ACARA II PERAJANGAN
A. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum acara II Perajangan adalah : 1. Mengetahui konstruksi dasar alat/mesin untuk perajang, bagian-bagian utama alat berikut fungsi masing-masing bagian utama. 2. Mengetahui cara-cara pengoperasian alat/mesin berikut cara pengaturan alat sesuai yang dikehendaki/disyaratkan. 3. Mengetahui penampilan teknis mesin, yang meliputi: a. Kapasitas alat/mesin b. Klasifikasi kwalitas produk
B. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Teori Alat Perajang adalah salah satu unit operasi pengecilan ukuran untuk penanganan
pascapanen
komoditi
umbi-umbian
dan
buah-buahan.
Pengecilan ukuran berfungsi memperluas permukaan bahan hasil pertanian agar mempermudah proses lanjut diantaranya pendistribusian, tahap pengecilan ukuran lanjutan, pengeringan, penggorengan, mempermudah difusi dan osmosis bahan substitusi larutan. Penelitian bertujuan mendesain dan mengimplementasikan alat perajang serbaguna tipe sliding blade bertenaga semi mekanis dan mekanis dengan memperdalam kajian/analisis teknik yang mencakup kapasitas kerja, efisiensi dan kebutuhan energi. Dari Analisis struktural dan fungsional alat perajang tipe sliding blade memiliki karakteristik komponen yang spesifik yaitu 1) adanya sistem penyimpanan tenaga (flywheel), 2) dua sistem transfer tenaga semimekanis dan mekanis (manual dan motor listrik), 3) sistem peluncur (bearing) gerakan horizontal pisau pemotong/pengiris (sliding blade) dan 4) sistem pengumpan langsung (throw in) yang fleksibel untuk berbagai ukuran bahan dan posisi pemotongan. Sampel bahan yang digunakan untuk pengujian alat perajang
adalah ubi kayu dan pisang. Kondisi bahan yang akan diiris atau dirajang dibuat
seragam
dalam
bentuk
dan
ukuran
serta
ketebalan
pemotongan/pengirisan pisang dan ubi kayu adalah 3 mm dengan posisi memotong/mengiris melintang serat bahan. Kecepatan gerak peluncur pisau secara horizontal tanpa beban dengan transfer tenaga mekanis dan semimekanis yang dioperasionalkan, masing-masing adalah 0,24 m/s (27,7 rpm) dan 0,19 m/s (21,93 rpm). Rata-rata kapasitas kerja perajang secara mekanis dan semi mekanis untuk ubi kayu masing-masing adalah 246,45 g/menit (14,79 kg/jam) dan 199,95 g/menit (11,99 kg/jam), sedangkan jika menggunakan pisang adalah 162,71 g/menit ( 9,76 kg/jam) dan 132,01 g/menit ( 7,92 kg/jam). Faktor yang mempengaruhi kapasitas kerja adalah sifat fisik bahan (kekerasan) bahan dan perbedaan kemampuan mentransfer tenaga pada perajangan ( Mursidi, 2015). Mekanisme kerja dari mesin perajang ini yaitu motor diesel menggerakkan pulley kecil. Dengan berputarnya pulley kecil maka pulley besar juga ikut berputar karena kedua pulley tersebut dihubungkan oleh sebuah v belt. Pulley besar akan menggerakkan poros horizontal yang menghubungkan pulley besar dengan pisau. Poros horizontal tersebut akan memutar pisau, dan pisau ini berguna untuk memotong atau mencacah daun cengkeh yang masuk dari hopper pemasukan. Dari proses perajangan ini akan dihasilkan beberapa agregat dari daun cengkeh yaitu daun rajangan kasar dan daun rajangan halus (Aprillianingtias dkk, 2015). Mesin perajang harus memiliki mata pisau tajam. Hal ini untuk mempercapat dan mempermudah blade pemotong bekerja. Blade atau pisau disk yang tajam dapat mempercepat proses produksi sehingga tidak menghabiskan waktu yang lama. Dan hasil yang keluar akan memenuhi syarat atau sesuai dengan yang diharapkan. Pisau perajangan berputar dengan bantuan motor listrik yang dihubungkan antar pully motor dan pully mesin dan dibantu oleh sabuk yang menghubungkan antar pully agar dapat memutar pisau perajangan (Chattong, 2011)
