Eksistensi Perempuan Dan Anak

  • Uploaded by: Xahrial Anthony Stark
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Eksistensi Perempuan Dan Anak as PDF for free.

More details

  • Words: 858
  • Pages: 4
NAMA

:

NIM

:20

JURUSAN

:SYARI'AH (AS) /B

RESUME

:

1. Eksistensi Perempuan dan Anak Kecil Pada Masa Sebelum Islam Didalam islam keadaan perempuan dan anak kecil dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu : 1. Pada masa raja fir'aun Pada masa ini tidak serperti pada masa jahiliyyah yang lebih dikenal dengan kekejamannya terhadap perempuan ,hal ini justru berkebalikan dengan apa yang terjadi pada masa raja fir'aun yakni kekejaman justru terjadi pada anak kecil laki-laki yang dibantai dimanamana akibat kekhawatiran raja fir'aun yang menganggap bahwa anak laki-laki akan merebut kekuasaanya kelak. Akan tetapi meskipun begitu keadaan anak perempuan tidaklah terlalu membahagiakan juga karena pada masa ini perempuan hanya dijadikan sebagai alat pemuas saja . 2. Pada masa jahiliyyah Nasib perempuan pada masa jahiliyyah sangat memprihatinkan karena pada saat ini perempuan diannggap sebagai barang warisan. Sedangkan adapun anak kecil perempuan

hanya dianggap sebagai

sesuatu yang hina karena mereka dianggap sebagai suatu aib. Sehingga mereka memperlakukan anak kecil perempuan yang baru lahir dengan menguburnya hidup-hidup. Dan adapun keadaan anak kecil laki-laki mereka dianggap belum berhak mendapat warisan karena dianggap belum bisa memanggul pedang dan menunggang kuda. Sehingga syarat seseorang dapat mewaris ada dua menurut orang zaman jahiliyyah yaitu: a)

Dewasa

b)

Berjenis kelamin laki-laki

Disamping syarat tersebut ada juga syarat mewaris yang berlaku pada masa ini yakni:

1

a)

Pertalian kerabat

b)

Janji prasetya

c)

Pengangkatan anak

3. Pada masa awal islam Pada masa ini umat sudah mulai tertata dengan lebih baik, dimulai dengan jalan mempersaudarakan kaum Anshar dan Muhajirin. Sehingga menjadikan sebab mewaris diantara mereka. Tetapi kemudian persaudaraan ini dinasakh dengan ayat yang menyebutkan tentang sebab mewaris. Sebagaimana dalam firman Allah yakni pada surat Al-Ahzab ayat 6. Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri[1200] dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka. Dan orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (waris-mewarisi) di dalam Kitab Allah dari pada orang-orang mukmim dan orang-orang Muhajirin, kecuali kalau kamu berbuat baik[1201] kepada saudara-saudaramu (seagama). Adalah yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab (Allah). [1200]. Maksudnya: Orang – Oranng mukmin itu mencintai Nabi mereka lebih dari mencintai diri mereka sendiri dalam segala urusan. [1201]. Yang dimaksud dengan berbuat baik disini ialah berwasiat yang tidak lebih dari sepertiga harta. Kemudian tentang syarat yang menyebutkan kedewasaan ahli waris serta harusnya laki-laki yang menjadi ahli waris pada masa ini dihapuskan dengan surat An-Nisa ayat 7. Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan. Kewarisan yang terjadi pada masa jahiliyyah menjadi tidak berlaku sekarang ini karena adanya penyelewengan hak antara perempuan dan laki-laki. Oleh sebab itu islam muncul sebagai sebuah aturan yang memberikan keaadilan bagi seluruh umat.

2. Kewarisan anak angkat Tradisi yang terjadi pada masa jahiliyyah salah satunya adalah pengangkatan anak atau adopsi, yang kemudian masuk kedalam nasab dalam keluarga tersebut. yang kemudian dinasakh dengan surat Ahzab ayat 54.

2

Jika kamu melahirkan sesuatu atau menyembunyikannya, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala sesuatu. Sehingga pada masa jahiliyah seorang anak angkat dapat mewarisi apa yang ditinggalkan ayah angkatnya dan hal ini justru dilegal kan dalam kompilasi hokum islam yang di ketahui bahwa telah diturunkan ayat tentang pelarangan kewarisan terhadap anak angkat . Hal ini juga dipertegas dengan keputusan dari Mahkamah Agung dalam : "MA RI tanggal 18 Maret 1959 no. 37 K/STP/1959 bahwa Anak angkat dapat mewarisi harta orang tua angkat tetapi kewarisan dapat tetap berlaku bahwa harta asal harus tetap dimiliki kerabatnya karena nasab.

3. Sistem Kewarisan System hokum di Indonesia ada tiga macam yaitu : 1.

System hokum kewarisan perdata barat (eropa) Dalam KUHper berlaku bagi : a) Orang Eropa dan mereka yang dipersamakan dengan orang eropa b) Orang Timur Asing Tionghoa c) Orang Timur Asing dan orang Indonesia yang menundukkan diri pada hokum Eropa.

2. Sistem hokum kewarisan dapat yang beraneka ragam dipengaruhi oleh bentuk etnis 3. System hokum kewarisan islam yang terdiri dari pluralisme ajaran islam seperti Ahlisunnah, Syi'ah,dll. Disamping system kewarisan tersebut diatas juga ada system kewarisan kekeluargaan yang terbagi atas 3 macam yaitu:

1. Sistem kewarisan matrilineal yaitu system kewarisan yang memenangkanwanita dalam masalah hak waris artinya laki-laki dianggap tidak layak mendapatkan harta warisan karena laki-laki dianggap telah sanggup mencari harta sendiri. 2. Sistem kewarisan patrilinial System kewarisan ini menarik garis keturunan hanya lewat Ayah kakek yang melalui ayah dan seterusnya. Sehingga system ini hanya dapat mewaris dari keturunan ayah.

3

3.

Sistem Kewarisan Bilateral (Parental) Sistem ini memiliki pengertian tentang suatu system kekeluargaan yang setiap orang merasa mempunyai hubungan dengan bapak dan juga ibunya serta bapak ibu dari kedua orang tuanya.

Adapun system kewarisan islam ala imam syafi'I apabila melihatdari segi patrilinial maka ahli waris berdasarkan imam syafii tidak membedakan antara lakilaki dan perempuan. Sedangkan system kewarisan ala imam syafii cenderung lebih kepada system kewarisan bilateral dengan berbagai modifikasi disana dan disini. kewarisan adalah hal yang sangat sensitive bagi setiap orang karena adanya harta yang ikut berperan didalamnya.oleh sebab itu aturan kewarisan ini sangat penting untuk mengatur keadilan dalam warisan. Adapun islam sebagai agama yang universal haruslah bisa mengatur segala perbuatan yang dilakukan manusia dari segi manapun.

4

Related Documents


More Documents from ""