Bab I.docx

  • Uploaded by: tita
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,544
  • Pages: 31
BAB I

PENDAHULUAN  Pengertian IOT  Sejarah IOT  Aplikasi IOT  Perangkat pengembangan IOT

BAB I PENDAHULUAN

I

nternet of Things (IoT) merupakan sebuah istilah terhadap teknologi yang akhir-akhr ini gencar dibicarakan di industri teknologi. IoT Merupakan perkembangan dari teknologi embedded systems dimana teknologi ini diaplikasikan pada benda yang kita gunakan untuk keperluan sehari-hari. Dalam sekala besar, implementasi Internet of Things (IoT)

menjanjikan dapat mengubah segala aspek kehidupan. Perangkat IoT yang sudah dapat dinikmati oleh publik seperti komponen rumah yang diauomatisasi, kita tidak perlu lagi mematikan komponen rumah dengan cara konvensional, cukup melalui smartphone atau tablet yang terkoneksi internet atau jaringan lokal. 1.1.

Pengertian Internet of things

Gambar 1.1 Internet of things akan mengubah dunia Sumber: www.enterprisecioforum.com

Menurut analisa McKinsey Global Institute, internet of things adalah sebuah teknologi yang memungkinkan kita

untuk

menghubungkan

mesin, peralatan, dan benda fisik

lainnya dengan sensor jaringan dan aktuator untuk memperoleh data dan mengelola kinerjanya sendiri, sehingga memungkinkan mesin untuk berkolaborasi dan bahkan bertindak berdasarkan informasi baru yang diperoleh secara independen. Teknologi internet of things sangat luar biasa. Jika sudah direalisasikan, teknologi ini tentu akan sangat memudahkan pekerjaan manusia. Manusia

tidak

akan

perlu

lagi

mengatur

mesin

saat

menggunakannya, tetapi mesin tersebut akan dapat mengatur dirinya sendiri dan berinteraksi dengan mesin lain yang dapat berkolaborasi dengannya. Hal ini membuat mesin-mesin tersebut dapat bekerja sendiri dan manusia dapat menikmati hasil kerja mesin-mesin tersebut tanpa harus repot-repot mengatur mereka. Cara kerja dari internet of things cukup mudah. Setiap benda harus memiliki sebuah IP Address. IP Address adalah sebuah identitas dalam jaringan yang membuat benda tersebut bisa diperintahkan dari benda lain dalam jaringan yang sama. Selanjutnya, IP address dalam benda-benda tersebut akan dikoneksikan ke jaringan internet. Saat ini, koneksi internet sudah sangat mudah kita dapatkan. Dengan demikian, kita dapat memantau benda tersebut bahkan memberi perintah kepada benda tersebut. Sebagai contoh, jika ada speaker yang memiliki IP

address dan terkoneksi internet di Amerika Serikat, kita dapat memerintahkan speaker tersebut untuk menyalakan musik walaupun kita berada di Indonesia. Yang kita perlukan hanyalah koneksi internet. Setelah sebuah benda memiliki IP address dan terkoneksi dengan internet, pada benda tersebut juga dipasang sebuah sensor. Sensor pada benda memungkinkan benda tersebut memperoleh informasi yang dibutuhkan. Setelah memperoleh informasi, benda tersebut dapat mengolah informasi itu sendiri, bahkan berkomunikasi dengan benda-benda lain yang memiliki IP address dan terkoneksi dengan internet juga. Akan terjadi pertukaran informasi dalam komunikasi antara benda-benda tersebut. Setelah pengolahan informasi selesai, benda tersebut dapat bekerja dengan sendirinya, atau bahkan memerintahkan benda lain juga untuk ikut bekerja. 1.2.

Sejarah Internet of things Internet of things merupakan hal yang relatif baru di

dunia teknologi saat ini. Namun, internet of things diprediksi akan menjadi tren yang luar biasa di masa depan. Hal itu tidak akan mungkin terjadi apabila tidak ada yang meneliti dan mengembangkan internet of things. Kita bisa mengembangkan internet of things sesuai dengan bidang yang kita kuasai. Sebelum mengembangkan internet of things dan menjadi bagian dari

sejarah internet of things dunia, marilah kita pelajari sejarah internet of things sebelum kita. Mesin soda di Carniege Mellon University adalah mesin pertama yang terhubung dengan internet pada tahun 1982. Pada tahun 1999, Bill Joy mempresentasikan Six Webs pada World Economic Forum di Davos, dan membahas mengenai komunikasi device to device (D2D). Kevin Asthon mengusulkan istilah “Internet of things” pada tahun yang sama. Sejak saat itulah istilah Internet of things digunakan. 'Internet of things' Thing", Kevin

Asthon

menyebutkan:

(2009) Hari

ini

komputer dan internet hampir sepenuhnya kepada

tergantung

manusia.

