan pengajaran kesehatan kepada pasien masing-masing kategori. Karena tujuan sistem klasifikasi pasien adalah menghasilkan informasi mengenai perkiraan beban kerja keperawatan, masing-masing sistem membolehkan usaha kualifikasi waktu.

15

3. Ketenagaan Keperawatan dan Pasien Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang diperlukan tergantung pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien. Menurut Douglas (1984). Loveridge & Cummings (1996) klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi menjadi 3 (kategori), yaitu: Perawatan minimal memerlukan waktu 1 – 2 jam/24 jam, Perawatan intermediet memerlukan waktu 3 – 4 jam / 24 jam, dan Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6 jam / 24 jam. Dalam suatu penelitian Douglas, (1975) tentang jumlah tenaga perawat di rumah sakit, didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dan malam tergantung pada tingkat ketergantungan pasien. 4. Penjadwalan Penjadwalan adalah satu aspek dari fungsi kepegawaian. Kepegawaian adalah perhimpunan dan persiapan pekerja yang dibutuhkan untuk melakukan misi dari sebuah organisasi, penjadwalan adalah penentuan pola jam kerja masuk dan libur mendatang untuk pekerja dalam sebuah unit, seksi atau divisi.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Kebijaksanaan Penjadwalan Agar supervisor dan kepala perawat dapat mengatur jadwal waktu personil yang libur dan yang masuk secara adil, harus ada departemen atau divisi – luas kebijaksanaan penjadwalan untuk memandu pembuatan keputusan. Apabila kebijaksanaan menyangkut persoalan berikut tidak ada, maka manajer perawat harus bersatu sebagai sebuah kelompok untuk menyusun: Orang dengan jabatan yang bertanggung jawab mempersiapkan jadwal waktu untuk personil di masing-masing unit. Periode waktu untuk diliputi oleh masing-masing jadwal masuk / libur. Banyaknya pemberitahuan di muka yang diberikan para pekerja menyangkut jadwal masuk/libur . Waktu masuk/libur total yang diperlukan oleh masing-masing pekerja per – hari, minggu atau bulan. Hari dimulainya minggu kerja Dimulai dan diakhirinya waktu untuk masing-masing pergiliran tugas. Jumlah pergiliran yang harus dipergilirkan diantara masing-masng pekerja. Frekuensi yang diperlukan dari pergiliran pergantian. Keperluan pergiliran dari satu unit ke lain unit dan frekuensi pergiliran tersebut. Keperluan penjadwalan dua hari libur per minggu atau rata-rata dua hari libur per minggu. Frekuensi libur akhir pekan untuk masing-masing kategori personil. 16

12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.

1.

Definisi dari “ libur akhir pekan” untuk personiltugas malam. Perlunya perluasan hari libur yang berurutan dan yang tak berurutan. Hari kerja berurutan maksimum yang diperbolehkan. Jarak waktu minimum yang diharuskan antara urutan pergantian tugas Jumlah hari libur yang dibayar untuk diberikan pada masing-masing pekerja. Jumlah hari libur yang diharuskan per tahun saat pegawai harus dijadwalkan libur kerja. Panjangnya pemberitahuan dimuka untuk diberikan pegawaimengenai jadwal tugas liburan masuk / libur. Prosedur yang harus diikuti dalam meminta libur kerja pada hari libur tertentu. Jumlah hari-hari libur yang dibayar untuk di berikan pada masing-masing pekerja. Lamanya waktu pemberitahuan di muka untuk diberikan pegawai mengenai jadwal liburan. Prosedur yang diikuti dalam memohon waktu libur khusus. Pembatasan pada penjadwalan liburan selama hari libur thanksgiving, natal, tahun baru. Jumlah personil masing-masing kategori yang akan dijadwalkan untuk liburan atau hari libur pada saat tertentu. Prosedur penyelesaian perselisihan antar personil sehubungan dengan permintaan waktu liburan dan hari libur. Prosedur pemrosesan permintaan “ darurat” untuk penyesuaian jadwal waktu.

