AKUNTANSI PERBANKAN & LPD EKA 334 A2 DOSEN: Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE,M.M.,Ak.,CPA
RMK SAP 7
DISUSUN OLEH: OLEH KELOMPOK 4:
(1607531036)
Ni Wayan Desi Antari
(04)
(1607531037)
Ni Wayan Nataliantari
(05)
(1607531046)
Ida Ayu Yuni Pramitha
(07)
(1607531053)
Ni Kadek Indah Permata Sari
(11)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2018
ANALISIS PPAP 1. Akuntansi Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Aktiva produktif (earning assets) merupakan penanaman dana bank baik dalam valuta asing maupun valuta rupiah dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antarbank, penyertaan, termasuk komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif. Aktiva produktif tersebut berfungsi untuk memperoleh pendapatan utama bank. Sebagai sumber pendapatan utama, pada aset ini tentu terdapat risiko yang besar. Potensi kerugian yang diakibatkan dari memburuknya tingkat kolektibitas aset ini dapat membawa kebangkrutan bank oleh karena itu bank wajib membentuk PPAP berupa cadangan umum dan cadangan khusus guna menutup risiko kemungkinan kerugian. Dalam membentuk PPAP, bank akan memperhitungkan pada setiap jenis aktiva produktif bank yang masih outstanding dari yang berkualitas lancar hingga yang macet. Kriteria lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet didasarkan pada aspek berikut : a) Ketepatan pembayaran kembali pokok dan bunga serta kemampuan peminjaman yang ditinjau dari keadaan usaha yang bersangkutan untuk kredit yang diberikan. b) Tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan, untuk surat berharga. Kolektibilitas aktiva produktif secara lengkap bisa merujuk pada Keputusan diteksi Bank Indonesia no. 30/268/Kep/DIR tertanggal 27 Februari 1998 tentang Pembentukan Penyisihan dan Penghapusan Aktiva Produktif dan Keputusan Direksi BI no. 30/267/KEP/DIR tanggal 27 Februari 1998 tentang kualitas aktiva produktif. Kolektibilitas ini juga bisa mengacu pada peraturan Bank Indonesia nomor 8/19/PBI/2006 Tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif. Ketentuan PPAP ini sering berubah, tapi secara esensial metodenya sama.
a. Komponen Aktiva Produktif Berikut ini beberapa jenis aktiva produktif dan komponen yang diperhitungkan dalam PPAP: 1) Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam.meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, termasuk: pembelian surat berharga nasabahnya yang
1
dilengkapi dengan Net Purchasing Agreement (NPA), pengambilalihan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang. 2) Surat berharga dimaksud dalam hal ini adalah surat pengakuan utang, wesel, obligasi, sekuritas kredit, atau derevatifnya, atau kepentingan lain, atau suati kewajiban dari penerbit, dalma bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang, antara lain Sertfikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SPBU), Surat Berharga Komersial (Commercial Papers), Serufikat Reksadana. Dan Medium Term Note. 3) Penempatan yang dimaksud dalam hal ini adalah penanaman dana bank pada bank lainnya berupa giro, call money, deposite berjangka, sertifikat deposito, kredit yang diberikan dan penempatan lainnya. 4) Penyertaan adalah penanaman dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan yang tidak yang tidak melalui pasar modal, serta dalam bentuk penyertaan modal sementara pada perusahaan debitur untuk mengatasi akibat kegagalan kredit. 5) Transaksi rekening administraif merupakan komitmen dan kontijensi yang terdiri dari warkat penerbitan jaminan, akseptasi/endosemen, irrevocable Letter of Credit (L/C) yang masih berjalan, akseptasi wesel impor atas dasar L/C berjangka, penjualan suat berharga dengan syarat repurchase agreement (repo), standby L/C dan garansi lainnya, serta transaksi derivatif yang mempunyai risiko kredit.
b. Metode Pengakuan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Pengakuan penyisihan aktia produktif dapat didasarkan dengan metode langsung atau metode cadangan. Penggunaan metode ini didasarkan pada praktik lazim di bank bahwa terjadinya kerugian aktiva produktif sering terjadi pada periode berikutnya setelah penempatan aktiva produktif, padahal suatu laporan laba/rugi bank harus mencerminkan perbandingan antara pendapatan dengan biaya yang harus diakui. Untuk itu bank menggunakan metode cadangan dalam mencatat penyisihan ativa produktif. Dalam menggunakan metode cadangan, pengakuan kerugian aktiva produktif tidak perlu menunggu hingga terjadinya kerugian tersebut muncul, namun bank harus mengakui pada periode yang sama dengan terjadinya penempatan kativa produktif dengan cara 2
membentuk Cadangan Penyisihan Aktiva Produktif. Cadangan ini dibentuk/bertambah dengan adanya penyisihan aktiva produktif yang diakui dan dipakai (berkurang) bila benarbenar terjadi kerugian aktiva produktif. Bank yang melakukan penghapusan terhadap aktiva produktif tentu menggunakan cadangan yang telah dibentuk sebelumnya. Pengakuan adanya penyisihan/kerugian aktiva produktif dilakukan pada setiap akhir periode melalui jurnal penyesuaian yang diaplikasikan pada setiap jenis aktiva produktif.