Hampir

Gambar 1.2 Kevin Ashton: Pencetus

semua dari sekitar 50 petabyte

istilah Internet of Things

(1,024 terabyte) dari data yang

Sumber: www.mwotafrica.com

tersedia di internet diciptakan oleh manusia yang mengetik,

Dalam

artikelnya

untuk RFID Journal, That

merekam.

memotret,

membaca barcode. Tetapi

atau

masalahnya, manusia memiliki keterbatasan waktu, ketelitian, dan ketepatan, yang semuanya berarti mereka tidak pandai memperoleh data tentang hal-hal di dunia nyata. Ini adalah suatu masalah besar. Kita adalah benda fisik, begitu pula dengan lingkungan kita. Ide dan informasi sangat penting. Namun, teknologi informasi saat ini sangat bergantung pada data yang berasal dari manusia. Jika kita memiliki komputer yang tahu segala sesuatu, yang bisa mengolah datanya sendiri tanpa bantuan manusia, kita akan bisa menacak dan menghitung segala sesuatu, dan akan sangat mengurangi kerugian biaya. Kita akan tahu kapan suatu hal perlu diganti, diperbaiki, atau diingatkan, dan apakah mereka masih baru atau sudah usang. Internet of things memiliki potensi untuk mengubah dunia, seperti yang telah dilakukan oleh internet. Bahkan lebih dari pada itu.” Pada tahun 2014, pandangan dari internet of things telah berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi dan penggabungan dari beberapa teknologi, mulai dari komunikasi wireless ke internet, dan dari embedded system ke microelectromechanical system (MEMS). Hal ini berarti bahwa semua bidang di dunia ini akan memiliki kontribusi dalam membangun internet of things. 1.3.

Aplikasi Internet of things Beberapa tahun ke depan mungkin kita akan melihat

bagaimana sensor- sensor berkembang dan memengaruhi dunia.

Akan banyak perusahaan yang menggunakan internet of things, dan ada yang mengembangkannya. Internet of things saat ini masih sangat baru dan masih bisa dikembangkan. Menurut McKinsey Global Institute, berikut ini beberapa contoh aplikasi internet of things yang telah ada dan dapat dikembangkan: 

Pemantauan Jarak Jauh Pemantauan jarak jauh adalah salah satu jenis internet of

things yang paling sering ditemukan. Caranya adalah dengan meletakkan sensor pada suatu benda yang ingin kita pantau, dan sensor tersebut kita koneksikan dengan internet. Dengan demikian, kita dapat memperoleh apa saja yang kita butuhkan dari sensor, dan memantaunya dari jarak jauh dengan jaringan internet, bahkan bisa langsung kita pantau dari handphone kita. Salah satu contohnya adalah FedEx's

SenseAware

memungkinkan

kita

yang untuk

memantau barang yang kita kirim sudah sampai mana dan bagaimana kondisinya. Kita Gambar 1.3 FedEx SenseAware Sumber: tctechcrunch2011.files.wordpress. com

hanya

perlu

meletakkan

perangkat ini ke dalam paket yang akan kita kirim.

Perangkat ini meliputi sensor Global Positioning System (GPS), sensor temperatur, sensor cahaya, sensor kelembaban, dan

