AGENDA SETTING Diantara beberapa teori yang berhasil diakui sampai sekarang, salah satunya adalah Teori Agenda Setting.
Teori Agenda setting menekankan bahwa
Media akan dengan mudah member perhatian yang lebih kepada sebuah topic daripada topic lain yang terabaikan.
Orang-orang akan cenderung
lebih mengetahui isu apa yang diangkat oleh media dan merangkai isu apa yang penting dan tidak penting. Ide dasar pendekatan Agenda Setting seperti yang sering dikemukakan Bernard Cohen (1963) adalah bahwa “pers lebih daripada sekadar pemberi informasi dan opini. Pers mungkin saja kurang berhasil mendorong orang untuk
memikirkan
sesuatu,
tetapi
pers
sangat
berhasil
mendorong
pembacanya untuk menentukan apa yang perlu dipikirkan”. Orang-orang mempelajari isi dari sebuah topik dan bagaimana mereka mengurutkan dari mulai yang terpenting sampai ke tidak penting. Menurut Mc.Combs dan Shaw (1976), Audiens tidak hanya belajar soal isu publik saja melalui media, akan tetapi mereka juga jadi tahu pentingnya sebuah topik dari penekanan media massa menempatkannya. Contohnya pada saat kampanye politik, biasanya hal ini dianggap penting oleh media. Hal ini secara tidak sadar akan mempengaruhi kognitif pemirsa sebagai aspek yang paling penting. Hal ini berbahaya dan bisa disalahgunakan karena jika para pemilih bisa diyakinkan bahwa sebuah isu dalam kampanye itu penting, maka pemilih bukan tidak mungkin akan mempergunakan hak pilih untuk memilih kandidat yang menurut media paling kompeten. Model Dasar Ada sebuah analisis riset yang mengatakan bahwa isu yang paling mendapat perhatian adalah karena pemirsa merasa familiar dan merasa topik itu penting dalam satu periode waktu, sedangkan topik yang kurang mendapat perhatian dengan sendirinya akan dilupakan. Untuk mengilustrasikannya,
contohnya pada kasus korupsi. Tidak ada yang baru dengan kasus korupsi politik, tetapi karena mendapat sorotan yang luar biasa dari pers, maka topik itu menjadi topik utama Ada beberapa ketidak pastian mengenai hipotesis Agenda setting, Pertama ketidak jelasan mengenai dampak. Apakah kita harus menganalisa efek media pada individu atau kepada hubungan interpersonalnya. Yang kedua adalah dengan berbagai macam agenda yang tersembunyi, apakah kita berbicara tentang agenda individu dan kelompok atau agenda institusi, parpol dan pemerintah. Ada perbedaan antara agenda setting individu dengan berkomunikasi langsung kepada publik atau agenda setting institusi dengan mempengaruhi politisi dan para pembuat kebijakan. Oleh karena itu media memiliki peran ganda yaitu mempengaruhi opini publik maupun mempengaruhi elit politik. Sedangkan yang ketiga bahwa seharusnya agenda setting yang dibuat oleh media dilakukan secara tidak sadar dan perhatian yang diarahkan secara langsung oleh media akan tetapi di sisi lain diasosiasikan dengan pendekatan fungsional. MODEL AGENDA SETTING ROGERS DAN DEARING Ada tiga jenis agenda menurut Rogers dan Dearing: 1. Media Agenda : Isinya adalah tentang priorotas perhatian dalam isi media kepada satu isu dan event 2. Public
Agenda : Berbagai macam isu dalam opini publik dan
pengetahuan 3. Policy Agenda : Menggambarkan isu dan kebijakan politisi. Riset yang dilakukan oleh Rogers dan Dearing menunjukkan beberapa efek utama atau interaksi dari Agenda setting, diantaranya adalah : 1. Media massa mempengaruhi agenda publik secara langsung, hal ini dilihat dari banyaknya perhatian dan otoritas media
2. Agenda Publik (opini publik) dipengaruhi oleh Policy Agenda, karena
politisi merespon apa yang pemilih inginkan. 3. Media agenda juga memiliki pengaruh langsung kepada policy agenda,
karena digunakan oleh politisi sebagai panduian opini publik 4. Dalam beberapa isu, Policy Agenda memiliki pengaruh yang langsung dan kuat dalam media agenda. 5. Media Agenda langsung dipengaruhi oleh banyak sumber dan oleh beberapa kejadian dunia yang menjadi perhatian media, ini adalah sebuah faktor yang biasanya tidak termasuk dalam proses tersebut. Model ini mewakili berbagai macam efek dan feedback, Agenda Setting secara sengaja atau pun tidak dilakukan oleh media atau para pembuat kebijakan. Kita tidak bisa memungkiri sebuah kemungkinan bahwa publik sendiri mempengaruhi media agenda, karena media pun memilih isi berdasarkan estimasi apa yang sedang dibicarakan publik. Ada beberapa ketidak pastian yang disebutkan oleh Rogers dan Daring yaitu, Media memiliki bermacam-macam kredibilitas,jadi efeknya mungkin tidak akan sama, Berikutnya adalah isi media tidak selamanya dengan pengalaman pribadi lingkungannya. Yang ketiga adalah banyak orang memegang nilai-nilai yang berbeda mengenai berita kejadian dari media massa.