Agama Bab 1.docx

  • Uploaded by: Galih Ekky
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Agama Bab 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,992
  • Pages: 14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam agama Islam kita pasti akan mengenal dengan yang namanya Fiqih. Fiqih adalah ilmu mengenai hokum syara’ yang bersifat amaliyah (perbuatan) yang digali dari dalil-dalil yang terperinci (sistematis, argumentatif). Kita akan sulit melakukan ibadah tanpa kita mengetahui ilmu tentang Fiqih, karena dengan fiqih kita bisa mengetahui berbagi hukum syra’. Dalam ilmu Fiqih sendiri terdapat berbagai hukum yang mencangku aspek-aspek kehidupan, seperti tentang Thaharah yang artinya bersuci. Sehubungan dengan Thaharah, saya disini ingin membahas tentang Menstruasi, Kehamilan dan Nifas, karena kita sebagai umat manusia tidak akan lepas dengan yang namanya Menstruasi, Kehamilan dan Nifas ini. Jadi saya rasa ini penting untuk kita bahas, karena mencangkup kehidupan manusia. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana terjadinya sikluasi haid, nifas dan melahirkan ? 2. Hal-hal apa yang tidak boleh dilakukan saat nifas dan mentruasi ? 3. Apa hikmah menstruasi, nifas dan melahirkan ?

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui sikluasi haid, nifas dan melahirkan 2. Untuk mengetahui hal-hal yang tidak boleh dilakukan dan boleh dilakukan saat nifas dan mentruasi 3. Untuk mengetahui hikmah menstruasi

1

BAB II PEMBAHASAN

A. Hukum Mempelajari Mempelajari adalah fardu’ain bagi setiap wanita yang sudah baligh artinya setiap wanita diharuskan mempelajarinya, sehingga mereka harus keluar dari rumah untuk menuntut ilmu tentang fiqih nisa. Dan bagi orangtua atau suami tidak berhak untuk melarang, kecuali apabila mereka mampu untuk mengajarinya. Sedangkan bagi kaum laki-laki hukum mempelajari ilmu tersebut fardu kifayah,artinya apabila ada sebagian dari mereka sudah ada yang memahami ilmu tersebut, maka yang lain tidak diharuskan belajar. B. Proses Terjadinya Haid, Melahirkan dan Nifas Haid adalah peristiwa rutin dialami oleh seorang wanita setiap bulan. Peritiwa ini ditandai dengan keluarnya darah dari rongga rahim yang terjadi secara berkala setiap bulan. Dalam tubuh seorang wanita terdapat dua indung telur, yang salah satu berada disebelah kanan dan yang satunya berada disebelah kiri. Didalam indung telur tersebut terdapat sekitar 40.000- 400.000 telur yang belum matang. Diantara sekian banyak telur itu ada sel telur yang menjadi matang dan ia segera keluar dari indung telur dan berjalan terus sampai kedalam rahim. Dan waktu keluarnya sel telur tersebut sekitar 14(empat belas) hari sebelum haid yang akan datang pendapat lain dari kitab risalatul mahid 15 hari. Apabila pada saat sel telur tersebut berada di saluran telur bertemu dengan sperma maka pertemuan tersebut akan mengakibatkan pembuahan, dan sel yang telah dibuahi akan berjalan ke rahim. Didalam permukaan sebelah dalam selaput lendir yang telah mepersiapkan diri untuk tempat bersarang dan berkembanganya sel telur yang telah dibuahi. Apabila sel telur yang keluar dari indungnya (dimana ia hanya bisa bertahan hidup selama 24 jam) itu tidak bertemu dengan sperma maka akan membusuk dan mengalami haid atau datang bulan. Awal terjadinya proses perdarahan nifas secara umum hampir sama dengan terjadinya proses perdarahan haid, yaitu akibat terjadinya proses regresi atau deskuamasi dari lapisan endometrium uteri yang disebabkan oleh terjadinya peningkatan aktivasi dan pengaruh dari hormon prostaglandin’ serta penurunan aktivasi dan pengaruh dari hormon-hormon endokrin 2

