A17ern.pdf

  • Uploaded by: Fachrizal Uuyeach
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View A17ern.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 18,411
  • Pages: 80
i

MANAJEMEN PEMBIBITAN DI PRE-NURSERY DAN MAIN-NURSERY KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KEBUN PINANG SEBATANG ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, SIAK, RIAU

ELKI RESTU NUGROHO A24130086

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017

ii

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Pembibitan di Pre-nursery dan Main-nursery Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kebun Pinang Sebatang Estate, PT Aneka Intipersada, Siak, Riau adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya baik yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2017

Elki Restu Nugroho NIM A24130086

iv

v

ABSTRAK ELKI RESTU NUGROHO. Manajemen Pembibitan di Pre-nursery dan Mainnursery Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kebun Pinang Sebatang Estate, PT Aneka Intipersada, Siak, Riau. Dibimbing oleh M. RAHMAD SUHARTANTO dan HARIYADI. Pembibitan memiliki peranan penting dalam menghasilkan bibit yang kelak akan menentukan produktivitas perkebunan kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit mempunyai peranan penting bagi perekonomian Indonesia, salah satu perkebunan itu adalah PT Aneka Intipersada. Kegiatan magang bertujuan umum untuk meningkatkan wawasan, kemampuan profesional, dan keterampilan mahasiswa dalam budidaya kelapa sawit dan tujuan khusus untuk mengetahui dan menganalisis manajemen pembibitan kelapa sawit di Kebun Pinang Sebatang Estate (PSE), PT Aneka Intipersada, Siak, Riau. Kegiatan magang dilaksanakan dari tanggal 6 Februari sampai 6 Juni 2017. Metode yang dilaksanakan meliputi kegiatan sebagai karyawan, pendamping mandor, dan pendamping asisten. Data yang diperoleh berupa data primer dan data sekunder. Secara umum pengelolaan pembibitan di Kebun PSE telah dilakukan sesuai dengan standar perusahaan dan sudah berjalan dengan baik. Hasil seleksi kecambah diperoleh kecambah normal 99,6%; seleksi bibit pada pre-nursery diperoleh bibit normal 90,01%; seleksi pada main-nursery diperoleh bibit normal 96,72%. Hasil persamaan regresi pertumbuhan vegetatif bibit pada pre-nursery dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan diameter dan jumlah pelepah bibit di main-nursery. Hasil pengukuran volume irigasi pada pre-nursery dan main-nursery menunjukkan bahwa volume irigasi masih berada di bawah standar perusahaan, akan tetapi pertumbuhan bibit masih memenuhi standar perusahaan. Perawatan bibit baik dari pengendalian hama, pengendalian penyakit, dan pemupukan dilaksanakan dengan baik sesuai standar perusahaan. Kata kunci : bibit abnormal, kecambah ganda, seleksi bibit

vi

vii

ABSTRACT ELKI RESTU NUGROHO. Management of Pre-nursery and Main-nursery of Palm Oil (Elaeis guineensis Jacq.) at Pinang Sebatang Estate, PT Aneka Intipersada, Siak, Riau. Supervised by M. RAHMAD SUHARTANTO and HARIYADI. Nursery have an important role in producing plants that will determine the productivity of oil palm plantations. Oil palm plantations have an important role for the Indonesian economy, one of which is PT Aneka Intipersada. Iinternship has a general aimed to improve students' insight, professional skills, and skills in oil palm cultivation, and specific aimed to knowing and analyzing the management of nursery a palm oil in Kebun Pinang Sebatang Estate (PSE), PT Aneka Intipersada, Siak, Riau. This internship held from 6 February to 6 June 2017. The methods undertaken in this internship include activities as laborers, escort staff, and assistant. The data obtained is the primary data and secondary data. In general, nursery management in PSE Plantation has been done in accordance with company standard and has been working well. The result of sprout selection obtained 99.6% normal seeds; Seed selection on pre-nursery obtained 90.01% normal seedlings; Selection on main-nursery obtained 96.72% normal seedlings. The result of regression equation of seedling vegetative growth on pre-nursery can be used to predict stem diameter and number of leave seedlings on main-nursery. The results of irrigation volume measurements in prenursery and main-nursery show that irrigation volume is still below company standard, but seedling growth is stil meet with the company standard. Seedling maintenance including pest control and disease control, and fertilization is well implemented according to company standards. Keywords: abnormal seedling, double sprouts, seedling selection

viii

ix

MANAJEMEN PEMBIBITAN DI PRE-NURSERY DAN MAIN-NURSERY KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KEBUN PINANG SEBATANG ESTATE, PT ANEKA INTIPERSADA, SIAK, RIAU

ELKI RESTU NUGROHO

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017

x

xi

Judul Skripsi : Manajemen Pembibitan di Pre-nursery dan Main-nursery Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kebun Pinang Sebatang Estate, PT Aneka Intipersada, Siak, Riau. Nama : Elki Restu Nugroho NIM : A24130086

Disetujui Oleh

Dr. Ir. M. Rahmad Suhartanto, M.Si. Dosen Pembimbing I

Dr. Ir. Hariyadi, M.S. Dosen Pembimbing II

Diketahui Oleh

Dr. Ir. Sugiyanta, M.Si. Ketua Departemen

Tanggal disetujui :

xii

xiii

PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan dengan judul Manajemen Pembibitan di Pre-nursery dan Main-nursery Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kebun Pinang Sebatang Estate, PT Aneka Intipersada, Siak, Riau. Skripsi ini disusun untuk kelulusan program pendidikan sarjana di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. M. Rahmad Suhartanto, M.Si. dan Dr. Ir. Hariyadi, M.S. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyusun proposal usulan magang. 2. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan materi maupun non materi. 3. Jhon D. Purba, Gusti Bayu H., Pambudi Adhe, Ahmad Jalaludin, selaku asisten Kebun PSE, Tawang Purna W. selaku kasie Kebun PSE, dan Jimmy Sihombing selaku manajer Kebun PSE, yang telah membantu dan menfasilitasi penulis dalam pelaksanaan magang ini. 4. Cecep Ruhiyat selaku mandor 1 pembibitan, dan seluruh mandor divisi II kebun PSE yang telah memberikan dukungan dan bimbingan kepada penulis. 5. Seluruh staf dan karyawan kebun Pinang Sebatang Estate, PT Aneka Intipersada, Siak, Riau, yang telah membantu dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan magang ini. 6. Keluarga besar mahasiswa Agronomi dan Hortikultura 50 “Magnolia” yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Oktober 2017 Elki Restu Nugroho

xiv

xv

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Persiapan Pembibitan Sistem Pembibitan Pemeliharaan Bibit Standar Pertumbuhan Bibit Seleksi Bibit METODE Tempat dan Waktu Magang Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Letak Wilayah dan Administratif Kebun Keadaan Iklim dan Tanah Luas Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan Keadaan Tanaman dan Produksi Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan HASIL DAN PEMBAHASAN Aspek Teknis Aspek Manajerial Pembahasan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

ix ix x 1 1 1 2 2 2 3 4 6 5 5 5 6 6 8 8 9 9 9 10 11 11 35 36 41 41 42 42 44 60

xvi

xvii

DAFTAR TABEL 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

Data topografi tanah Kebun Pinang Sebatang Estate Data luas dan populasi tanaman kelapa sawit PSE Data produksi buah Kebun PSE tahun 2011-2016 Data karyawan staff dan non-staff Kebun PSE Hasil seleksi kecambah varietas DXP PPKS SM-B (Simalungun) Data hasil pengukuran volume irigasi bibit di pre-nursery Pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre-nursery kebun PSE Hasil uji korelasi dan persamaan regresi antara umur bibit dengan peubah yang diamati Hasil seleksi bibit varietas DXP PPKS SM-B (Simalungun) Kebun PSE Hasil pengukuran volume irigasi bibit di main-nursery Data pemupukan pada pembibitan Kebun PSE Hasil seleksi bibit varietas DAMI PNG Kebun PSE Hasil pengukuran tinggi bibit, diameter batang, dan jumlah pelepah bibit di main-nursery kebun PSE Tingkat kematangan dan kriteria panen

9 10 10 11 16 18 19 20 21 25 27 29 29 33

DAFTAR GAMBAR 1.

Polybag yang digunakan di Kebun PSE; (a) polybag kecil (22 cm x 6,5 cm) dan (b) polybag besar (50 cm x 20 cm) 2. Rotasi lokasi transplanting bibit di Kebun PSE 3. Benefical plant sebagai pagar pembibitan; (a) Turnera ulmifolia dan (b) Antigonon leptopus 4. Persiapan babybag; (a) pengayakan tanah top soil, (b) pengisian babybag, dan (c) pemupukan pupuk CRF 5. Bahan tanam yang digunakan Kebun PSE; (a) wadah kardus, (b) wadah papan kayu, dan (c) wadah dari plastik 6. Seleksi kecambah pada pre-nursery; (a) kecambah normal, (b) doubletone, (c) tripletone, (d) quadratone, (e) kecambah abnormal, dan (f) kegiatan seleksi 7. Proses penanaman kecambah; (a) penyemprotan fungisida, (b) penanaman kecambah, dan (c) posisi penanaman kecambah yang benar 8. Penyiraman bibit di pre-nursery; (a) Aplikasi penyirmanan bibit dan (b) Headsprayer tipe shower 9. Grafik respon antara umur bibit dengan tinggi bibit 10. Grafik respon antara umur bibit dengan diameter batang bibit 11. Grafik respon antara umur bibit dengan jumlah pelepah bibit

12 13 14 15 15

16

17 18 20 20 21

xviii

xix x

12. Kriteria seleksi bibit umur 3 bulan pada pre-nursery 13. Persiapan transplanting; (a) pengisian largebag, (b) layout penyusunan largebag, dan (c) alat pembuat lubang tanam 14. Proses transplanting; (a) pelangsiran bibit, (b) pengeceran bibit, dan (c) penanaman bibit 15. Jenis head sprayer irigasi pada main-nursery Kebun PSE; (a) sprinkler, dan (b) shower 16. Pengendalian gulma pada main-nursery; (a) secara manual, (b) secara kimia, dan (c) pengendalian gulma pada jalan kontrol 17. Pengendalian hama penyakit bibit di main-nursery 18. Kriteria seleksi di main-nursery Kebun PSE 19. Pemupukan sawit TM dengan CCM 44; (a) Pupuk majemuk NPK compound 44 (CCM 44) dan (b) aplikasi pemupukan 20. Pengendalian gulma secara kimia pada piringan 21. Pengendalian gulma pada piringan TM 1; (a) aplikasi penyemprotan gulma dan (b) mobil semprot 22. Pengendalian gulma pada piringan sawit TM; (a) herbisida merek dagang Ken-up, (b) herbisida merek dagang Kenly, dan (c) aplikasi penyemprotan dengan MHS 23. Pengendalian hama oryctes pada sawit TBM; (a) insektisida yang digunakan dan (b) aplikasi penyemprotan oryctes 24. Pemanenan pada Divisi II kebun PSE; (a) pemanenan, (b) TBS yang terkumpul di TPH, dan (c) pemuatan TBS ke PKS

22 23 24 24 26 26 28 30 30 31

32 33 34

DAFTAR LAMPIRAN 1. Jurnal kegiatan sebagai karyawan harian (KH) di kebun Pinang Sebatang Estate 2. Jurnal kegiatan sebagai pendamping mandor di kebun Pinang Sebatang Estate 3. Jurnal kegiatan sebagai pendamping asisten di kebun Pinang Sebatang Estate 4. Peta areal statement Kebun Pinang Sebatang Estate 5. Data curah hujan dan hari hujan kebun Pinang Sebatang Estate tahun 2011-2016 6. Data tata guna lahan Kebun Pinang Sebatang Estate 7. Struktur organisasi kebun Pinang Sebatang Estate 8. Peta areal pembibitan Kebun PSE 9. Berita acara seleksi dan penanaman kecambah pembibitan PSE 10. Instalasi irigasi pembibitan kebun PSE 11. Laporan hasil seleksi bibit umur 3 bulan di pembibitan Kebun PSE 12. Berita acara seleksi bibit umur 6 bulan pembibitan Kebun PSE

45 46 48 51 52 53 54 55 56 57 58 59

xx

1

PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas tanaman perkebunan yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Kelapa sawit mempunyai prospek yang cerah, baik sebagai sumber devisa maupun sebagai penyedia lapangan pekerjaan. Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil crude palm oil (CPO) sebagai bahan baku utama minyak goreng dan bahan baku industri lainya yang banyak digunakan diseluruh dunia. Indonesia merupakan produsen minyak sawit mentah (CPO) terbesar di dunia. Pada tahun 2015 luas lahan perkebunan diperkirakan sebesar 11 juta hektar, dengan produksi CPO 31,2 juta ton tahun-1, dengan komposisi 5 juta ton dikonsumsi didalam negeri, sementara 80% sisanya diekspor. Industri kelapa sawit sangat pantas dikembangkan karena menciptakan sekitar 4 juta kesempatan kerja (pro job), mendukung pembangunan daerah, dan pengentasan kemiskinan, terutama di daerah pedesaan luar Jawa (pro poor). Mayoritas perkebunan kelapa sawit ditanam di kawasan hutan left over atau bekas HPH (pro environment). Nilai ekspor CPO dan produk CPO berkontribusi cukup signifikan terhadap pendapatan ekspor, yaitu sekitar USD 20 miliar (sekitar 10% dari pendapatan ekspor total), terbesar kedua setelah minyak dan gas (pro growth). CPO digunakan untuk bahan baku industri pangan sebesar 80-85% dan industri non pangan sebesar 15-20%. Pertumbuhan konsumsi minyak sawit dalam negeri adalah sekitar 5,5% tahun-1 (Ditjenbun, 2016). Salah satu masalah utama pengusahaan komoditas kelapa sawit Indonesia adalah rendahnya produktivitas tanaman. Produktivitas kebun sawit rata–rata hanya 16 ton tandan buah segar (TBS) ha-1, sedangkan potensi produksi dapat mencapai 30 ton TBS ha-1 (PPKS, 2003). Terdapat tiga faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan kelapa sawit yaitu faktor innate, induce, dan enforce. Faktor innate (genetik) meliputi varietas bibit yang digunakan dan umur tanaman kelapa sawit (Pahan, 2010). Faktor utama yang mempengaruhi produktivitas tanaman di perkebunan kelapa sawit yaitu penggunaan bibit yang berkualitas, seperti yang diungkapkan Pahan (2010) bahwa investasi yang sebenarnya bagi perkebunan komersial berada pada bahan tanaman (bibit) yang akan ditanam, karena merupakan sumber keuntungan pada perusahaan kelak. Tujuan Tujuan kegiatan magang ini adalah meningkatkan wawasan, kemampuan profesional, dan keterampilan mahasiswa dalam memahami aspek budidaya kelapa sawit, permasalahan, proses kerja secara nyata, serta mengetahui dan menganalisis manajemen pembibitan kelapa sawit di Kebun Pinang Sebatang Estate, PT Aneka Intipersada, Siak, Riau.