Tanggung jawab penjadwalan Biasanya, supervisor atau kepala perawat bertanggung jawab untuk menjadwalkan waktu masuk / libur personil keperawatan. Karena jadwal kerja harus disiapkan beberapa minggu sebelumnya, dan selanjutnya diperbaiki untuk penyesuaian perubahan di dalam sensus pasien, keadaan pasien yang sakit, permintaan hari libur darurat, banyak waktu yang berkaitan dengan kegiatan supervisi diluangkan dalam mempersiapkan dan menyesuaikan jadwal waktu. 5. Pengembangan Staff Program pendidikan dan pelatihan dirancang untuk meningkatkan prestasi kerja, mengurangi absensi dan perputaran, serta memperbaiki kepuasan kerja. Ada beberapa metode pendidikan dan latihan yang akan digunakan untuk meningkatkan prestasi kerja (Moenir, 1994:162) Metode Seminar atau Konferensi Biasanya diselenggarakan bagi pegawai yang menduduki jabatan sebagai kepala atau pegawai yang dalam waktu singkat akan diserahi jabatan sebagai kepala. Masalah17

masalah baik yang menyangkut segi manajemen maupun penyelenggaraannya atau proses dari kegiatan yang dipermasalahkan. 2. Metode Lokakarya (Workshop) Penyelenggaraannya tidak jauh berbeda dengan seminar, letak perbedaannya dengan seminar adalah pada materinya. Pada materi lokakarya bersifat teknis, administrative dan sedikit bersifat manajerial. 3. Metode Sekolah atau Kursus Metode ini digunakan sebagai usaha memberikan informasi adanya aturanaturan atau hal – hal baru dalam organisasi yang harus dimengerti dan dilaksanakan oleh peserta. Metode ini juga digunakan untuk menambah pengetahuan baru bagi peserta yang ada kaitannya dengan pekerjaan peserta. Pada akhir sekolah atau kursus, biasanya diberikan ujian-ujian dengan atau tanpa kriteria kelulusan. 4. Metode Belajar Sambil Bekerja (Learning by Doing) Pada metode ini latihan ketrampilan menjadi tujuan utama sehingga mereka dapat menguasai teknik dalam melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepada mereka. Biasanya metode ini dilakukan oleh atasan pada bawahan secara langsung dalam membimbing pegawai kantor. Dalam prakteknya metode pendidikan dan latihan ini disesuaikan dengan pertimbangan tujuan, fasilitas yang tersedia, biaya, waktu dan kegiatan instansi lainnya.

E. KONTROLLING 1. Definisi Controling merupakan suatu upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, obyektif dan terpadu dalam menetapkan penyebab masalah mutu pelayanan berdasarkan standart yang telah ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia, serta menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu (Azwar, 1996) Fungsi pengawasan (controling) merupakan fungsi yang terakhir dari proses manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi manajemen lainnya, terutama dengan fungsi perencanaan. Melalui fungsi pengawasan dan pengendalian, standart keberhasilan (target, prosedur kerja, dsb) selalu harus dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan. Jika ada kesenjanganatau penyimpangan diupayakan agar penyimpangannya dapat dideteksi secara dini, dicegah, dikendalikan atau dikyrangi. Kegiatan fungsi pengawasan dan pengendalian bertujuan agar efisiensi penggunaan sumber daya dapat lebih berkembang dan efektifitas tugastugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih terjamin. 18

2. Peran Leadhershifp Dalam Controling a. Mendorong staf untuk aktif terlibat dalam pengawasan mutu b. Mengkomunikasikan secara jelas standart yang diharapkan terhadap staf c. Mendorong / memotivasi standart tertinggi untuk kualitas yang maksimal dengan menyediakan standart keamanan minimum d. Mengimplementasikan pengawasan mutu secara proaktif serta reaktif e. Menggunakan pengawasan sebagai metode untuk menentukan mengapa tujuan tersebut tidak dapat dicapai f. Secara aktif mensyahkan hasil pengawasan mutu yang ditemukan yang mempunyai kesatuan profesi dan kosumen g. Menghargai antara standart klinis dengan standar menggunakan sumber-sumber yang meyakinkan pasien untuk menerima perawatan sesuai yang diharapkan h. Bertindak sebagai role model terhadap staf untuk menerima tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap tindakan keperawatan i. Secara aktif berpartisipasi dalam usaha-usaha penelitian untuk mengidentifikasi dan mengukur sensitifitas keperawatan sebagai hail pelayanan pasien 3.