lainnya yang mempertahankan integritas dan eksistensinya dari lapisan endometrium uteri tersebut. Perdarahan nifas adalah bentuk manifestasi dari upaya tubuh untuk melakukan evakuasi sisa-sisa hasil konsepsi dan drainase pada jalan lahir sebagai kelanjutan secara langsung dari terjadinya proses persalinan. Sedangkan, proses persalinan adalah proses pengeluaran janin dan plasenta dari dalam uterus tubuh seorang wanita, yang dapat terjadi akibat adanya kontraksi lapisan miometrium uteri yang terkoordinasi. Jadi, mekanisme awal terjadinya proses perdarahan nifas sangat terkait dengan terjadinya proses persalinan. Mekanisme awal terjadinya proses persalinan masih belum dapat ditentukan secara pasti walaupun telah banyak penelitian dan teori yang telah dikemukakan. Suatu teori yang dikemukakan pada tahun 1965 mengatakan bahwa awal terjadinya proses persalinan dimulai sebagai akibat dari konvergensi sekumpulan faktor (hormonal, saraf, nutrisi, sirkulasi, dan struktural) yang secara bertahap makin menguat, pada waktu tertentu di masing-masing spesies, dan disesuaikan dengan keadaan morfologiknya masing-masing yang sangat berkaitan erat satu dan lainnya sehingga dapat menimbulkan evakuasi isi uterus (janin dan plasenta). Menurut beberapa studi dan teori mutakhir menunjukkan bahwa peranan hormon oksitosin dan prostaglandin sangat dominan dalam mengawali terjadinya proses persalinan, di samping juga diperkuat efeknya dengan adanya penurunan kadar dan pengaruh dari beberapa hormon yang berperan dalam mempertahankan keberadaan janin dan plasentanya di dalam rahim pada saat yang bersamaan. Telah terbukti bahwa jumlah reseptor hormon oksitosin di dalam sel desidua dan sel-sel pada lapisan miometrium uteri mengalami peningkatan pada masa kehamilan lanjut dan menjelang proses persalinan. Hormon oksitosin akan berikatan dengan reseptor-reseptor tersebut dan menginduksi pelepasan hormon prostaglandin, terutama PGE2. Kemungkinan hormon oksitosin tersebut akan meningkatkan pasase ion kalsium (Ca2′) ke sel-sel otot pada lapisan miometrium uteri sehingga dapat mengaktivasi kinerja aktin dan miosin sel-sel ototnya untuk menimbulkan terjadinya kontraksi fibrile miometrium uterinya. Di sisi lain, pada saat yang bersamaan akan terjadi peningkatan pengeluaran dan pengaruh dari hormon prostaglandin yang dapat menimbulkan vasokonstriksi di lapisan miometrium dan endometrium uteri sehingga dapat mempercepat terjadinya proses iskhemia dan nekrosis pada sel-sel dan jaringannya. Kemudian akan memperkuat kontraksi pada otototot yang ada pada lapisan miometrium dan endometrium uterinya yang diikuti

3

dengan pecahnya beberapa pembuluh darah di daerah tersebut dan pengeluaran bloody show. Pada akhirnya akan mempercepat terjadinya proses pengeluaran janin dan plasenta yang diikuti pengeluaran lokhia dari dalam uterus dan vagina. Dari studi-studi tersebut juga menunjukkan adanya kesan bahwa hormon oksitosin yang dikeluarkan dari sel-sel desidua tersebut juga terlibat dalam pengaturan pengaruh dari aktivasi hormonnya tersebut. Pada saat persalinan normal setelah melahirkan bayi, terjadi pengeluaran darah sebanyak 200-400 ml sebelum timbulnya retraksi (penarikan) otot-otot yang ada pada lapisan miometrium uteri, yang dilengkapi dengan kontraksi uterus yang kuat. Waktu nifas berlangsung paling lama bisa sampai 40 hari, bila sebelum 40 sudah suci hendaknya mandi dan mengerjakan shalat. Tetepi jika darah masih keluar selama 40 hari maka ia wajib melakukan shalat , kadang kadang keluarnya darah selama masa nifas tidak lancar misalnya sehari keluar sehari tidak. Menanggapi hal tersebut ini ada beberapa pendapat ulama: 1. Manzab Hanafi Terhentinya darah yang menyelai keluarnya tidak teratur selama masa nifas, masih terhitung nifas, walaupun terhentinya sampai 15 hari. 2. Manzab Syafi’I Masih dianggap nifas jika darah berhenti hanya sampai 15 hari. Tetapi kalau sudah melahirkan darah tidak keluar sama sekali dan setelah ditunggu 15 hari jika tidak keluar darah sama sekali, maka hari-hari itu dianggap suci sehingga seluruh kewajiban yang ditinggalkan wajib diqadha. Adapun kalau sesudah itu keluar darah maka darah itu dari darah haid, jadi dalam kasus ini wanita tidak bernifas sama sekali. 3. Manzab Maliki Jika terhentinya darah itu sampai setengah bulan maka dianggap suci dan darah yang keluar setelah itu darah adalah darah haid. Tetapi jika terhantinya darah kurang dari setengah bulan maka darah yang keluar darah yang keluar setelah itu darah nifas. Kemudian diadakan perhitungan beberapa hari ia mengeluarkan darah, dengan mengesampingkan hari yang ia mengeluarkan darah. Jika hari mengeluarkan darah telah mencapai 60 hari berarti masa nifas telah habis. Sementara itu hari-hari yang tidak mengeluarkan, ia wajib melakukan kewajiban sebagaimana orang suci seperti shalat, puasa dan yang lain-lainya