2

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman Kelapa sawit menurut Pahan (2010) diklasifikasikan sebagai berikut: Divisi : Embryophytha Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Subfamili : Cocodeae Genus : Elaeis Spesies : Elaeis guineensis Jacq. Elaeis oleifera (H.B.K.) Cortes Elaeis odora Tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu bagian vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi akar, batang, dan daun. Bagian generatif merupakan alat perkembangbiakan terdiri dari bunga dan buah (Fauzi et al., 2012). Sistem perakaran kelapa sawit merupakan sistem perakaran serabut, terdiri dari akar primer, sekunder, tersier, dan kuarterner. Batang kelapa sawit terdiri dari pembuluh-pembuluh yang terikat secara diskrit dalam jaringan parenkim. Daun merupakan para-pinnate dengan pinnae (anak daun) tersusun dalam dua atau lebih bidang yang ada pada setiap sisi rachis. Pada setiap ketiak daun terdapat satu primordium bunga (Pahan, 2010). Persiapan Pembibitan Pembibitan merupakan cara atau usaha yang dilakukan untuk mengecambahkan bahan tanaman agar menjadi bibit yang bermutu dan berkualitas serta siap untuk ditanam (Lubis, 2008). Menurut Setyamidjaja (2006) pembibitan merupakan kegiatan awal di lapangan yang bertujuan untuk mempersiapkan bibit siap tanam. Pembibitan harus sudah disiapkan sekitar satu tahun sebelum penanaman di lapangan, agar bibit yang ditanam tersebut memenuhi syarat, baik umurnya maupun ukurannya. Menurut Lubis dan Widanarko (2012) Persiapan pembibitan menentukan sistem pembibitan yang akan dipakai dengan melihat keuntungan dan kerugian secara komprehensif. Beberapa perencanaan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan pembibitan menurut Pahan (2010) : 1. Pemilihan lokasi 2. Penentuan jumlah bibit yang dibutuhkan dan luas areal pembibitan 3. Penyediaan bahan tanaman 4. Sistem pembibitan yang digunakan (pre-nursery dan main-nursery) 5. Penyediaan media dan wadah tanam (polybag) 6. Penentuan teknik budidaya dan manajemen pembibitan.

3

Menurut Pahan (2010), lokasi pembibitan kelapa sawit harus memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut : 1. Areal diusahakan memiliki topografi yang rata dan berada di tengah kebun 2. Dekat dengan sumber air 3. Drainase harus baik sehingga air hujan tidak akan tergenang 4. Memiliki akses jalan yang baik sehingga memudahkan dalam pengawasan 5. Terhindar dari gangguan hama, penyakit, ternak, dan manusia 6. Dekat dengan emplasemen sehingga pengawasan dapat dilakukan lebih intensif. Kecambah yang akan dijadikan bibit dibeli dari institusi yang menjual kecambah seperti Marihat dan Socfindo. Kecambah berasal dari benih yang berkualitas dan bermutu. Benih kelapa sawit apabila ditanam langsung di tanah maka persentasi daya kecambahnya hanya 50% dalam 3-6 bulan karena benih kelapa sawit mempunyai sifat dormansi. Pematahan sifat dormansi tersebut dilakukan dengan merendam benih dalam larutan fungisida dan antibiotik dan disimpan di dalam ruang pengering selama 2 hari (Pahan, 2010). Sistem Pembibitan Pembibitan kelapa sawit telah banyak mengalami kemajuan yang sangat berarti. Menurut Lubis (2008) sampai tahun 1963 pembibitan masih menggunakan bibit tanam (field nursery). Kecambah ditanam dalam bak pasir selama satu bulan kemudian ditanam langsung di tanah pada lokasi pembibitan. Sistem ini sudah tidak digunakan lagi karena memiliki banyak kelemahan dan tidak efisien. Menurut Pardamean (2012) ada dua sistem pembibitan kelapa sawit, yaitu sistem satu tahap (tahap tunggal) atau single stage system dan sistem pembibitan dua tahap (tahap ganda) atau double stage system. Pada pembibitan satu tahap kecambah langsung ditanam di polybag besar sehingga tidak perlu dibesarkan dahulu. Pembibitan dua tahap kecambah ditanam dan dipelihara dahulu pada polybag kecil selama 3 bulan, yang disebut juga tahap awal (pre-nursery). Bibit akan dipindahkan pada polybag besar selama 9 bulan, tahap ini disebut juga pembibitan utama (main-nursery). Pembibitan awal merupakan kegiatan pembibitan yang ditujukan untuk memperoleh bibit yang pertumbuhannya seragam sebelum dipindahkan ke pembibitan utama (Pardamean, 2012). Pre-nursery atau pembibitan awal dapat dilakukan pada bedengan yang tanahnya ditinggikan hingga mencapai 35 cm atau bibit ditanam dalam polybag kecil dengan media tanah bagian atas (top soil) yang sudah dibersihkan (Sastrosayono, 2008). Tahapan pre-nursery dilaksanakan pada saat awal tanam benih hingga masa tumbuh benih umur 4 bulan. Kegiatan yang dilakukan pada saat tahapan ini adalah persiapan plot, pengisian polybag kecil, pemberian pupuk awal, penanaman kecambah, penyiraman, perawatan, pemupukan tambahan, pengendalian organisme penggangu tanaman (OPT). Setelah empat bulan di pre-nursery bibit siap dipindah tanamkan ke main-nursery hinga mencapai umur bibit 12 bulan. Tahapannya adalah pengisian polybag, pembuatan lubang tanam, transplanting, pemupukan, penyiraman, pengendalian OPT, sensus, seleksi, pemberikan pupuk tambahan, konsolidasi atau pengaturan posisi bibit (Huzaifi, 2014). Pembibitan utama (main-nursery) memerlukan lahan yang luas karena bibit ditanam dengan jarak tanam yang lebih lebar. Lokasi pembibitan harus tersedia sumber air yang mencukupi kebutuhan pembibitan.

4

Areal pembibitan harus terbuka, bebas dari gulma, dan terhindar dari gangguan hewan liar (Setyamidjaja, 2006). Main-nursery bibit diletakkan dengan jarak tanam 90 x 90 x 90 cm atau dalam satu ha bersisi sebanyak 12.000 bibit (Lubis, 2008). Pemeliharaan Bibit Pemeliharan bibit di pre-nursery dan main-nursery meliputi: penyiraman, pemupukan, penyiangan gulma, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT). Salisbury dan Ross (1997) menyatakan bahwa ketersediaan air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman sangat penting. Peranan air pada tanaman sebagai pelarut berbagai senyawa molekul organik (unsur hara) dari dalam tanah kedalam tanaman, transportasi fotosintat dari sumber (source) ke limbung (sink), menjaga turgiditas sel diantaranya dalam pembesaran sel dan membukanya stomata, sebagai penyusun utama dari protoplasma serta pengatur suhu bagi tanaman. Menurut Ardian et al.(2015) aplikasi penyiraman pembibitan yang terbaik yakni kombinasi waktu pukul 07.30 WIB dengan volume pemberian air 2,0 liter-1 polybag-1 hari-1 terhadap parameter pertambahan tinggi bibit dan pertambahan jumlah daun. Perlakuan waktu pukul 14.00 WIB dengan volume pemberian air 1,5 liter-1 polybag-1 hari-1 berpengaruh nyata terhadap parameter luas daun. Bibit kelapa sawit sangat cepat pertumbuhannya dan membutuhkan banyak pupuk. Pupuk yang digunakan bisa pupuk tunggal maupun majemuk (Pahan, 2010). Pembibitan awal (pre-nursery) bibit muda memerlukan pupuk agar tumbuh lebih baik. Pupuk urea (0,20%) dapat disemprotkan sekali seminggu dimana campuran lima liter cukup untuk 100 bibit (Lubis, 2008). Pemupukan pada mainnursery yang optimum adalah dengan menggunakan pupuk majemuk NPK 15-1515 dengan dosis 333 g bibit-1 selama delapan bulan di main nursery, dengan dosis setiap bulan sebagai berikut 7,00, 7,00, 19,45, 59,25, 66,3, 61,55, 58,97 dan 54,16 g bibit-1 (Ramadhani et al.,2014). Pemberian pupuk kompos juga akan meningkatkan pertumbuhan bibit. Menurut Ichsan et al., (2012) terdapat interaksi sangat nyata antara dosis kompos dan interval penyiraman terhadap tinggi bibit kelapa sawit. Menurut Darlan et al., (2005) aplikasi tandan kosong sawit utuh maupun cacah di media pembibitan memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan bibit dibandingkan pertumbuhan bibit tanpa tandan kosong sawit. Pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan usaha untuk meningkatkan daya saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma. Keunggulan tanaman pokok harus ditingkatkan sedemikian rupa sehingga gulma tidak mampu mengembangkan pertutumbuhanya secara berdampingan atau pada waktu bersamaan dengan tanaman pokok (Pahan, 2010). Pengendalian gulma bisa dilakukan dengan mekanis seperti menggaruk dan mencabut dengan tanah atau menggunakan bahan kimia seperti ametrin, simazin, dan diuron (Lubis, 2008). Pengendalian ini perlu dilakukan mengingat hama dan penyakit akan berpengaruh terhadap hasil produksi. Hama dan penyakit akan menyerang tanaman sawit apabila tidak cepat diberantas, produksi buah akan turun, baik secara kuantitas maupun kualitas (Sastrosayono, 2008).

5

Seleksi Bibit Tidak semua bibit yang disemaikan di pembibitan awal dan dipelihara di pembibitan utama akan berkembang menjadi bibit yang unggul. Sekitar 25% dari jumlah benih yang akan disemaikan akan diafkir dari pembibitan karena tumbuh abnormal (Darmosarkoro et al., 2008). Keberadaan tanaman abnormal di lapangan sangat merugikan. Hal ini dikarenakan pohon tersebut tidak dapat berproduksi, dan bila berproduksi hanya 25-50% dari produksi tanaman normal. Jika dilapangan dijumpai tanaman abnormal 5% maka kerugian produksi akan mencapai lebih dari 4,42% (Lubis, 2008). Timbulnya pohon abnormal dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor genetis dan faktor lingkungan. Abnormalitas yang disebabkan oleh faktor genetis bersifat menetap dan diturunkan kepada generasi selanjutnya. Sedangkan abnormalitas yang disebabkan oleh faktor lingkungan bersifat sementara (Fauzy et al., 1999). Seleksi bibit adalah kegiatan memilih bibit yang baik dan membuang bibit yang abnormal (Soebagyo, 1997). Seleksi bibit harus dilakukan dengan cermat untuk memastikan bahwa bibit yang ditanam di lapangan merupakan bibit yang baik dan sehat. Bibit-bibit abnormal yang ikut ditanam ke lapangan dapat mengurangi homogenitas tanaman sehingga dapat menurunkan potensi produksi (Darmosarkoro et al., 2008). Untuk seleksi bibit kelapa sawit dilakukan sebanyak tiga kali, seleksi pertama dilakukan pada waktu pemindahan bibit ke pembibitan utama (main-nursery). Seleksi kedua dilakukan setelah bibit berumur empat bulan di pembibitan utama. Seleksi terakhir dilakukan sebelum bibit dipindahkan ke lapangan. Bibit dapat dipindahkan setelah berumur 12-14 bulan (Darmosarkoro et al., 2008). Seleksi bibit pada persemaian awal atau pre-nursery menurut Soebagyo (1997) seleksi pembibitan awal harus dilakukan sebelum tanaman dipindahkan ke pembibitan utama untuk menghindari tanaman yang abnormal dan kontaminasi dari bibit yang terkena penyakit. Kriteria seleksinya yakni : daun seperti rumput (grass leaf), daun bergulung (rolled leaf), daun berputar (twisted leaf), daun tidak terbuka (collante), daun berkerut (crinkled leaf), daun dengan strip kuning (chimera), tanaman kerdil (runt), tanaman sakit (diseased). Kriteria bibit abnormal yang harus diseleksi pada pembibitan utama atau main-nursery menurut Soebagyo (1997) yakni: pelepah tegak (barren atau sterile), pelepah memendek, rata atas (top flat), pelepah dan anak daun lemas (limp atau flacit), pelepah tidak pecah, bentuk muda (juvenile), jarak anak daun pendek (short internode), jarak anak daun lebar (wide internode), jarak daun sempit (narrow pinnae), anak daun lebar dan pendek (short broad leaf), sudut anak daun tajam (acute pinnae insertion).

METODE Tempat dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan pada tanggal 06 Februari sampai dengan 06 Juni 2017 di Kebun Pinang Sebatang Estate, PT Aneka Intipersada, Siak, Riau.

6

Standar Pertumbuhan Bibit Bibit dapat hidup sendiri setelah umur tiga bulan dimana akar primer dan sekunder telah terbentuk dan pada saat ini penggemukan batang sudah dimulai. Daun berubah-ubah bentuknya dari lanceolate menjadi bifurcate dan kemudian berbentuk pinnate pada umur 5-6 bulan. Fotosintesis dimulai pada umur satu bulan yaitu ketika daun pertama telah terbentuk dan selanjutnya secara berangsurangsur peranan endosperm sebagai suplai bahan makanan mulai tergantikan. Pertumbuhan bibit banyak dipengaruhi jenis persilangan, tindakan kultur teknis, media tanah, jarak tanam, pemupukan, hama penyakit, penyiraman dan lain-lain (Lubis, 2008). Metode Pelaksanaan Metode magang yang digunakan adalah metode langsung dan tidak langsung untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Metode langsung dengan melakukan seluruh pekerjaan yang mengarah pada pengelolaan kebun diberbagai tingkat jabatan secara teknis dan manajerial dimulai sebagai karyawan harian (KH) selama satu bulan pertama (Lampiran 1), kemudian bertindak sebagai pendamping mandor pada satu bulan berikutnya (Lampiran 2), dan sebagai pendamping asisten kebun pada dua bulan berikutnya (Lampiran 3). Kegiatan sebagai KH meliputi melakukan berbagai pekerjaan pada pembibitan, pengendalian gulma, pengendalian hama penyakit, dan pemanenan. Kegiatan sebagai pendamping mandor meliputi pengawasan dan pengkoordinasian kegiatan karyawan, mengisi formulir kegiatan harian mandor, serta membantu dalam pembuatan buku kegiatan mandor (BKM). Kegiatan sebagai pendamping asisten kebun meliputi pengawasan kegiatan karyawan di divisi dan pembibitan, mempersiapkan sertifikasi dari Indonesia suistainable palm oil (ISPO), mendampingi asisten dalam memimpin apel pagi, dan mempelajari administrasi tingkat divisi dan kantor besar. Metode tidak langsung dilakukan melalui pengumpulan data-data di perkebunan kelapa sawit berupa laporan bulanan, laporan tahunan, dan arsip-arsip kebun lainnya. Pengamatan dan Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan meliputi pengambilan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan terhadap pembibitan baik di pre-nursery dan main-nursery yang meliputi: 1. Penghitungan jumlah kecambah normal dan kecambah abnormal atau afkir di Pre-nursery Penghitungan jumlah kecambah normal dan kecambah abnormal atau afkir bibit kelapa sawit. Data ini digunakan untuk mengetahui tingkat persentase kecambah normal yang ditanam dan untuk mengetahui kualitas bibit serta upayaupaya perbaikan dalam menekan kematian kecambah tersebut. Kecambah normal apabila kecambah mempunyai calon akar dan calon daun. Kecambah yang termasuk kriteria kecambah afkir meliputi: kecambah mati, kecambah hanya mempunyai satu radikula atau plumula saja, dan kecambah yang plumula atau

