Alfitri Sasaran Keselamatan Pasien Solok 2018.ppt Krim.ppt

  • Uploaded by: tanahgaram
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Alfitri Sasaran Keselamatan Pasien Solok 2018.ppt Krim.ppt as PDF for free.

More details

  • Words: 1,727
  • Pages: 78
Sasaran Keselamatan Pasien

Ns. ALFITRI, M. KEP SP MB

Curiculum Vitae: Ns. Alfitri, M. Kep Sp MB  Ketua Komite Keperawatan Th 2012-2014  Ketua Perhimpunan Konselor VCT HIV Indonesia (PKVHI) Sumbar Th 2011-2014  Wakil Ketua Majlis Kesehatan Muhammadiyah Sumatera Barat tahun 2010 – 2015  Ketua Bidang Pelayanan PPNI Kota Padang  Ketua Forum komunikasi Organisasi Peduli Aids Sumbar  (Forko-Pas)  Pendiri dan penasehat Yayasan lantera Minangkabau dan LSM Suci Hati

PENDIDIKAN: 1. Akademi Keperawatan Depkes Padang sd 1998 2. Program Studi Ilmu Keperawatan Unand 2002 3. Magister Keperawatan Univ Indonesia 2009 4. Program Spesialis Medikal Bedah Unv Indonesia 2010

PENGALAMAN KERJA  Staf pengajar tetap Akper Aisyiyah sejak 1998  Perawat Pelaksana di RS Semen Padang 2000 sd 2002  Perawat Pelaksana Penyakit Dalam 2003 sd 2004  Kepala Ruangan HCU Penyakit Dalam 2004 sd 2007  Kepala Satuan Perawat Fungsional Penyakit Dalam 2010  sd 2012  Ketua Komite keperawatan RSUP Dr.M. Djamil Padang 2011 sd 2014 Surveyor KARS 2017 sd sekarang PENGHARGAAN

 Tokoh Peduli Odha Sumbar 2012  Konselor teladan nasional 2014

Minggu, 04/12/2011 Rubrik wajah

Alfitri, Konselor, Perawat, dan Aktivis HIV/AIDS Hilangkan Stigma Buruk HIV/AIDS Saat ini, belum banyak orang yang mau terjun mengatasi kasus HIV/AIDS di Sumatera Barat. Padahal pertumbuhan kasus ini terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dari yang sedikit itu, Alfitri adalah salah satunya. Dia memperkirakan angka kasus AIDS di Sumatera Barat akan terus meningkat hingga tahun 2020. Perkiraannya bukan tanpa alasan. Saat kasus ini pertama kali ditemukan di Padang tahun 2004 silam, hampir semua orang tidak percaya. “Mana mungkin ada AIDS di Padang, negeri adat basandi syara, syara basandi kitabullah,” begitu Alfitri menirukan pendapat banyak kalangan, termasuk pejabat pemerintahan, tokoh agama, dan tokoh adat. “Ada upaya menutupi, tapi faktanya kasus itu tetap terungkap,” katanya kepada Padang Ekspres, kemarin (3/12). Selang dua tahun kemudian, setelah ditemukan satu kasus AIDS, angka kasus meningkat menjadi sekitar 64 kasus. Angka ini terus meningkat tajam setiap tahunnya, hingga tahun ini data Dinas Kesehatan Sumatera Barat menemukan 624 kasus AIDS. Perkiraannya angka itu tetap akan terus meningkat hingga 2020.

Alasannya, saat ini masyarakat Sumbar belum sepenuhnya terbuka terhadap kasus-kasus HIV/ AIDS. Kemungkinan masih ada kasus-kasus yang belum terungkap sangat besar, mengingat belum maksimalnya peran berbagai pihak mengatasi persoalan tersebut. “Untuk satu kasus menunjukkan 100 kasus yang belum terdeteksi,” katanya. Makanya sekarang, kata Alfitri, sudah saatnya seluruh elemen masyarakat berjibaku melawan penyebaran virus tersebut. Caranya dengan merangkul dan melakukan pembinaan kepada pasien HIV/ AIDS agar virus tidak menyebar kepada mereka yang belum terinfeksi.

Dia menyebut penyebaran virus HIV/AIDS melewati banyak tahapan. Pertama virus ini menyebar cepat dalam kelompok-kelompok berisiko, seperti pengguna narkoba suntik, pergaulan dengan sex bebas, lesbian, gay, dan sebagainya. Alfitri menyarankan perlu pemeriksaan untuk mereka yang berisiko.