sensor tekanan udara, yang dapat memberikan kita data secara spesifik bagaimana kondisi paket yang sedang kita kirim. Perangkat ini tentu sangat bermanfaat untuk perusahaan yang memiliki supply chain yang panjang dan kompleks. Contoh lain juga terdapat di sebuah peternakan. Dahulu, peternakan ini memerlukan seorang dokter untuk mengawasi 10 kerbau. Dokter ini harus memeriksa setiap kerbau setiap hari untuk memastikan kondisinya baik-baik saja. Hal ini tentu memakan biaya yang sangat besar. Tetapi tidak lagi setelah ditanamkan internet of things pada peternakan ini. Sekarang, peternakan ini hanya membutuhkan seorang dokter untuk mengawasi 100 kerbau. Setiap kerbau dipasang sensor yang dapat mendeteksi temperatur, suhu, kelembaban, dan tekanan udara. Dokter tersebut hanya perlu duduk di kantor dan mengawasi kerbau-kerbau tersebut dari jauh. Apabila ada sensor yang mendapati kerbau mengalami kenaikan suhu yang drastis atau ada masalah lainnya, sensor akan memberikan notifikasi kepada dokter, sehingga dokter dapat langsung menangani kerbau tersebut. Dengan demikian, dokter tidak perlu lagi memantau dan memeriksa satu per satu kerbau setiap hari. Dokter hanya menangani kerbau yang memerlukan penanganan khusus saja. Inovasi ini sangat luar biasa dan menghemat biaya yang cukup besar. Contoh lain dari pemantauan adalah untuk mengecek kesehatan fisik suatu sistem dan melaksanakan perawatan secara

berkala. Di Amerika Serikat, sebuah jembatan di daerah Minneapolis sudah dipasang sensor. Sensor ini dilengkapi dengan pendeteksi tekanan dan kerusakan. Sensor ini akan mengingatkan pihak terkait untuk melaksanakan perawatan jembatan secara berkala. Apabila kerusakan jembatan sudah cukup besar, sensor akan memberikan notifikasi kepada pihak terkait untuk segera memperbaikinya. Hal ini tentu akan mengurangi kemungkinan runtuhnya jembatan, dan mengurangi angka kematian di daerah tersebut. 

Optimasi Sistem Selain untuk memantau, internet of things juga

memungkinkan sebuah benda untuk melakukan optimasi terhadap dirinya sendiri. Benda dapat mengolah sendiri data yang diperoleh dari sensor pada dirinya, kemudian mengolah input tersebut untuk membuat keputusan. Hal ini sangat berguna bagi sistem yang sangat kompleks. Sebagai contoh di Mannheim, Jerman, sistem listrik menggunakan teknologi smart grid untuk mendeteksi apakah perbaikan yang dilakukan sudah sempurna. Kalau belum, sistem akan menyarankan pelaksanaan perbaikan yang lebih baik lagi. 

Kesehatan Kategori internet of things ini bertujuan untuk membantu

manusia memantau keadaan fisik mereka sendiri. Sistem ini membuat manusia bisa memantau kondisi kesehatannya seperti

tekanan darah. Sistem ini juga bisa mengingatkan manusia untuk berolah raga atau melakukan aktivitas fisik. Selain itu, sistem ini juga bisa mengingatkan manusia untuk berobat ke dokter apabila ada kondisi fisik yang kurang baik. Salah satu contoh dari aplikasi pintar ini adalah Nike +. Jika kita membeli sepatu merek Nike yang memiliki sensor tersebut, kita bisa menghubungkannya dengan aplikasi Nike + pada handphone kita. Aplikasi tersebut dapat mengukur Aplikasi

ini

juga

bisa

mengingatkan kapan sepatu kita perlu diganti. supaya olah raga kita bisa tetap maksimal dan

mengurangi

risiko

kecelakaan saat berolah raga Gambar 1.4 Sensor Nike+ yang diletakkan pada dasar sepatu Sumber: www.runningplus.nl

kecepatan lari dan jarak tempuh yang telah kita lewati dengan

sepatu

yang

dihubungkan Aplikasi ini bisa mengingatkarn berolah

raga.

kita

untuk sehingga

kesehatan kita akan terjaga

karena sepatu yang sudah tidak layak pakai.

1.4.

Perangkat Pengembangan IOT Diperlukan alat yang biasa disebut board (papan) dalam

melakukan pengembangan perangkat Internet of Things, dimana alat tersebut memiliki fitur dan socket yang menyerupai motherboard pada komputer namun dengan ukuran kecil. Berikut beberapa perangkat pengembangan yang dapat digunakan untuk pengembangan perangkat IoT. 1. Raspberry Pi Raspberry Pi memang sangat berkaitan erat dengan teknologi Internet of Things. Karena, board ini sering digunakan untuk membuat atau mengembangkan perangkat yang berkaitan dengan IoT. Raspi merupakan single board circuit atau komputer papan tunggal berukuran kecil yang dikembangkan oleh Raspberry Pi Foundation. Raspi dapat digunakan untuk menjalankan program perkantoran, permainan komputer, sampai pemutar media dengan video yang memiliki resolusi tinggi.