7

radikulanya patah. Pengamatan ini dilakukan pada saat kecambah kelapa sawit ditanam di pre-nursery. Pengamatan ini dilakukan pada 71.000 kecambah varietas DXP PPKS SM-B (Simalungun). 2. Pengukuran tinggi bibit, diameter batang bibit, dan menghitung jumlah pelepah bibit kelapa sawit di pre-nursery dan main-nursery Pengukuran tinggi bibit dilakukan dengan menggunakan penggaris dari permukaan tanah hingga ujung daun tertinggi. Diameter batang diukur dengan menggunakan jangka sorong sekitar 1 cm dari permukaan tanah. Penghitungan jumlah pelepah dilakukan pada daun yang berwarna hijau dan telah membuka sempurna. Pengukuran pada pre-nursery dilakukan pada 8 bedengan, masingmasing bedengan diambil 10 bibit contoh sehingga terdapat 80 bibit contoh yang diamati. Pengukuran dimulai saat bibit sawit berumur 6 minggu setelah tanam (MST) sampai 11 MST dan pengukuran dilakukan 1 minggu sekali. Pengukuran pada main-nursery dilakukan pada 3 plot, masing-masing plot diambil 25 bibit contoh sehingga terdapat 75 bibit contoh yang diamati. Pengamatan dimulai saat bibit berumur 24 MST sampai bibit berumur 38 MST. Data yang diperoleh dari pre-nursery digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan bibit, dan dilakukan uji korelasi dan regresi untuk mengetahui hubungan antar peubah vegetatif bibit kelapa sawit dengan umur bibit dan memprediksi pertumbuhan bibit pada mainnursery. 3. Pengamatan sistem irigasi dan pengukuran volume irigasi yang diberikan pada bibit di pre-nursery dan main-nursery Pengukuran volume irigasi bertujuan mengetahui volume irigasi yang diaplikasikan di pembibitan pre-nursery maupun main-nursery sudah sesuai dengan standar perkebunan atau literatur yang ada. Sistem irigasi akan menentukan efektifitas dan efisiensi irigasi. Pengamatan sistem irigasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung sistem irigasi yang digunakan di pembibitan pre-nursery dan main-nursery. Pengukuran volume irigasi di prenursery dan main-nursery dilakukan pada pagi dan sore hari dengan menggunakan wadah yang berukuran sama dengan ukuran polybag, kemudian mengukur volume irigasi wadah tersebut yang mewakili jumlah air yang diterima bibit. Pengamatan pada pre-nursery dilakukan sebanyak 4 ulangan denga masingmasing 3 sample. Pengamatan pada main-nursery dilakukan pada dua sprayer yaitu tipe sprinkler dan shower, masing-masing diambil 6 ulangan. Hasil yang diperoleh kemudian dirata-ratakan dan dibandingkan dengan standar kebun atau literatur. 4. Pengamatan jenis pupuk, dosis pupuk, frekuensi, dan cara aplikasi pemupukan di pre-nursery dan main-nursery Jenis pupuk, dosis pupuk, frekuensi, dan cara aplikasi pemupukan akan mempengaruhi efektifitas dan efisiensi pemupukan serta laju pertumbuhan bibit. Pengamatan dilakukan dengan pengamatan secara langsung di pre-nursery dan main-nursery. Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan standar kebun atau literatur yang ada. 5. Pengamatan pengendalian gulma, hama, dan penyakit di pre-nursery dan main-nursery Pengamatan ini bertujuan mengetahui cara atau teknik pengendalian gulma, hama, dan penyakit yang efektif dan efisien untuk diterapkan di pembibitan prenursery dan main-nursery. Pengamatan dilakukan secara langsung di lahan

8

pembibitan pre-nursery dan main-nursery. Pengamatan meliputi: teknik dan fekuensi pengendalian serta jenis gulma, hama, dan penyakit. 6. Seleksi bibit di pre-nursery dan main-nursery Seleksi bertujuan memperoleh bibit yang baik dan memenuhi kriteria untuk ditanam di pembibitan utama atau ditanam di kebun utama. Seleksi bibit abnormal pada pre-nursery seperti: bibit rolled leaf (daun menggulung), twisted shoot (daun terpuntir), chimera (bibit bulai), bibit mati, bibit ganda, dan bibit juvenil (daun tidak membuka). Seleksi pada main-nursery meliputi: bibit dengan permukaan tajuk rata, bibit dengan titik tumbuh ganda, bibit erect, bibit juvenile, bibit dengan daun bulai (chimaera), dan bibit narrow pinnae. Seleksi di prenursery dilakukan pada bibit varietas DXP PPKS SM-B (Simalungun) saat berumur 3 bulan atau saat akan dipindah ke main-nursery, sedangkan seleksi di main-nursery dilakukan pada bibit varietas DAMI PNG saat bibit berumur 6 bulan. Data sekunder diperoleh dari studi literatur dan mempelajari arsip kebun, laporan bulanan, laporan tahunan, serta dari dokumentasi kebun lainya. Jenis data yang diperoleh adalah sejarah dan kondisi umum perusahaan, kondisi iklim, kondisi tanaman, organisasi manajemen perusahaan, dan data produksi kebun. Analisis Data dan Informasi Analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif merupakan analisis yang mendeskripsikan kegiatan di kebun kemudian dibandingkan dengan norma baku dan standar yang ditetapkan di perusahaan ataupun studi pustaka. Analisis kuantitatif merupakan analisis statistik dengan menggunakan rata-rata, persentase atau uji korelasi. Uji korelasi dan regresi digunakan untuk mengetahui hubungan antar berbagai peubah pertumbuhan yang diamati dan memprediksi pertumbuhan bibit pada main-nursery.

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Letak Wilayah dan Administratif Kebun Pinang Sebatang Estate (PSE) merupakan perkebunan kelapa sawit yang secara administratif berada di Desa Maredan, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Perjalanan dari bandara Sultan Sarif Hasyim menuju kebun PSE dapat ditempuh selama kurang lebih 1,5 jam menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua. Pinang Sebatang Estate merupakan bagian dari PT Aneka Intipersada yang memiliki 3 kebun dengan 1 pabrik kelapa sawit. PT Aneka Intipersada tergabung dalam manajemen group Minamas Plantation. Kebun PSE berjarak sekitar ± 50 km dari ibu kota provinsi. Letak geografis Pinang Sebatang Estate PT Aneka Intipersada berada di koordinat 0° 32' 35" - 0° 35' 24" LS dan 101° 34' 30" - 101° 39' 21" LU. Ketinggian tempat Pinang Sebatang Estate sekitar ± 52 mdpl dengan suhu harian berkisar antara 28° - 32° C. Peta Kebun PSE disajikan pada Lampiran 4.

9

Keadaan Iklim dan Tanah Berdasarkan data curah hujan dan hari hujan dari tahun 2011-2016 Kebun PSE memiliki curah hujan rata-rata tahunan 1.959 mm dan hari hujan rata-rata 139 hari dengan rata-rata bulan basah 9,17 dan rata-rata bulan kering 1,17. Keadaan iklim di Kebun PSE menurut klasifikasi Schmidth Ferguson termasuk kedalam tipe iklim A (sangat basah) dengan nilai Q = 12,74%. Data curah hujan dan hari hujan selengkapnya tercamtum pada Lampiran 5. Kebun PSE secara umum mempunyai topografi tanah yang berbukit sampai datar. Data topografi tanah disajikan pada Tabel 1. Kebun PSE mempunyai jenis tanah ultisol yang berasal dari bahan induk alluvial dengan tekstur liat berpasir (sandy clay). Topografi tanah Kebun PSE didominasi oleh topografi tanah berbukit yaitu sebanyak 94,58%, kemudian topografi datar 3,41%, dan bergelombang 2,01%. Tabel 1. Data topografi tanah Kebun Pinang Sebatang Estate. Luas Areal Topografi (Ha) Berbukit 3.048,77 Bergelombang 64,68 Datar 109,98 Total 3.223,43

(%) 94,58 2,01 3,41 100,00

Sumber: Kantor Besar Pinang Sebatang Estate (2017).

Luas Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan Kebun Pinang Sebatang Estate mempunyai lahan seluas 3.799,21 ha dengan areal yang ditanami kelapa sawit seluas 3.223,43 ha. Kebun PSE dibagi menjadi 4 divisi, divisi I seluas 757 ha, divisi II 720 ha, divisi III 882,89 ha, dan divisi IV seluas 863,55 ha. Divisi II mempunyai areal TBM atau replanting seluas 179,42 ha, divisi III 204,5 ha, divisi IV seluas 708,48, sedangkan divisi I tidak terdapat areal TBM atau replanting. Kebun PSE mempunyai areal pembibitan seluas 22,96 ha yang termasuk kedalam areal divisi II. Luas areal yang digunakan untuk prasarana seperti jalan, jembatan, dan bangunan adalah 120,15 ha. Kebun PSE mempunyai areal konservasi seluas 59,69 ha yang berupa hutan konservasi dan areal okupasi permanen seluas 372,98. Tata guna lahan kebun PSE secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6. Keadaan Tanaman dan Produksi Tanaman kelapa sawit di Kebun Pinang Sebatang Estate ditanam dengan waktu yang beragam mulai dari tahun 1994 hingga tahun 2016. Varietas kelapa sawit yang ditanam adalah varietas Marihat, Socfindo, dan PPKS. Tanaman kelapa sawit di PSE rata-rata jumlah populasi ha-1 sebanyak 134 pohon. Jumlah populasi dan luas areal disajikan pada Tabel 2. Data produktivitas kebun Pinang Sebatang Estate lima tahun terakhir disajikan dalam Tabel 3.

10

Tabel 2. Data luas dan populasi tanaman kelapa sawit Kebun PSE Tahun Tanam Luas (ha) Populasi Pokok 1994 617,45 65.694 134 1995 368,07 39.379 140 1996 152,11 15.001 135 1997 439,12 39.058 141 1998 154,21 17.889 139 1999 128,79 14.938 145 2001 126,22 15.270 154 2011 30,00 4.080 136 2013 202,87 27.960 139 2014 315,98 44,064 137 2015 275,23 38.776 145 2016 296,12 41.700 159 Sumber: Kantor Besar PSE (2017)

Tabel 3. Data produksi buah Kebun PSE tahun 2011-2016 Berat Janjang Tahun Luas (ha) Janjang Tonase (ton) Rata-rata (kg) 2011 3.202,840 4.021,552 70.608,170 17,56 2012 2.959,435 3.878,021 67.985,880 17,53 2013 2.704,589 3.128,360 53.734,640 17,18 2014 2.473,369 3.090,819 54.231,460 17,55 2015 2.133,239 2.332,434 39.983,900 17,14

Yield per Hektar (ton) 22,05 22,97 19,87 21,93 18,74

Sumber: Kantor Besar PSE (2017)

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Kebun Pinang Sebatang Estate dipimpin oleh seorang estate manager (EM) yang bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di kebun. Estate manager dibantu seorang senior asisten dan seorang kepala administrasi (kasie). Senior asisten memimpin satu divisi, traksi, petugas security dan wilayah kerjanya mencakup keseluruhan divisi, dibantu oleh tiga asisten kebun. Asisten kebun divisi II, III, dan IV masing-masing memimpin satu divisi, sedangkan Asisten divisi I memimpin satu divisi dan pembibitan. Administrasi kantor besar dipimpin oleh seorang kepala administrasi yang dibantu oleh bagian kasir, administrasi tanaman, checkroll, pembukuan, pembelian, opas kantor, guru, krani gudang dan kepala gudang. Struktur organisasi kebun dapat dilihat pada Lampiran 7. Status karyawan di Kebun PSE terdiri atas karyawan staf dan karyawan non staf. Karyawan staf meliputi estate manager, senior asisten, asisten divisi dan kepala administrasi. Karyawan non-staf meliputi karyawan bulanan dan karyawan harian. Jumlah karyawan Kebun PSE disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan data luas lahan dan jumlah tenaga kerja dapat diperoleh data indeks tenaga kerja (ITK) sebagai berikut: Jumla t naga k r a

ITK= Lua ar a k lapa awit

=

a

= 0,15 karyawan ha-1

11

Berdasarkan perhitungan diperoleh ITK Kebun PSE sebesar 0,15 karyawan ha-1. Hasil tersebut termasuk kategori normal karena menurut Pahan (2008) Indeks Tenaga Kerja (ITK) untuk perkebunan kelapa sawit adalah 0,2 karyawan ha-1. Tabel 4. Data karyawan staff dan non-staff Kebun PSE Uraian Karyawan staff: -Estate manajer -Senior asisten -Asisten -Kepala administrasi Total Karyawan non-staff: -Karyawan bulanan -Karyawan harian Total

Jumlah 1 1 3 1 7 111 375 486

Sumber: Kantor Besar PSE (2017)

HASIL DAN PEMBAHASAN Aspek Teknis Lokasi dan Infrastruktur Lokasi. Pembibitan Kebun PSE merupakan pembibitan yang diadakan untuk memasok kebutuhan bibit untuk tiga kebun yang ada dibawah naungan PT. Aneka Intipersada yaitu Aneka Persada Estate, Teluk Siak Estate, dan Pinang Sebatang Estate. Pembibitan ini terpusat permanen disatu tempat yang berguna agar kualitas bibit lebih baik, lebih terkontrol, seragam dan penghematan biaya persatuan bibit. Pembibitan Kebun Pinang Sebatang Estate mempunyai luas total 23,58 ha dan luas efektif 17,13 ha. Sebagian besar lokasi pembibitan berada pada divisi II dan sebagian lagi berada di divisi I. Peta areal pembibitan Kebun PSE disajikan pada Lampiran 8. Berdasarkan kriteria yang disampaikan oleh Pahan (2010), maka pembibitan Kebun PSE sudah memenuhi persyaratan sebagai pembibitan yaitu : 1. Memiliki topografi yang mayoritas datar 2. Dekat dengan sumber air berupa waduk buatan 3. Memiliki drainase yang baik berupa parit dan sungai 4. Memiliki akses jalan yang baik dan terdapat pos dan petugas keamanan yang menjaga pembibitan 5. Terhindar dari gangguan hama, penyakit, ternak, dan manusia. Kebun pembibitan dibatasi oleh pagar kawat dan parit sehingga terhindar dari gangguan ternak. Disekitar pagar ditanami benefical plant yang dapat menjadi tempat hidup predator hama penyakit bibit 6. Dekat dengan pondok karyawan, sehingga pengawasan lebih intensif Infrastruktur. Infrastruktur adalah sarana pendukung kegiatan operasional. Infrastruktur yang terdapat pada pembibitan PSE sudah cukup memadai untuk penjagaan dan pemeliharaan bibit yang baik. Infrastruktur yang

12

terdapat pada pembibitan PSE meliputi : kantor pembibitan, pos penjagaan, rumah pompa air, waduk, titi rintis, pagar, parit, main road, jalan kontrol, toilet, gudang, dan ombrometer. Sistem Pembibitan Tahap pembibitan. Sistem pembibitan di Kebun PSE menggunakan sistem pembibitan dua tahap (double stage system), yang terdiri atas pembibitan awal (pre-nursery) selama ±3 bulan pada babybag (polybag kecil) kemudian dipindahkan atau transplanting ke pembibitan utama (main-nursery) pada largebag (polybag besar) sampai bibit siap tanam di lapang ±12 bulan. Polybag kecil yang digunakan berwarna hitam, ukuran 22 cm x 6,5 cm, ketebalan 0,1 mm, dengan 24 lubang drainase. Polybag besar yang digunakan berwarna hitam, berukuran 20 cm x 50 cm, ketebalan 0,2 mm, dengan 80 lubang drainanse.

