Aliran Sejarah.docx

  • Uploaded by: santi
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Aliran Sejarah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,276
  • Pages: 4
A. Psikologi Baru Wundt adalah tokoh pendiri psikologi modern, ia adalah pengorganisir dan pembentuk sistem yang paling penting pada masa awal-awal psikologi. Banyak para periset lainnya yang tidak sepaham dengan sudut pandang dari Wundt, tetapi meskipun begitu semuanya masih dalam cakupan urusan yang sama yaitu mengembangkan psikologi menjadi sebuah sains. 1. Hermann Ebbinghaus (1850-1909) Hermann Ebbinghaus merupakan seorang psikolog pertama yang menginvestigasi pembelajaran dan memori secara eksperimental, hal ini ia lakukan setelah beberapa tahun Wundt mengklaim bahwa tidak mungkin melakukan eksperimen-eksperimen terhadap proses mental yang lebih tinggi. Dalam melakukan penyelidikan ini, Ebbinghaus tidak hanya menunjukkan bahwa Wundt salah dalam hal ini, tetapi juga telah mengubah cara orang mempelajari asosiasi, atau pembelajaran. Kehidupan Ebbinghaus Ebbinghaus dilahirkan di dekat kota Bonn, Jerman pada tahun 1850. Ia menempuh studi perguruan tingginya di Universitas Bonn lalu melanjutkan ke beberapa universitas di Halle dan Berlin, ia memperoleh gelar pasca-sarjananya pada 1873 kemudian mengikuti pelayanan militer dalam perang Franco-Prussian. Tiga tahun sebelum Wundt mendirikan laboratoriumnya di Leipzig, di sebuah toko buku di London, Ebbinghaus membeli sebuah buku bekas karya Fechner, Elements of Psychophysics. Pertemuannya yang tidak di sengaja dengan buku ini sangat mempengaruhi pemikirannya dan pada akhirnya juga mempengaruhi arah psikologi baru. Pendekatan matematis Fechner terhadap fenomena psikologi merupakan sebuah pembeberan informasi yang menggairahkan bagi Ebbinghaus, dan dia memutuskan untuk melakukan apa yang telah dilakukan Fechner pada psikofisika, terhadap bidang psikologi. Tujuannya adalah untuk menerapkan metode eksperimental pada prosesproses mental yang lebih tinggi. Riset tentang Pembelajaran Karya Ebbinghaus untuk masalah pembelajaran dan melupakan, telah dinilai sebagai salah satu contoh karya yang jenius di dalam psikologi eksperimental karena karya ini merupakan upaya pertama untuk memasuki bidang masalah psikologi yang sesungguhnya sehingga hal itu telah memperluas ruang lingkup psikologi eksperimental. Mengingat bahwa sebelumnya proses pembelajaran dan memori ini belum dilakukan secara eksperimental bahkan Wundt sendiri telah mengklaim bahwa proses-proses ini tidak dapat dipelajari secara eksperimental. Tetapi Ebbinghaus tetap berusaha melakukannya, selama lima tahun dia menjalankan sendiri serangkaian studi komprehensif yang cermat dan terkontrol menggunakan dirinya sebagai satu-satunya subjek. Ebbinghaus mengadaptasi sebuah teknik dari kalangan asosiasonis yaitu frekuensi asosiasi sebagai pengukuran dasar pembelajaran. Ebbinghaus beranggapan bahwa