Gambar 1.5 Raspberry Pi ( Sumber: https://www.element14.com/community/community/raspberry-pi)

Raspi bisa berjalan di berbagai OS berbasis linux dan android. Bahkan yang baru muncul yaitu Windows 10 IoT. Komponen yang terdapat pada Raspi sama seperti PC pada umumnya. Seperti processor, RAM, sound card, USB port, disk drive (menggunakan SD card). Raspberry Pi juga sering dijadikan controller/server mini dalam beberapa proyek IoT karena, memiliki spesifikasi yang baik dalam menjalankan tugastugas ringan apalagi jika berhubungan dengan embedded system hardware. 2. Arduino Arduino merupakan perangkat yang terjangkau yang memiliki komunitas yang luas dalam pengembangannya. Arduino merupakan pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang. Hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR dan softwarenya memiliki bahasa pemrograman sendiri. Bahasa yang dipakai dalam Arduino bukan assembler yang relatif sulit, tetapi bahasa C yang disederhanakan dengan bantuan pustaka-pustaka (libraries) Arduino.

Gambar 1.6 Arduino (Sumber: https://cs.wikipedia.org/wiki/Programov%C3%A1n%C3%AD_Arduino_Uno)

Arduino sangat populer di kalangan pengembangan Internet of Things selain karena open-source dan harganya terjangkau, papan ini cocok digunakan untuk para pemula yang memulai pengembangan Internet of Things. Arduino juga sudah merilis banyak versi board namun yang biasa digunakan adalah arduino UNO dan harganya sekitar 150-250 ribu. 3.

NodeMCU ESP8266 NodeMCU merupakan sebuah open source platform IoT

dan pengembangan kit yang menggunakan bahasa pemrograman Lua untuk membantu dalam membuat prototype produk IoT atau bisa

dengan

memakai

sketch

dengan

adruino

IDE.

Pengembangan kit ini didasarkan pada modul ESP8266, yang mengintegrasikan GPIO, PWM (Pulse Width Modulation), IIC, 1-Wire dan ADC (Analog to Digital Converter) semua dalam satu board.

Gambar 1.7 NodeMCU ESP8266

NodeMCU berukuran panjang 4.83cm, lebar 2.54cm, dan berat 7 gram. Board ini sudah dilengkapi dengan fitur WiFi dan Firmwarenya yang bersifat opensource. 4.

Intel Galileo Teknologi IoT (Internet of Things) mendorong Intel

mengeluarkan teknologi yang menggabungkan komputer mini dengan Arduino. Teknologi tersebut diberi nama Intel Galileo. Berbeda dengan Arduino yang menggunakan microcontroller sebagai dasarnya, Intel Galileo menggunakan Processor Intel Quark SoC X1000.

Gambar 1.8 Intel Galileo ( Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Intel_Galileo)

Intel galileo juga dapat dikembangkan melalui sistem operasi lainnya seperti Windows, MacOS, dan Linux Host. Untuk spesifikasi sudah sangat lengkap mengingat harganya yang cukup mahal yaitu 1 juta keatas namun sebanding dengan alat yang didapat. 5.

Onion Omega Onion Omega memiliki ukuran board yang kecil,

mendukung OS Linux maupun bahasa pemrograman C/C++, Phyton maupun Node.js. Bedanya dengan Intel galileo, devboard Onion Omega ini harganya jauh lebih murah tetapi untuk fitur dan dukungan perangkat lunak dalam fase pengembangan sejajar dengan yang lain.

Gambar 1.9 Onion Omega ( Sumber : https://cdn-images1.medium.com/max/1600/1*zynvHz0BAva3wve9aWH8Vw.jpeg)

BAB II

SMART KULKAS  Gambaran Umum Smart Kulkas  Alur Proses Smart Kulkas  Rincian Biaya Smart Kulkas

BAB III ALAT DAN KOMPONEN

 Load Cell  Bread Board  NodeMCU  Jumper wire

BAB III ALAT dan KOMPONEN SMART KULKAS

B

ab III menjelaskan berbagai alat dan komponen yang digunakan dan bagaimana cara kerja dari alat dan komponen yang digunakan pada Smart Kulkas.