(a)

(b)

Gambar 1. Polybag yang digunakan di Kebun PSE; (a) polybag kecil (22 cm x 6,5 cm) dan (b) polybag besar (50 cm x 20 cm) Rotasi lokasi transplanting. Bibit yang berada pada pre-nursery setelah berumur ±4 bulan akan dilakukan transplanting atau pindah tanam ke lahan mainnursery. Diperlukan perencanaan alokasi tempat transplanting yang baik agar memudahkan dalam kegiatan perawatan, pengawasan, dan transportasi bibit. Pembibitan Kebun PSE mempunyai 1 areal pre-nursery dan 3 blok main-nursery yaitu blok A, B, dan C. Masing-masing blok main-nursery dibagi menjadi beberapa plot kecil yang ditandai dengan nomor urut mulai dari angka 01. Rotasi lokasi tanam yang terdapat di Kebun Pembibitan PSE yaitu bibit yang telah berumur ±3 bulan pada pre-nursery akan dilakukan pindah tanam (transplanting) ke blok main-nursery. Bibit secara berurutan akan ditempatkan pada blok mainnursery mulai dari blok A01, setelah blok A01 sudah tidak mampu memuat bibit lagi maka akan dilanjutkan ke blok A02. Blok A02 setelah penuh maka akan dilanjutkan ke blok A03, dan akan berlanjut sampai kembali lagi ke blok A01. Skema rotasi lokasi transplanting dapat dilihat pada Gambar 2.

13

A01 A02

B01

A03

PN B02

A04

C02 B03

A05

C03

B04

Keterangan:

= Arah rotasi lokasi transplanting

Gambar 2. Rotasi lokasi transplanting bibit di Kebun PSE Pembibitan Pre-nursery Bedengan. Bedengan merupakan tempat untuk menyusun polybag kecil yang berisikan bibit pada pre-nursery agar mempermudah dalam perawatan dan penghitungan bibit. Bedengan yang berada di areal pembibitan pre-nursery Kebun PSE berukuran 12 m x 1,4 m yang mampu menampung sekitar 1.800 bibit dengan jumlah bedeng sebanyak 40 bedeng. Antar bedengan terdapat jarak 1 m sebagai jalan kontrol dalam pemeliharaan bibit seperti: penyiangan gulma, konsolidasi bibit, penyemprotan, dan pemupukan bibit. Ukuran bedengan dibuat agar mepermudah pekerja dalam melakukan perawatan bibit. Bedengan pada pembibitan kebun PSE terbuat dari dua jenis bahan yaitu dari bahan besi dan kayu. Bedengan dibuat memanjang dari arah barat ke timur untuk memaksimalkan potensi sinar matahari. Pembuatan bedengan dilakukan oleh 2 orang pekerja dengan prestasi kerja karywan 5 bendeng hari kerja (HK)-1 prestasi kerja mahasiswa adalah 2 bedeng HK-1. Basis kerja pembuatan bedeng adalah 5 bedeng HK-1. Naungan. Naungan merupakan pelindung bibit dari paparan sinar matahari langsung dan percikan hujan secara langsung. Naungan yang digunakan pada pembibitan pre-nursery Kebun PSE adalah paranet 60% yang berarti 60% sinar matahari yang diloloskan. Paranet disangga menggunakan tiang besi dengan tinggi 2 meter dari permukaan tanah. Paranet secara bertahap akan dibuka setelah bibit mempunyai daun sebanyak 2 helai. Berdasar standar operasional prosedur (SOP) kira-kira 10 minggu setelah tanam (dua daun) naungan berangsur-angsur dikurangi sehingga dalam waktu 2 minggu kemudian naungan sama sekali dihilangkan (setiap selang waktu 4 hari naungan dikurangi seperempatnya). Pembukaan paranet bertujuan agar bibit dapat beradaptasi dengan cahaya matahari langsung sebelum di transplanting ke main-nursery (ARM Minamas, 2004).

14

Pagar keliling. Salah satu syarat pembibitan yang baik adalah pembibitan yang memiliki sistem keamanan yang baik. Faktor keamanan merupakan faktor yang penting guna menjaga keamanan bibit dari berbagai macam gangguan, baik itu dari hama besar seperti hewan ternak, hama babi maupun dari gangguan manusia. Pemasangan pagar atau pemagaran pada areal pembibitan merupakan salah satu usaha untuk menciptakan keamanan lingkungan pembibitan. Selain itu pemasangan pagar juga berfungsi sebagai tempat hidup tanaman benefical plant (tanaman menguntungkan) seperti Antigonon leptopus dan Turnera ulmifolia yang dapat mengendalikan hama secara alami (Gambar 3). Areal pembibitan yang dipagari adalah batas terluar dari seluruh luasan areal pembibitan Kebun PSE. Pemagaran menggunakan kawat berduri yang membentang mengelilingi areal pembibitan.

(a)

(b)

Gambar 3. Benefical plant sebagai pagar pembibitan; (a) Turnera ulmifolia dan (b) Antigonon leptopus Persiapan babybag. Pengisian babybag dilakukan seminggu sebelum kedatangan kecambah dan jumlah babybag yang disiapkan harus sesuai dengan jumlah kecambah yang akan ditanam. Pengisian babybag dilakukan oleh pekerja borongan. Pekerja borongan harus selalu diawasi agar kualitas pekerjaan selalu baik. Tanah yang digunakan untuk mengisi babybag merupakan tanah top soil yang diambil dari areal replanting. Menurut ARM Minamas (2013), walaupun dianjurkan menggunakan tanah yang mengandung kaya hara, tetapi lebih diutamakan tanah yang mempunyai struktur dan permeabilitas yang baik, dimana hal ini penting untuk pertumbuhan bibit di pembibitan dan pemindahan di lapang. Struktur dan drainanse yang kurang baik dapat membatasi pertumbuhan akar dan menghambat penyerapan air dan pupuk. Tanah sebelum diisikan ke dalam babybag terlebih dahulu harus diayak mengunakan ayakan tanah. Ayakan tanah yang digunakan mempunyai panjang sisi lubang ayakan 2 cm x 2 cm. Pengayakan bertujuan untuk memisahkan tanah dari kotoran, gumpalan tanah, dan batu. Tanah yang telah diayak diangkut kelokasi pre-nursery menggunakan angkong, kemudian dicampurkan dengan pupuk rockpospate dengan dosis 12,5 g babybag-1. Tanah yang telah tercampur kemudian dimasukan kedalam babybag kira-kira 1 kg babybag-1 dan disusun pada bedengan. Satu minggu sebelum ditanami kecambah, babybag terlebih dahulu diberikan aplikasi pupuk Control Release Fertilizer (CRF.) Pupuk yang digunakan adalah merek dagang Agroblant dengan dosis 5 g babybag-1. Cara

15

aplikasi pupuk CRF adalah dengan memasukan pupuk kedalam babybag dengan membuat lubang di tengah-tengah media kemudian menutupnya kembali. Prestasi kerja mahasiswa adalah 113 babybag HK-1, sedangkan prestasi kerja karyawan adalah 350 babybag HK-1. Tidak ada standar perusahaan dalam pekerjaan ini karena tenaga kerja yang digunakan merupakan tenaga kerja borongan yang ditargetkan menyelesaikan pekerjaan secepatnya.

(a)

(b)

(c)

Gambar 4. Persiapan babybag; (a) pengayakan tanah top soil, (b) pengisian babybag, dan (c) pemupukan pupuk CRF Bahan tanam. Terdapat empat jenis kecambah yang ditanam di pembibitan Kebun PSE yaitu kecambah Lonsum, Dami (PNG), Socfindo, dan PPKS. Kecambah PPKS merupakan hasil kerjasama pihak Minamas Research Center (MRC) dengan pusat penelitian kelapa sawit (PPKS). Benih kelapa sawit berasal dari PPKS dan pihak MRC yang mengecambahkan dan juga menjual secara umum dengan sistem bagi hasil, 40% untuk MRC dan 60% untuk PPKS. Kecambah yang ditanam adalah varietas DXP PPKS SM-B (Simalungun) yang berasal dari PPKS. Jumlah kecambah utama sebanyak 40.000 dan kecambah ekstra sebanyak 2,5% (1.000). Kecambah ekstra dimaksutkan sebagi cadangan apabila terdapat kecambah yang mati atau abnormal. Kecambah dikemas dalam wadah kardus yang didalamnya dibungkus lagi dengan wadah papan kayu. Wadah papan kayu berisikan 42 bungkus plastik yang masing-masing bungkus berisikan 150 kecambah (Gambar 5). Bungkus terbuat dari bahan plastik yang tertutup rapat, dengan tujuan agar kelembapan kecambah terjaga. Kemasan dibuat dari bahan papan untuk melindungi kecambah dari benturan saat pengiriman. Ruang antar bungkus plastik terdapat peredam benturan berupa potongan kertas.

(a)

(b)

(c)

Gambar 5. Bahan tanam yang digunakan Kebun PSE; (a) wadah kardus, (b) wadah papan kayu, dan (c) wadah dari plastik

16

Seleksi kecambah. Mandor dan asisten melakukan pengarahan kepada karyawan tentang kriteria dan cara melakukan seleksi kecambah. Mandor bertugas mencatat jumlah kecambah afkir dan mengawasi proses seleksi berjalan dengan benar. Proses seleksi kecambah dilakukan di tempat yang terhindar dari cahaya matahari secara langsung untuk melindungi kecambah dari kekeringan. Seleksi dilakukan diatas nampan untuk mempermudah memilah kecambah normal dan abnormal. Seleksi kecambah dilakukan sebelum kecamabah ditanam dalam babybag. Seleksi dilakukan pada kecambah afkir yang meliputi: kecambah mati dan abnormal. Pekerja seleksi bertugas memisahkan kecambah afkir dan kecambah normal (Gambar 6), kemudian menghitung jumlah kecambah afkir dan normal yang akan dilaporkan kepada mandor untuk didata. Penanaman dilakukan pada hari yang sama saat dilaksanakan proses seleksi kecambah. Kecambah yang diseleksi adalah kecambah varietas DXP PPKS SM-B (Simalungun). Jumlah kecambah yang diseleksi adalah 41.000 kecambah. Kegiatan seleksi yang dilakukan mahasiswa magang diperoleh kecambah abnormal atau afkir sebanyak 164 (0,40%) dan kecambah normal sebanyak 40.836 (99,60%) (Tabel 5). Berita acara seleksi kecambah disajikan dalam Lampiran 9. Tabel 5. Hasil seleksi kecambah varietas DXP PPKS SM-B (Simalungun) Kriteria Jumlah Persentase (%) Kecambah abnormal (afkir) 164 0,40 Kecambah normal 40.836 99,60 Total kecambah 41.000 100

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

Gambar 6. Seleksi kecambah pada pre-nursery; (a) kecambah normal, (b) doubletone, (c) tripletone, (d) quadratone, (e) kecambah abnormal, dan (f) kegiatan seleksi

17

Penanaman kecambah. Penanaman kecambah dimulai dengan penyiraman babybag sampai jenuh agar memudahkan dalam penanaman. Kecambah normal yang telah lolos seleksi harus segera ditanam pada hari yang sama atau maksimal 4 hari setelah kecambah datang (ARM Minamas, 2013). Kecambah tidak boleh terkena cahaya matahari secara langsung untuk menghindari kerusakan pada kecambah. Kecambah yang lolos seleksi kemudian ditanam pada babybag. Sebelum ditanam kecambah terlebih dahulu disemprot dengan larutan fungisida merek dagang Ekflour dengan konsentrasi 0,1%. Pekerja pada saat penanaman harus dapat membedakan antara plumula dan radikula untuk mencegah terjadinya pertumbuhan bibit yang abnormal. Radikula atau bakal akar ditandai dengan bagian kecambah yang tumpul dan berwarna putih kecoklatan, sedangkan plumula atau bakal daun ditandai dengan ujung yang sedikit runcing. Penanaman kecambah harus baik dan benar dengan ketentuan bagian radikula atau bakal akar ditanam menghadap kedalam tanah, sedangkan plumula atau bakal daun menghadap ke atas. Penanaman kecambah tidak boleh terlalu dalam untuk menghindari kecambah sulit berkembang. Posisi penanaman kecambah yang benar disajikan pada Gambar 7.

Sumber: ARM Minamas (2013)

(a)

(b)

(c)

Gambar 7. Proses penanaman kecambah; (a) penyemprotan fungisida, (b) penanaman kecambah, dan (c) posisi penanaman kecambah yang benar Penyiraman bibit. Penyiraman bibit di pembibitan Kebun PSE menggunkan sumber air yang berasal waduk buatan yang dipompa dengan menggunakan mesin pompa air. Terdapat dua mesin pompa air yang digunakan yaitu merek Mitsubisi tipe 6D14-OA dan Deutz tipe F 6L 912. Air yang berasal dari waduk akan dipompa ol m in pompa m nu u pipa ukuran ” k mudian m nu u pipa ” dan ” k mudian m nu u pipa ” dan t rak ir m nu u head shower atau sprinngkle. Rangkain instalasi irigasi pembibitan Kebun PSE disajikan pada Lampiran 10. Penyiraman bibit yang terdapat di areal pre-nursery menggunakan sistem irigasi shower. Shower yang digunakan mampu menyemprotkan air dalam bentuk butiran-butiran halus sehingga tidak merusak permukaan tanah babybag. Instalasi shower disusun di tengah jalan kontrol antar bedengan dengan jarak antar shower 4 meter dengan tinggi shower 60 cm. Satu instalasi shower mampu menjangkau 2 bedeng sekaligus, sehingga pemasangan satu instalasi shower untuk mengairi 2 bedeng.

18

(a)

(b)

Gambar 8. Penyiraman bibit di pre-nursery; (a) Aplikasi penyirmanan bibit dan (b) Headsprayer tipe shower Penyiraman pada pre-nursery dilakukan 2 kali dalam sehari selama 30 menit. Penyiraman pada pagi hari dari pukul 06.00-06.30 WIB dan sore hari dari pukul 17.00-17.30 WIB. Penyiraman tidak dilakukan apabila hari sebelumnya terdapat hujan dengan intensistas curah hujan mencapai 8 mm. Kegiatan magang ini dilakukan pengukuran terhadap volume irigasi yang diterima bibit. Pengukuran volume irigasi dilakukan sebanyak 4 ulangan dan masing-masing ulangan diambil 3 sample. Pengukuran dilakukan pada pagi dan sore hari saat dilakukan aplikasi penyiraman bibit. Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh volume rata-rata irigasi yang diterima bibit hari-1 adalah sebesar 108,75 ml. Hasil tersebut masih dibawah standar perusahaan yaitu sebesar 0,2-0,3 liter hari-1. Hasil pengukuran volume irigasi pada pre-nursery disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Data hasil pengukuran volume irigasi bibit di pre-nursery Volume Irigasi Durasi Sample Total Irigasi (ml babybag-1) Ulangan (Menit) ke(ml babybag-1 hari-1) Pagi Sore 1 30 1 31 40 71 2 54 60 114 3 52 58 110 2 30 1 22 32 54 2 30 37 67 3 35 34 69 3 30 1 94 82 176 2 45 56 101 3 46 64 110 4 30 1 84 78 162 2 72 77 149 3 56 66 122 Rata-rata 108,75 Pengendalian gulma. Pengendalian gulma di pre-nursery dilakukan secara manual dan tidak diperkenankan menggunakan herbisida. Penggunaan herbisida akan berpotensi mengenai bibit yang masih rentan dan dapat menyebabkan bibit mati. Pengendalian gulma dilakukan pada babybag dan jalan kontrol antar bedeng. Pembibitan Kebun PSE mempunyai dua pekerja yang khusus menangani bibit di pre-nursery. Prestasi kerja pekerja adalah 4 bedeng dan