tingkat kesulitan bahan pembelajaran dapat diukur dengan frekuensi ini, yakni dengan cara menghitung jumlah percobaan atau repetisi yang dibutuhkan seseorang untuk mengulang kembali dengan sempurna materi yang disodorkan padanya. Dalam pengukuran memori, Ebbinghaus juga menggunakan cara yang sama yaitu dengan menghitung jumlah percobaan yang dibutuhkan untuk mempelajari materinya. Untuk materi- materinya sendiri, ia membuat daftar silabel (suku kata) yang serupa tetapi tidak identik. Riset dengan Silabel yang Tak Bermakna Ebbinghaus membuat nonsense syllables (suku kata tak bermakna) sebagai materinya yang digunakan untuk kajian pokok dalam risetnya. Dalam pembuatannya, ia mencari sejumlah alternative untuk kata-kata yang biasa digunakan sehari-hari, lalu ia menulis semua kombinasi huruf vokal dan konsonan yang memungkinkan pada kartu-kartu dan kemudian menghasilkan kumpulan 2.300 suku kata yang dari suku kata tersebut dia secara acak mengambil materi stimulus yang akan dipelajari. Pada tahun 1980-an, psikolog Jerman membaca semua catatan kaki dalam karya-karya Ebbinghaus. Dari investigasi data sejarah ini, Ebbinghaus mengungkapkan bahwa sebagian dari suku kata-suku kata tersebut ada yang terdiri dari empat, lima, atau enam huruf. Ebbinghaus menyebutkan “meaningless series of syllables” (serangkaian suku kata tak bermakna) sebagai pokok kajian risetnya tetapi telah diterjemahkan secara keliru ke dalam bahasa Inggris sebagai “series of nonsense syllables” (rangkaian suku kata tak masuk akal). Ebbinghaus merancang beberapa studi menggunakan rangkaian suku kata tak bermaknanya untuk menentukan pengaruh dari beberapa kondisi eksperimental pada retensi dan pembelajaran manusia. Studi ini menginvestigasi perbedaan antara kecepatan mememori daftar suku kata versus kecepatan mememori materi yang memiliki makna lebih jelas. Dia menyimpulkan bahwa materi yang tak bermakna atau tidak terasosiasi kira-kira 9 kali lebih sulit untuk dipelajari daripada materi bermakna. Dia juga mempelajari pengaruh panjangnya materi yang akan dipelajari terhadap jumlah repitisi yang dibutuhkan untuk mencapai hasil reproduksi yang sempurna. Dia menemukan bahwa materi yang lebih panjang membutuhkan lebih banyak waktu untuk mempelajarinya, ketika ia menambahkan jumlah suku kata yang akan dipelajari, waktu rata-rata untuk mememori suku kata tersebut juga meningkat. Signifikansi dari karya Ebbinghaus adalah dalam kontrolnya yang cermat terhadap kondisi-kondisi eksperimental, analisis kuantitatifnya terhadap data, serta kesimpulannya bahwa waktu belajar untuk masing-masing suku kata serta waktu belajar total keduanya meningkat bersamaan dengan semakin panjangnya suku kata. Kontribusi Lainnya bagi Psikologi Ebbinghaus bersama fisikawan Arthur K nig pada tahun 1890 menerbitkan jurnal yang berjudul Journal of Psychology and Physiology of the Sense Organs. Pada 1894, dia menerima posisis di Universitas Breslau dan bekerja disana sampai tahun 1905, dan setelah itu di pindah ke Universitas Halle. Dia menciptakan sebuah latihan melengkapi kalimat, yang sering dianggap sebagai alat uji proses mental tingkat tinggi pertama yang sangat berhasil.

