Aktivitas Enzim Nitrat Reduktase Belom Kelar.docx

  • Uploaded by: Hastya Tri Andini
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Aktivitas Enzim Nitrat Reduktase Belom Kelar.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,015
  • Pages: 16
AKTIVITAS NITRAT REDUKTASE

Oleh : Hastya Tri Andini B1A017081 Barkah Nur Septiyani B1A017082 Ilham Warfa’ni B1A017084 Widi Kurniasih B1A017099 Novia Aulia B1A018151 Rombongan : II Kelompok :1 Asisten : Maria Pricilia Gita

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN I

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2018

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Enzim merupakan suatu protein yang disintesis oleh sel hidup yang berfungsi mengkatalisa jenis reaksi kimia tertentu yang terjadi di dalam dan di luar sel yang menghasilkannya. Berdasarkan hal itu maka enzim juga dapat dinamakan biokatalisator.Enzim akan meningkatkan dengan nyata kecepatan reaksi kimia spesifik, yang apabila tanpa enzim akan berlangsung sangat lambat. Enzim tidak dapat mengubah titik keseimbangan reaksi dikatalis olehnya. Enzim juga tidak akan habis dipakai atau diubah secara permanent oleh reaksi tersebut. Enzim meningkatkan kecepatan reaksi kimia dengan menurunkan energi aktivasi. Energi aktivasi adalah jumlah energi yang diperlukan untuk membawa semua molekul senyawa pada kondisi lingkungan tertentu menuju tingkat trasnsisi pada puncak batas energi ( Lehninger, 1993 ). Enzim dikatakan sebagai suatu kelompok protein yang berperan sangat penting dalam proses aktivitas biolois. Enzim ini berfungsi sebagai katalisator dalam sel da sifatnya sangat khas. Dalam jumlah yang sangat kecil, enzim dapat mengatur

reaksi

tertentu

sehingga

dalam

keadaan

normaltidak

terjadi

penyimpangan-penyimpangan hasil reaksinya. Enzim ini akan kehilangan aktivitasnya akibat panas, asam, atau basa kuat, pelarut organic atau apa saja yang bias menyebabkan denaturasi protein ( Aisjah, 1993 ) Enzim memiliki substrat yang spesifik, masing-masing jenis enzim memiliki tempat yang unik yang berkaitan secara spesifik dengan substratnya, molekul rekatan yang akan diuraikan oleh enzim tersebut. Enzim akan mengubah bentuknya ketika berikatan dengan substrat ( Poedjiadi, 1994 ). Pengukuran aktivitas enzim merupakan salah satu upaya untuk mengetahui tingkat metabolisme tumbuhan. Diantaranya adalah enzim nitrat reduktase karena nitrat reduktase merupakan enzim yang penting dalam rantai reduksi unsur nitrat menjadi amonia yang berguna dalam pembentukan asam amino, protein, klorofil dan senyawa-senyawa lain yang mengandung unsur nitrogen. Nitrogen merupakan salah satu hara makro yang menjadi pembatas utama produksi tanaman jagung di lahan kering. Fungsi nitrogen sangat esensial sebagai bahan penyusun asam-asam amino, protein, dan klorofil yang penting dalam proses

fotosintesis dan penyusunan komponen inti sel. Kekurangan nitrogen tidak dapat memenuhi kebutuhan tanaman untuk mencapai tingkat produksi yang optimal (Jemrish, 2013). Nitrogen diserap tanaman umumnya dalam bentuk nitrat yang selanjutnya direduksi menjadi amonia (NH3) oleh enzim nitrat reduktase, sehingga enzim nitrat reduktase mempunyai peranan dalam penyerapan unsur nitrogen oleh tanaman, dan mengatur sintesis senyawa nitrogen tanaman. Oleh karena itu nitrat reduktase merupakan enzim yang menentukan kelangsungan asimilasi nitrogen tanaman (Kasim 2007). Aktivitas nitrat reduktase pada tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor. antara lain cekaman air, cahaya matahari melalui mekanisme fotosintesis, unsur hara, dan suhu (Kasim, 2007). Aktivitas nitrat reduktase menunjukkan aktivitas reduksi nitrat menjadi nitrit di dalam jaringan tanaman. Akumulasi nitrit meningkatkan sintesis asam amino. Peningkatan asam amino akan didikuti oleh pembentukan dan perluasan daun serta sintesis klorofil. (Lovelles, 1991). Alnopri (1995) manambahkan bahwa ANR banyak digunakan sebagai kriteria seleksi tanaman pada program pemuliaan tanaman. Pendekatan berdasarkan ANR sebagai kriteria seleksi dapat dipertimbangkan, karena enzim yang dikendalikan oleh gen yang secara langsung terlibat dalam proses biosintesis protein. NR merupakan enzim pertama yang berperan dalam mereduksi nitrat menjadi amonia. B. Tujuan `