Fungsi Manajemen Dalam Controling

Menghubungi individu dalam organisasi, membentuk standart ukuran yang jelas terhadap keperawatan dan menentukan metode yang paling tepat untuk mengukur standart yang ada. 4.

a.

b. c. d. e.

Manfaat Controling

Apabila fungsi controling dapat dilaksanakan secara tepat, organisasi akan memperoleh manfaat sebagai berikut : Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai dengan standart atau rencana kerja dengan menggunakan sumber daya yang telah ditetapkan. Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi kebutuhan dan telah digunakan secara benar. Dapat diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan latihan lanjutan 5.

Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan mencakup data dalam lingkup kontrolling, yang meliputi : 19

 -

-

-



 



Evaluasi Evaluasi kepuasan pasien : Evaluasi kepuasan pasien hanya dilaksanakan dengan memasukkan saran atau kritik di kotak saran dari keluarga /pasien setelah keluar dari RS yang sebelumnya sudah di berikan penjelasan pada saat klien masuk UGD. Evaluasi kepuasan perawat : ada instrumen khusus untuk mengevaluasi kepuasan perawat, namun evaluasi kepuasan perawat tersebut sudah dilaksanakan dengan mengaudit perawat setiap satu bulan sekali pada saat arisan bulanan Evaluasi Kinerja perawat : Selain di lakukan oleh kabag kepegawaian setiap 6 bulan sekali melalui DP3, di ruangan ada buku dengan masing-masing nama perawat ruangan, dimana dari masing-masing perawat yang merasa melakukan kesalahan wajib menulis dibuku. Kontrol Kualitas Dilaksanakan dengan Gugus Kendali Mutu (GKM) dan diadakan pertemuan 1 bulan sekali apabila permasalahan yang ada tidak mendesak, namun jika permasalahan tersebut dirasa mendesak dapat juga dilaksanakan 1 minggu sekali atau bahkan ada saat itu juga dapat diadakan pertemuan GKM. Sistem Informasi Informasi mendesak : dikomunikasikan langsung kepada yang bersangkutan dengan melalui telepon atau melalui papan pengumuman Informasi tidak mendesak : dikomunikasikan melalui forum pertemuan bulanan Hubungan dengan teman sejawat Tidak ada konflik antara pegawai berkaitan dengan pelaksanaan tugas. Di ruangan di terapkan dengan adanya tindakan saling memuji antar teman sejawat dalam sehari minimal 2 kali. Audit Klien Dilakukan secara multi disiplin ilmu (dokter, perawat, psikolog, residen) setiap hari selasa

HUBUNGAN PROFESIONAL Hubungan Profesional dalam pemberian pelayanan keperawatan merupakan standar dari hubungan antara pemberi pelayanan keperawatan (tim kesehatan) dan penerima pelayanan keperawatan (klien dan keluarga) (Cameron, 1997). Pada pelaksanaannya hubungan profesional bisa terjadi secara internal artinya hubungan yang terjadi antara pemberi pelayanan kesehatan misalnya antara perawat dengan perawat, antara perawat dengan tim kesehatan dan lain-lain. Sedangkan hubungan profesional secara eksternal adalah hubungan yang terjadi antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan. Kedua hubungan tersebut merupakan suatu siklus yang tidak terpisahkan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

20

   

Hubungan profesional secara internal yang terjadi di ruang MPKP yaitu: Rapat perawat ruangan Case conference Rapat tim kesehatan Visit dokter