4

4. Manzab Hambali Sama dengan manzab maliki, hari-hari tidak mengeluarkan darah wajib melakukan ibadah sebagaimana wanita suci. C. Pengertian Haid, Melahirkan dan Nifas 1 Haid atau mentruasi ialah darah yang keluar dari rahim wanita pada hari hari tertentu pada saat badan dalam keadaan sehat dan sudah menjadi kebiasaan, bukan karena sakit atau melahirkan 2 Melahirkan adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir 3 Nifas adalah darah yang keluar dari kemaluan wanita setelah melahirkan dari waktu hamil D. Usia dan Ukuran Haid Nifas 1) Anak perempuan dapat mengeluarkan darah haid apabila ia telah genap berusia 9 tahun dengan hitungan tahun hijriah atau 8 tahun lebih 8 bulan lebih 24 hari bila menggunakan hitungan tahun masehi atau kurang beberapa hari atau asalkan kurangnya tidak sampai 16 hari. 2) Apabila ada perempuan mengeluarkan darah, padahal umumnya belum mencapai 9 tahun maka darah tersebut bukan darah haid, melainkan istihadoh. 3) Ukuran haid dan suci Minimal haid sehari semalam (24 jam) maksimal haid 15 hari beserta malamnya, umumnya haid 6/7 hari beserta malamnya maksimal suci diantara dua haid 15 hari beserta malamnya sedangkan maksimal suci tidak ada batasanya. 4) Sedangkan ukuran nifas minimal setetes atau asal ada darah, maksimal 60 hari sedangkan umumnya 40 hari. E. Syarat-Syarat, Warna dan Sifat Darah Syarat-syarat darah haid ada 3 yaitu : 1. Tidak kurang dari 24 jam 2. Tidak lebih dari 15 hari beserta malamnya 3. Bertempat pada waktu mungkin atau bisa haid (sudah berusia lebih kurang 9 tahun hijriah, masa suci sudah mencapai batas minimal yakni 15 hari ditambah malamnya)

Adapun sifat dan darah sebagai berikut : 1) Hitam 5

2) Merah 3) Merah kekuningn-kunigan 4) Kuning 5) Keruh Sifat darah haid adalah : 1) Kental dan berbau anyir 2) Kental dan tidak berbau anyir 3) Tidak kental dan berbau anyir 4) Tidak kental dan berbau anyir (warna dan sifat darah ini mepegaruhi hokum haid atau nifas saat wanita mengalami istihadoh, jika normal atau tidak istihadoh, memenuhi syarat-syarat darah haid atau nifas maka warna dan darah yang berbeda beda dihukumi darah haid atau nifas). F. Sikulasi Mentruasi dan Melahirkan Haid merupakan hal yang alamiah bagi wanita yang sehat. Dimana pada setiap bulannya seorang wanita akan mengalami perdarahan yang disebut menstruasi. Proses menstruasi adalah peluruhan dinding Rahim (endometrium) yang disertai dengan terjadinya perdarahan. Proses menstruasi umumnya tidak terjadi pada ibu hamil. Menstruasi biasanya akan terjadi setelah terjadinya perubahan pada fisik di masa pubertas yang ditandai dengan payudara mulai membesar, rambut tumbuh diseputar alat kemaluan, di aksila dan vagina mengeluarkan cairan keputih-putihan. Siklus haid yang normal berkisar antara 28 - 29 hari. Ada beberapa perempuan yang masa siklusnya berlangsung dari 20 sampai 35 hari masih dianggap normal.Menstruasi bervariasi bagi setiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus haid 25-35 hari dan sekitar 10-15 % yang memilki siklus haid 28 hari.Namun, beberapa wanita memilki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan. Menstruasi ini merupakan siklus yang berulang-ulang pada organ reproduksi perempuan.Normalnya menstruasi berlangsung selama 3 - 7 hari. Setelah pubertas, ovarium memiliki korteks tebal yang mengelilingi suatu medula yang mengandung