Tujuan praktikum kali

reduktase.

ini adalah untuk mengetahui aktivitas nitrat

II. TELAAH PUSTAKA Metabolisme merupakan salah satu aspek paling penting bagi kehidupan tanaman dan juga hewan. Metabolisme

nitrogen dapat didefinisikan sebagai

serangkaian dari proses biokimia yang mengambil tempat di dalam atau di luar tubuh tanaman berupa pembentukan kompleks nitrogen dari molekul-molekul sederhana dan

perombakan

kompleks

nitrogen

menjadi

molekul-molekul

sederhana

pembentuknya. Berdasarkan pengertian ini metabolisme nitrogen termasuk didalamnya anabolisme yaitu pembentukan, dan katabolisme yaitu proses perombakan. Proses anabolisme yang penting termasuk di dalamnya ialah fiksasi nitrogen, sintesis asam amino, dan sintesis protein, dan proses katabolisme termasuk di dalamnya proteolisis, perombakan asam amino, denitrifikasi, dan nitrifikasi. Proses metabolisme anabolisme dan katabolisme nitrogen terjadi di alam untuk mensuplai nitrogen tanaman dan nitrogen makhluk hidup lain. Nitrogen di atmosfer terjaga hampir selalu konstan yaitu 75-80%. Serangkaian reaksi metabolisme nitrogen dari atmosfer dan kembali lagi ke atmosfer dinamakan siklus nitrogen. Siklus utama nitrogen meliputi fiksasi, ammonifikasi, nitrifikasi, dan denitrifikasi (Pandey & Sinha 1990). Fiksasi nitrogen merupakan suatu proses perubahan dari nitrogen bebas menjadi garam-garam nitrogen yang tersedia untuk absorbsi oleh tanaman. Fiksasi nitrogen terbagi atas fiksasi nitrogen secara fisika, dan fiksasi nitrogen secara biologi. Amonifikasi merupakan pengubahan nitrogen organik menjadi ammonium (NH4) oleh bakteri dan cendawan tanah. Nitrifikasi adalah proses oksidasi lebih lanjut Amonium (NH4+) atau amonia (NH3)

menjadi nitrit dan nitrat. Proses

nitrifikasi diawali dengan pengoksidasian amonia menjadi nitrit oleh Nitrosomonas dan Nitrosoccocus. Denitrifikasi merupakan suatu proses reduksi nitrat menjadi bentuk N2, NO, N2O, NO2, dan NO3- oleh bakteri anaerobik dimana molekulmolekul ini akan kembali ke atmosfer. Asimilasi nitrat merupakan perubahan nitrat menjadi amonium atau amonia. Tahapan pengubahan ini melibatkan beberapa enzima sebagai katalisatornya. Tahapan perubahannya dapat dikatakan sebagai proses reduksi nitrat (Salisbury & Ross, 1995). Metabolisme nitrogen dalam jaringan tanaman diawali dengan masuknya sumber nitrogen yang berada dimedia kultur, yaitu Ion-ion NO3- (anion) atau NH4+ (kation) diserap tumbuhan melalui transport aktif , dengan bantuan energi oleh

