Acara 3-2.docx

  • Uploaded by: Adyp MahezaDanuarta
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Acara 3-2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 957
  • Pages: 10
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM INVENTARISASI HUTAN

Disusun Oleh Nama

: Eka Kumala Jatineng Tyas

NIM

: 17/19320/SMH

Kelas

: Kehutanan A

Acara III

: Randomisasi Petak Ukur

Kelompok

: VI (Enam)

Co. Ass

: Prianggo Adhi K.

FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUP PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA 2019

ACARA III Randominasi Petak Ukur

A. Tujuan 1. Mahasiswa mampu melakukan perandoman petak ukur. B. Tempat dan Tanggal 1. Tempat

: Ruang 306 Fakultas Kehutanan INSTIPER

2. Tanggal

: 14 Januari 2019

C. Alat dan Bahan 1. Alat a. Alat tulis b. Penggaris c. Kalkulator 2. Bahan a. Peta Petak 90a BDH Playen, KPH D.I. Yogyakarta (skala 1:10.000) b. Kertas kalkir c. Kertas milimeter blok

D. Dasar Teori Inventarisasi hutan pada hakekatnya adalah penggunaan teknik sampling untuk menaksir suatu tegakan atau hutan di lapangan, sedangkan teknik samplimh semdiri merupakan salah satu aplikasi ilmu statistika. Oleh karena itu kedua hal tersebut perlu tetap dikuasai oleh siapapun yang mempelajari metode inventarisasi hutan. Dalam inventarisasi hutan menggunakan petak ukur untuk pengambilan sample. Pembelajaran teknik samplimg bertingkat dan sampling klaster, akan sangat bermanfaat dalam inventarisasi hutan di Indonesia dan inventarisasi potensi kawasan non-hutan. Penerapan

inventarisasi

hutan

kontinyu

dilakukan

untuk

mengantisipasi kebutuhan dimasa mendatang pada pengelolaan hutan yang sangat intensif atau rencana pembangunan hutan rakyat atau legal dan pekarangan. Sebagai teknik inventarisasi yang sangat berbeda dengan penggunaan sample plot, tentu saja samling titik (point atau less sampling), yang harus diketahui seluk beluknya. Keunggulan teknik inventarisasi dengan metode sampling terletak pada biaya yang murahdan pelaksanaanya yang cepat. Penggunaan petak ukur (sample plot) dalam kehutanan untuk beberapa keperluan sudah dilaksanakan sejak lama. Bentuk-bentuk peta ukur yang lazim dipakai diantaranya adalah persegi panjang, bujur sangkar, dan lingkaran. Digunakannya petek ukur dalam kehutanan karena hutan hutan bukan hanya sebagai kumpulan pohon, melainkan merupakan sebuah asosisasi flora dan fauna disuatu wilayang yang “cukup luas,” mulai dari organisme mikro hingga tumbuhan dan bimatang. Penggunaan petak ukur pada dasarnya untuk menentukan suatu “unit asosiasi” hutan yang paling kecil namun dapat mewakili asosiasi hutan dalam ukuran besar. Dalam kasus rancangan sampling satu tingkat tidak ada keraguan bahwa keuntungan praktis dari sebaran sistematik unit-unit sampling jauh melebihi kekurangan teoritis utamanya, yaitu kesulitan penaksiran varians

hasilnya. Sebagaian besar keuntungan praktis dari sampling sistematik di hutan-hutan daerah sedang masih juga nyata di hutan tropika campuran di mana kondisi lingkungan menghalangi pekerjaan lapangan.

E. Cara Kerja 1. Menyediakan peta suatu area yang akan diinventarisasi. 2. Memindahkan peta petak/anak petak yang akan diinventarisasi ke kertas kalkir dengan pensil, beri keterangan arah mata angin, skala peta, nomor petak/anak petak, tahun tanam, luas anak petak, intensitas sampling, jarijari petak ukur, kelas umur hutan. 3. Menghitung luas petak ukur, jumlah petak ukur dan jarak antar petak ukur. Rumus perhitungan sebagai berikut: a. Luas PU