Pada 1902, Ebbinghaus menulis dua buku yang terbit dalam beberapa edisi. Buku pertama berjudul The principles of psychology, yang didedikasikannya untuk kenangan terhadap Fechner, dan yang kedua diterbitkan pada tahun 1908 berjudul A summary of Psychology, yang ditujukan untuk lingkup pembaca luas. Dan kemudian, buku-buku tersebut telah direvisi oleh beberapa penulis lainnya setelah Ebbinghaus wafat. Ebbinghaus tidak memberikan kontrbusi teoritis bagi psikologi, namun kehadirannya sangat penting bukan hanya bagi studi pembelajaran dan memori tetapi juga bagi psikologi eksperimental secara keseluruhan. 2. Oswald Kulpe (1862-1915) Oswald Kulpe pada awalnya merupakan pengikut dari Wundt. Sepanjang karirnya dalam psikologi, Kulpe mengerjakan masalah-masalah yang diabaikan oleh psikologi Wundt. Kulpe memulai pendidikannya pada tahun 1881 di Universitas Leipzig. Disana ia menekuni bidang filsafat dan psikologi eksperimental, saat itu psikologi eksperimental baru saja lahir, setelah menerima gelarnya, dia menjadi asisten dosen dan asisten Wundt untuk menjalankan riset di laboratorium psikologi. Pada tahun 1893, Kulpe menulis sebuah buku teks pengantar berjudul Outline of psychology dan ia dedikasikan untuk Wundt. Dalam buku tersebut, ia mendefinisikan psikologi sebagai sebuah sains tentang fakta pengalaman sebagai sesuatu yang tergantung pada orang yang mengalaminya. Pada tahun 1894, Kulpe menerima tawaran mengajar di Universitas Wurzburg, dan dua tahun kemudian ia mendirikan sebuah laboratorium psikologi. Kulpe tetap mengabdikan dirinya kepada para mahasiswanya dan kepada risetnya sepanjang sisa hidupnya. Ia tak pernah menikah, dan mengatakan bahwa “sains adalah pengantinku” Perbedaan Kulpe dengan Wundt Pada awalnya, Kulpe masih mempunyai pandangan yang sama dengan Wundt bahwa proses-proses mental tingkat tingkat tinggi tidak mungkin dapat dipelajari secara eksperimental. Namun beberapa tahun kemudian, Kulpe yakin bahwa hal tersebut dapat dipelajari secara eksperimental. Dan juga telah ada Ebbinghaus yang mempelajari memori secara eksperimental, sehingga Kulpe berpikir untuk mempelajari mengenai berpikir. Introspeksi Eksperimental Sistematik Kulpe membuat sebuah metode yang disebutnya sebagai introspeksi eksperimental sistematik, yaitu sebuah metode introspektif Kulpe yang menggunakan laporan-laporan retrospektif proses-proses kognitif subjek setelah mereka selesai melakukan tugas eksperimental. Langkah yang dilakukan yaitu pertama subjek diberi sebuah tugas yang kompleks (seperti menciptakan koneksi-koneksi logis antar konsep) setelah itu meminta subjek memberikan laporan-laporan introspektif mengenai proses-proses kognitif mereka selama melakukan tugas tersebut. Pendekatan Kulpe ini bersifat sistematik karena seluruh pengalaman dapat digambarkan dengan tepat dengan cara memisah-misahkannya dalam beberapa periode waktu. Tugas-tugas yang sama diulang sampai beberapa kali sehingga laporan introspektif tersebut dapat dikoreksi, dikolaborasi, dan dikuatkan. Laporan-laporan ini biasanya dilengkapi dengan beberapa pertanyaan tambahan yang mengarahkan perhatian subjek pada poin-poin spesifik.

Perbedaan pendekatan introspektif Wundt dengan Kulpe ini yaitu Wundt tidak setuju atau menentang untuk meminta subjek-subjeknya menggambarkan pengalamanpengalaman sadar subjektifnya secara terperinci, sebagian besar risetnya memfikuskan pada pengukuran-pengukuran kuantitatif dan objektif. Sedangkan Kulpe menekankan pada perincian subjektif yang berasal dari laporan-laporan kualitatif dari setiap subjek tentang hakikat proses berpikir mereka. Para subjek Kulpe diharap tidak hanya memberikan penilaian sederhana mengenai intensitas stimulus tetapi diminta untuk menggambarkan cara kerja mental kompleks yang mereka lakukan selama paparan mereka dengan tugas-tugas eksperimental. Pendekatan Kulpe ini bertujuan secara langsung untuk menginvestigasi apa yang terjadi di dalam benak subjek selama ia mengalami sebuah pengalaman sadar. Tujuan yang dinyatakannya adalah untuk memperluas konsepsi pokok kajian psikologi Wundt hingga meliputi proses-proses mental tingkat tinggi.

Related Documents

Aliran
June 2020 44
Aliran Daya
November 2019 36
Aliran Perhubungan
May 2020 29
Aliran Sejarah.docx
November 2019 47
Aliran Lukisan
June 2020 18
Aliran Syiah
June 2020 31

More Documents from ""

480_guideline.pdf
April 2020 32
Teseo Y La Minocabra
June 2020 15
Optativa Cuc 3eso
May 2020 27
Aliran Sejarah.docx
November 2019 47
Aaaaaaaaa Lp Apendik Santi
October 2019 52