NADPH. Karena permeabilitas membran plasma terhadap ion sangatlah kecil, maka tidak dapat ditembus secara difusi.Sumber nitrat (NO3-) yang di serap akan berasimilasi di dalam sel dengan cara, nitrat (NO3-) direduksi menjadi nitrit (NO2-) oleh enzim nitrat reduktase di sitosol. Ekspresi gen nitrat reduktase (NR) diinduksi oleh adanya nitrat (NO3-) yang masuk dalam sel tanaman. Selanjutnya perubahan nitrit (NO2-) menjadi hiponitrit (HNO) oleh enzim nitrit reduktase, setelah itu hiponitrit diubah menjadi hidroksilamin (NH2OH) dan selanjutnya menjadi ammonium (NH4+) oleh enzim hidroksilamin reduktase di khloroplas, selanjutnya dalam bentuk ammonium ini akan segera mengalami sintesis lebih lanjut menjadi senyawa-senyawa organik baik yang berupa asam amino, amida maupun senyawa lainnya. Sedangkan kelabihan nitrat (NO3-) akandibawa menuju ke sel mesophyl melalui xylem. Di mana nitrat dapat sementara disimpan di dalam vakuola.Kenaikan sintesis senyawa ini akan menambah protein sebagai hasil sintesisnya (Mukaromah, 2013) Nitrat reduktase merupakan serangkaian enzim yang mengubah nitrat menjadi amonia. Nitrat reduktase sangat sensitif terhadap lingkungan. Aktivitas enzim reduktase dipengaruhi oleh pengaruh intensitas cahaya, tingkat CO2, suhu, ketersediaan air, dan pasokan nitrat. Nitrat reduktase berbeda- beda pada setiap tanaman. Nitrat Reduktase (NR) didaun gandum dihambat oleh NO tetapi aktif pada tanaman kubis. Mekanisme NO diatur serapan N dalam dan menanggapi fluktuasi nitrat (Sun et al., 2015).Aktivitas nitrat reduktase dapat digunakan sebagai kriteria seleksi tanaman berdaya hasil tinggi pada program pemuliaan tanaman karena berkorelasi positif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. (Nugraheni, 2010). Nitrat reduktase adalah salah satu jenis enzim yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Nitrogen di atmosfer berada dalam bentuk N2. Sebagian kecil N2 akan mengalami oksidasi oleh O2 menjadi nitrogen oksida (NO, N2O). Nitrogen oksida selanjutnya akan mengalami oksidasi asam menjadi nitrat (NO3-) yang melalui air hujan akan masuk ke tanah. Sumber nitrogen lain di atmosfer yaitu amoniak (NH3) dan ion amonium (NH4+) berasal dari pembakaran industri, aktivitas gunung berapi dan kebakaran hutan. Penyerapan nitrat dan ion amonium memungkinkan tumbuhan untuk membentuk berbagai senyawa protein. Pengubahan nitrogen organik menjadi ion amonium oleh bakteri dan fungi tanah disebut amonifikasi. Ion amonium selanjutnya dioksidasi menjadi nitrit (NO2- ) dan nitrat . Oksidasi ini dinamakan

nitrifikasi. Nitrat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi N2, NO dan N2O melalui tahapan yang dinamakan denitrifikasi. Kebanyakan nitrat diserap oleh akar, sedang asimilasi nitrat dari kebanyakan tumbuhan tinggi terjadi di daun. Nitrat sebelum diasimilasi di daun atau akar, harus direduksi menjadi amoniak. Reduksi nitrat pada tumbuhan tinggi terbagi dalam 2 reaksi. Pertama nitrat direduksi menjadi nitrit yang dikatalisis oleh nitrat reduktase (NR), kemudian reaksi yang kedua adalah pengubahan nitrit menjadi ion amonium yang dikatalisis oleh nitrit reduktase (NiR). Nitrat merupakan bentuk dari senyawa nitrogen dengan kandungan tertinggi pada air laut, namun nitrat harus melewati dua tahapan proses reduksi untuk menjadi senyawa amonium, sebelum bergabung ke dalam senyawa organik (Erlania, 2012).

III. MATERI DAN METODE A. Materi Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah tabung reaksi, tabung gelap, timbangan analitik, spektrofotometer, gunting, gelas ukur, mikropipet, alat tulis dan label. Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sampel daun kacang (Arachis hypogaea), akuades, larutan NaNo3 SM, larutan Buffer Fosfat 0,1 m (NaH2PO4 dan NaH2PO4), N-naphthyl Etil Diamine (NED) 0,02%, dan larutan Sulfanil Amida (SA) 1% dalam HCL 3N B. Metode Cara kerja dari praktikum kali ini:

Daun ketiga dari pucuk diambil dan dicucu

Ganti dengan larutan Buffer yang baru dengan volume sama dan tambahkan 0,1 ml NaNO3 5M inkubasi 3jam

Potong daun tanpa tulang daun

Timbang daun seberat 0,2 gram dan masukkan ke botol gelap

Tambahkan Buffer Fosfat PH 7,5 sebanyal 5ml Inkubasi 24jm

Masukkan 0,2ml SA dan 0,2ml NED ketabung reaksi dan tambahkan 0,1 ml a liquot

Setelah terjadi perubahan warna tambahkan 2,5ml aquades

Spektrofotometer 540 nm

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tabel 4.1. Data Pengamatan Aktivitas Nitrat Reduktase (ANR) Perlakuan Ulangan