19

prestasi kerja mahasiswa adalah 4 bedeng alam 7 jam kerja. Jumlah bibit dalam 1 bedeng berisikan sekitar 1700 bibit. Pengendalian hama dan penyakit. Upaya untuk mencegah dan mengatasi serangan hama pada pembibitan pre-nursery adalah dengan melakukan penyemprotan insektisida secara rutin. Penyemprotan menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin yang dicampur dengan Agristik berbahan aktif alkilaril poliglikoll eter. Penyemprotan menggunakan knapsack sprayer kapasitas 15 liter. Insektisida yang dibutuhkan untuk 1 knapsack sprayer adalah 30 ml dan agristik sebanyak 10 ml. 1 knapsack sprayer dapat diaplikasikan sebayak 800-1.000 bibit pada pre-nursery. Penyemprotan insektisida diaplikasikan dengan rotasi 2 minggu sekali. Pencegahan dan penanganan serangan jamur dilakukan penyemprotan fungisida secara rutin dengan rotasi 2 minggu sekali. Penyemprotan menggunkan knapsack sprayer kapasistas 15 liter. fungisida yang digunakan adalah fungisida merek dagang Cozeb berbahan aktif mancozeb konsentasi 0,2%. Agristik ditambahkan sebagai perekat dengan konsentrasi 0,06%. Dibutuhkan 30 ml Cozeb dan 10 ml Agristik untuk 1 knapsack sprayer kapasitas 15 liter. Pertumbuhan bibit. Kegiatan magang ini dilakukan pengukuran pertumbuhan bibit di pre-nursery untuk mengetahui kualitas bibit yang berada pada pembibitan Kebun Pinang Sebatang Estate. Pengamatan dilakukan setiap satu minggu sekali dengan parameter: tinggi bibit, diameter batang bibit, dan jumlah pelepah. Tinggi bibit diukur menggunakan penggaris dari permukaan tanah hingga pucuk pelepah tertinggi. Diameter batang diukur sekitar 1 cm dari pangkal batang menggunakan jangka sorong. Penghitungan pelepah adalah pelepah yang sudah membuka sempurna dan berwarna hijau. Pengukuran dilaksanakan saat bibit berumur 6 minggu setelah tanam (MST) sampai bibit berumur 11 MST. Bibit siap tanam di pembibitan utama setelah bibit berumur ±3 bulan. Hasil pengukuran bibit yang diamati disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre-nursery kebun PSE Plot A

Jumlah Sample 80

MST 6 7 8 9 10 11

Rata-rata Tinggi Bibit (cm bibit-1) 10,450 12,551 14,981 16,578 17,654 18,744

Rata-rata Diameter Batang (cm bibit-1) 0,362 0,423 0,472 0,547 0,619 0,733

Rata-rata Jumlah Pelepah bibit-1) 2,0 2,5 2,8 3,0 3,4 3,9

Hasil pengukuran bibit pada pre-nursery dilakukan uji korelasi dan regresi menggunakan aplikasi Minitab. Uji korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan umur bibit dengan peubah yang diamati. Uji regresi digunakan untuk memprediksi pertumbuhan tinggi, diameter batang, dan jumlah pelepah bibit pada main-nursery. Hasil uji korelasi dan regresi disajikan pada Tabel 8. Berdasarkan hasil uji regresi pada Tabel 8 diketahui bahwa variabel umur bibit mempunyai korelasi positif sangat nyata dengan variabel tinggi bibit, diameter bibit, dan jumlah pelepah. Berdasarkan hasil uji korelasi jika umur bibit bertambah maka

20

pertumbuhan tinggi bibit, diameter bibit, dan jumlah pelepah juga akan bertambah. Tinggi bibit, diameter batang, dan jumlah pelepah bibit mengalami pertumbuhan yang linear, dimana pertumbuhan bibit menunjukan petumbuhan yang terus meningkat seiring pertambahan umur bibit. Bibit berada fase generative yang masih aktif mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan kelapa sawit akan cenderung konstan setelah memasuki fase generative. Grafik pertumbuhan bibit pada pre-nursery disajikan pada Gambar 9, 10, dan 11. Tabel 8. Hasil uji korelasi dan persamaan regresi antara umur bibit dengan peubah yang diamati Peubah Korelasi Persamaan Regresi Umur bibit vs rata-rata tinggi bibit 0,986** Y = 1,6679X + 9,3221 Umur bibit vs rata-rata diameter batang bibit 0,990** Y = 0,0719X + 0,2742 Umur bibit vs rata-rata jumlah pelepah bibit 0,995** Y = 0,3543X + 1,6935 Keterangan: nyata pada taraf 1%

Tinggi Bibit (cm)

25 20

Y = 1.6679X + 9.3221

15 10 5 0 6

7

8 9 Umur (MST)

10

11

Diameter Batang (cm)

Gambar 9. Grafik respon antara umur bibit dengan tinggi bibit

0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0

Y = 0.0719X + 0.2742

6

7

8 9 10 Umur (MST)

11

Gambar 10. Grafik respon antara umur bibit dengan diameter batang bibit

Jumlah Pelepah

21

5 4 4 3 3 2 2 1 1 0

Y = 0.3543X + 1.6935

61 6

277

83 8

49 9 10 5

10116

11

Umur (MST)

Gambar 11. Grafik respon antara umur bibit dengan jumlah pelepah bibit Seleksi bibit. Kegiatan seleksi bertujuan untuk memperoleh bibit yang baik dan memenuhi kriteria untuk ditanam ke tahap yang lebih lanjut. Kegiatan seleksi bibit di pre-nursery Kebun PSE dilakukan oleh 2 pekerja wanita dibawah pengawasan tim Minamas Research Centre (MRC). Seleksi bibit di pre-nursery dilakukan pada saat bibit berumur 3 bulan atau pada saat pindah tanam ke mainnursery. Seleksi di pembibitan awal dilakukan terhadap bibit abnormal seperti (Gambar 12) bibit grass, chimera, rolled leaf, crinkle leaf, collante, twisted shoot, bibit mati, bibit kerdil, dan bibit terkena penyakit (leaf spot). Bibit grass yaitu bibit yang mempunyai daun yang sempit dari pangkal sampai ujung, tegak seperti daun rumput. Bibit chimera yaitu bibit yang daunnya sebagian atau semuanya bewarna kunng seperti tanpa klorofil. Bibit rolled leaf yaitu bibit dengan daun menggulung dengan poros memanjang secara vertical, bentuk seperti paku. Bibit crinkle leaf yaitu bibit yang mempunyai daun sebagian atau seluruhnya mengkerut. Bibit collante yaitu bibit yang daunnya menyempit di bagian tengah saja. Bibit twisted shoot yaitu bibit dengan pertumbuhan daun seperti terpelintir dan batang yang melilit. Bibit terkena penyakit leafspot adalah bibit yang terserang jamur, ditandai dengan adanya bintik merah pada daun. Bibit kerdil adalah bibit yang pertumbuhan terhambat, sehingga ukuranya lebih kecil dari bibit normal. Bibit yang termasuk dalam kriteria bibit abnormal maka bibit akan dibuang atau dihancurkan dengan cara dicincang dengan parang. Hasil seleksi diperoleh bibit afkir sebanyak 9,09%, hasil tersebut masih memenuhi standar perusahaan yaitu maksimal 10% bibit afkir. Hasil seleksi pada bibit pada prenursery disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil seleksi bibit varietas DXP PPKS SM-B (Simalungun) Kebun PSE Kriteria Jumlah Persentase (%) Bibit abnormal (afkir) 3.705 9,09 Bibit normal 33.359 90,01 Total bibit 37.064 100,00

22

Grass

Collante

Chimera

Role leaf

Twisted shoot

Leaf spot

Crinkle leaf

Bibit normal dan kerdil

Gambar 12. Kriteria seleksi bibit umur 3 bulan pada pre-nursery Pembibitan Main-nursery Pengisian largebag dan pembutan lubang tanam. Pengisian largebag di main-nursery dilakukan oleh pekerja borongan. Tanah yang digunakan adalah tanah top soil yang berasal dari areal replanting. Tanah yang akan digunakan tidak boleh tercampur dengan batu dan tidak boleh kontaminasi herbisida 3 bulan sebelumnya. Setelah pengisian tanah ke largebag selesai dilakukan juga kegiatan penataan largebag sesuai dengan jarak antar largebag yaitu 94 cm x 94 cm x 94 cm. Spacing merupakan kegiatan penjarangan atau penyusunan largebag pada main nursery. Tujuan kegiatan penjarangan ini adalah untuk memperbaiki sistem aerasi pada lingkungan pembibitan. Sistem aerasi harus baik untuk menghindari keadaan lingkungan menjadi lembab yang akan memicu perkembangan spora fungi penyebab penyakit. Pembuatan lubang tanam dilakukan pada saat akan dilakukan transplanting bibit dari pembibitan pre-nursery ke pembibitan mainnursery. Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan menggunakan pipa b rukuran ” (Gambar 13) sesuai standar perusahaan. Cara pembuatan lubang tanam yaitu dengan menancapkan pipa ke dalam polybag hingga mencapai ±20 cm, kemudian mengeluarkan tanah yang berada didalam pipa. Kegiatan pembuatan lubang tanam dilakukan oleh tenaga kerja borongan laki-laki.

23

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

(a)

(b)

(c)

Gambar 13. Persiapan transplanting; (a) pengisian largebag, (b) layout penyusunan largebag, dan (c) alat pembuat lubang tanam Transplanting. Sistem pembibitan dua tahap dilakukan pemindahan tanam (transplanting) dari babybag ke largebag. Transplanting dilakukan saat bibit berumur 3 bulan, sebaiknya dilakukan pada musim penghujan agar bibit tidak mengalami shock transplanting. Transplanting pada sistem dua tahap dilakukan untuk menyediakan polybag yang lebih besar sehingga perkembangan akar tidak terhambat serta mencegah bibit mengalami etiolasi akibat sempitnya ruang tumbuh. Pembibitan pada main nursery dilakukan selama 9 bulan sampai bibit siap tanam di lapang. Sebelum melakukan transplanting, largebag yang telah diberi lubang tanam diberikan pupuk control release fertilizer (CRF) merek dagang Agroblant dengan dosis 50 g largebag-1 dan juga pupuk rock phosphate dengan dosis 120 g . Pupuk CRF dan rock phosphate diaplikasikan pada lubang tanam. Aplikasi pupuk rock phosphate akan lebih baik jika dicampur atau diaduk dengan tanah sehingga lebih merata. Pupuk CRF merupakan pupuk slow release. Penggunaan pupuk slow release bertujuan agar ketersediaan unsur hara untuk bibit dapat mencukupi selama bibit masih dalam masa pertumbuhan hingga siap untuk ditanam di lapang. Transplanting dikerjakan oleh pekerja borongan. Pekerja dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: pelangsir (memindahkan bibit dari satu lokasi ke lokasi lainya), pengecer, dan penanam. Bibit dari pre-nursery dilangsir menuju lokasi transplanting dengan menggunakan mobil bak terbuka, kemudian diecer pada masing-masing largebag menggunakan angkong (alat angkut). Proses terakhir adalah menaman bibit dari babybag ke largebag. Sebelum ditanam pada largebag, babybag terlebih dahulu harus dilepas dari bibit. Penanaman bibit pada largebag harus beserta dengan agregat tanah utuh yang melekat pada akar bibit, diusahakan jangan sampai pecah. Penanaman bibit harus dalam posisi tegak, kemudian melakukan konsolidasi tanah atau memadatkan tanah pada permukaan largebag. Proses transplanting disajikan pada Gambar 14.

24

(a) Gambar

(b)

(c)

14. Proses transplanting; (a) pelangsiran bibit, (b) pengeceran bibit, dan (c) penanaman bibit

Penyiraman bibit. Penyiraman bibit di pembibitan PSE menggunkan sumber air yang berasal waduk buatan yang dipompa dengan menggunakan mesin pompa air. Terdapat dua mesin pompa air yang digunakan yaitu merek Mitsubisi tipe 6D14-OA dan Deutz tipe F 6L 912. Air yang berasal dari waduk akan dipompa oleh mesin pompa menuju pipa ukuran ” k mudian m nu u pipa ” dan ” k mudian m nu u pipa ” dan t rak ir m nu u head shower atau sprinngkle. Penyiraman bibit yang berada di areal main-nursery menggunakan dua jenis head sprayer, yaitu dengan jenis shower dan jenis sprinkler (Gambar 15). Instalasi irigasi headsprayer tipe shower disusun dengan jarak 10 m antar shower dengan ketinggian 2 m dapat menjangkau jarak 7,5 m secara melingkar. Sistem irigasi shower mengeluarkan air yang lebih halus dan merata. Instalasi irigasi headsprayer tipe sprinkler disusun dengan jarak 15 m antar sprinkler. Sprinkler disusun dengan ketinggian 2 m dapat menjangkau radius 12 m secara melingkar. Irigasi jenis sprinkler mengeluarkan air secara terpusat, memutar, dan kurang merata. Rangkain instalasi irigasi disajikan pada Lampiran 10.

(a)

(b)

Gambar 15. Jenis head sprayer irigasi pada main-nursery Kebun PSE; (a) sprinkler, dan (b) shower Penyiraman pada main-nursery dilakukan 2 kali sehari, yaitu pada pagi hari pukul 07.00-10.30 WIB dan sore hari pada pukul 15.00-18.00 WIB dengan durasi penyiraman masing-masing 1 jam. Penyiraman bibit tidak dilakukan apabila curah hujan hari sebelumnya mencapai 10 mm hari-1. Kegiatan magang ini dilakukan pengukuran volume irigasi yang diterima bibit hari-1. Pengukuran dilakukan pada kedua jenis head sprayer, masing-masing diambil 6 ulangan.

25

Pengukuran dilakukan pada pagi dan sore hari saat dilakukan aplikasi penyiraman bibit. Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh rata-rata volume irigasi untuk head sprayer tipe sprinkler sebesar 563,67 ml largebag-1 hari-1 dan tipe shower sebesar 1.339,83 ml largebag-1 hari-1. Keduan hasil tersebut masih berada di bawah standar perusahaan yaitu sebesar 2-3 liter largebag-1 hari-1. Hasil pengukuran volume irigasi pada main-nursery disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil pengukuran volume irigasi bibit di main-nursery Volume Irigasi (ml Jenis Durasi Total Irigasi (ml largebag-1) Ulangan Irigasi (Jam) largebag-1 hari-1) Pagi Sore Sprinkler 1 1 200 231 431 2 215 221 436 3 450 418 868 4 245 237 482 5 283 267 550 6 305 310 615 Rata-rata 563,67 Shower 1 1 507 482 989 2 950 798 1.748 3 462 421 883 4 805 783 1.588 5 698 594 1.292 6 800 739 1.539 Rata-rata 1.339,83 Pengendalian gulma. Pengendalian gulma pada main-nursery meliputi pengendalian gulma pada largebag, antar largebag dan gulma pada jalan kontrol. Pengendalian gulma didalam largebag dilakukan secara manual oleh pekerja borongan. Pengendalian gulma pada largebag tidak dibolehkan menggunakan herbisida karena dapat berpotensi menyebabakan bibit mengalami kerusakan atau mati. Pengendalian gulma diluar largebag menggunakan herbisida merek dagang Basta bahan aktif ammonium glufosinat dengan dosis 100 ml 15 liter-1. Alat semprot yang digunakan adalah knapsack sprayer kapasitas 15 liter. Nozel dilengkapi dengan tudung dengan tujuan agar uap dan percikan herbisida tidak mengenai bibit. Pengendalian diluar largebag dilakukan secara rutin dengan rotasi 2 minggu sekali. Jalan kontrol merupakan jalan yang digunakan pekerja untuk melakukan perawatan bibit dan jalur pemuatan bibit ke areal replanting. Jalan kontrol secara rutin dilakukan penyemprotan agar gulma tidak menghambat perawatan dan pengangkutan bibit. Prestasi kerja yang diperoleh pekerja adalah 10 knapsack HK-1. Standart perusahaan adalah 10 knapsack HK-1. Aplikasi pengendalian gulma pada main-nursery disajikan pada Gambar 16.

