Air Laut Spot 1.docx

  • Uploaded by: Siti hajra hi umra
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Air Laut Spot 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,162
  • Pages: 7
Air laut spot 1 1. Derajat Keasaman (pH) Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH. Bilah pH di bawa normal, maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH diatas pH normal makan besifat basah. Berdasarkan pengukuran area PLTU Kelurahan Rum Kecamatan Tidore dihasilkan nilai pH yaitu 3,22 maka termasuk dalam kategori asam . Dengan kata lain adanya aktivitas industri PLTU dengan pembakarana batu bara, minyak dan gas dapa meningkatkan kadar karbondioksida (CO2)

mempengaruh pH air laut dan

menyebabkan suhu air laut meningkat. Nilai pH mendefinisikan kandungan asam dan basah di air laut. Angkanya antara pH 0- pH 14. Semakin rendah nilai pH semakin asam air laut. Menurut Algoritma perhitungan tingkat keasaman air laut , ini merupakan penurunan yang dramtis. Nilai pH ideal bagi air laut berkisar pada pH 8,1 hingga 8,4.

2. Oksigen Terlarut (DO) Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasala dari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil foto sintesis organisme yang hidup dalam perairan.kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu. Berdasarkan pengukuran area PLTU Kelurahan Rum Kecamatan Tidore dihasilkan nilai DO yakni 6,88 Dilihat dari hasil tersebut maka DO tergolong ke dalam tidak tercemar tercemar karena adanya prose difusi antar air dengan udara bebas serta adanya fotosintesis sehingga kadar oksigen tinggi. 3. Daya Hantar Listrik (HDL) Semakin banyak garam-garam telarut yang dapat terionisasi semakin tinggi pulah nilai DHL. Pengukuran HDL yang dihasilkan pada air laut spot I µmhos/cm sehingga air tersebut belum tercemar

yaitu 19018

sesuai dengan nilai baku DHL

menurut PPRI No.20 tahun tentang pengendalian pencemaran air adalah 2250 µmhos/cm golonga D (air yang dapat di gunakan untuk keperluan pertanian, usah perkotaan, industry dan pembangkit listrik.

4. Salinitas Salinidat dapat di pengaruhi oleh beberapa factor seperti pasang surut penguapan ,curah hujan , topokgrafi perairan serta presitipasi . Nilai salinitas air untuk air laut biasanya berkisar antara 0-5 ppt. Hasil pengukuran salinitas air laut spot I yaitu 1,3349. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa air laut spot I memiliki nilai salinitas yang normal karena masih berada di kisaran antara 0-5 ppt. hal ini di karenakan perbedaan pengupan, curah hujan, pembekuan. Salinitas air laut juga bervariasi dengan kedalaman air karena massa jenis air dan tekanan meningkat dengan kedalaman. 5. Turbidity Kekeruhan airdapat di timbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organic seperti lumpur dan bahan yan di hasilkan oleh industry. Batas maksimal yang diperbolehkan oleh US EPA yaitu 0,5-1 NTU. Dalam batas tersebut, air dapat digunakan sebagai air minum. Hasil pengukuran kekeruhan pada air laut spot I ini yaitu 9,2 NTU, hasil ini menunjukkan bahwa nilai kekeruhan air laut spot I ini sudah tercemar karena pembuangan limbah industry yang langsun ke air laut. 6. Suhu Suhu alami untuk perairan tropis yang layak untuk kehidupan organisme berkisar antara 23-320C. Hasil pengukuran suhu di air laut spot I yaitu 32, 8 oC. Hal ini menunjukan suhu air laut di spot I tidak baik dan berada di dalam kisaran suhu air tidak normal yang umumnya terdapat di wilayah perairan, dikarenakan pembungan limbah industry yang dapt meningkatkan suhu air.

7. TSS TSS atau padatan tersuspensi total adalah residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimum 2 µm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. Kadar TSS yang diperbolehkan

adalah 500 mg/L (standar

PERMENKES dan SNI). TSS merupakan jumlah zat terlarut baik senyawa organik maupun non-organik. Berdasarkan data TSS di atas yaitu 46 mg/L pada sampel air laut spot I temasuk TSS

Yang tinggi. Tinnginya kandunggan TSS dapat menghambat cahaya yang masuk kedalam air berkurang sehingga fotosintesis melambat.