Kompos

1 30,39

2 30,147

3 40,54

4 29,81

5 0,551

Urea

9,72

21,264

39,27

14,62

0,335

KNO3

19,13

21,591

41,92

22,93

1,026

Perhitungan data kelompok X=

𝑌−0,0854 0,0651

Kompos 𝑋=

2,064−0,0854 0,0651

= 30,39

Urea 𝑋=

0,718−0,0854 0,0651

= 9,72

KNO3 𝑋=

1,331−0,0854 0,0651

= 19,13

Gambar 4.1 Botol yang berisi Daun yang Diinkubasi Selama 3 Jam

Gambar 4.2 Larutan Aliquot + SE + NED

Gambar 4.3 Larutan yang Telah Ditambahkan Akuades

B. Pembahasan Distribusi nitrat reduktase dalam organ tanaman dapat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti ketersediaan substratnya, jenis tanaman, umur tanaman, dan kondisi hara (Marschner, 1995). Enzim ini merupakan enzim indusibel yang diinduksi oleh subtratnya, yakni nitrat, dan memerlukan nitrat dan cahaya untuk pengaktifannya (Dennis &Turpin, 1997). Meskipun respon aktivitas nitrat reduktase terhadap terang/gelap dapat bervariasi pada setiap spesies, pada umumnya aktivitasnya lebih tinggi pada kondisi terang daripada gelap. Cahaya meningkatkan aktivitas nitrat reduktase dengan cara mempercepat pengambilan nitrat (Latifa et al., 2009). Adanya inhibitor yang mengganggu reaksi fotosintesis dan respirasi, seperti intensitas cahaya yang tinggi akan menurunkan aktivitas nitrat reduktase, karena energi pereduksi yang dibutuhkan enzim terganggu pembentukannya (Peni et al., 2004). Pada umumnya asimiliasi nitrat terjadi di daun meskipun beberapa tanaman melakukan asimilasi nitrat di akar. Ketika nitrat (NO3-) diserap oleh akar, maka NR akan mereduksi nitrat menjadi nitrit dan selanjutnya nitrit dipindahkan ke leukoplas untuk direduksi menjadi ammonia (NH4+). Nitrat juga akan ditransportasikan ke daun melalui berkas pembuluh xylem. Disini nitrat juga direduksi menjadi nitrit oleh NR dan produknya akan direduksi menjadi ammonia di dalam kloroplas. Nitrat juga dapat disimpan dalam vakuola. Karena reduksi nitrat pada daun terjadi di sitosol, maka sewaktu-waktu nitrat dalam vakuola dapat dipindahkan ke sitosol untuk direduksi (Heldt, 2005). Bentuk Nitrogen yang dapat digunakan oleh tanaman adalah ion nitrat (NO3-) dan ion amonium (NH4+). Ion-ion ini kemudian membentuk material kompleks seperti asam-asam amino dan asam-asam nukleat yang dapat langsung diserap dan digunakan oleh tanaman tingkat tinggi untuk pertumbuhannya. Menurut Mengel & Kirby (1987) dalam Rosmarkam & Yuwono (2002) pada pH tanah yang rendah ion nitrat lebih cepat diserap oleh tanaman dibandingkan ion amonium, pada pH tanah yang tinggi ion Amonium diserap oleh tanaman lebih cepat dibandingkan ion nitrat dan pada pH netral kemungkinan penyerapan keduanya berlangsung seimbang. Penambahan larutan buffer fosfat pada uji ini digunakan untuk memaksimalkan kerja enzim atau sebagai penyangga. NaNO3 sebagai substrat