26

(a)

(b)

(c)

Gambar 16. Pengendalian gulma pada main-nursery; (a) secara manual, (b) secara kimia, dan (c) pengendalian gulma pada jalan kontrol Pengendalian hama penyakit. Hama yang sering menyerang bibit di kebun Pinang Sebatang Estate adalah ulat api, kumbang malam, ulat kantong, belalang, dan jangkrik. Upaya untuk mencegah dan mengatasi serangan hama tersebut dilakukan penyemprotan insektisida secara rutin. Penyemprotan menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin yang dicampur dengan agristik berbahan aktif alkilaril poliglikoll eter. Penyemprotan menggunakan knapsack sprayer kapasitas 15 liter. Insektisida yang dibutuhkan untuk 1 knapsack sprayer adalah 30 ml dan agristik sebanyak 10 ml. 1 knapsack sprayer dapat diaplikasikan sebayak 200-300 bibit pada main-nursery. Penyemprotan insektisida pada main-nursery diaplikasikan dengan rotasi 2 minggu sekali. Pencegahan dan penanganan serangan jamur dilakukan penyemprotan fungisida secara rutin dengan rotasi 2 minggu sekali. Penyemprotan menggunakan knapsack sprayer kapasistas 15 liter. fungisida yang digunakan adalah fungisida merek dagang Cozeb berbahan aktif mancozeb konsentasi 0.2%. agristik ditambahkan sebagai perekat dengan konsentrasi 0.06%. Dibutuhkan 30 ml Cozeb dan 10 ml Agristik untuk 1 knapsack sprayer kapasitas 15 liter. Aplikasi pengendalian hama dan penyakit disajikan pada Gambar 17.

Gambar 17. Pengendalian hama penyakit bibit di main-nursery Pemupukan. Kegiatan magang ini juga dilakukan pengamatan mengenai pemupukan yang diaplikasikan pada pembibitan Kebun PSE. Pemupukan yang diamati mulai dari persiapan tanam sampai bibit siap kirim ke lapang. Pupuk yang digunakan dalam pembibitan merupakan pupuk yang diaplikasikan pada tanah dan juga pada daun bibit. Hasil pengamatan pemupukan yang diaplikasikan pada prenursery dan main-nursery Kebun PSE disajikan pada Tabel 11.

27

Tabel 11. Data pemupukan pada pembibitan Kebun PSE Fase Umur Bibit Jenis Pupuk Dosis Bibit (MST) Prenursery

Tanam kecambah 5-8

Agroblant Rock phosphate Bayfolan

Mainnursery

Transplanting

Agroblant Rock phosphate Cangkang kernel

5 g bibit-1 12,5 g bibit-1 15 ml 5 liter-1 air untuk 100 bibit 50 g bibit-1 120 g bibit-1 0,5 kg bibit-1

36;40;44;48;52

CCM 25

30 g bibit-1

Cara Aplikasi Dalam lubang tanam. Campur ke media Semprot pada pelepah Dalam lubang tanam Dalam lubang tanam Ditebar pada largebag Ditebar pada largebag

Seleksi bibit. Seleksi bibit di pembibitan main-nursery Kebun PSE dilakukan secara bertahap yaitu saat bibit berumur 6 bulan, 9 bulan, dan 10-12 bulan. Kriteria bibit yang diseleksi adalah (Gambar 18) bibit flat top, juvenile, narrow pinnae, short internode, wide internode, chimera, erect, kerdil, dan bibit yang terkena serangan hama dan penyakit kondisi parah. Bibit flat top adalah bibit yang mempunyai pertumbuhan pelepah muda yang lebih pendek, terlihat datar pada permukaan tajuk. Bibit juvenile adalah bibit yang daun tua tidak mengalami perkembangan atau tidak keseluruhan membuka. Bibit erect yaitu bibit yang mempunyai pertubuhan tajuk yang sangat tegak dan kaku. Bibit short internode yaitu bibit dengan pelepah yang mempunyai jarak antar anak daun sangat rapat. Bibit chimera adalah bibit yang terserang jamur, ditandai dengan sebagian atau seluruh daun yang bewarna kekuningan. Bibit wide internode yaitu pelepah bibit yang mempunyai jarak antar anak daun yang lebar. Bibit narrow pinnae yaitu bibit yang mempunyai anak daun yang sempit seperti jarum. Bibit terserang bercak daun ditandai dengan daun bibit terdapat bercak bewarna merah kekuningan. Bibit kerdil adalah bibit yang mempunyai umur sama tetapi pertumbuhan terhambat. Kegiatan seleksi merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan agar mendapat kualitas bibit yang baik. Seleksi pada umur 6 dan 9 bulan dilaksanakan oleh pekerja diawasi oleh mandor dan asisten, sedangkan seleksi umur 10-12 bulan dilaksanakan oleh Minamas Research Center (MRC). Seleksi umur 6 bulan telah dilaksanakan sebelum mahasiswa melakukan magang. Bibit yang termasuk dalam kriteria afkir atau abnormal akan dihancurkan dengan cara dicincang. Mandor pembibitan akan membuat berita acara seleksi yang ditanda tangani oleh asisten pembibitan dan Estate Manajer Kebun PSE (Lampiran 12). Hasil seleksi bibit umur 6 bulan varietas DAMI PNG (Tabel 12) diperoleh bibit afkir sebanyak 3,28%, hasil tersebut memenuhi standar perusahaan yaitu maksimal bibit afkir 10%. Tabel 12. Hasil seleksi bibit varietas DAMI PNG Kebun PSE Kriteria Jumlah Bibit abnormal (afkir) 1.380 Bibit normal

40.657

Total bibit

42.037

Persentase (%) 3,28 96,72 100

28

Flat top

Juvenile

Erect

Short internode Sumber: ARM Minamas (2004)

Chimera

Wide internode

Bibit kerdil

Bercak daun

Sumber: ARM Minamas (2004)

Narrow pinnae Sumber: ARM Minamas (2004)

Gambar 18. Kriteria seleksi di main-nursery Kebun PSE Pertumbuhan vegetatif bibit. Selain melakukan pengukuran pertumbuhan vegetatif bibit di pre-nursery kegiatan magang ini juga dilakukan pengukuran pertumbuhan bibit di main-nursery. Pembibitan main-nursery merupakan tahap kedua dari sistem pembibitan dua tahap. Keberhasilan rencana penanaman di lapangan dan produksi kemudian hari ditentukan oleh pelaksanaan di main-nursery dan kualitas bibit yang dihasilkan. Parameter pengkuran sama dengan di pre-nursery meliputi: tinggi bibit, diameter batang, dan jumlah pelepah dan dilakukan saat bibit umur 24 MST sampai 38 MST pada 3 plot. Persamaan regresi (Tabel 8) yang diperoleh berdasarkan pertumbuhan bibit pada pre-nursery digunakan untuk memprediksi pertumbuhan tinggi bibit, diameter batang bibit,

29

dan jumlah pelepah bibit pada main-nursery. Hasil pengukuran riil akan dibandingkan dengan prediksi untuk mengetahui tingkat akurasi prediksi pertumbuhan. Semakin besar selisih antara hasil pengukuran riil dengan prediksi maka tingkat akurasi semakin rendah. Hasil pengukuran riil, prediksi, dan selisih pertumbuhan bibit disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. Hasil pengukuran tinggi bibit, diameter batang, dan jumlah pelepah bibit di main-nursery kebun PSE Pertumbuhan Riil Prediksi Pertumbuhan Selisih M S TB DB TB DB JP JP TB DB JP T (cm) (cm) (pelepah) (cm (cm (pelepah) (cm) (cm) (pelepah) 24 50,25 1,84 8,7 49,35 25 53,67 2,10 9,3 51,02 26 60,77 2,27 9,8 52,69 27 64,50 2,41 10,4 54,36 28 71,04 2,59 10,8 56,02 29 74,30 2,68 11,5 57,69 30 79,60 2,83 11,9 59,36 31 82,22 2,95 12,5 61,03 32 86,01 3,06 12,8 62,69 33 89,69 3,14 13,2 64,36 34 94,62 3,20 13,6 66,03 35 97,76 3,28 13,8 67,69 36 102,88 3,36 14,6 69,37 37 106,82 3,42 14,8 71,03 38 112,40 3,50 15,2 72,70 Keterangan: MST= minggu setelah tanam DB= diameter batang bibit

2,00 2,07 2,14 2,22 2,29 2,36 2,43 2,50 2,58 2,65 2,72 2,79 2,86 2,93 3,01

10,2 0,90 -0,16 10,6 2,65 0,03 10,9 8,08 0,13 11,3 10,14 0,19 11,6 15,02 0,30 11,9 16,61 0,32 12,3 20,24 0,40 12,7 21,19 0,45 13,0 23,32 0,48 13,4 25,33 0,49 13,7 28,59 0,48 14,1 30,07 0,49 14,5 33,51 0,50 14,8 35,79 0,49 15,2 39,70 0,49 TB= tinggi bibit JP= jumlah pelepah bibit

-1,5 -1,3 -1,1 -0,9 -0,8 -0,4 -0,4 -0,2 -0,2 -0,2 -0,1 -0,3 0,1 0,0 0,0

Pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM) Kegiatan pemupukan diawali dengan perencanaan pemupukan untuk menentukan jenis pupuk, dosis pupuk, jumlah pupuk, jumlah tenaga kerja, kebutuhan perlengkapan, serta persiapan lokasi. Pemupukan yang dilakukan adalah pemupukan sawit TM dengan menggunakan pupuk majemuk NPK Compound 44 (Gambar 19). Kelapa sawit yang dipupuk berada pada Blok A001 Divisi II tahun tanam 1997 dengan dosis 4 kg pokok-1. Sawit TM mempunyai sistem perakaran yang telah berkembang jauh dari pokok batang utama, sehingga aplikasi pemupukan adalah dengan menaburkan pupuk secara melingkar pada jarak ±2 m dari pokok batang atau pada susunan pelepah pada pasar mati. Tujuan aplikasi pupuk pada susunan pelepah atau pasar mati adalah agar pupuk yang berada dibawah susunan pelepah tetap terjaga dari pencucian atau penguapan. Pemupukan pada Divisi II Kebun PSE dilakukan oleh pekerja borongan. Pupuk diambil dari gudang pupuk kemudian diangkut dan didistribusikan ke blok yang akan dilakukan aplikasi pemupukan. Prestasi pekerja adalah 10 karung atau 500 kg HK-1, mahasiswa magang bekerja sebagai pelangsir pupuk.

30

(a)

(b)

Gambar 19. Pemupukan sawit TM dengan CCM 44; (a) Pupuk majemuk NPK compound 44 (CCM 44) dan (b) aplikasi pemupukan Pengendalian Gulma Pengendalian gulma bertujuan untuk menghilangkan persaingan antara tumbuhan yang diusahakan dengan gulma, sanitasi, memudahkan perawatan, memudahkan pemanenan dan menghilangkan pengaruh buruk bagi tanaman yang diusahakan. Jenis gulma terdiri dari 3 yaitu rumput-rumputan, teki-tekian dan tanaman kayu. Pengendalian gulma terdiri dari pengendalian gulma secara manual dan kimiawi. Pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit umumnya berfokus pada 3 tempat, yaitu pada piringan, pasar pikul dan tempat pengumpulan hasil (TPH). Pengendalian gulma pada piringan TBM. Pengendalian gulma piringan TBM kelapa sawit secara kimia pada Divisi II Kebun Pinang Sebatang Estate dilakukan secara rutin dengan rotasi 2 bulan sekali. Herbisida yang digukan adalah herbisida sistemik dengan bahan aktif glufosinat dengan konsentrasi 1%. Aplikasi penyemprotan mengunakan knapsack sprayer dengan kapasitas 15 liter. Herbisida yang dibutuhkan untuk 1 knapsack sprayer yaitu sebanyak 150 ml 15 liter-1 atau 10 ml liter-1 yang dilarutkan dengan 15 liter air. Aplikasi 1 knapsack dapat diaplikasikan antara 40-45 piringan sawit. Pengendalian gulma secara kimia dilakukan oleh team semprot yang terdiri dari 10 pekerja wanita yang dimandori oleh satu orang mandor. Pekerja dalam 1 hari kerja (HK) mampu menyemprot sekitar 9-10 knapsack HK-1. Aplikasi pengendalian gulma pada piringan sawit TBM disajikan pada Gambar 20.

Gambar 20. Pengendalian gulma secara kimia pada piringan

31

Pengendalian gulma pada piringan sawit TM 1. Pengendalian gulma piringan kelapa sawit umur 4 tahun atau TM 1 secara kimia pada Divisi II Kebun PSE dilakukan dengan menggunakan herbisida sistemik dengan bahan aktif metil metsulforon konsentrasi 0,67%, dan dicampur dengan isopropil amina glifosat konsentrasi 0,025%. Lebar piringan kelapa sawit yaitu sekitar 2 m dari pokok sawit dan harus bebas dari gulma. Penyemprotan piringan pada TM 1 dilakukan secara berkala yaitu selama 3 bulan sekali. Aplikasi penyemprotan menggunakan knapsack spayer dengan kapasitas 15 liter. Kedua herbisida terlebih dahulu dicampurkan dengan cara dilarutkan dengan air dengan perbandingan air dan herbisida 1:1. Herbisida yang digunakan yaitu sebanyak 100 ml 15 liter-1 dengan bahan aktif isopropil amina glifosat dan 3,75 g 15 liter-1 dengan bahan aktif metil metsulforon. Aplikasi penyemprotan piringan dimulai dari tempat pengumpulan hasil (TPH) kemudian dilanjutkan menuju piringan sawit. Campuran herbisida 1 knapsack spayer dapat diaplikasikan antara 12-13 piringan pokok kelapa sawit, tergantung kondisi gulma pada piringan. Kebun Pinang Sebatang Estate mempunyai mobil khusus untuk mengantar dan menyediakan air untuk penyemprot sebagai penanggulangan terbatasnya ketersedian air di lapangan. Mobil semprot mampu menampung sekitar 2000 liter air (Gambar 21). Prestasi kerja karyawan adalah 8 knapsack sprayer HK-1, prestasi mahasiswa magang 2 knapsack sprayer HK-1. Standar perusahaan adalah 8 knapsack sprayer HK-1. Aplikasi pengendalian gulma pada piringan sawit TM 1 disajikan pada Gambar 21.

(a)

(b)

Gambar 21. Pengendalian gulma pada piringan TM 1; (a) aplikasi penyemprotan gulma dan (b) mobil semprot Pengendalian gulma pada piringan sawit TM besar. Pengendalian gulma pada piringan sawit TM besar kebun PSE menggunakan knapsack sprayer tipe micro herbisida atau micron herbiside sprayer (MHS) kapasitas 10 liter. MHS hanya digunakan pada tanaman sawit TM besar, karena MHS melakukan penyemprotan dengan sistem otomatis sehingga membutuhkan gerak bebas dan cepat. Team MHS beranggotakan 9 karyawan dan berada dibawah pimpinan Divisi II yang beroperasi untuk semua divisi secara bergantian. Penyemprotan MHS menggunakan herbisida merek Ken up (Gambar 22) konsentrasi 2% atau dosis 200 ml 10 liter-1 dan kenlly dosis 13 g 10 liter-1. Satu knapsack sprayer dapat diaplikasikan pada sekitar 110 piringan tergantung kondisi kerapatan gulma pada piringan. Penyemprotan MHS dilakukan secara rutin dengan rotasi 4 bulan.