banyak

pembuluh

darah.

Pada

saat

lahir

korteks

mengandung

sejumlah folikelprimer ovarium. Setelah pubertas, setiap bulan beberapa folikel berkembang membentuk folikel vesikularovarium (folikel graaf) yang biasanya menjadi matur dan rupture, kemudian mengeluarkan ovum. Proses ini disebut ovulasi. Ovum melewati tuba uterin 6

sepanjang ujung fimbriae dan dapat difertilasi oleh sperma pria. Fertilasi terjadi biasanya pada segitiga lateral tuba uterine. Ada beberapa hormon yang mempengaruhi terjadinya mentruasi yaitu: 1) Hormon GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon) 2) FSH (Follicle Stimulating Hormone) 3) LH (Luteinizing Hormone) 4) Estrogen dan progesteron

Bagaimana hormon ini dapat mempengaruhi sehingga dapat terjadinya menstruasi? Yaitu :Seorang wanita memiliki dua ovarium dimana masing-masing menyimpan sekitar 200.000 hingga 400.000 folikel/sel telur yang belum matang.Normalnya,hanya satu atau beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke 14 sebelum menstruasi berikutnya,ketika sel telur tersebut telah matang maka ovum tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju Tubafallopi untuk kemudian dibuahi.Proses pelepasan ini di sebut dengan "Ovulasi". Hormon GnRH dikeluarkan dari Hipotalamus yang kemudian memicu hipofisis anterior untuk mengeluarkan hormon FSH,hormon FSH ini akan terus memicu pematangan folikel diovarium sehingga terjadi sintesis Estrogen dalam jumlah yang besar.Proses ini akan mengakibatkan proliferasi sel endometrium/penebalan.Estrogen yang tinggi akan memberi tanda kepada hipofisis untuk mengeluarkan hormon LH, hormon ini akan mengakibatkan Ovulasi dan memicu korpus luteum untuk mensintesis Progesteron.Hormon progesteron sendiri menyebabkan perubahan sekretorik pada endometrium sehingga terjadilah fase sekresi/fase luteal.Fase sekresi ini tetap berlangsung 14 hari,meskipun dalam siklus haid yang bervariasi. Fase terjadinya Menstruasi: 1) Fase Menstruasi Pada fase ini dinding rahim akan mengalami peluruhan dan keluar melalui vagina dalam bentuk darah dengan kadar kekentalan yang berbeda-beda. Terkadang terdapat juga gumpalan-gumpalan darah dalam proses tersebut. Fase ini berlangsung selama 3 sampai dengan 4 hari. 2) Fase Pasca Menstruasi Selama kurang lebih 4 hari luka akibat peluruhan dinding rahim tersebut akan sembuh secara perlahan. 7

3) Fase Poliferasi atau Pra-ovulasi Fase ini terjadi setelah penyembuhan berhasil. Pada fase ini dinding rahim mengalami penebalan dengan tebal kurang lebih 3.5 mm. Fase ini berlangsung dari hari 5 sampai dengan hari ke 14. Pada fase ini leher rahim akan mengeluarkan lender yang bersifat basa untuk menetralkan sifat asam yang di hasilkan oleh vagina. Penetralan ini terjadi untuk memperpanjang hidup sperma sehingga pembuahan lebih mudah terjadi. 4) Fase Sekresi atau Ovulasi Fase ini terjadi pada hari ke 14 atau yang di kenal dengan masa subur. Pada fase ini sel endometrium mengeluarkan glikogen dan kapur yang nantinya digunakan sebagai bahan makanan untuk telur yang sudah di buahi. Pada fase ini ovum di matangkan dan siap untuk di buahi. 5) Fase

Pascaovulasi

Jika ovum tidak dibuahi maka hormone progesterone dan hormon estrogen mengalami kemunduran

sehingga

fase

menstuasi

terjadi

kembali.