c. Penentuan Penyisihan Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan Pengakuan penyisihan aktiva produktif melalui metode cadangan akan membawa konsekuensi pada penentuan besarnya penyisihan dan cadangan yang akan disajikan dalam neraca maupun laporan laba/rugi. Untuk menentukan besarnya cadangan, ada dua pendekatan: 1) Pendekatan Rugi Laba Dalam
pendekatan
ini
yang
ditentukan
terlebih
dahulu
adalah
besarnya
penghapusan/penyisihan aktiva produktif yang akan disajikan dalam laporan laba/rugi, sedangkan besarnya cadangan penyisihan ditentukan kemudian. 2) Pendekatan Neraca Dalam pendekatan ini yang ditentukan terlebih dahulu adalah besarnya cadangan penghapusan aktiva produktif yang disajikan di neraca. Sedangkan besarnya cadangan penghapusan yang disajikan di laporan laba/rugi ditentukan kemudian. Persoalan selanjutnya adalah menentukan tingkat PPAP yang harus dibentuk. Dalam hal ini bank wajib membentuk PPAP berupa cadangan umum dan cadangan khusus guna menutup risiko kemungkinan kerugian. Cadangan yang dibentuk dari aktiva produktif terdiri: 1) Cadangan umum PPAP ditetapkan sekurang-kurangnya 1% dari aktiva produktif yang digolongkan lancar, tidak termasuk SBI dan surat utang pemerintah. 2) Cadangan khusus ditetapkan sekurang-kurangnya : a) 5% dari aktiva produktif yang digolongkan dalam perhatian khusus. b) 15% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar setelah dikurangi dengan nilai agunan. 3
c) 50% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan setelah dikurangi nilai agunan d) 100% dari aktiva produktif yang digolongkan macet setelah dikurangi nilai agunan.
Agunan yang dipergunakan sebagai pengurang dalam pembentukan PPAP adalah: a) Giro, deposito, tabungan, dan setoran jaminan dalam mata uang rupiah dan valuta asing diblokir disertai dengan surat kuasa pencairan.Untuk nilai ini setingi-tinggginya sebesar 100% yang dapat digunakan sebagai pengurang. b) Seritifikat Bank Indonesia dan Surat Utang Pemerintah Untuk nilai agunan ini setinggi-tingginya 100% yang dapat digunakan sebagai pengurang. c) Surat berharga yang aktif diperdagangkan di pasar modal. Untuk nilai agunan ini setinggi-tingginya 50%. Surat berharga dinilai dengan menggunakan nilai pasar yang tercatat di Bursa Efek. d) Tanah, gedung , rumah tinggal, pesawat udara, dan kapal laut. Untuk nilai agunan ini untuk penilaian belum melampaui 6 bulan sebesar 70%; antara 618 bulan sebesar 50%; 18-30 bulan sebesar 30%; dan lebih dari 30 bulan sebesar 0%. Tanah dinilai berdasarkan nilai pasar. Rumah tinggal dinilai berdasakan nilai pasar dan kalkulasi biaya. Sedangkan gedung, pesawat udara, dan kapal laut dinilai berdasarkan nilai pasar, kalkulasi biaya, dan kapitalisasi pendapatan. Penilaian-penilaian agunan tersebut dilakukan oleh penilai independen (jasa penilai). Dalam penilaian agunan dikenal beberapa terminologi : 1) Nilai pasar yaitu jumlah uang yang diperkirakan dapat diperoleh dari transaksi jual beli atau hasil penukaran suatu asset pada tanggal penilaian setelah dikurangi biayabiaya transaksi, pihak penjual dan pembeli tidak mempunyai ikatan, memiliki pengetahuan tentang asset yang diperdagangkan dan melakukan transaksi tidak dalam keadaan terpaksa.
