ANAK PEREMPUAN USIA 1 TAHUN GAGAL NAFAS DENGAN BRONKOPNEUMONIE ANDHITA A AMBO H2A012055P
IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. N
Usia
: 1 tahun 7 bulan
Jenis Kelamin
Alamat : Semarang
No. CM : 53-81-59
Tanggal Masuk RS : Rabu, 25 Februari 2019
Bangsal Rawat Inap: PICU (Pediatric Intensive Care Unit)
: Perempuan
Identitas Orangtua
Nama
: Ny. S
Usia
: 27 tahun
Alamat : Semarang
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesa dengan Ibu pasien pada tanggal 25 Januari 2019 pukul 13.30 WIB di Ruang IGD (Instalasi Gawat Darurat) RS Roemani Semarang.
Keluhan utama :
Sesak
Riwayat Penyakit Sekarang :
6 jam SMRS pasien datang ke IGD RSPW dengan sesak dan batuk pilek, setelah di nebulizer keluhan berkurang, kemudian pasien pulang. Setelah sampai rumah, pasien sesak kembali kemudian dibawa ke IGD RSPW. Kemudian sesak semakin memberat, kesadaran mulai menurun.
Keluhan disertai dengan batuk pilek, dari RSPW pasien langsung dirujuk ke RS Roemani Semarang. Akhirnya pasien dirujuk ke RS Roemani untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut di IGD, kesadaran pasien semakin menurun disarankan oleh dokter untuk dirawat inap dan masuk ruang pengawasan (PICU). Keluhan lain yang dirasakan pasien adalah 4 hari SMRS mengalami batuk dan pilek, demam. Ibu mengatakan pasien sering batuk pilek. Pilek ingus berwarna bening, encer hingga membuat pasien rewel ketika ingin tidur karena menyumbat hidung pasien hingga sesak dan sulit untuk bernafas saat tidur. Keluhan mual (-), muntah (-), BAB dan BAK dalam batas normal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Opname
:Disangkal
Riwayat ISPA :Pasien mengalami ISPA 3 bulan yang lalu. Ibu pasien mengatakan pasien sering mengalami batuk dan pilek. Riwayat TB :Disangkal Riwayat Trauma
:Disangkal
Riwayat Alergi :Disangkal Riwayat Demam Thypoid
:Disangkal
Riwayat Demam Berdarah :Disangkal Riwayat Alergi Obat:Disangkal
Riwayat penyakit keluarga dan lingkungan
Riwayat Kejang :Disangkal Riwayat Hipertensi :Disangkal Riwayat DM:Disangkal Riwayat Asma :Disangkal
Riwayat sosial ekonomi : Ibu pasien seorang ibu rumah tangga. Ayah seorang pekerja swasta. Biaya berobat dengan menggunakan BPJS PBI.
Kesan : Keadaan sosial dan ekonomi cukup.
Data khusus
Riwayat kehamilan / Pre-natal : An. N merupakan anak pertama. Ny.S memeriksakan kehamilan pada bidan dan dokter spesialis kandungan dan pernah melakukan USG.
Riwayat persalinan : Usia kehamilan 39 minggu dan saat pemeriksaan dikatakan dikatakan dokter posisi bayi normal. Di RS, Pada pukul 19.00 WIB bayi lahir secara normal, menangis kuat, gerak aktif, warna kulit putih kemerahan, telapak tangan dan kaki kemerahan. Berat badan saat lahir 3280 gram, panjang badan 49 cm.
Riwayat pasca persalinan : Ibu pasien tidak mengalami perdarahan post partum. Pasien dirawat gabung dengan ibu.
Riwayat makan dan minum : Saat bayi lahir dilakukan inisiasi menyusui dini. Usia 1-6 bulan ASI ekslusif
Riwayat imunisasi : lengkap sesuai usia
Riwayat perkembangan : baik sesuai usia
PEMERIKSAAN GIZI Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 25 Februari 2019 pukul 14.00 WIB di Ruang IGD RS Roemani Semarang.