Suatu
mesin
perajangan
harus
memperhatikan
desain
dan
konstruksinya. Pada mesin perjangan desain dan konstruksinya terdiri dari berberapa bagian. Diantaranya adalah inlet, pulley, sabuk (belt), penggerak, motor listrik, dan perajang produkan. Dan tiap bagian itu bersinergi saling bergerak dengan adanya sumber listrik yang menggerakkan moto mesin (Peter, 2012). Perajangan adalah proses pemotongan untuk mengecilkan ukuran dari suatu produk pangan. Pemotongan tersebut mencakup penipisan ukuran menggunakan pisau disk tajam untuk memotong material bahan. Subjek perajangan diklasifikasikan menjadi dua yaitu bahan yang beserat dan bahan yang tidak berserat (Sonawane, 2011). Prinsip kerja alat perajangan yaitu alat perajangan menggunakan pisau yang bergerak. Mata pisau diletakan pada piringan yang bergerak. Putaran piringan digerakkan oleh motor listrik atau dapat dimodifikasi dengan penggerak pedal secara manual. Baha yang akan dirajang diumpankan dengan arah tegak lurus terhadap piringan yang berputar. Bahan akan teriris oleh pisau dengan adanya tenaga yang dihasilkan oleh piringan. Bahan yang telah teriris akan jatuh kebawah dengan sendirinya dan masuk kepenampungan ( Manjunath dan Radha, 2017). 2. Tinjauan Bahan Perajangan biasa digunakan untuk merajangan bahan simplisia. Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah pengeringan, pengepakan dan penggilingan. Tanaman yang baru diambil sebaiknya tidak langsung di rajang, tetapi dijemur terlebih dahulu selama satu hari agar kadar air dalam tanaman turun. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau atau mesin perajangan khusus, sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran yang dikehendaki atau seragam ( Tini dan Amri, 2003). Proses perajangan ini bertujuan untuk memperkecil ukuran dan memperluas permukaan simplisia agar proses ekstraksi lebih mudah dilakukan. Pembuatan serbuk simplisia merupakan proses awal pembuatan ekstrak, serbuk simplisia dibuat dari simplisia utuh atau potongan-potongan
simplisia yang telah dikeringkan. Proses pembuatan serbuk dengan suatu alat tanpa menyebabkan kerusakan atau kehilangan kandungan kimia yang dibutuhkan dan diayak hingga diperoleh serbuk dengan derajat kehalusan tertentu. Derajat kehalusan serbuk simplisia terdiri dari serbuk sangat kasar, kasar, agak kasar, halus dan sangat halus. Kecuali dinyatakan lain derajat kehalusan simplisia untuk pembuatan ekstrak merupakan serbuk simplisia halus
seperti
tertera
pada
pengayak
dan
derajat
halus
serbuk