8

Sedangkan pada pada proses melahirkan pada minggu kesembilan sampai beberapa saat sebelum lahir terjadi penyepurnaan organ dan pertumbuhan sampai terbentuklah fentus (janin). Embrio melepaskan hormone human chorionic ganodotropin (HCG) hormone ini meningkat hingg sekitar hari ke 70 dan aakan menurun selama sisa kehamilan. HCG kemudian dibawa ke ovarium untuk mempertahankan corpus luteum. Dengan demikian, corpun luteum tetap menghasilkan eksterogen dan progesterone yang berfungsi untuk mempertahankan kehamilan selama berlangsung kehamilan membentuk membrane kehamilan yaitu sakus, vitelinus, karion, amion dan alantosis. Pada saaat usia kehamilan mencapai 38 minggu, bayi siap dilahirkan. Proses persalinan diawali dengan kontraksi uterus yang dipengaruhi oleh hormon-homon esterogen oleh placenta, oksitosin oleh hipofisis ibu dan janin, prostaganin oleh membrane pada janin selain ketiga hormone tersebut corpus leteum pada ovarium juga menghasilkan hormon relaksin. Hormone tersebut berfungsi untuk melunakkan servik dan melonggarkan tulang panggul. Adanya perubahan hormonal dan kontraksi otot mengakibatkan servik membuka setelah selaput aniom pecah dan cairan dan cairan didalamnya keluar,tidak lama kemudian bayi keluar.

G. Larangan bagi wanita Haid dan Nifas Ada sejumlah larangan dalam Islam bagi wanita yang sedang dalam masa haid dan nifas yaitu:

9

1. Shalat 2. Berwudu` atau Mandi Janabah 3. Puasa 4. Tawaf di Baitullah 5. Menyentuh mushaf (Qur’an) dan membawanya 6. Masuk ke Masjid 7. Bersetubuh/senggama/hubungan intim (jimak). 8. Melafazkan atau membaca ayat-ayat Al-Quran kecuali dalam hati atau doa/zikir yang lafadznya diambil dari ayat Al-Quran. Larangan membaca Al-Quran (tanpa memegangnya) masih terjadi perbedaan pendapat. Sebagian ulama termasuk Imam Syafi’i dan Maliki membolehkan membaca Al-Quran bagi wanita haid dengan catatan: – Takut lupa atau memang pekerjaannya mengajarkan/menghapal al-Qur’an. – Sedang berargumentasi sehingga harus menggunakan al-Qur’an sebagai dalil – Membaca ayat-ayat pendek yang tujuannya untuk zikir

H. Hal-hal yang boleh dilakukan 1. Berdzikir (membaca tasbih, tahmid, istigfar dan tahlil). 2. Bercumbu (penting) antara suami-istri selain senggama (bersetubuh). 3. Bersujud ketika mendengar ayat sajadah karena sujud tilawah tidak dipersyaratkan thoharoh menurut pendapat paling kuat. 4. Menghadiri shalat Idul Fitri dan Idul Adha untuk mendengarkan khutbah tapi tidak ikut shalat. 5. Tidur bersama suami.

I. Hikmah Allah Swt. itu berkuasa menjadikan segala sesuatu, lalu menciptakan atau memberi sesuatu yang tidak ada manfaatnya. Yang terjadi justru sebaliknya. Semua yang diciptakan Allah pasti ada manfaatnya. Semua makhluk, meskipun berupa semut, nyamuk, ulat yang melompat, atau siput yang merayap, pasti ada manfaatnya. Hanya saja manusia yang belum mampu menguak misteri yang menyelimuti semua ciptaan Allah itu. Demikian halnya pada saat Allah memberi darah menstruasi. Darah itu bukan tidak ada arti.