A. Rapat perawat ruangan Yang dimaksud dengan rapat tim keperawatan suatu media komunikasi untuk menyampaikan informasi permasalahan yang ditemukan pada klien, evaluasi hasil kerja secara keseluruhan, informasi/ peraturan/ perkembangan IPTEK, dan lain-lain. Fokus pembicaraan adalah membahas hsil-hasil kerja keperawatan selama sebulan semua aktivitas ruang MPKP (laporan bulanan). B. Case conference Yang dimaksud dengan case conference (konferensi kasus) adalah diskusi kelompok tentang kasus asuhan keperawatan klien/keluarga. Dilakukan dua kali perbulan dan kasusnya bergantian antar tim. Topik atau isi dari kasus yang disampaikan adalah: 1. Kasus pasien baru 2. Kasus pasien yang tidak ada perkembangan 3. Kasus pasien pulang 4. Kasus pasien yang meninggal 5. Kasus pasien dengan masalah yang jarang ditemukan C. Rapat tim kesehatan Rapat tim kesehatan adalah media komunikasi antara tim kesehatan untuk membahas manajerial ruang MPKP. Fokus pembicaraan rapat ini adalah membahas hal-hal yang terkait dengan manajerial. D. Kolaborasi dengan Dokter 1. Visit dokter Visit dokter adalah kunjungan dokter ke ruangan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pada pasien, dan ketua tim bertanggung jawab melakukan kolaborasi serta mendampingi dokter saat melakukan pemeriksaan dan menyampaikan informasi tentang pasien 2. Konsultasi dengan Dokter Konsultasi dengan Dokter adalah melaporkan kondisi pasien kepada dokter. Konsultasi via telepon dilakukan jika menurut perawat pasien membutuhkan tindakan kedokteran. Pada saat berkonsultasi mungkin saja dokter memberikan ”instruksi” berupa tindakan yang dilaksanakan oleh perawat. Untuk ini dokter perlu menandatanganinya di status pasien. 3. Konsultasi dengan Dokter via telepon Konsultasi dengan Dokter via telepon adalah melaporkan kondisi pasien kepada dokter melalui telepon. Konsultasi via telepon dilakukan jika menurut perawat pasien membutuhkan tindakan kedokteran. Pada saat berkonsultasi mungkin saja dokter memberikan ”instruksi” berupa tindakan yang dilaksanakan oleh perawat. Untuk ini diperlukan seorang saksi yang ikut mendengarkan ”instuksi” tersebut.

21

STUDI KASUS ANALISA SWOT No 1

2

Analisa SWOT STRENGTH a. Hasil dokumentasi asuhan keperawatan cukup baik, yaitu diagnosa (65%), perencanaan (80%), tindakan (90%), catatan asuhan keperawatan (65%) b. Kepala ruangan rutin membuat rencana bulanan dan tahunan c. Standar kinerja para staf sudah ada dan sesuai dengan SOP d. Sudah memiliki SAK (Standar Asuhan Keperawatan) sebagai pedoman staf melakukan asuhan keperawatan yang mengacu pada 10 penyakit terbesar e. Sudah memiliki kebijakan yang mengatur tentang jenjang karir perawatdalam menunjang pelayanan keperawatan setiap tahun. f. Kepala ruangan sudah membuat perencanaa sarana dan prasarana g. Uraian tugas setiap perawat sudah ada h. Wewenang dan batas tanggung jawab perawat sudah ada dan sesuai dan sudah disahkan oleh pompinan rumah sakit i. Sudah ada program motivasi dalam bentuk reward dan punishment yang sudah disepakati oleh semua perawat j. Operan dilakukan secara rutin dan berkala k. Survei kepuasam pasien sudah ada dan sudah sesuai prosedur yang ada l. Evaluasi kinerja sudah dilakukan 100% m. Rapat keperawatan rutin dilaksanakan WEAKNESS a. Hasil dokumentasi keperawatan ada yang kurang baik, yaitu pengkajian (55%), evaluasi (55%). b. Ruangan belum menerapkan metode MPKP, hanya menerapkan metode tim modifikasi c. Kebanyakan tenaga keperawatan DIII sebanyak 19 (orang), YANG s1 Ners (1 orang) d. Rencana kegiatan harian kadang-kadang tidak dibuat karena kesibukan dan tidak sesuai MPKP e. Kepala tim dan perawat pelaksana tidak pernah membuat rencana bulanan f. Rencana tahunan yang dibuat kepala ruangan belum sesuai dengan metode MPKP g. SAK (Standar Asuhan Keperawatan) jarang diperhatikan oleh perawat pelaksana h. Belum ada struktur organisasi karena tim yang selalu dimodifikasi, dikarenakan kemampuan perawat masih perlu pengawasan i. Belum maksimal penerapan uraian tugas perawat j. Jumlah perawat senior dan terlatih masih sedikit 22