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda Vital
: Tampak lemah
: Dalam sedasi
Nadi
: 90 kali/menit
RR
: 47 kali/menit, reguler
Suhu
: 39ᵒC
Status Gizi
: gizi baik, perawakan normal
STATUS GENERALIS
Kulit
:
Ikterik (-), sianosis (-), ruam (-), jejas (-), ptekie (-)
Kepala
:Mesosefal (+) lingkar kepala 49 cm, rambut hitam.
Mata : Mata cekung (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), reflek pupil (+/+), pupil isokor 3 mm
Telinga
Hidung : Napas cuping hidung (-), deformitas (-), sekret (+/+) bening encer, discard (-/-), epistaksis (-/-)
Mulut
:Bibir kering (-), bibir sianosis (+), karies gigi (-), lidah typhoid (-)
Leher
:
Thorax
Abdomen
Genitalia: tidak dilakukan
Ekstremitas : akral hangat
:Deformitas (-/-), serumen (-/-), discard (-/-), nyeri tekan (-/-)
Bantuan otot pernafasan (-), pembesaran KGB (-)
: SDV +/+, hantaran +/+, ronkhi +/+ : supel, bising usus + normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
:
Trombosit 542000
Analisis Gas Darah :
pH 7,179
DAFTAR ABNORMALITAS Anamnesa
Sesak
Batuk
Pilek sekret bening
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : tampak lemas
Ronchi +/+ Hantaran +/+
Suhu 39 ᵒC (aksiler)
Pemeriksaan penunjang
Trombosit 542000/mm
Analisis Gas Darah 7,179
DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis Klinis
: Gagal nafas
Diagnosis Pertumbuhan: Pertumbuhan sesuai usia
Diagnosis Perkembangan
Diagnosis Gizi
: Gizi baik
Diagnosis Imunisasi
: Imunisasi dasar lengkap
Diagnosis Sosial
: Perkembangan sesuai dengan umur
: Kesan ekonomi cukup
INITIAL PLAN
Initial Plan Diagnosis: Pengawasan KU dan TTV
Initial Plan Terapi
Infus RL 20 ml/jam
Injeksi Ceftriaxone 750 mg/ 24 jam IV
Injeksi Ca gluconas 1,5 cc/8 jam
Injeksi Dexamethason 1/2 ampul/8 jam
Drip dobutamine 5 mcq/kgbb/mnt
Paracetamol infus
Initial Plan Monitoring : Monitoring keadaan umum dan vital sign
Monitoring keseimbangan cairan tubuh
Evaluasi tanda perbaikan (tidak mual, tidak muntah, BAB dan BAK normal)
Initial Plan Edukasi :
Menjelaskan kepada orang tua pasien tentang gagal nafas mulai penyebabnya, faktor risiko dan cara pencegahan.
Menjelaskan kepada orang tua tentang pemeriksaan-pemeriksaan yang akan dilakukan guna menegakkan diagnosis yang dialami pasien.
Menjelaskan terapi dan pencegahan berikutnya kepada orang tua pasien.
Menjelakaskan komplikasi yang mungkin terjadi pada gagal nafas.