TANTANGAN PELAYANAN KESEHATAN PERSPEKTIF BERBEDA : PPA DAN PASIEN Perspektif PPA :  Pelayanan pasien adalah sesuatu standar, rutin, homogen, serba jelas.  Menjalani pendidikan bertahun2, kompeten, dapat kewenangan  Aktivitas individu PPA @ tidak 24 jam dalam asuhan pasien

   

Perspektif Pasien : Masuk Yankes spt masuk “hutan”, banyak yg tidak jelas, pengalaman baru…. Ada rasa cemas, ngeri, bingung, takut. Pasien tidak “pernah” melalui “pendidikan untuk menjadi pasien” !!! Individu Pasien @ 24 jam selama asuhan

“Hutan”

KAR S

Model Patient-centered Care Staf Klinis “Dokter = Team Leader” “Interdisciplinary Asuhan Team Integrasi Model”

Kompetensi yg memadai

Fisio terapis Dokter/ DPJP

Perawat Apoteker

Pasien Radio grafer

Analis

Ahli Gizi Lainnya

 PCC merupakan pendekatan yg lbh modern dan inovatif dlm pelayanan kes sekarang, diterapkan dgn cepat di banyak RS di seluruh dunia.  Model ini telah menggeser semua PPA menjadi di SEKITAR PASIEN  fokus pada pasien  Patient-centered Care  Sbg tambahan, mereka semua sama pentingnya pada kontribusi profesi nya dalam asuhan pasien  “Interdisciplinary team model”  kompetensi-kewenangan yang memadai

Fisical Happiness (Badan sehat)

Emotion Happiness (disayangi, cinta, belai) Spiritual Happiness (Kebahagiaan Spiritual)

Culture (Budaya) Abad 18 (Pertanian) Abad 19 (Industri) Abad 20 (Informasi dan teknologi) Abad 21 ( Era Etika, Culture) 20% Dimensi yang terlihat (pengetahuan dan keterampilan) 80% Dimensi tak terlihat (believe, Values) Strategi dan struktur organisasi bisa sama tapi Culture yang akan membedakan

Mengubah nilai-nilai, keyakinan, dan perilaku tidaklah mudah.

Mengembangkan budaya pelayanan Prima dalam suatu organisasi memerlukan kepemimpinan yang kuat, perencanaan dan pemantauan yang cermat 7

Mind set harus dirubah Bebaskan diri dari tradisi kerja yang lama Tingkatkan Motivasi

1. Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien 2. Sasaran II: Peningkatan komunikasi yang efektif 3. Sasaran III: Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert) 4. Sasaran lV: Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepatpasien operasi 5. Sasaran V: Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan 6. Sasaran VI: Pengurangan risiko pasien jatuh 9

.KAR S

DASAR HUKUM

Pasal 40 ayat 1 Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 tahun sekali Pasal 43: Rumah Sakit wajib menerapkan Standar Keselamatan Pasien

IRELAND: Failure to detect an excessively high blood calcium level

MEXICO: Fetal distress & untreated neonatal jaundice causing brain damage

USA: Failure to communicate diagnosis of spinal cancer leading to delay treatment

UK: A chemotherapy drug (Vincristine) incorrectly administered into his spine instead of vein

Keselamatan Pasien PMK 11 2017 • adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman meliputi: • asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya • Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

• • • • •

RS Lembaga yg kompleks high risk Pelayanan berkualitas dilakukan oleh para staf yang profesional & dedikatif Namun kesalahan tidak akan pernah nihil  Pasien ada yang cedera, justru saat diberikan upaya kuratif (cedera yg seharusnya tidak terjadi/yg dapat dicegah/preventable AE)

KESELAMATAN PASIEN sudah merupakan ranah utama pelayanan kesehatan KESELAMATAN PASIEN RS (bersumber dari NPSA) menyusun “Tujuh Langkah KESELAMATAN PASIEN Rumah Sakit” sebagai suatu pedoman meningkatkan pelayanan yang aman disamping berkualitas 16

“Tujuh Langkah KESELAMATAN PASIEN Rumah Sakit” 1. BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KESELAMATAN PASIEN, Ciptakan kepemimpinan & budaya yg terbuka & adil.