(Rivai dkk, 2014). Perajangan biasanya digunakan dalam pengeringan simplisia dalam proses pengeringan. Pengeringan simplisia bertujuan mengurang air simplisia agar tidak mudah rusak, berjamur atau kandungan bahan aktif berubah jika disimpan dalam waktu cukup lama. Sebelum proses pengeringan, simplisia seperti rimpang bantang, atau kulit kayu dipotong kecil-kecil untuk memudahkan dalam proses pengeringan. Simplisia berupa rimpang biasanya diiris dengan ketebalan 5-7 mm menggunakan stainless steel atau mesin perajangan. Batang dipotong-potong sebelum dikeringkan, sedangkan kulit kayu dipecah-pecah menjadi ukuran lebih kecil ( Sudewo, 2009). Keripik dan makanan ringan lainnya di dunia menyumbang omset keseluruhan $ 2,2 miliar dolar mempertimbangkan 70 pusat penelitian manufaktur dan teknologi di dunia . Juga kualitas chip memainkan peran penting dalam manajemen hotel. Karena ketebalan yang tidak merata dari irisan yang timbul dari alat yang tidak tepat banyak Pemborosan sayuran terjadi menyebabkan hilangnya produktivitas dan kerusakan lain-lain untuk sayuran. Pada metode manufaktur chip konvensional saat ini dan sistem manajemen hotel tidak efisien dan aman; ini dijelaskan dalam survei literatur dengan lebih detail. Selama literatur survei dan saat mewawancarai produsen chip lokal disadari bahwa ada kebutuhan yang kuat untuk desain dan pengembangan pengiris sayuran multi fungsi yang efisien dan aman. Tujuan utama dari desain ini adalah menciptakan cara cepat, aman, dan mudah untuk mengiris kentang dengan peningkatan produktivitas dan efektivitas biaya. Hal ini juga diperlukan untuk menyiapkan irisan yang menarik secara estetis. Itu
desain sekarang juga membantu mengurangi tingkat penolakan. Desain Hadir terdiri dari tiga subsistem yaitu perumahan, pisau, & perangkat penyimpanan. Subsistem ini akan dibahas secara lebih rinci di bab berikutnya. Konsep desain untuk manufaktur dan perakitan, ergonomi dan desain untuk pemeliharaan diterapkan selama arus proses desain produk. Faktor-faktor berikut dipertimbangkan saat merancang alat pengiris kentang ( Kartika dan Arahanth, 2017).
DAFTAR PUSTAKA Aprillianingtyas Impi Widuri., Musthofa Lutfi., dan Wahyunanto Agung Nugroho. 2015. Uji Kinerja Mesin Perajang Daun Cengkeh (Crusher) Tipe Sisir. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. Vol. 3 No. 3 : 287294. Chatthong J., W. Boonchouytan., dan R. Burapa. 2011. Design and Construction of the Semi-Automatic Sliced Ginger Machin. International Journal of Industrial and Manufacturing Engineering. Vo. 5. No. 12. Kartika S.B., dan Arahanth. 2017. Design and Development Of A Potato Slicer. Journal of Mechanical and Civil Engineering. Vol.1 No. 1. Manjunath S., dan K. Kalyani Radha. 2017. Pedal Operated Vegetable Cutter. International Journal of Mechanical And Production Engineering. Vol. 5. No. 10. Mursidi Raden. 2015. Desain Perajang Serbaguna Dengan Tipe Blade Sliding dan Sistem Transfer Tenaga Semi Mekanis Dan Mekanis. Agroindustri dan Lokakarya Nasional. Vol. 1 No. 1. Peter Ayodeji Sesan., Olabanji Olayinka Mohammed., dan Adeyeri Michael Kanisuru. 2012. Design of a Process Plant for the Production of Poundo Yam. International Journal of Engineering. Vol. 6. No. 1. Rivai Harrizul., Putri Eka Nanda., dan Humaira Fadhilah. 2014. Pembutan dan Karakterisasi Ekstrak Kering Daun Sirih Jinau (piper betle L.). Jurnal Farmasi Higea. Vol. 6 No. 2. Sonawane S.P., G.P Sharma., dan A.C Pandya. 2011. Design and development of power operated banana slicer for small scale food processing industries. Res. Agriculture Eng. Vol. 57. No. 4 : 144-152. Sudewo Bambang. 2009. Buku Pintar Hidup Sehat Cara Mas Dewo. Agro Media Pustaka. Jakarta Selatan. Tini Nia., dan Khairul Amri. 2005. Mengebunkan Jati Unggul Pilihan Investasi Prospektif. Agung Media Pustaka. Tanggerang.