FOLLOW UP
25-02-2019 20.30
S: sesak
O:KU : lemas Kesadaran: stupor Tanda vital : BB : 9 kg HR: 217 x/menit RR: 56 x/menit Suhu: 40,2 oC Kepala:Mesosefal, Mata:Conjungtiva anemis (-/-), sklera Ikterik (-/-) Hidung:Sekret (+), darah (-), nafas cuping hidung (-), terpasang NGT mengalir coklat Bibir : sianosis (+), terpasang ET lendir ET merah Thorax:Cor : BJ I>II reguler, Pulmo: SDV (+/+), ronkhi (+/+), hantaran (+/+) Abdomen: Supel, BU (+) normal Ekstremitas: Akral dingin,CRT <2 detik Hasil lab : Hb 10.5 Leukosit 27200 Trombosit 608000 Hematocrit 32.5 Eritrosit 4.19 Calcium 8.8 Natrium 146 Kalium 5.0 Chloride 106 GDS : 243 A: Gagal nafas, Bronkopneumonie P : Infus RL 20 ml/jam Injeksi ceftriaxone 750/24 jam Injeksi Ca gluconas 1,5 cc/8 jam Injeksi dexamethasone ½ ampul/8 jam Drip dobutamine 5 mcg/kgbb/mnt
26-02-2019 00.32
S:pasien sesak, tampak biru, demam, kejang 1x
O: KU : lemas Kesadaran: stupor Tanda vital : HR: 190x/menit RR: 58x/menit Suhu: 40,2 oC Kepala: Mesosefal Mata: Conjungtiva anemis (-/-), sklera Ikterik (-/-) Hidung : Sekret (+), darah (-), nafas cuping hidung (+) terpasang NGT mengalir coklat Bibir : sianosis (+), terpasang ET Thorax: Cor : BJ I>II reguler, Pulmo: SDV (+/+), ronkhi (+/+), hantaran (+/+) Abdomen: Supel, BU (+) normal Ekstremitas: Akral dingin (+), CRT <2 detik
A: Gagal nafas, Bronkopneumonie, observasi kejang demam
P : Pengawasan KU dan TTV Infus KAEN 3B 40 ml/jam Injeksi Ceftriaxone 750 mg/24 jam Injeksi Dexamethasone 3x1/2 amp Injeksi Ca gluconas 2x1,5 cc aa aqua
26-02-2019 05.23
S: KU jelek, apneu
O: KU : lemas Kesadaran: semi koma Tanda vital : HR: 52x/menit RR: 30 x/menit Kepala: Mesosefal Mata: Conjungtiva anemis (-/-), sklera Ikterik (-/-) Hidung : Sekret (-), darah (-), nafas cuping hidung (+), gasping (+), terpasang NGT Bibir : sianosis (+), terpasang ET Ekstremitas: Akral dingin (+)
A: Gagal nafas, Bronkopneumonie
P : EKG flat
Pasien dinyatakan meninggal
TINJAUAN PUSTAKA
GAGAL NAFAS
Definisi
Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan suatu keadaan pertukaran antara atmosfer dan sel-sel tubuh yang sesuai dengan kebutuhan tubuh normal Pada gagal nafas, terjadi kegegalan sistem pulmoner untuk memenuhi kebutuhan eliminasi CO2 dan oksigenasi darah.
Etiologi
Penyebab gagal napas dapat digolongkan sesuai kelainan primernya dan komponen sistem pernapasan. Gagal nafas dapat diakibatkan kelainan pada paru, jantung, dinding dada, otot pernapasan, atau mekanisme pengendalian sentral ventilasi di medula oblongata.
MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi gagal napas hipoksemik merupakan kombinasi dari gambaran hipoksemia arterial dan hipoksemia jaringan. Hipoksemia arterial meningkatkan ventilasi melalui stimulus kemoreseptor glomus karotikus, diikuti dispnea, takipnea, hiperpnea, dan biasanya hiperventilasi.
didapatkan sianosis, terutama di ekstremitas distal, tetapi juga didapatkan pada daerah sentral di sekitar membrane mukosa dan bibir.
Hipoksia yang lebih berat dapat menyebabkan perubahan status mental yang lebih lanjut, seperti somnolen, koma, kejang dan kerusakan otak hipoksik permanen. Aktivitas sistem saraf simpatis meningkat. Sehingga menyebabkan terjadinya takikardi, diaphoresis dan vasokonstriksi sistemik, diikuti hipertensi. Hipoksia yang lebih berat lagi, dapat menyebabkan bradikardia, vasodilatasi, dan hipotensi, serta menimbulkan iskemia miokard, infark, aritmia dan gagal jantung.