10

Berikut penjelasan Kiai Masruhan Ihsan dalam Kitab Risalah al-Mahidh terkait manfaat dan hikmah adanya darah menstruasi itu: a. Pada gilirannya, seorang perempuan akan membersihkan kotoran dan merawat anaknya yang masih bayi berikut najis-najisnya. Oleh karenanya, Allah Swt. memberi latihan berupa menstruasi, agar ia rajin, tidak merasa jijik, dan cekatan dalam merawat bayi, serta mengerti cara mencuci yang baik. b. Pada saat seorang perempuan menerima maskawin dari suaminya, pada saat itu pula ia sebetulnya secara tidak langsung menyatakan siap untuk menerima konsekuensi keputusannya untuk menikah. Salah satu konsekuensi itu adalah ia sanggup menghadapi kotoran suaminya berupa cairan sperma yang menjijikkan.Oleh karena itu, seorang perempuan harus melatih kesabarannya dengan cara membiasakan diri menangani segala hal yang dianggap kotor. Di samping itu, sebagai istri ia juga sedapat mungkin rajin membersihkan pakaian suaminya. Jika melihat pakaian suaminya kotor, hendaklah ia segera mencucinya. Sebagai istri, ia juga harus selalu menjaga kebersihan pakaian, tempat tinggal, dan makanannya. Sebagai istri sekaligus ibu dari anak-anaknya, ia tak ubahnya seorang pelayan bagi suami dan anak-anaknya. Dengan demikian, kerapihan, kerajinan, dan kebersihan rumah menjadi tanggung jawabnya. c. Seorang wanita pastilah tidak mempunyai sperma yang dapat menjadi bibit dari janin di kandungannya. Sperma suaminyalah yang bisa berkumpul menjadi janin yang dapat tumbuh menjadi daging. Untuk diketahui, pertumbuhan janin menjadi daging itu berkat nutrisi dari darah menstruasi. d. Allah SWT menciptakan seorang perempuan memiliki watak pemalu. Namun Allah juga menciptakan seorang perempuan itu selalu dikalahkan oleh hawa nafsu. Ia mempuanyai keinginan yang banyak dan senang berpergian. Oleh karenanya Allah memberikan halangan yang membuat malas untuk keluar rumah danberaktifitas sebagaimana biasa. Halamgan itu berupa darah mentruasi yang mengakibatkan pantatnya basah,sehingga ia malas berpergian. e. Sebagai tanda bahwa permpuan yang bersangkutan telah memasuki akil atau balig. f. Mentruasi juga dapat diggunakan sebagai tanda masa iddah. g. Sebagai tanda tidak sedang dalam mengandung. h. Menjadi factor yang mengikat kelengangan kasih saying diantara suami istri. Biasaanya pada saat istri dalam masa mentruasi itu, baik sisuami atau istri sebetulnya 11

sama-sama menatikan untuk waktu berhubungan intim tak ubahnya sepasang pengantin baru .

12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Haid atau menstruasi merupakan ciri khas kematangan biologis seorang perempuan. Haid merupakan salah satu perubahan siklik yang terjadi pada alat kandungan sebagai persiapan untuk kehamilan. Setiap perempuan normal akan mengalami haid setiap bulannya, yang dipengaruhi oleh faktor hormon, enzim , vascular, dan prostaglandin. B. Saran-saran Saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini adalah: 1. Kepada setiap perempuan, agar selalu memperhatikan siklus haidnya, untuk menghindari terjadinya gangguan-gangguan yang berhubungan dengan haid. 2. Untuk menghindari terjadinya sindrom pra-haid, setiap perempuan dianjurkan untuk melakukan perubahan-perubahan diet atau mengatur pola makan seperti yang telah dijelaskan pada bab pembahasan. 3. Kepada setiap orang tua, terutama orang tua perempuan, agar dapat menjelaskan tentang haid kepada anak-anaknya sedini mungkin, untuk mengurangi rasa takut yang sering dialami oleh anak-anak ketika menghadapi menarche (haid yang pertama kali datang). 4. Kepada tenaga kesehatan, agar dapat menjelaskan mengenai segala hal yang berhubungan dengan haid, terutama gangguan-gangguan selama haid.

13

DAFTAR PUSTAKA 1. Hadi, Wigati.2015.Biologikls11.Yogyakarta:Erlangga 2. Badri,Moh.2009.PendidikanAgamauntukKeperawatan.Ponorogo:AkperPonorogo. 3. Kitab Risalatul Wahid

14

Related Documents

Bab Agama
July 2020 15
Agama Bab 8.docx
November 2019 22
Bab 8 - Agama
December 2019 22
Agama Bab 1.docx
June 2020 14
Agama Bab 3.docx
October 2019 22
Agama Bab X.docx
May 2020 14

More Documents from "NurulAnnisa"