32

(a)

(b)

(c)

Gambar 22. Pengendalian gulma pada piringan sawit TM; (a) herbisida merek dagang Ken-up, (b) herbisida merek dagang Kenly, dan (c) aplikasi penyemprotan dengan MHS Pengendalian Hama Kumbang (Oryctes) Sawit TBM Kumbang tanduk (Oryctes rynoceros) dapat mengganggu pertumbuhan vegetatif kelapa sawit. Kumbang tanduk menggerek pangkal pelepah muda dan meneruskan gerekannya kearah titik tumbuh dan dapat menyebabkan batang busuk, selanjutnya menyebabkan pokok mati terutama pada TBM. Pada tanaman muda, serangan hama ini akan menghambat pertumbuhan dan pada tahun pertama bahkan dapat mematikan tanaman kelapa sawit. Kumbang tanduk hidup pada sisa tanaman yang mengalami dekomposisi. Hama ini meletakkan larvanya pada tumpukan pelepah kering, janjang kosong, dan batang pokok kelapa sawit yang sudah mati. Pengendalian hama ini lebih dititik beratkan pada usaha pencegahan yang dapat menghambat perkembangan larva hama ini. Ini penting untuk areal replanting, karena hama ini sering ditemukan berkembang biak didalam batang atau tunggul kelapa sawit yang telah lapuk. Pengendalian hama oryctes areal TBM pada Kebun Pinang Sebatang Estate dilakukan secara kimia. Pengendalian dilakukan dengan melakukan penyemprotan insektisida pada tanaman sawit TBM. Pengendalian dilakukan secara rutin dengan rotasi 2 minggu sekali. Insektisida yang digunkan berbahan aktif sipermetrin dengan konsentrasi 2% (Gambar 23). Penyemprotan menggunakan knapsack sprayer dengan kapasitas 10 liter. Dibutuhkan insektisida sebanyak 200 ml 10 liter-1 untuk 1 knapsack sprayer. Penyemprotan dilakukan oleh suatu team khusus pengendalian oryctes yang beranggotakan 13 pekerja dan dimandori oleh 1 mandor. Satu knapsack sprayer larutan insektisida dapat diaplikasikan antara 67-70 pokok sawit, dosis satu pokok sawit sekitar 150 ml. Prestasi kerja yang diperoleh oleh pekerja adalah 8 knapsack sprayer untuk 5 jam kerja. Pengendalian oryctes secara kimia disajikan pada Gambar 23.

33

(a)

(b)

Gambar 23. Pengendalian hama oryctes pada sawit TBM; (a) insektisida yang digunakan dan (b) aplikasi penyemprotan oryctes Pemanenan Pemanenan merupakan kegiatan memotong tandan buah yang termasuk dalam kriteria panen dan mengangkut buah ke TPH. Tujuan pemanenan adalah memotong semua buah matang dengan mutu panen sesuai standar untuk memaksimalkan perolehan minyak dan meminimalkan biaya panen. Keberhasilan pemanenan dan produksi kelapa sawit bergantung pada bahan tanam, tenaga pemanenan, peralatan pemanenan, kelancaran tranportasi, organisasi pemanenan, dan areal pemanenan. Urutan kegiatan pemanen yaitu pemotongan tandan buah segar (TBS) di pohon kelapa sawit, mengutip brondolan dengan menggunakan karung, memotong gagang TBS, mengumpulkan TBS ke TPH, penomoran di setiap TBS, dan pengangkutan TBS ke pabrik. Kriteria panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen agar memotong buah dengan tepat. Kriteria umum untuk TBS yang dipanen yaitu berdasarkan jumlah brondolan yang jatuh ke piringan kelapa sawit. Kriteria panen yang diterapkan di Kebun PSE adalah jika terdapat minimal 10 brondolan pada piringan maka layak untuk dipanen. Tingkat kematangan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Tingkat kematangan dan kriteria panen Tingkat kematangan Kategori Unripe 0-4 brondolan Under ripe 5-9 brondolan Ripe 10 atau lebih brondolan Empty bunch Brondolan yang lepas per janjang > 95 % Longstalk Panjang gagang lebih dari 5 cm Old bunch Lebih dari 48 jam

Toleransi 0% <5% > 95% 0% 0% 0%

Sumber: ARM Minamas (2013)

Rotasi panen adalah interval yang dibutuhkan untuk kembali ke blok yang sudah dipanen sebelumnya. Rotasi panen berkaitan dengan penyebaran kematangan buah, dimana variasi penyebaran kematangan buah dari bulan ke bulan berbeda akibat dari faktor iklim, umur tanaman, tempat, dan pemupukan. Rotasi panen (umur panen) merupakan faktor pembatas dalam menentukan produksi TBS, kualitas atau mutu buah, mutu transport, pengolahan TBS di PKS,

34

serta biaya pengolahan. Rotasi panen yang dilakukan pada kebun PSE adalah 7 – 9 hari, namun kondisi ini dapat berubah-ubah tergantung kondisi di lapangan. Kegiatan panen diawasi oleh mandor. Mandor panen memberikan pengarahan dan membagi hancak kepada pemanen. Pemanen memeriksa buah sebelum dipanen dan memastikan bahwa buah tersebut sudah matang. Buah matang yang akan dipanen memiliki kriteria lebih dari 10 brondolan setiap janjang yang jatuh dan penampakan visual berwarna merah tua. Pelepah yang berada di bawah TBS yang akan dipanen wajib diturunkan sebelum memotong TBS akan tetapi jumlah pelepah yang tinggal di pokok harus sesuai dengan standar jumlah pelepah pohon-1. Pelepah yang sudah dijatuhkan kemudian dipotong menjadi dua bagian dan disusun diantara pokok dalam barisan jika pada terasan dan disusun antar pokok pada pasar mati jika pada areal datar atau mata lima. TBS yang telah dipanen kemudian akan dipikul atau diangkut mengunakan alat angkut (angkong) menuju tempat pengumpulan hasil (TPH). Setelah itu pemanen wajib mengutip brondolan yang terdapat pada piringan, batang sawit, dan gawangan kedalam karung. Pengutipan brondolan harus bebas dari kotoran, toleransi yang diterapkan adalah maksimal kotoran adalah 10% dari total brondolan. Setelah terkumpul, brondolan dikumpulkan pada TPH. TBS yang telah terkumpul di TPH dipotong tangkai tandannya kemudian diberi nomor identitas pemanen sebelum diangkut ke pabrik kelapa sawit (PKS). Pemanen untuk 1 HK minimal harus mampu memanen TBS sebayak 1.3 ton atau berkisar 75 tandan yang merupakan basis panen untuk sawit TM besar. Jika lebih dari 1.3 ton maka akan dihitung lebih borong dan masuk premi pemanen. Premi basis panen adalah Rp13.500 dan premi lebih borong adalah Rp45 Kg-1. Brondolan yang dikutip bersih dan diwadahi karung akan mendapat premi Rp140 Pemanenan dan pengangkutan TBS disajikan pada Gambar 24.

(a)

(b)

(c)

Gambar 24. Pemanenan pada Divisi II kebun PSE; (a) pemanenan, (b) TBS yang terkumpul di TPH, dan (c) pemuatan TBS ke PKS

35

Aspek Manajerial Pendamping Mandor Pembibitan Mandor pembibitan bertugas memimpin apel pagi, membagi pekerjaan yang dilaksanakan karyawan, mengawasi pekerjaan karyawan, dan memeriksa kehadiran karyawan. Apel pagi dengan karyawan dimulai pukul 06.30-07.00, Mandor bibitan bertanggung jawab atas semua pekerjaan yang ada di bibitan misalnya pemupukan, konsolidasi, pengiriman bibit, dll. Mandor bibitan melaporkan hasil kerja hari ini dalam buku kegiatan mandor (BKM). Ketika menjadi pendamping mandor bibitan, kegiatan yang dilakukan mahasiswa magang adalah merekapitulasi BKM, mengawasi transplanting, penyemprotan insektisida, pengendalian gulma secara kimia, pemupukan Agroblant pada babybag, pengendalian gulma secara manual, dan penyemprotan fungisida. Pendamping Mandor I Mandor I bertugas membantu asisten mengkoordinasikan mandor-mandor divisi dalam melaksanakan kegiatan lapangan serta mengawasi kerja karyawan setiap hari. Mandor ke I bertugas: memeriksa ancak panen, memimpin apel pagi sekaligus menentukan jumlah karyawan permandoran dan memberikan instruksi kepada karyawan, mandor, kerani panen, dan membantu memeriksa ancak panen untuk memeriksa kualitas pemanen. Setiap hari Mandor I wajib memeriksa minimal 7 ancak panen. Pemeriksaan dilakukan secara langsung di lapang dan menginput hasil kedalam aplikasi android khusus buatan Minamas bernama Sime Darby Digital Supervisi (SDDS). Pemeriksaan meliputi: apakah terdapat buah tinggal, brondolan tertinggal, dan pelepah yang tidak disusun atau dipotong. Pendampinng Mandor Pupuk Mandor pupuk bertugas memimpin antrian pagi dengan karyawan setelah selesai melaksanakan antrian dengan asisten. Mengecek kehadiran karyawan memberikan pengarahan kepada karyawan. Memastikan pupuk telah diangkut semua kedalam angkutan untuk diangkut dan diecer ke lokasi yang akan dilakukan aplikasi pemupukan. Mandor pupuk juga bertanggung jawab dalam keseragaman dosis pupuk pokok-1 sesuai standar perusahaan. Mandor pupuk melaporkan hasil kerja dalam BKM. Kegiatan yang dikerjakan saat menjadi pendamping mandor pupuk adalah mengawasi dan memastikan kegiatan pemupukan ZA pada sawit TBM. Pendamping Mandor Semprot Mandor semprot bertugas memimpin apel pagi dengan karyawan, memberi pengarahan serta mengabsensi tenaga semprot, mengatur dan mengecek alat semprot untuk masing-masing penyemprot, mengecek alat pelindung diri (APD) kerja setiap karyawan semprot. Kegiatan ketika menjadi pendamping mandor semprot adalah membantu mengawasi pencampuran bahan dan memastikan herbisida sesuai dosis, mengarahkan dan mengawasi penuh pekerjaan semprot di lapangan. Selesai menyemprot, seluruh alat semprot dan bahan sisa dicuci bersih dan disimpan di rumah semprot. Limbah bahan beracun berbahaya (B3) seperti

36

botol, galon tempat racun dikumpulkan ke gudang Limbah B3. Hasil kerja dilaporkan dalam buku kegiatan mandor (BKM). Pendamping Asisten Asisten bertugas memimpin antrian pagi di divisi. Berkeliling blok mengawasi kerja mandor serta karyawan di lapangan dan menginput data pada aplikasi SDDS. Kegiatan sebagai pendamping asisten adalah mempersiapkan dan melengkapi persyaratan inspeksi rutin sertifikasi ISPO, mengecek teknis kerja di lapangan dan melakukan pemeriksaan pemanen dengan aplikasi SDDS. Sore harinya melakukan sharing pendapat di kantor besar bersama petugas kantor besar dan asisten divisi lain. Kegiatan saat menjadi pendamping asisten adalah mengawasi mandor perawatan, pembibitan, pemupukan, dan penyemprotan. Pembahasan Penyiraman Penyiraman di pre-nursery. Penyiraman bibit yang terdapat di areal prenursery adalah menggunakan sistem irigasi sprayer. Sprayer yang digunakan mampu menyemprotkan air dalam bentuk butiran-butiran halus sehingga tidak merusak permukaan tanah pada babybag. Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari selama 30 menit. Penyiraman pada pagi hari pada pukul 06.00-06.30 WIB dan sore hari pada pukul 17.00-17.30 WIB. Penyiraman tidak dilakukan apabila hari sebelumnya terdapat hujan dengan intensistas curah hujan mencapai 8 mm. Berdasarkan hasil pengukuran yang disajikan pada Tabel 6 diperoleh hasil rata-rata volume irigasi bibit pada pre-nursery sebesar 108,75 ml babybag-1 hari-1 atau 0,109 liter babybag-1 hari-1 dengan durasi penyiraman 30 menit pada pagi dan sore hari. Menurut ARM Minamas (2004) kebutuhan air bibit di pre-nursery adalah sekitar 0,2-0,3 liter babybag-1 hari-1. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa penyiraman yang dilakukan di pembibitan pre-nursery Kebun PSE belum mencukupi jumlah volume irigasi yang ditetapkan perusahaan, akan tetapi pertumbuhan bibit yang diamati menunjukan pertumbuhan yang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah bibit afkir pada pre-nursery masih berada di bawah batas maksimum yang ditetapkan perusahaan. Keadaan tersebut diduga karena kebutuhan air bibit tercukupi dengan adanya curah hujan yang cukup tinggi. Jumlah volume air irigasi yang diberikan dapat tercukupi dengan adanya hujan pada hari sebelumnya yang kurang atau lebih dari 8 mm hari-1 sehingga air akan terakumulasi pada media dan tersedia bagi kebutuhan bibit. Terpenuhinya kebutuhan air bibit dipengaruhi oleh kadar air tanah atau kandungan air yang terakumulasi pada media tanam. Tanah mampu mempertahankan kadar air tanah sehingga dapat menyuplai kebutuhan air bibit dengan baik. Perusahaan lebih baik menggunakan kadar air tanah sebagai standar operasional irigasi bibit, sehingga dapat menentukan secara tepat ketersediaan air tanah bagi bibit. Bibit yang tidak tercukupi kebutuhan airnya dapat menghambat proses pertumbuhan bibit. Penyiraman di main-nursery. Penyiraman bibit yang berada di areal main-nursery menggunakan dua jenis head sprayer, yaitu jenis shower dan jenis sprinkler. Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari, yaitu pada pagi hari pukul 07.00-10.30 WIB dan sore hari pada pukul 15.00-18.00 WIB dengan durasi