Air laut spot 2 1. Derajat Keasaman (pH) Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH. Bilah pH di bawa normal, maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH diatas pH normal makan besifat basah. Berdasarkan pengukuran area PLTU Kelurahan Rum Kecamatan Tidore dihasilkan nilai pH yaitu 3,22 maka termasuk dalam kategori asam . Dengan kata lain adanya aktivitas industri PLTU dengan pembakarana batu bara, minyak dan gas dapa meningkatkan kadar karbondioksida (CO2)

mempengaruh pH air laut dan

menyebabkan suhu air laut meningkat. Nilai pH mendefinisikan kandungan asam dan basah di air laut. Angkanya antara pH 0- pH 14. Semakin rendah nilai pH semakin asam air laut. Menurut Algoritma perhitungan tingkat keasaman air laut , ini merupakan penurunan yang dramtis. Nilai pH ideal bagi air laut berkisar pada pH 8,1 hingga 8,4.

2. Oksigen Terlarut (DO) Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasala dari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil foto sintesis organisme yang hidup dalam perairan.kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu. Berdasarkan pengukuran area PLTU Kelurahan Rum Kecamatan Tidore dihasilkan nilai DO yakni 6,91 Dilihat dari hasil tersebut maka DO tergolong ke dalam tidak tercemar tercemar karena adanya prose difusi antar air dengan udara bebas serta adanya fotosintesis sehingga kadar oksigen tinggi. 3. Daya Hantar Listrik (HDL) Semakin banyak garam-garam telarut yang dapat terionisasi semakin tinggi pulah nilai DHL. Pengukuran HDL yang dihasilkan pada air laut spot II yaitu 19078 µmhos/cm sehingga air tersebut belum tercemar

sesuai dengan nilai baku DHL

menurut PPRI No.20 tahun tentang pengendalian pencemaran air adalah 2250 µmhos/cm golonga D (air yang dapat di gunakan untuk keperluan pertanian, usah perkotaan, industry dan pembangkit listrik.

4. Salinitas Salinidat dapat di pengaruhi oleh beberapa factor seperti pasang surut penguapan ,curah hujan , topokgrafi perairan serta presitipasi . Nilai salinitas air untuk air laut biasanya berkisar antara 0-5 ppt. Hasil pengukuran salinitas air laut spot II yaitu 1,3349. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa air laut spot II memiliki nilai salinitas yang normal karena masih berada di kisaran antara 0-5 ppt. hal ini di karenakan perbedaan pengupan, curah hujan, pembekuan. Salinitas air laut juga bervariasi dengan kedalaman air karena massa jenis air dan tekanan meningkat dengan kedalaman. 5. Turbidity Kekeruhan airdapat di timbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organic seperti lumpur dan bahan yan di hasilkan oleh industry. Batas maksimal yang diperbolehkan oleh US EPA yaitu 0,5-1 NTU. Dalam batas tersebut, air dapat digunakan sebagai air minum. Hasil pengukuran kekeruhan pada air laut spot II ini yaitu 1,6 NTU, hasil ini menunjukkan bahwa nilai kekeruhan air laut spot II ini masih kategori normal karean belum telalur tercema roleh limbah industry. 6. Suhu Suhu alami untuk perairan tropis yang layak untuk kehidupan organisme berkisar antara 23-320C. Hasil pengukuran suhu di air laut spot II yaitu 32, 83 oC. Hal ini menunjukan suhu air laut di spot II tidak baik dan berada di dalam kisaran suhu air tidak normal yang umumnya terdapat di wilayah perairan, dikarenakan pembungan limbah industry yang dapt meningkatkan suhu air.

7. TSS TSS atau padatan tersuspensi total adalah residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimum 2 µm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. Kadar TSS yang diperbolehkan

adalah 500 mg/L (standar

PERMENKES dan SNI). Berdasarkan data TSS di atas yaitu 48 mg/L pada sampel air laut spot II temasuk TSS Yang tinggi. Tinnginya kandunggan TSS dapat menghambat cahaya yang masuk kedalam air berkurang sehingga fotosintesis melambat.

8.

Related Documents


More Documents from ""

Panduan Uji Udara.docx
December 2019 15
Air Laut Spot 1.docx
December 2019 13
Laporan Kimling.docx
December 2019 11
Bab 1 Tgs Pak Zul.docx
December 2019 19