dalam uji ini. SA dan NED digunakan untuk mengetahui terjadinya proses reduksi nitrat dan membentuk warna pink. Penambahan SA dan NED untuk memberikan warna pink. Untuk mengukur absorbansi digunakan instrumen spektrofotometer. Tujuan penggunaan tabung film ini agar tidak ada pengaruh cahaya dalam kerja enzim mengkatalisis substratnya dan mencegah nitrit. Na2HPO4 untuk membersihkan. Larutan NaNO2 untuk mengetahui parameter dan mengetahui ANR metabolisme awal pembentukan amino (Page, 1989). Perbedaan antara pupuk kompos, urea dan KNO3 yaitu pada setiap kandungan nutrisi yang ada dalam pupuk. Pupuk kompos merupakan pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik seperti daun-daun, batang, ranting yang telah melapuk, ataupun kotoran ternak. Pupuk kompos ini menyediakan nutrisi lengkap bagi tanaman baik unsur makro maupun mikro. Perlu diketahui unsur hara N pada pupuk kompos ini berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tunas, batang, merangsang, pembentukan zat hijau daun yang berperan dalam proses fotosintesis (Nisa, 2016). Pupuk urea merupakan pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih (sesuai daerah adanya), dengan rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah mengisap air. Pupuk urea sangat besar kegunaannya terutama dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Pupuk urea dapat membuat daun tanaman lebih segar dan hijau, mempercepat pertumbuhan tanaman, menambah kandungan protein tanaman, dan dapat digunakan untuk semua jenis tanaman (Amin, 2014). Pupuk KNO3 merupakan kombinasi unsur N (nitrogen) dan kalium dalam bentuk K2O (kalium oxide). Kalium dan nitrogen adalah nutrisi yang sangat penting bagi tanaman. Pupuk ini sangat efektif digunakan, membantu dalam membentuknya tunas dan proses pembungaan pada tanaman (Astuti, 2007). Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengkur absorbsi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet. Fungsi alat spektrofotometer dalam laboratorium adalah mengukur transmitans atau absorbans suatu contoh yang dinyatakan dalam fungsi panjang gelombang. Tujuan pengukuran pada prinsipnya adalah untuk mencari “nilai sebenarnya” dari suatu parameter kuantitas kimiawi.

Nilai sebenarnya adalah nilai yang mengkarakterisasi suatu kuantitas secara benar dan didefinisikan pada kondisi tertentu pada saat kuantitas tersebut diukur (Rohman, 2007). Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen,sebagian dari sinar masuk dan di pantulkan, sebagian diserap dalam medium itu sendiri, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel. Studi spektrofotometri dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Hukum Beer menyatakan absorbansi cahaya berbanding lurus dengan konsentrasi dan ketebalan bahan atau medium (Miller J.N, 2000). Spektrofotometer dibagi menjadi dua jenis yaitu spektrofotometer doublebeam dn spektrofotometer single-beam. Perbedaan kedua jenis spektrofotometer tersebut hanya pada pemberian cahaya, dimana cahaya single-beam, cahaya hanya melewati satu arah sehingga nilai yang diperoleh hanya nilai absorbansi dari larutan yang dimasukkan. Berbeda dengan single-beam, pada spektrofotometer double-beam, nilai blanko dapat langsng diukur bersamaan dengan larutan yang diinginkan dalam satu kali proses yang sama. Prinsipnya dalah dengan cahaya chopper yang akan membagi sinar menjadi dua, dimana salah satu melewati blanko (disebut juga reference beam) dan yang lainnya melewati larutan. Dari kedua

jenis

spektrofotometer,

spektrofotometer

double-beam

memiliki

keunggulan lebih dibanding single-beam. Karena nilai absorbansi larutannya telah mengalami pengurangan terhadap nilai absorbansi blanko (Rohman, 2007). Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil kompos 30,39, urea 9,72, dan KNO3 19,13. Pengukuran aktivitas nitrat reduktase dilakukan untuk mengetahui aktivitas enzim Nitrat reduktase dalam mereduksi NO3- menjadi NO2- pada sampel tanaman, reaksi bersifat positif jika terbentuk warna merah muda pada akhir reaksi. Aktivitas nitrat reduktase dipengaruhi oleh kandungan nitrat dalam tanaman yang mungkin berasal dari pemupukan atau proses fotosintesis. Menurut Primavani & Zulaika (2014), pemberian pupuk organik yang semakin banyak diasumsikan kadar nitrat tersedia juga semakin banyak.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa pada larutan yang dengan perlakuan nya menggunakan kompos lebih banyak kandungan nitratnya dibandingkan dengan urea dan KNO3 hal ini dikarenakan pada pengujian menunjukan perubahan warna ungu, semakin jelas warna yang dihasilkan maka akan semakin aktif nitrat reduktase pada tanaman tersebut. B. Saran Sebaiknya pada saat melakukan pengujian, waktu inkubasinya dilakukan selama 24jam jangan kurang dari waktu tersebut, agar hasil yang kita peroleh lebih maksimal.