= πr2

b. Jumlah PU

=

c. Jarak antar PU

=√

IS ×LAP LPU 𝐿𝑃𝑈 𝐼𝑆

4. Memindahkan peta ke dalam kertas milimeter blok dalam bentuk sumbu absis dan ordinat. 5. Menentukan jarak (mm) sumbu absis dan ordinat dari petak yang akan diinventarisasi. 6. Menghitung dan menentukan koordinat X dan Y secara random untuk menghasilkan petak ukur pertama inventarisasi. Contoh : Koordinat X = 4,8 cm Angka random = 0,612 =

607 4,8

= 127,5 = 0,5 × 4,8 = 2,4

Koordinat Y = 6,3 cm Angka random = 0,067 =

607 4,8

= 96,3 = 0,3 × 6,3 = 1,89

F. Hasil Pengamatan 1. Memindahkan peta kedalam milimeter blok dalam bentuk sumbu absis dan ordinat.

Gambar 3.1 Memindahkan peta kedalam kertas milimeter blok kedalam sumbu absis dan ordinat.

2. Menentukan jarak (mm) sumbu absis dan ordinat dari petak yang akan diinventarisasi.

Gambar 3.2 Menentukan jarak pada sumbu absis dan ordinat pada petak yang akan diinventarisasi.

3. Menghitung dan menentukan koordinat X dan Y secara random untuk menghasilkan petak ukur pertama inventarisasi.

Gambar 3.3 Menghitung dan menetukan koordinat X dan Y. a. Menetukan koordinar X Koordinat X = 9,2 Angka Random = 0,016 16

= 9,2 = 1,7 = 0,7 × 9,2 = 6,4 b. Menentukan koordinat Y Koordinat Y = 9,9 Angka Random = 0,086 86

= 9,9 = 8,7 = 0,7 × 9,9 = 6,9 Maka letak plot pertama yang diperoleh dari perhitungan koordinat X dan Y dengan menggunakan angka random didapatkan pada koordinat (6,4 ; 6,9).

G. Pembahasan Perandoman diawali dengan memindahkan peta dari kertas kalkir ke dalam kertas milimeter blok, yang kemudian akan dibuat titik absis dan ordinatnya. Setelah dilakukan pemindahan peta ke dalam milimeter blok akan dilanjutkan penghitungan titik koordinat X dan Y. Penghitungan titik koordinat menggunakan metode random, dengan angka random yang di peroleh dari kalkulator. Penghitungan menggunakan tiga angka di belakang koma yang akan dikalikan dengan titik koordinat. Hasil pengkalian tersebut akan diambil satu angka di belakang koma yang akan dikalikan kembali dengan koordinat tersebut. Langkah-langkah tersebut berlaku bagi koordinat X dan koordinat Y. Setelah melakukan langkahlangkah perandoman maka akan diperoleh ordinat yang kemudian akan dipindahkan ke dalam petak ukur di dalam milimeter blok. Metode penentuan titik random ini disebut juga dengan metode sampling sistematik dengan awal random, karena setelah penentuan titik random lalu akan diteruskan dengan metode sistematik. Penggunaan titik random ini karena setiap bagian dari petak atau anak petak memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan titik PU.

H. Kesimpulan Berdasarkan data dan analisinya dapat disimpulkan: 1. Pemindahan peta dari kertas kalkir kedalam milimeter blok dilakukan untuk mempermudah dalam penentukan titik PU. 2. Perandoman dilakukan dengan menggunakan angka random

yang

didapat dari bantuan kalkulator. 3. Penentuan titik random dilakukan karena setiap wilayah yang ada di dalam plot memiliki peliang yang sama untuk dijadikan sample plot.

DAFTAR PUSTAKA

Simon, Hasan. 2007. Metode Inventore Hutan. Pustaka Pelajar : Yogyakarta Simon, Hasan. 1987. Manual Inventore Hutan. Penerbit Universitas Indonesia : Jakarta Wahyudiono, Sugeng. 2019. Petunjuk Praktikum Inventarisasi Hutan. INSTIPER : Yogyakarta.

Yogyakrata, 17 Januari 2019 Mengetahui Co Ass

(Prianggo Adhi K.)

Praktikan

(Eka Kumala Jatineng Tyas)

Related Documents

Berita Acara
October 2019 75
Acara I.docx
May 2020 31
Susunan Acara
August 2019 60
Acara Olahraga.xlsx
April 2020 16
Berita Acara
June 2020 42
Acara I.docx
October 2019 22

More Documents from "Rizca Febry Tiana"

Acara 3-2.docx
April 2020 7
Inven 3.docx
April 2020 1