3.1

Sensor Berat (Load Cell) Sensor load cell merupakan sensor yang dirancang

untuk mendeteksi tekanan atau berat sebuah beban, sensor load cell umumnya digunakan sebagai komponen utama pada sistem timbangan digital dan dapat diaplikasikan pada jembatan timbangan yang berfungsi untuk menimbang berat dari truk pengangkut bahan baku, pengukuran yang dilakukan oleh

Load

Cell

menggunakan

prinsip

tekanan.

(www.ricelake.com Load Cell and Weight (AmericaModule H : 2010)

Gambar 3.1 Bentuk fisik load cell (Sumber : www.lapantech.com “Load-133”cell.2013)

Gambar 3.1 merupakan bentuk fisik dari sensor load cell berikut keterangan gambar dari sensor load cell tersebut : 

Kabel merah adalah input tegangan sensor



Kabel hitam adalah input ground sensor



Kabel hijau adalah output positif sensor



Kabel putih adalah output ground sensor

Sensor load cell memiliki spesifikasi kerja sebagai berikut : 1. Kapasitas 2 Kg 2. Bekerja pada tegangan rendah 5 –10 VDC atau 5-10 VAC 3.

Ukuran sensor kecil dan praktis

4. Input

atau output resistansi

rendah 3

5. Nonlineritas 0.05% 6. Range temperatur kerja -10°C - +50°C

3.1.1 Karakteristik Sensor Load Cell Tabel 3.1 Karakteristik Sensor load cell

Mekanisme Bahan Dasar

Alumunium Alloy

Load Cell Type

Load Cell Type

Kapasitas

20Kg

Dimensi

55.25x12.7x12.7mm

Lubang Pemasangan

M5 (ukuran baut)

Panjang Kabel

550mm

Ukuran Kabel

30 AWG (0.2mm)

4

No. Urutan Kabel

Gambar 3.2 Konfigurasi Kabel Sensor Load Cell (www.vpgtransducers.com)

Gambar 3.2 merupakan konfigurasi kabel dari sensor load cell. yang terdiri dari kabel berwarna merah, hitam, biru, dan putih. Kabel merah merupakan input tegangan sensor, kabel hitam merupakan input ground pada sensor, kabel warna biru / hijau merupakan output positif dari sensor dan kabel putih adalah output ground dari sensor. Nilai tegangan output dari sensor ini sekitar 1,2 mV. ( www.lapantech.com“Load133”cell.2013)

3.1.2 Prinsip Kerja Sensor Berat (Load Cell) Selama proses penimbangan akan mengakibatkan reaksi terhadap elemen logam pada load cell yang mengakibatkan gaya secara elastis. Gaya yang ditimbulkan oleh regangan ini dikonversikan kedalam sinyal elektrik oleh strain gauge (pengukur regangan) yang terpasang pada load cell. Prinsip kerja load cell berdasarkan rangkaian Jembatan WheatstoneI dapat dilihat pada gambar 3.3 (http://load-cell.com/2012/06/cara-kerjaload-cell-timbangan.html)

Gambar 3.3 Rangkaian Jembatan Wheatstone tanpa beban

Pada gambar 3.4 nilai R = 350 Ω, arus yang mengalir pada R1 dan R3 = arus yang mengalir di R2 dan R4, hal ini dikarenakan nilai semua resistor sama dan tidak ada perbedaan tegangan antara titik 1 dan 2, oleh karena itu rangkaian ini dikatakan seimbang.

Gambar 3.4 Rangkaian Jembatan Wheatstone dengan beban

Jika rangkaian jembatan Wheatstone diberi beban, maka nilai R pada rangkaian akan berubah, nilai R1 = R4 dan R2 = R3. Sehingga membuat sensor load cell tidak dalam kondisi yang seimbang dan membuat beda potensial. Beda potensial inilah ynag menjadi outputnya. Untuk menghitung Vout atau A sperti pada gambar, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Vo = Vo= Vo= Vo = 4,99-5,01 Vo = -0,02 x 10 = 2 Mv Secara teori, prinsip kerja load cell berdasarkan pada jembatan Wheatstone dimana saat load cell diberi beban terjadi perubahan pada nilai resistansi, nilai resistansi R1 dan R3 akan turun sedangkan nilai resistansi R2 dan R4 akan naik. Ketika posisi setimbang, Vout load cell = 0 volt, namun ketika nilai resistansi R1 dan R3 naik maka akan terjadi perubahan Vout pada load cell. Pada load cell output data (+) dipengaruhi oleh perubahan resistansi pada R1, sedangkan output (-) dipengaruhi oleh perubahan resistansi R3. (Rebby Fudi Alexander.2013. Aplikasi Sensor Berat Load Cell Pada Alat Pengering Herbal)