DIAGNOSIS
Gejala klinis pada gagal napas terdiri dari tanda kompensasi pernapasan yaitu takipneu, penggunaan otot pernapasan tambahan, restriksi intrakostal, suprasternal dan supraklavikular. Gejala peningkatan tonus simpatis seperti takikardi, hipertensi dan berkeringat. Gejala hipoksia yaitu perubahan status mental misalnya bingung atau koma, bradikardi dan hipotensi. Gejala desaturasi hemoglobin yaitu sianosis. Kriteria gejala klinis dan tanda-tanda gawat nafas ditandai dengan perubahan pola pernafasan dari normal antara lain sebagai berikut
Penurunan frekuensi pernafasan (Bradipneu) atau meningkat (Takipneu).
Adanya retraksi dinding dada
Sesak nafas / dyspneu
Sianosis (kebiruan), diakibatkan rendahnya kadar oksigen dalam darah.
Penggunaan otot bantu pernafasan
Gerakan dinding asimetris
Pernafsan paradoksal
Retraksi dinding dada
Suara nafas menurun atau hilang atau didapatkan suara tambahan seperti stridor, rhonki, atau wheezing.
Komplikasi
Jika gagal napas berkembang dengan perlahan maka dapat timbul hipertensi pulmoner, hal ini akan lebih memperberat keadaan hipoksemi. Adanya penyakit ginjal dan infeksi paru akan memperburuk prognosis. Terkadang transplantasi paru diperlukan.
Penatalaksanaan
Perbaikan jalan nafas (air way)
Terapi oksigen Alat Oksigen Arus Rendah
Alat Oksigen Arus Tinggi
Kateter Nasal
1-6 L/menit Konsentrasi : 24-44%
Kanula Nasal
1-6 L/menit Konsentrasi : 24-44%
Simple Mask
6-8 L/menit Konsentrasi : 40-60%
Mask + Rebreathing
6-8 L/menit Konsetrasi : 60-80%
AMBU BAG
10 L/menit Konsentrasi : 100%
Bag Mask + Jackson Rees
10 L/menit Konsentrasi : 100%
Ventilasi bantu
Ventilasi kendali
Terapi farmakologi : bronkodilator, Agonis B adrenergik / simpatomimetik, antikolinergik, teofilin, kortikosteroid
Tindakan terapi untuk memulihkan kondisi pasien gagal napas:
Penghisapan paru untuk mengeluarkan sekret agar tidak menghambat saluran napas.
Postural drainage, juga untuk mengeluarkan sekret.
Latihan napas, jika kondisi pasien sudah membaik
BRONKOPNEUMONIE
Definisi
Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacammacam etiologi, seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing.
Etiologi
Bronkopneurmonia dapat disebabkan oleh bakteri (pneumococus, Streptococus), virus pneumony hypostatik, syndroma loffller, jamur dan benda asing Etiologi pneumonia sulit dipastikan karena kultur sekret bronkus merupakan tindakan yang sangat invasif sehingga tidak dilakukan.
Usia
Etiologi yang sering
Etiologi yang jarang
Lahir - 20 hari
Bakteri E.colli Streptococcus grup B Listeria monocytogenes Bakteri Clamydia trachomatis Streptococcus pneumonia
Bakteri Bakteri anaerob Streptococcus grup D Haemophillus influenza Streptococcus pneumonie Virus CMV HMV Bakteri Bordetella pertusis Haemophillus influenza tipe B
Virus Adenovirus Influenza Parainfluenza 1,2,3
Moraxella catharalis Staphylococcus aureus Virus CMV
Bakteri Clamydia pneumoniae
Bakteri Haemophillus influenza tipe B
Mycoplasma pneumonia Streptococcus pneumonia Virus Adenovirus Rinovirus Influenza Parainfluenza Bakteri Clamydia pneumoniae Mycoplasma pneumonia Streptococcus pneumonia
Moraxella catharalis Staphylococcus aureus Neisseria meningitides Virus Varisela Zoster Bakteri Haemophillus influenza Legionella sp Staphylococcus aureus Virus Adenovirus Epstein-Barr Rinovirus Varisela zoster Influenza Parainfluenza
3 minggu – 3 bulan
4 bulan – 5 tahun
5 tahun – remaja
DIAGNOSIS
Anamnesis
Biasanya didahului riwayat demam, batuk pilek (ISPA) selama beberapa hari.