2. PIMPIN DAN DUKUNG STAF ANDA, Bangunlah komitmen & fokus yang kuat & jelas tentang keselamatan pasien di RS Anda

3. INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKO, Kembangkan sistem & proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi & asesmen hal yang potensial bermasalah

4. KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN, Pastikan staf Anda agar dgn mudah dapat melaporkan kejadian / insiden, serta RS mengatur pelaporan kepada KKPRS

5. LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN, Kembangkan cara-cara komunikasi yg terbuka dgn pasien

6. BELAJAR & BERBAGI PENGALAMAN TTG KESELAMATAN PASIEN, Dorong staf anda utk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu timbul

7. CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM 17KESELAMATAN PASIEN, Gunakan informasi yang ada tentang kejadian / masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan

Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien  Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki/ meningkatkan ketelitian identifikasi pasien  Pasien diidentifikasi menggunakan minimal 2 dari 3 cara identitas pasien  Nama pasien  Nomor rekam medis  Tanggal lahir.  Nomor kamar dan tempat tidur pasien tidak boleh digunakan Tujuan: Mengidentifikasi dengan benar dan mencocokkan layanan dengan pasien tsb



Identifikasi pasien harus dilakukan sebelum: 

 

Memberikan obat, darah, atau produk darah Mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis Sebelum memberikan pengobatan dan tindakan/ prosedur

Jelaskan manfaat gelang pasien Jelaskan bahaya untuk pasien yang menolak, melepas, menutupi gelang, dll. Minta pasien untuk mengingatkan petugas bila akan memberi obat atau melakukan tindakan/ pengobatan tidak mengkonfirmasi nama dan mengecek ke gelang

Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif

Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar para pemberi layanan.

Perintah lisan/ lewat telp lakukan "TBaK"

That is just how we do it here!

Communication is Key

• 70 to 80 % of medical errors are related to interpersonal interaction issues. • Ineffective communication is a root cause for nearly 66 % of all sentinel events reported.

Elektronik Lisan

Tertulis

Bentuk Komunikasi

Ya,,Betul

Memberi perintah/ membacakan hasil pemeriksaan

Saya Bacakan Ulang Instruksi Ibu tadi ya,,,,dst

Konfirmasi Perintah/ Hasil pemeriksaan Ditulis dengan lengkap

Dibacakan kembali/ di eja

S

Situasi Ucapkan slam, perkenalkan diri. Saya menelpon tentang (nama pasien, umur, dan lokasi) Masalah yang ingin disampaikan adalah:________________________________ . Tanda-tanda vital: TD: __/__, Nadi: ___, Pernapasan: ___, dan Suhu: ___ Saya khawatir tentang:

B

A

Background/ Latar Belakang Status mental pasien: Kulit/ Ekstremitas: Pasien memakai/ tidak memakai oksigen Assessment/ Penilaian

R

Masalah yang saya pikirkan adalah: (katakan apa masalah yang anda pikirkan) Masalahnya tampaknya adalah: jantung, infeksi, neurologis, respirasi, _____ Saya tidak yakin apa masalahnya tapi pasien memburuk. Pasien tampaknya tidak stabil dan cenderung memburuk. Kita perlu melakukan sesuatu, Dok. Rekomendasi Apakah (katakan apa yang ingin disarankan). Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan: Jika ada perubahan tatalaksana, tanyakan:

Saat pelaporan kondisi pasien Serah terima pasien antar shift Serah terima pasien antar ruangan

Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert medications)

Sasaran lV : Kepastian tepat-lokasi, tepatprosedur, tepat-pasien operasi

Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi

Sasaran V : Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

 Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.

Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuh

PENGAMATAN LINGKUNGAN PASIEN RISIKO JATUH

76

1.Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan 2.Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip 3.Sediakan kursi roda yang terkunci di samping tempat tidur pasien 4.Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari hambatan dan terang 5.Pastikan lorong bebas hambatan 6.Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat dalam jangkauan pasien 7.Pasang Bedside rel 8.Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidur

Sutoto.KARS

82

9. Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan yang mempengaruhi tingkat kesadaran, dan gait 10. Mengamati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak aman, dan segera laporkan untuk perbaikan 11. Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat di daerah diagnostik atau terapi 12. Pastikan pasien yang diangkut dengan brandcard / tempat tidur, posisi bedside rel dalam keadaan terpasang 13. Informasikan dan mendidik pasien dan / atau anggota keluarga mengenai rencana perawatan untuk mencegah jatuh 14. Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan dengan

Andry, M. M. (2011). Keselamatan Pasien Versi Standar Internasional IPSG (International Patient Safety Goal). Yogyakarta American Association for the Advancement of Science et al. (1999). Proceedings of Enhancing Patient Safety and Reducing Errors ini Health Care. Illinois: National Patient Safety Foundation. Gartinah, T. (2003). Mencegah Clinical Error dalam Pelayanan Keperawatan. Kongres PERSI.

Related Documents


More Documents from "Puskesmas Talang betutu"