Gambar 3.5 Rangkaian Load Cell tanpa beban

Gambar 3.6 Rangkaian Load Cell diberi beban (http://load-cell. com/2012/06/cara-kerja-load-cell-timbangan.html)

3.2

Bread Board (Project Board) Bread Broad adalah papan berlubang yang biasa

digunakan untuk membuat simulasi terlebih dahulu sebelum membuat rangkaian yang sesungguhnya. Bread Board memiliki beberapa ukiran dari yang kecil, sedang, dan besar. Pada dasarnya ketiga papan tersebut konsepnya sama, hanya berbeda ukurannya saja.

Gambar 3.7 Bread Board (Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Breadboard)

Gambar 3.7 merupakan Project Board atau yang sering disebut sebagai Bread Board adalah dasar konstruksi sebuah sirkuit elektronik dan merupakan prototipe dari suatu rangkaian elektronik. Dizaman modern istilah ini sering di gunakan untuk merujuk pada jenis tertentu dari papan tempat

merangkai komponen, dimana papan ini tidak memerlukan proses menyolder (Langsung tancap). Karena papan ini solderless alias tidak memerlukan solder sehingga dapat digunakan kembali, dan dengan demikian dapat digunakan untuk prototype sementara serta membantu dalam bereksperimen desain sirkuit elektronika. Berbagai sistem elektronik dapat di prototipekan dengan menggunakan Bread Board, mulai dari sirkuit analog dan digital kecil sampai membuat unit pengolahan terpusat (CPU). Berikut adalah gambaran secara umum Bread Board yang memiliki jalur seperti gambar pada di bawah ini :

Gambar 3.8 Jalur pada Bread Board.

Gambar 3.8 merupakan jalur pada Bread Board adapun penjelasan dari jalur Bread Board yaitu : 

Dua pasang jalur atas dan bawah terhubung secara Horizontal sampai ke bagian tengah dari Bread Board. Biasanya jalur ini sering digunakan sebagai jalur power

atau jalur signal yang umum digunakan seperti Clock atau jalur komunikasi. 

Lima lubang komponen di tengah merupakan tempat merangkai komponen. Jalur kelima lubang ini terhubung secara Vertikal sampai bagian tengah dari Bread Board.



Pembatas tengah dari Bread Board digunakan sebagai tempat menancapkan komponen IC (Integrated Circuit).

3.3

NODEMCU V3 NodeMCU pada dasarnya adalah pengembangan dari

ESP 8266 dengan firmware berbasis e-Lua. Pada NodeMcu dilengkapi dengan micro usb port yang berfungsi untuk pemorgaman maupun power supply. Selain itu juga pada NodeMCU di lengkapi dengan tombol push button yaitu tombol reset dan flash. NodeMCU menggunakan bahasa pemorgamanan Lua yang merupakan package dari esp8266. Bahasa Lua memiliki logika dan susunan pemorgaman yang sama dengan c hanya berbeda syntax. Jika menggunakan bahasa Lua maka dapat menggunakan tool Lua loader maupun Lua uploder.

Selain dengan bahasa Lua NodeMCU juga support dengan sofware Arduino IDE dengan melakukan sedikit perubahan board manager pada Arduino IDE. Sebelum digunakan Board ini harus di Flash terlebih dahulu agar support terhadap tool yang akan digunakan. Jika menggunakan Arduino IDE menggunakan firmware yang cocok yaitu firmware keluaran dari Ai-Thinker yang support AT Command. Untuk penggunaan tool loader Firmware yang di gunakan adalah firmware NodeMCU.