DAFTAR REFERENSI Aisjah, G., 1993. Biokimia 1. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama Alnopri., 2004. Optimasi prosedur assay Aktivitas Nitrat Reduktase daun manggis. Jurnal Akta Agrosia 7 (2): 62 - 66. Amin, M.N. 2014. Sukses Bertani Buncis. Jakarta: Garudhawaca. Astuti. 2007. Budi Daya Melon. Jakarta: Argomedia. Dennis, D.T. & Turpin, D.H., 1997. Plant Metabolism. Singapore: Addison Wesley Longman Singapore Ltd. Erlania., Nirmala, K., Soelistyowati, D.T. 2013.Penyerapan Karbon Pada Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii dan Gracilaria gigas Di Perairan Teluk Cerupuk, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. JURNAL Ris. Aquakultur. VOL.8 NO.2. Heldt, H.W., 2005. Plant Biochemistry 3rd Edition. Philadelphia: Elsevier Publisher. Jemrish, H.,H. Sonabi, D, Prajitno, A. Syukur. 2013. Pertumbuhan Dan Hasil Jagung pada Berbagai Pemberian Pupuk Nitrogen Di Lahan Kering Regosol. Ilmu pertanian, 16(1): 77-89. Kasim, M. H., 2007. Pengaruh Pemupukan Terhadap Aktifitas Nitrat Reduktase dan Laju Pertumbuhan Pucuk Pada Tanaman Teh (Camellia sinensis L.). Tesis Pascasarjana. Universitas Gadjah Mada. Latifa, I.C. & Anggarwulan, E., 2009. Aktivitas Nitrat Reduktase dan Polifenol Kimpul (Xanthosoma sagittifolium) pada Variasi Naungan dan Nitrogen. Nusantara Bioscience, 1, pp. 65-71. Lehninger, A.L., 1993. Dasar-dasar biokimia. Jilid 1, 2, 3. (Alih bahasa oleh; M. Thenawidjaja). Jakarta: Erlangga Loveless, A.R., 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik I. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Marschner, H., 1995. Mineral Nutrition of Higher Plants Second Edition. London: Academic Press. Miller, J.N and Miller J.C. 2000. Statistics and Chemometrics for Analytical Chemistry, 4th ed, Harlow: Prentice Hall. Mukaromah, L., 2013. Pengaruh Sumber dan Konsentrasi Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Dendrobium laxiflorum,J.J Smith secara In Vitro. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. (2) 01 Nisa, K. 20016. MemproduksiKomposdanMikroorganismeLokal (MOL). Jakarta: Bibit Publisher.

Nugraheni, W., 2010.Variasi Pertumbuhan, Kandungan Prolin Dan Aktivitas Nitrat Reduktase Tanaman Ganyong (Canna Edulis Ker.) Pada Ketersediaan Air yang Berbeda. Skripsi Jurusan Biologi Fmipa Universitas Sebelas Maret Surakarta Page, D. S. 1989. Prinsip – prinsip Biokimia Edisi 2. Jakarta: Erlangga Pandey S N, Sinha B K. Plant Physiologi 2nd Revised Edition. Kanpur: Vikas Publishing House. Peni, D.K., Solichatun., Anggarwulan, E., 2004. Aktivitas Nitrat Reduktase AntingAnting (Acalypha indica L.) pada Konsentrasi Asam Giberelat (GA3) yang Berbeda. Jurnal Biofarmasi, 2(1), pp. 1-8. Poedjiadi, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press. Primavani, F. & Zulaika, E., 2014. Enzim Nitrat Reduktase Sebagai Indikator Keberhasilan Fitoremediasi Pada Lumpur Sidoarjo. Jurnal Purifikasi, (14)2, pp. 118-124. Rohman. 2007.Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rosmarkam, A. & Yuwono, N.W., 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Salisbury, F. B., Ross, C. W., 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Diterjemahkan oleh Lukman D R dan Sumaryono. Bandung: Penerbit ITB. Sun, H., Jiao, L., Wenjing S., Jinyuan, T., Shuangjie, H., Si, C., Mengmeng, H., Guohua, X., & Yali, Z., 2015. Nitric Oxide Generated By Nitrate Reductase Increases Nitrogen Uptake Capacity by Inducing Lateral Root Formation and Inorganic Nitrogen Uptake Under Partial Nitrate Nutrition in Rice, Journal of Experimental Botany, (1) 1 pp. 1-11

Related Documents


More Documents from ""