Batuk mula -mula kering menjadi produktif.
Keluhan sesak nafas.
Menggigil, demam yang tinggi dengan cepat dan berkeringat banyak
Nyeri dada seperti ditusuk yang diperburuk dengan pernafasan dan batuk.
Malaise, Kadang disertai muntah dan diare.
Faktor resiko yang dapat memperkuat penegakkan diagnosis yaitu tingginya pajanan terhadap polusi udara yaitu asap rokok dan asap kendaraan.
Pemeriksaan Fisik
Pernafasan cepat, dangkal disertai cuping hidung dan pucat disekitar mulut dan hidung.
Dapat terlihat sianosis pada anggota tubuh.
Suhu naik 39ºC- 40ºC ,hingga terjadi kejang, gelisah, hingga dapat terjadi penurunan kesadaran.
Auskultasi dapat ditemukan suara nafas tambahan berupa ronkhi basah halus nyaring.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah menunjukkan leukositosis dengan predominan polimorfonuklear atau dapat ditemukan leukopenia yang menandakan prognosis buruk. Dapat ditemukan anemia ringan atau sedang.
Pemeriksaan radiologi memberi gambaran bervariasi: Bercak konsolidasi merata para bronkopneumonia. Bercak konsolidasi satu lobus pada pneumonia lobaris. Gambaran pneumonia difus atau infiltrat interstisialis pada pneumonia stafilokokus.
Pemeriksaan mikrobiologik, spesimen usap tenggorok, sekresi nasofaring, bilasan bronkus atau sputum, darah, aspirasi trakea, pungsi pleura atau aspirasi paru.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis
•
Pennicillin 50000 unit/kg/BB/hari ditambah kloramfenikol 80-90 mg/kg/BB/hari atau diberikan antibiotic yang mempunyai spectrum luas seperti ampicillin, pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari. Pemberian antibiotik berdasarkan umur
Neonatus dan bayi muda (< 2 bulan) :
Ampicillin + aminoglikosid Amoksisillin-asam klavulanat Amoksisillin + aminoglikosid Sefalosporin generasi ke-3
Bayi dan anak usia pra sekolah (2 bl-5 thn)
Beta laktam amoksisillin Amoksisillin-amoksisillin klavulanat Golongan sefalosporin Kotrimoksazol Makrolid (eritromisin)
Anak usia sekolah (> 5 thn)
Amoksisillin/makrolid (eritromisin, klaritromisin, azitromisin) Tetrasiklin (pada anak usia > 8 tahun) •
Berikan oksigen dan cairan intravena.
•
Diberikan korelasi, sesuai dengan hasil analisa gas darah arteri.
Penatalaksanaan terapeutik
Menjaga kelancaran pernafasan.
Istirahat.
Nutrisi dan cairan.
Mengontrol suhu.
Mencegah komplikasi/gangguan rasa aman dan nyaman.
Penatalaksanaan medis umum.
•
Farmakoterapi
Antibiotik (diberikan secara intravena)
Ekspektoran.
Antipiretik.
Analgetik.
•
Terapi O2 dan nebulisasi aerosol.
•
Fisioterapi dada dengan postural.
Diagnosis Banding
TB paru primer
Bronkiolitis
Aspirasi pneumonia
Komplikasi
Abses kulit.
Abses jaringan lunak.
Otitis media.
Sinusitis.
Meningitis perikarditis.
Perikarditis.
Prognosis
Dengan pemberian antibiotika yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1 %. Anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat menunjukan mortalitas yang lebih tinggi.
TERIMA KASIH