3

4

k. Penyelesaian konflik selalu dilakukan dengan kompromi, tidak dengan sistem khusus sesuai langkah manajemen konflik l. Pelaksanaan suvervisi dilakukan hanya kdang-kadang karena kesibukan m. Sistem operan belum sesuai standar MPKP n. Belum memiliki format evaluasi kepuasan kerja perawat dan tenaga kesehatan lainnya, jadi evaluasi kinerja belum sesuai standar MPKP o. Case conference masih jarang dilakukan karena waktu dan tenaga perawat p. Rapat tim kesehatan belum sesuai MPKP q. Visit dokter belum sesuai standar MPKP r. Tidak terdapat format analisa data s. Banyak item pengkajian yang tidak diisi lengkap t. Tidak ada prioritas diagnosa keperawatan u. Terkadang renacana keperawatan tidak lengkap v. Kebanyakan perawat tidak mencantumkan nama dan tanda tangan pada saat dokumentasi tindakan keperawatan OPPORTUNITY a. Visi internal sedang dalam pengupayaan pengesahan b. Filosofi ruangan sedang dalam pengupayaan pembuatan c. Pelaksanaan jenjang karir sedang diupayakan d. Pengembangan staf sudah dilakukan baik secara formal maupun informal THREATS a. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih profesional b. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pengadaan alat yang canggih untuk penunjang diagnostik

PERUMUSAN MASALAH No Fungsi Manajemn Management Approach 1 Perencanaan

Data Fokus -

-

-

-

Visi internal belum ada Filosofi ruangan sedang dalam pengupayaan pembuatan Rencana kegiatan harian kadang-kadang tidak dibuat karena kesibukan dan tidak sesuai MPKP Kepala tim dan perawat pelaksana tidak pernah membuat rencana bulanan Rencana tahunan yang dibuat kepala ruangan belum sesuai dengan metode MPKP

23

Masalah Belum ada visi dan filosofi internal ruangan Rencana kegiatan tidak rutim dibuat Rencana kegiatan tidak mengikuti MPKP

2

Pengorganisasian

-

-

3

Pengarahan

-

-

4

Pengendalian

Hubungan Profesional 1 Rapat Keperawatan 2

-

Visit Dokter

Pasien Care Delivery 1 Asuhan Keperawatan

-

-

-

-

Rapat tim kesehatan belum sesuai MPKP

-

Case conference masih jarang dilakukan karena waktu dan tenaga perawat Visit dokter belum sesuai standar MPKP

Case Conference 3

Belum ada struktur organisasi karena tim yang selalu dimodifikasi, dikarenakan kemampuan perawat masih perlu pengawasan Belum maksimal penerapan uraian tugas perawat Jumlah perawat senior dan terlatih masih sedikit Kebanyakan tenaga keperawatan DIII sebanyak 19 (orang), YANG s1 Ners (1 orang) Penyelesaian konflik selalu dilakukan dengan kompromi, tidak dengan sistem khusus sesuai langkah manajemen konflik Pelaksanaan suvervisi dilakukan hanya kdangkadang karena kesibukan Sistem operan belum sesuai standar MPKP Belum memiliki format evaluasi kepuasan kerja perawat dan tenaga kesehatan lainnya, jadi evaluasi kinerja belum sesuai standar MPKP

-

-

Hasil dokumentasi keperawatan ada yang kurang baik, yaitu pengkajian (55%), evaluasi (55%).

