Cara bowel training 1. Persiapan a. Persiapan pelaksanaan (alat dan bahan) - Merencanakan waktu - Menyiapkan obat-obatan yang diperlukan - Menyiapkan makanan yang dianjurkan b. Persiapan klien - Menanyakan identitas klien dan mengkaji masalah pasien - Menjaga privasi klien 2. Langkah kerja a. Masukkan jari pelumas kedalam anus dan membuat gerakan melingkar sampai sphincter berelaksasi. Ini mungkin memakan waktu beberapa menit b. Setelah melakukan rangsangan, duduk dalam posisi normal untuk buang air besar. Jika dapat berjalan, duduk di toilot atau toilet samping tempat tidur. Jika terbatas pada tempat tidur, gunakan pispot. Masuk ke sebagai dekat dengan posisi duduk mungkin atau menggunakan posisi berbaring sebelah kiri jika tidak mampu untuk duduk c. Cobalah untuk mendapatkan privasi sebanyak mungkin. Beberapa orang menemukan bahwa membaca sambal duduk di toilet membantu mereka bersantai cukup untuk memiliki gerakan usus. d. Jika rangsangan digital tidak menghasilkan buang air besar dalam waktu 20 menit, ulangi prosedur e. Cobalah untuk kontrak otot-otot perut dan menanggung turung sementara melepaskan tinja. Beberapa orang merasa terbantu dengan membungkuk ke depan sementara bantalan bahwa. Hal ini meningkatkan tekanan abdominal dan membantu usus kosong f. Lakukan stimulasi digital setiap hari sampai membangun pola buang air besar teratur. Juga dapat dengan menggunakan supositoria (gliserinatau dulxolak) atau enema kecil. Beberapa orang minum jus prune hangan atau nectar buang untuk merangsang gerakan usus. Menetapkan waktu yang ditetapkan untuk buang air besar setiap hari pilih waktu yang nyaman, dengan mengingat jadwal harian. Waktu terbaik untuk buang air besar adalah 2040 menit setelah makan, karena makan merangsang aktivitas usus. Dalam beberapa minggu, kebenyakan orang mampu membangun rutinitas buang air besar.
Pathway Trauma pada tulang belakang
Fraktur pada tualng lumbal
Perdarahan mikroskopis
Mengeblok saraf parasimpatis
Edema
Penekanan saraf dan pembuluh darah
Penurunan perfusi jaringan
Kelumpuhan otot napas
Iskemia dan hipoksemia
Gangguan pola napas
Terputusnya jaringan saraf medulla spinalis
Gangguan motoric sensorik
Gangguan fungsi eliminasi
Paralisis dan paraplegi
Hambatan mobilitas fisik