Pola perluasan infeksi di ruang potensial leher
1. PMS: pharyngomaxillar yspace 2. VVS: visceral vascular space 3. Retropharyngeal space 4. Danger space 5. Prevertebral space AD: alar division of deep layer PD: prevertebral division of deep layer
Asal Infeksi & Gambaran Klinis
Mikrobiologi
Pencitraan
Penanganan
Komplikasi
Pertimbangan Khusus
• Nyeri tenggorok hebat unilateral, spontan & menelan • Nyeri telinga, rinolalia, minum keluar lewat hidung • Trismus, ptialismus • Lidah kotor, foetor ex ore • Pembesaran kelj. leher, nyeri tekan, kadang tortikolis • Tonsil udim, hiperemi, terdorong ke medial-bawah
• Palatum mole bombans, uvula terdorong ke sisi sehat • Diagnosis pasti pungsi pd tempat bombans. Bila pus (+) abses, bila darah (+) infiltrat
• 50% terjadi pada usia 6-12 bulan • 96% terjadi sebelum usia 6 tahun • Pada anak2-demam, cengeng, limfadenopati, tortikolis, intake oral berkurang, nyeri tenggorok, hipersalivasi • Dewasa—nyeri, dysfagia, anorexia, snoring, obst. Nasi, regurgitasi nasal. • Dyspneu hingga respiratory distress • Bulging dinding orofaring Lateral posterior
Pediatrik
• Penyebab—proses supuratif kelenjar limfe hidung, adenoid, nasofaring, sinus
Dewasa
• Penyebab—trauma, instrumentasi, perluasan dari ruang leher dalam lainnya
Sepanjang Leher: • Ruang retrofaring • Danger Space • Ruang Prevertebral
Danger Space • Gambarannya identik dengan infeksi ruang retrofaring • Penyebab —extensi dari retrofaring, prevertebral atau parafaring
Ruang Prevertebral • Nyeri bahu, punggung, makin berat saat menelan • Disfagia, dispneu • Penyebab: trauma, osteomyelitis, perluasan dari retrofaring dan danger spaces
Ruang Visceral Vascular Indurasi dan tenderness sepanjang m. SCM
Tortikolis ke kontra lateral
Demam, sepsis
Penyebab — Penyalahguna obat IV, perluasan infeksi dari ruang lain
Ruang Submandibular Nyeri, hipersalivasi, disfagia, kaku leher Bengkak anterior leher, udem dasar mulut Penyebab —70-85% odontogenik Molar I dan anterior Molar II & III Sialadenitis, lymphadenitis
Anatomis Abses Submandibular
muskulus mylohyoid
muskulus buccinator
kelenjar submandibula
muskulus platysma
Abses Submandibular 15
Ludwig’s angina 1. Selulitis 2. Terbatas di submandibula 3. Cairan serosanguinous bau, tidak purulen 4. Fascia, otot, jar. connective 5. Penyebaran Langsung
Udem anterior leher tanpa fluktuasi “Hot potato” voice, hipersalivasi, dyspneu, stridor
Ruang Parafaring
Gejala
• Penyebab—infeksi faring, tonsil, adenoid, gigi, parotis, mastoid, perluasan infeksi dari ruang leher dalam lain
• Demam, malaise • Nyeri, disfagia, trismus • Bulging dinding faring lateral
• Nyeri, trismus • Udem dasar mulut posterior • Bengkak sepanjang Ramus mandibula • Penyebab— odontogenik, molar III
Ruang Masticator Temporal
Ruang Parotis • nyeri, trismus • Bulging sisi medial dinding posterior lateral faring • Penyebab—parotitis, sialolithiasis.
Ruang Visceral Anterior • Parau, dispneu,disfagia,odinofagia • Hipofaring eritem, udem, hingga glotis dan supraglottis • Udem anterior leher, nyeri, krepitasi • Penyebab —benda asing, instrumentasi, perluasan infeksi dari tiroid
Era Pre antibiotik — S.aureus
Saat ini —species Strep aerob dan non-strep anaerob
Jarang Gram-negatif
Ingat resistensi
Hampir selalu polimikrobial
Ro Servikal AP-Lateral Skrining ruang retrofaring & pretracheal
Ultrasound High-resolution • Keuntungan – Menghindarkan radiasi – Portable
• Kerugian – Tergantung Pengalaman Operator – Tidak diterima luas – Inferior anatomic detail
• Manfaat – Mengikuti perjalanan infeksi hingga terapi – Image guided aspiration
Contrast enhanced CT Keuntungan • Cepat, mudah • Anatomikal detail • Membedakan abses vs selulitis
Kerugian • Radiasi ion • Alergi zat kontras • Detil jar. Lunak kurang
MRI • Manfaat • Tanpa radiasi • Zat kontras lebih aman • Detil jar. Lunak
Kerugian • • • •
Tambahan biaya Waktu pemr. memanjang Tergantung kerjasama pasien Availabilitas
Algoritma manajemen infeksi leher dalam
Proteksi Jalan Nafas
Drainase Surgikal
Terapi Antibiotik
Jalan Nafas • Observasi • Intubasi • Direct laryngoscopy: kemungkinan ruptur & aspirasi • FOL • Tracheostomy
LUDWIG’S ANGINA Ludwig’s angina, 75% butuh tracheostomy
Surgikal Transoral • Perlu CT Preoperatif • Insisi mukosa, diseksi tumpul hingga m. konstriktor faring superior
External • Pendekatan anterior vs. posterior • Insisi Submandibular • Insisi T
Usual site for drainage of Ludwig’s Angina
Terapi Antibiotik • Selulitis • Membaik 24-48 jam
Infeksi polimikrobial • Aerobic Strep, anaerob • Ampicillin/sulbactam + metronidazole • Beta-Lactam resistensi
Alternatif • Cephalosporins Gen. III • Clindamycin
Kultur & sensitivitas
IX and XII
Ruptur arteri karotis • Mortalitas 20-40% • Perdarahan telinga, hidung, mulut
Penanganan • Kontrol perdarahan Proximal & distal • Ligasi
Mediastinitis • Mortalitas 40% • Sesak Memberat, nyeri dada • Ro thorax = pelebaran mediastinum
Penanganan • Identifikasi dini dan intervensi • Drainase Surgikal • Pendekatan Transcervical • Chest tube vs. thoracotomy