24

Belum ada struktur organisasi Belum ada jenjang karir perawat

Manajemen konflik belum berjalan Sistem operan belum sesuai standar MPKP Suvervisi tidak rutin dijalankan

Belum memiliku format evaluasi kepuasan perawat dan tenaga kesehatan lainnya

Rapat tim dan visit dokter belum sesuai MPKP Case conference jarang dilakukan

Asuhan keperawatan banyak yang tidak diisi lengkap

-

Tidak terdapat format analisa data Banyak item pengkajian yang tidak diisi lengkap Tidak ada prioritas diagnosa keperawatan Terkadang rencana keperawatan tidak lengkap Kebanyakan perawat tidak mencantumkan nama dan tanda tangan pada saat dokumentasi tindakan keperawatan

SCORING MASALAH No Masalah 1 Belum ada visi dan filosofi internal ruangan

Mg 2

Sv 2

Mn 3

Nc 3

Af 3

Skor Prioritas 10 11

2

Rencana kegiatan tidak rutim dibuat dan tidak sesuai MPKP

4

3

4

4

3

18

3

3

Belum ada struktur organisasi

3

3

4

3

4

14

10

4

Belum ada jenjang karir perawat

4

3

4

4

4

19

2

5

Manajemen konflik belum berjalan

4

3

3

3

3

16

7

6

Supervisi tidak rutin dijalankan

3

3

3

3

3

15

8

7

Sistem operan belum sesuai standar MPKP

4

3

3

4

4

18

4

8

Belum memiliku format evaluasi kepuasan perawat dan tenaga kesehatan lainnya

4

4

3

3

4

18

5

9

Rapat tim dan visit dokter belum sesuai MPKP

3

3

3

3

3

15

9

10

Case conference jarang dilakukan

4

3

3

4

4

18

6

25

11

Asuhan keperawatan banyak yang tidak diisi lengkap

4

4

26

4

4

4

20

1

PLANING OF ACTION No 1

2

3

masalah Belum ada visi dan filosofi internal ruangan

Belum ada struktur organisasi

Rapat tim dan visit dokter belum sesuai MPKP

kegiatan waktu Mengatur jumlah dan Juli distribusi praktikan 2018 yang akan praktik di ruangan sesuai dengan kemampuan CI ruangan

PJ Mahasiswa S1 keperawatan fak, kes & MIPA

Melakukan pengawasan Juli terhadap makanan yang 2018 dikosumsi pasien dan memberiakn informasi mwngenai diet pasien

UMSB Mahasiswa S1 keperawatan fak, kes & MIPA

Mendayagunakan praktikan untuk menginformasikan pada keluarga tentang kebutuhna nutrisi, sumber zat-zat makanan sesuai dengan kondisi pasien Meningkatkan Januari keterlibatan perawat 2009 dalam pengawasan terhadap pembatasan jumlah penunggu dan pengunjung

tempat Ruang rawat inap paru

Narasumber Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi

Ruang rawat inap paru

Hasil Meningkatkan observasi dan pemenuhan kebutuhan nutrisi dari pasien Meningkatkan peran monitoring perawat terhadap pemberian makanan pasien yang diperoleh dari luar

UMSB

Mahasiswa S1 keperawatan fak, kes & MIPA UMSB 27

indikator Pengaturan jumlah prkatikan sesuai dengan kapasitas ruangan

Ruang rawat inap paru

Observasi dan pasien

Istirahat dan tidur klien terpenuhi

Meningkatkan keterlibatan perawat dalam mengawasi pengunjung yang datang ke ruangan