Gambar 3.9 ESP 8266 NODEMCU V3 ( Sumber : https://www.makerfabs.com/Open-Hardware?product_id=194)

Gambar 3.9 merupakan gambaran dari NodeMCU adapun spesikasi dari NodeMCU berikut adalah spesifikasi NodeMCU v3 . Tabel 3.2 Spesifikasi NODEMCU V3

SPESIFIKASI Mikrokontroller Ukuran Board Tegangan Input GPIO

NODEMCU V3 ESP8266 57 mmx 30 mm 3.3 ~ 5V 13 PIN

Kanal PWM 10 bit ADC Pin Flash Memory Clock Speed WiFi Frekuensi USB Port Card Reader USB to Serial Converter

10 Kanal 1 Pin 4 MB 40/26/24 MHz IEEE 802.11 b/g/n 2.4 GHz – 22.5 Ghz Micro USB Tidak Ada CH340G

Gambar 3.10 Skematik posisi Pin NodeMcu Dev Kit v3 (Sumber : http://tienda.bricogeek.com/wifi/1033-nodemcu-v3-esp8266.html)

3.4

Kabel Jumper Kabel

menghubungkan

jumper antar

adalah komponen

kabel

elektrik

untuk

di

breadboard

tanpa

memerlukan solder. Kabel jumper umumnya memiliki connector atau pin di masing-masing ujungnya. Connector untuk menusuk disebut male connector, dan connector untuk ditusuk disebut female connector.kabel jumper dibagi menjadi 3 yaitu :

Gambar x Kabel jumper Male to Male (Sumber : https://firmareza.wordpress.com/2017/07/26/392/)

Gambar x merupakan kabel jumper male to male. Ujung dari kabel tersebut memiliki batang yang untuk menyambungkan Bread Board dengan NodeMCU yang tedapat lubang di kedua benda itu.

Gambar x Kabel Jumper Male to Female (Sumber : https://dickysosd.blogspot.com/2018/01/jenis-kabel-jumper.html)

Gambar x merupakan kabel jumper male to female. Dimana ujung kedua kabel tersebut berbeda yang ujungnya male memiliki batang dan yang ujungnya female tidak memiliki batang hanya lubang saja.

Gambar x Kabel Jumper Female to Female (Sumber : https://dickysosd.blogspot.com/2018/01/jenis-kabel-jumper.html)

Gambar x merupakan kabel jumper female to female. Dimana ujung kedua kabel tersebut hanya terdapat lubang saja.

BAB II SMART KULKAS

B

ab II menjelaskan tentang apa itu Smart Kulkas baik mengenai gambaran umum sistem, alur proses, serta komponen dan rincian biaya dari perangkat

Smart Kulkas.

2.1

Gambaran Umum Sistem Smart Kulkas Internet adalah seluruh jaringan komputer yang saling

terhubung menggunakan standar sistem global Transmission Control Protocol/internet Protocol Suite sebagai protokol pertukaran paket. Dengan adanya internet, benda dapat terhubung satu sama lain dan megirimkan suatu data yang digunakan untuk memonitoring suatu lingkungan. Hubungan antar benda melalui internet disebut dengan istilah internet of things (IoT). Suatu benda dapat dikatakan IoT jika benda tersebut mampu terhubung antar benda dan mengirimkan data tanpa interaksi manusia. Salah satu contoh penerapan Internet of Things yaitu pendeteksi isi kulkas secara otomatis. Banyak tamu di hotel dan villa pada saat mengkonsumsi minuman di kulkas atau minibar tidak mengaku, adapun solusi yang tepat untuk permasalahaan diatas yaitu mengimplementasikan teknologi internet of things dengan pendeteksi isi kulkas yang dinamakan "Smart Kulkas". Smart Kulkas ini merupakan solusi yang tepat untuk mendeteksi minuman yang diambil dari dalam kulkas dengan mengirimkan pesan jumlah minuman yang telah diambil melalui telegram.

2.2

Alur Proses Smart Kulkas Bagian dari proyek ini berupa alur proses kerja dari

perangkat smart kulkas. Berikut merupakan flowchart dari proses kerja perangkat ini.

Mulai

Ambil minuman

Sensor berat mendeteksi berat minuman

Jumlah minuman yang diambil

T

Y

Kirim pesan ke telegram

End

Gambar 2.1 Alur Proses Smart Kulkas

Alat ini memiliki fitur yaitu pendeteksi jumlah minuman yang berkurang dengan memnggunakan sensor berat dan dapat diinformasikan kepada pengguna melalui telegram.

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"

Cover
October 2019 48
Bab I.docx
April 2020 20
Fisik.docx
May 2020 12