4
2) Kalkulasi biaya yaitu perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi aktiva yang baru setelah dikurangi dengan penyusutan akibat kerusakan fisik dan penurunan nilai ekonomis. 3) Kapitalisasi pendapatan yaitu nilai tunai penerimaan kas masa depan dari pendapatan akan diterima dalam jangka waktu 5-10 tahun. Contoh : Bank ABCD pada 31 Desember 2012 memiliki saldo-saldo seperti pada tabel neraca dibawah. Misalnya, ingin menentukan PPAP untuk kredit yang diberikan, maka harus melihat sisi debet (saldo terakhir pelaporan) kredit yang diberikan. Dalam neraca sebesar Rp 11.242.000.000
PT. Bank ABCD Neraca Per 31 Desember 2012
No.
Rekening
1
Kas
2
No.
Rekening
Jumlah (Rp)
400.000.000
1
Giro
700.000.000
Giro BI
600.000.000
2
SB Diterbitkan
450.000.000
3
Bank-Bank Lain
450.000.000
3
Tabungan
2.000.500.000
4
PPAP-BBL
-30.000.000
4
Deposito
8.000.000.000
5
Sekuritas Jangka Pendek
1.500.000.000
5
Pinjaman diterima
4.000.000.000
6
PPAP-SJP
-100.000.000
6
Kewajiban lainnya
500.000.000
7
Kredit diberikan
8
PPA-Kredit diberikan
-545.000.000
9
Penyertaan
4.000.000.000
10
PPAP-Penyertaan
-447.000.000
11
Aktiva Tetap
1.000.000.000
7
Modal
2.176.500.000
12
Akumulasi Penyusutan
-243.000.000 Jumlah
17.827.000.000
Jumlah
Jumlah (Rp)
11.242.000.000
17.827.000.000
5
Untuk dapat menentukan PPAP akhir tahun 2012, perlu diketahui kualitas kreditnya dan bobot agunan yang digunakan dalam perhitungan. Jika diperhatikan saldo penyisihan penghapusan kredit yang diberikan yang telah dibentuk tahun lalu sebesar Rp 545.000.000. sedangkan pada akhir tahun 2012 PPAP wajib dibentuk sebesar 1.209.700.000. Dengan demikian yang perlu ditambahkan sebesar Rp 1.209.700.000-Rp 545.000.000 = Rp 664.700.000. Jurnal yang diperlukan yakni :
Tanggal
Rekening
Debet (Rp)
Dr. Biaya penyisihan penghapusan kredit
664.700.000
Cr. Penyisihan penghapusan kredit
Kredit (Rp)
664.700.000
Dengan demikian saldo Penyisihan Penghapusan Kredit pada 31 Desember 2012 jika ditampilkan dalam laporan keuangan adalah Rp 1.209.700.000 Contoh : Kredit macet atas nama PT. ABC sebesar Rp 300.000.000 dan tunggakan bunga Rp 30.000.000 dihapusbukukan
Tanggal
Rekening
Debet (Rp)
Dr. Penyisihan Penghapusan Kredit
330.000.000
Cr. Kredit yang diberikan
Kredit (Rp)
300.000.000
Cr. Pendapatan Bunga yang akan diterima
30.000.000
Jika kredit dilunasi, maka bank harus membukukan kembali kredit tersebut ke dalam rekening efektif, yaitu :
Tanggal
Rekening
Debet (Rp)
Dr. Kredit yang diberikan
300.000.000
Dr. Pendapatan bunga akan diterima Cr. Penyisihan Penghapusan Kredit
Kredit (Rp)
30.000.000 330.000.000
Pencatatan jurnal pelunasan oleh Bank: 6
Tanggal
Rekening
Debet (Rp)
Dr. Kas/Giro
330.000.000
Kredit (Rp)
Cr. Kredit yang diberikan
300.000.000
Cr. Pendapatan Bunga yang akan diterima
30.000.000
Pencatatan Pembentukan Aktiva Produktif (penempatan pada bank lain, penyertaan, surat berharga : Penempatan pada bank lain Tanggal
Rekening
Debet (Rp)
Kredit (Rp)
Dr. Biaya penyisihan penempatan pada bank xx lain Cr. penyisihan penempatan pada bank lain
xx
Surat berharga Tanggal
Rekening
Debet (Rp)
Kredit (Rp)
Dr. Biaya penurunan penempatan pada bank xx lain Cr. penyisihan penurunan pada bank lain
xx
Pencatatan PPAP penyertaan Tanggal
Rekening Dr.
Biaya
Debet (Rp) penyisihan
penurunan
Kredit (Rp)
nilai xx
penyertaan Cr. penyisihan penurunan nilai penyertaan
xx
7
DAFTAR PUSTAKA Taswan, Akuntansi Perbankan Edisi III, 2014, UPP STIM YKPN: Yogyakarta
8