4

5

Supervisi tidak rutin dijalankan

Manajemen konflik belum berjalan

Merancang proposal dana untuk mencat ulang ruangan dan kamar

Membuat surat usulan data perencanaan alat dan bahan dan mengajukannya

Januari 2009

Januari 2009

Januari 2009

Mahasiswa S1 keperawatan fak, kes & MIPA

Ruang rawat inap paru

Observasi dan pasien

Kemanan dan kenyamanan terpenuhi

UMSB Mahasiswa S1 keperawatan fak, kes & MIPA

Ruang rawat inap paru

observasi

Ruangan terasa nyaman

UMSB Mahasiswa S1 keperawatan fak, kes & MIPA

Ruang rawat inap paru

Kepala ruangan rawat inap paru

Alat dan bahan yang ada sesuai dengan standar rumah sakit

UMSB

6

Case conference jarang dilakukan

7

Belum memiliku format evaluasi kepuasan perawat 28

dan tenaga kesehatan lainnya

29

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran

30

DAFTAR PUSTAKA Nursalam, M Nurs, 2002, Manaajemen Keperawatan : Apikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional, Edisi I, Salemba Medika, Jakarta. Nasution, 2001, Manajemen Mutu Terpadu, Ghalia Indonesia, Jakarta. Swansburg, Russel C, 2000, Pengaaantar Kepemimpinaan Dan Manajemen Keperawatan Untuk Perawat Klinis, EGC, Jakarta. Ratna Sitorus, 2002, Model Praktek Keperawatan Profesional, Seminar Nasional pada RAPIM PPNI di Malang. Wijono, Joko, 1997, Manajemen Kepemimpinaan dan Organisasi Kesehatan, Airlangga Universitas Press, Jakarta. Tim Depke RI, 1994, Instumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit, Cetakan I, Jakarta : Depkes RI Gillies, D.A. Nursing Management: A System Approach. (3rd ed). Philadelphia: WB Saunders. 1994 Suarli, S, Yanyan Bachtiar. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta: Penerbit Erlangga Supriyatno. Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta: EGC. 2005 Kron. The Management of Patient Care: Putting Leadership Skill to Work. Toronto: WB Saunder Co. 1981 Smeltzer & Bare. Brunner and Suddarth’s Textbook of Medical-Surgical Nursing. (8th ed). Philadelphia: Lippincott-Raven Publishers. 1996 Swansburg. R.C., & Swansburg R.J. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan untuk Perawat Klinis. Jakarta : EGC. 2000 Rangkuti, F. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. 2006 Nursalam. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. 2009

31

Lampiran INSTRUMEN EVALUASI KEPUASAN PELANGGAN (KELUARGA) TENTANG MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSJD DR. AMINO GONDO HUTOMO SEMARANG

Kepada Pengguna Jasa Pelayanan RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang

Dengan hormat, Sesuai misi RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang : menjadi rumah sakit jiwa unggulan dan pusat rujukan yang memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh, profesional dan terjangkau untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat dan produktif, maka kami para petugas akan berusaha meningkatkan mutu pelayanan secara maksimal. Untuk itu kami mohon dengan hormat agar para pelanggan/ keluarga pasien memberi jawaban terhadap angket yang kami ajukan, yang hasilnya akan kami gunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kami. Anda tidak perlu mencantumkan identitas dan kerahasiaan angket ini akan kami jaga. Terima kasih.

A. Keluarga Anda dirawat di ruang :………………………Kelas :………………… B.

Lama perawatan……………………….hari

C.

Pendidikan Anda :  SD

D.

 SLTP

 SLTA

 ABRI/POLRI

 Swasta

 Perguruan Tinggi

Pekerjaan Anda :  PNS

32

 Lain-lain

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda check list ( ) pada jawaban yang telah disediakan.

Apakah saat keluarga Anda pertama kali masuk ruang perawatan, diterima dengan baik oleh petugas/perawat ?  ya

 tidak

 tidak tahu

Apakah saat keluarga Anda pertama kali masuk ruang perawatan, keluarga/Anda diberi informasi tentang peraturan rumah sakit ?  ya

 tidak

 tidak tahu

Apakah keluarga Anda diberi informasi tentang fasilitas rumah sakit yang dapat dipergunakan selama perawatan ? (contoh : kamar mandi, WC, alat panggil petugas, dll)  ya

 tidak

 tidak tahu

Selama keluarga Anda tidak dapat melakukan aktifitas karena sakit, apakah perawat membantu semua kebutuhannya ? (contoh : mandi, buang air kecil, buang air besar)  ya

 tidak

 tidak tahu

Apakah saat perawat akan melakukan tindakan terhadap pasien, selalu memberi tahu pasien ?  ya

 tidak

 tidak tahu

Apakah saat perawat akan melakukan tindakan terhadap pasien, selalu memberi tahu keluarga ?  ya

 tidak

 tidak tahu

Apakah saat perawat akan melakukan tindakan terhadap pasien, selalu minta persetujuan pasien terlebih dahulu ?  ya

 tidak

 tidak tahu

Apakah saat perawat akan melakukan tindakan terhadap pasien, selalu minta persetujuan keluarga terlebih dahulu ?  ya

 tidak

 tidak tahu

33

Apakah saat perawat melayani pasien, mengajak pasien berbicara dengan ramah ?  ya

 tidak

 tidak tahu

Apakah perawat segera datang saat dibutuhkan pasien ?  ya

 tidak

 tidak tahu

Apakah perawat memperkenalkan diri sebelum berinteraksi dengan pasien ?  ya 12.

 tidak

Apakah perawat menjaga kebersihan dan kerapian alat-alat tenun ?  ya

13.

 tidak tahu

 tidak

 tidak tahu

Apakah perawat menjelaskan kepada keluarga/pasien tentang masalah yang dihadapi pasien ?  ya

14.

 tidak

 tidak tahu

Apakah perawat memantau atau mengobservasi keadaan pasien setiap hari ?  ya

16.

 tidak tahu

Apakah perawat memantau/menunggu saat pasien minum obat ?  ya

15.

 tidak

 tidak

 tidak tahu

Apakah perawat menanyakan / memperhatikan jumlah makanan/minuman yang pasien habiskan ?  ya

17.

 tidak

 tidak tahu

Apakah perawat menanyakan kenyamanan tidur pasien selama di rawat di rumah sakit ?  ya

18.

 tidak tahu

Apakah perawat melarang pasien/pengunjung merokok diruangan ?  ya

19.

 tidak

 tidak

 tidak tahu

Apakah perawat memantau / menunggu saat pasien minum obat ?  ya

 tidak

 tidak tahu

34

20.

Apakah perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga tentang perawatan/pengobatan setelah pasien diperbolehkan pulang ?  ya

 tidak

 tidak tahu

Setelah mengisi check list di atas, apabila Anda ingin menuliskan kesan dan pesan selama dirawat di RS, silakan Anda tuliskan dibawah ini !

1

…………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………… …………………………………………………………………………………

2

………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….…………………………………………………… …………………………

3

………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….…………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………….

Skoring : 1. Jawaban ya

: skore 3

2. Jawaban tidak

: skore 2

3. Jawaban tidak tahu

: score 1 35

Interpretasi hasil : 1.

Jumlahkan seluruh skore

2.

Bila jumlah skore seluruhnya 20-33 : pelayanan tidak memuaskan

3.

Bila jumlah skore seluruhnya 34-47 : pelayanan cukup memuaskan

4.

Bila jumlah skore seluruhnya 48-60 : pelayanan sangat memuaskan

Lampiran :

36

Related Documents


More Documents from "Lailatuss Lela"

Daftar Hadir.docx
April 2020 12
Sptk Selasa Seminar.docx
April 2020 15
Bab I Rpk.docx
April 2020 13
Pembatas.docx
April 2020 3
Sap Phbs.docx
April 2020 8