37

penyiraman masing-masing 1 jam pada pagi dan sore hari. Penyiraman bibit tidak dilakukan apabila curah hujan hari sebelumnya mencapai 10 mm hari-1. Menurut Ardian et al.(2015) aplikasi penyiraman pembibitan yang terbaik yakni kombinasi waktu jam 07.30 WIB dengan volume pemberian air 2,0 liter largebag-1 hari-1 terhadap parameter pertambahan tinggi bibit dan pertambahan jumlah daun. Berdasar Tabel 10 diperoleh rata-rata volume irigasi 0,564 liter largebag-1 hari-1 untuk irigasi dengan sprinkler, dan 1,340 liter largebag-1 hari-1 irigasi dengan shower, sedangkan kebutuhan air bibit hari-1 menurut SOP Minamas yaitu berkisar 2-3 liter largebag-1 hari-1. Berdasarkan pengukuran pada Tabel 10 jenis headsprayer jenis shower memberikan volume irigasi yang lebih banyak daripada headsprayer jenis sprinkler. Hasil pengukuran volume irigasi dari kedua headsprayer belum memenuhi standar yang ditetapkan perusahaan, akan tetapi sama halnya pada pre-nursery bibit yang berada di main-nursery mempunyai pertumbuhan yang relatif baik. Terdapat faktor-faktor diduga mempengaruhi hal tersebut diantaranya curah hujan yang tinggi, kadar air tanah yang masih mampu mencukupi kebutuhan air bibit dengan baik, dan media tanah yang diaplikasikan pupuk kompos sehingga mampu menyimpan air dengan baik. Menurut Ichsan et al., (2012) pemberian pupuk kompos mampu mencukupi kebutuhan air bibit kelapa sawit yang disiram dengan interval penyiraman yang lebih panjang. Perusahaan lebih baik menggunakan kadar air tanah sebagai standar operasional kebutuhan irigasi bibit. Penggunaan kadar air tanah dapat menentukan secara tepat ketersediaan air pada tanah atau media yang dapat tersedia bagi bibit. Bibit yang tidak tercukupi kebutuhan airnya dapat menghambat proses pertumbuhan bibit. Irigasi adalah faktor penting yang perlu mendapatkan perhatian lebih untuk menghasilkan bibit yang berkualitas. Seleksi atau Culling Seleksi kecambah. Seleksi kecambah bertujuan mendapatkan kecambah yang struktur dan pertumbuhanya baik, sehingga saat ditanam akan menghasilkan bibit dengan kualitas baik. Kecambah normal memiliki satu calon akar atau radikula yang bewarna kecoklatan sedikit tumpul dan satu calon daun atau plumula yang berwarna putih gading dan sedikit runcing. Kecambah yang termasuk kriteria kecambah afkir meliputi: kecambah mati, kecambah hanya mempunyai satu radikula atau plumula saja, dan kecambah yang plumula atau radikulanya patah. Kecambah ganda atau doubletone akan tetap ditanam, kemudian setelah bibit berumur ± 4 MST akan dipisah dan disisakan satu bibit yang paling baik pertumbuhannya. Penanganan untuk kecambah tripletone dan quadratone adalah dengan membuang salah satu radikula dan plumula, sehingga tersisa dua pasang plumula dan radikula (doubletone) yang paling baik. Kecambah yang diseleksi adalah kecambah varietas DXP PPKS SM-B (Simalungun). Jumlah kecambah yang diseleksi adalah 41.000 kecambah. Diperoleh kecambah abnormal atau afkir sebanyak 164 (0,40%) dan kecambah normal sebanyak 40.836 (99,60%) (Tabel 5). Hasil yang diperoleh masih di bawah standar maksimum yang ditetapkan perusahaan yaitu sekitar 3 – 5% (ARM Minamas, 2004). Berdasarkan hasil seleksi menunjukkan bahwa kecambah yang digunakan merupakan kecambah yang berkualitas baik. Seleksi bibit pada pre-nursery. Kegiatan seleksi bertujuan memperoleh bibit yang baik dan memenuhi kriteria untuk ditanam ketahap yang lebih lanjut.

38

Seleksi bibit di pre-nursery dilakukan pada saat bibit berumur 3 bulan atau pada saat pindah tanam ke lapangan main-nursery. Seleksi di pembibitan awal dilakukan terhadap bibit abnormal seperti: bibit rolled leaf (daun menggulung), twisted shoot (daun terpuntir), chimera (bibit bulai), bibit mati, grass (bibit berdaun sempit), crinkle leaf (bibit berkerut), bibit kerdil, dan bibit terkena penyakit (leaf spot). Bibit yang abnormal kemudian dihancurkan. Bibit abnormal atau afkir yang terseleksi disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor genetik, lingkungan, dan human error. Contoh bibit yang disebabkan oleh faktor genetik yaitu rolled leaf, collante, crinkle leaf, dan chimera. Kadang kala bibit chimera tidak masuk dalam kategori afkir karena bisa saja saat transplanting atau penanaman di lapangan chimera tersebut bisa hilang. Contoh bibit abnormal yang disebabkan lingkungan yaitu penyakit bercak daun karena lingkungan yang terlalu lembab sehingga menjadi tempat berkembang jamur Curvularia sp. Penyakit bercak daun dapat menyebar dari satu tanaman ke tanaman lain melalui air. Bibit yang terkena Culvularia harus segera dikendalikan, jika tidak akan segera menyebar ke bibit lainya. Contoh bibit yang disebabkan human error adalah twisted shoot. Twisted shoot terjadi karena kesalahan penanaman yaitu terbaliknya posisi plumula dan radikula. Bibit mati terjadi karena pemeliharaan yang kurang intensif. Hasil seleksi bibit umur 3 bulan varietas DXP PPKS SM-B (Simalungun) diperoleh bibit abnormal sebanyak 3.705 (9,09%) dan bibit normal sebanyak 33.359 (90,01%) (Tabel 9). Hal ini sudah memenuhi standar perusahaan yaitu sekitar 5 - 10% (ARM Minamas, 2004). Laporan seleksi atau culling umur 3 bulan disajikan pada Lampiran 11. Seleksi bibit di main-nursery. Seleksi bibit di pembibitan main-nursery Kebun PSE dilakukan secara bertahap yaitu ketika bibit berumur 6 bulan, 9 bulan, dan 10-12 bulan. Kriteria bibit yang diseleksi adalah flat top (permukaan tajuk rata), juvenile (tajuk yang belum membuka), narrow pinnae (daun seperti rumput), short internode (jarak antar daun terlalu rapat), wide internode (jarak antar anak daun terlalu renggang), chimera (bulai), erect (daun tegak), kerdil, dan bibit yang terkena serangan hama dan penyakit kondisi parah. Kegiatan seleksi merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan agar mendapat kualitas bibit yang baik. Hasil seleksi bibit varietas DAMI PNG umur 6 bulan diperoleh bibit afkir sebanyak 1.380 (3,28%) dan bibit normal sebanyak 40.657 (96,72%) (Tabel 12). Hal ini sudah memenuhi standar yang ditetapkan perusahaan yaitu berkisar 10 – 15% (ARM Minamas, 2004). Laporan seleksi atau culling umur 6 bulan disajikan pada Lampiran 12. Pertumbuhan Vegetatif Bibit Pengukuran pertumbuhan vegetatif bibit di pre-nursery dan main-nursery dilakukan untuk mengetahui kualitas bibit yang berada pada pembibitan Kebun Pinang Sebatang Estate. Pengamatan pada pre-nursery dilakukan setiap satu minggu sekali dengan parameter: tinggi bibit, diameter batang bibit, dan jumlah pelepah. Tinggi bibit diukur menggunakan penggaris dari permukaan tanah hingga pucuk pelepah tertinggi. Diameter batang diukur sekitar 1 cm dari pangkal batang menggunakan jangka sorong. Penghitungan pelepah adalah pelepah yang sudah membuka sempurna dan berwarna hijau. Pengukuran pada pre-nursery

39

dilaksanakan saat bibit berumur 6 minggu setelah tanam (MST) sampai bibit berumur 11 MST, kemudian pada main-nursery ketika berumur 24 MST sampai 38 MST. Pertumbuhan awal bibit merupakan periode kritis yang sangat menentukan keberhasilan tanaman dalam mencapai pertumbuhan yang baik di pembibitan (Pahan, 2010). Berdasarkan Gambar 9 bibit di pre-nursery mempunyai pertumbuhaan yang baik. Bibit dikatakan baik apabila pertumbuhan tinggi tanaman semakin bertambah dan tidak kerdil. Pertambahan tinggi bibit setiap minggu bibit mengalami pertambahan yang relatif konstan. Pertumbuhan bibit kelapa sawit juga dapat dilihat dari parameter pertambahan diameter batang bibit. Menurut Rahayu (2012) bibit kelapa sawit memiliki pertumbuhan yang unik ketika masih dalam masa pertumbuhan, sehingga diameter batang dapat dijadikan parameter pada masa pembibitan. Kenaikan pertumbuhan diameter batang bibit kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 10. Berdasarkan grafik pada Gambar 10 diameter batang mengalami pertambahan setiap minggunya. Pertumbuhan bibit kelapa sawit juga dapat dilihat berdasarkan jumlah pelepah. Berdasarkan data pada Gambar 11 jumlah pelepah mengalami pertambahan setiap 2 minggu sekali. Rata-rata jumlah pelepah bibit saat transplanting adalah 4 pelepah. Hasil uji korelasi pada Tabel 8 menunjukkan hasil bahwa variabel umur bibit, tinggi bibit, diameter bibit, dan jumlah pelepah saling berkorelasi positif sangat nyata antar masing-masing variabel. Nilai koefisien korelasi dari hasil uji korelasi menunjukkan hasil sebesar 0,955-0,995. Berdasarkan hasil uji korelasi maka umur bibit berbanding lurus dengan pertumbuhan tinggi bibit, diameter bibit, dan jumlah pelepah. Menurut Mattjik dan Sumertajaya (2013) besaran dari koefisien korelasi tidak menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua peubah atau lebih. Berdasarkan pernyataan tersebut berarti keragaan suatu variabel agronomi tidak menjadi penyebab keragaan suatu variabel agronomi lainya. Berdasarkan uji regresi pada pertumbuhan bibit di pre-nursery diperoleh persamaan antara umur bibit dengan berbagai peubah yang diamati. Persamaan antara umur bibit dengan tinggi bibit Y = 1,6679X + 9,3221; umur bibit dengan diameter batang bibit Y = 0,0719X + 0,2742; dan umur bibit dengan jumlah pelepah bibit Y = 0,3543X + 1,6935. X merupakan umur bibit dan Y adalah peubah pertumbuhan yang diamati. Persamaan dari hasil uji regresi dapat digunakan untuk memprediksi angka pertumbuhan bibit yang meliputi tinggi bibit, diameter batang, dan jumlah pelepah pada umur bibit yang diinginkan. Hal tersebut akan berguna bagi perusahaan untuk memprediksi umur bibit saat perusahaan menginginkan pertumbuhan bibit pada angka tertentu. Berdasarkan data persamaan regresi maka pertumbuhan bibit yang akan datang dapat diprediksi pertumbuhannya. Data riil dan prediksi pertumbuhan bibit di mainnursery disajikan pada Tabel 13. Berdasarkan data pada Tabel 13 diperoleh hasil pengukuran real, prediksi, selisih pertumbuhan tinggi, diameter batang, dan jumlah pelepah bibit pada mainnursery. Selisih tinggi bibit hasil pengukuran riil dengan prediksi menunjukan hasil yang relatif rendah pada umur 24 dan 25 MST, kemudian pada umur 26-38 MST menunjukan selisih yang relatif tinggi. Selisih antara pertumbuhan prediksi dan pertumbuhan riil yang semakin kecil menunjukan tingkat akurasi yang tinggi dan sebaliknya semakin besar selisih maka semakin tidak akurat prediksi

40

pertumbuhan bibit. Selisih hasil pengukuran riil dengan prediksi untuk diameter batang dan jumlah pelepah menunjukkan hasil yang relatif rendah. Berdasarkan ketiga data tersebut dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi yang diperoleh dari pertumbuhan bibit pre-nursery dapat diaplikasikan untuk memprediksi pertumbuhan diameter batang dan jumlah pelepah pada main-nursery, sedangkan untuk tinggi bibit kurang dapat diterapkan karena kedua bibit yang diamati berbeda varietas. Diameter batang dan jumlah pelepah antar varietas relatif sama sedangkan untuk tinggi bibit dapat berbeda, karena tinggi bibit merupakan peubah khusus yang membedakan antar varietas. Pengendalian Gulma, Hama, dan Penyakit Pengendalian gulma. Pengendalian gulma pada pre-nursery dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan dengan rotasi satu minggu. Gulma yang dibersihkan meliputi gulma yang berada pada babybag, antar babybag, dan pada jalan kontrol. Pengendalian gulma pada main-nursery dilakukan secara manual dan kimia. Secara manunal untuk membersihkan gulma yang berada pada largebag dan secara kimia digunakan untuk mengendalikan gulma yang berada antar largebag dan pada jalan kontrol. Herbisida yang digunakan berbahan aktif ammonium glufosinat dengan dosis 100 ml 15 liter-1. Alat semprot yang digunakan adalah knapsack sprayer kapasitas 15 liter. Nozel dilengkapi dengan tudung dengan tujuan agar uap dan percikan herbisida tidak mengenai bibit. Pengendalian gulma dilakukan secara rutin dengan rotasi 2 minggu. Pengendalian hama dan penyakit. Upaya untuk mencegah dan mengatasi serangan hama pada pembibitan pre-nursery dan main-nursery adalah dengan penyemprotan insektisida secara rutin. Penyemprotan menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin yang dicampur dengan Agristik berbahan aktif alkilaril poliglikoll eter. Penyemprotan menggunakan knapsack sprayer kapasitas 15 liter. Insektisida yang dibutuhkan untuk 1 knapsack sprayer adalah sebanyak 30 ml dan agristik sebanyak 10 ml untuk pre-nursery dan main-nursery. 1 knapsack sprayer dapat diaplikasikan sebayak 800-1.000 bibit pada pre-nursery dan 200-300 bibit pada main-nursery. Penyemprotan insektisida diaplikasikan dengan rotasi 2 minggu sekali. Pencegahan dan penanganan serangan jamur dilakukan penyemprotan fungisida secara rutin dengan rotasi 2 minggu sekali. Penyemprotan menggunkan knapsack sprayer kapasistas 15 L. Fungisida yang digunakan adalah fungisida merek dagang Cozeb berbahan aktif mancozeb, Agristik ditambahkan sebagai perekat dengan konsentrasi 0,06%. Penyemprotan pada pre-nursery dan mainnursery dibutuhkan 30 ml Cozeb dan 10 ml Agristik untuk 1 knapsack sprayer. Pemupukan Bibit kelapa sawit sangat cepat pertumbuhannya dan membutuhkan banyak pupuk. Pupuk yang digunakan bisa pupuk tunggal maupun majemuk (Pahan, 2010). Pembibitan awal (pre-nursery) bibit muda memerlukan pupuk agar tumbuh lebih baik. Pemupukan pada pre-nursery. Pemupukan yang diberikan saat tahap pre-nursery kebun pembibitan PSE meliputi pemberian rock phosphate pada media tanam, pupuk control release fertilizer (CRF) merek dagang Agroblant sebelum tanam kecambah, dan pemupukan pupuk daun Bayfolan jika terdapat

41

gejala defisiensi unsur hara. Pupuk rock phosphate yang diberikan adalah 12,5 g babybag-1 dicampurkan dengan media tanah secara merata saat pengisiian babybag. Aplikasi pupuk CRF diberikan sekitar 1 minggu sebelum penanaman kecambah dengan dosis 5 g babybag-1 dengan cara membuat lubang pada tengah babybag. Pupuk CRF bersifat slow release sehingga dapat menyuplai kebutuhan hara bagi bibit sampai bibit siap untuk dipindah tanam. Pupuk daun Bayfolan diberikan pada bibit apabila terjadi diefisiensi unsur hara pada bibit, biasanya terlihat pelepah bewarna kekuningan. Aplikasi pupuk daun dilakukan dengan melarutkan 15 ml Bayfolan kedalam 5 liter larutan air untuk disemprotkan pada 100 bibit. Pemupukan pada main-nursery. Pemupukan pada main-nursery meliputi pemupukan rock phosphate (RP), CRF, CCM 25, dan cangkang kernel (fiber). Pemupukan rock phosphate dan CRF merek dagang Agroblant diaplikasikan pada lubang tanam. Dosis masing-masing pupuk adalah 120 g largebag-1 untuk RP dan dibutuhkan50 g largebag-1 untuk pupuk CRF. Bibit di main-nursery akan dipupuk lagi menggunakan pupuk CCM 25 berbentuk granule. Pemupukan dengan CCM 25 diaplikasikan saat bibit berumur 9 bulan dan terus berlanjut dengan selang waktu 4 minggu sampai bibit siap ditanam di lapang. Pupuk CCM 25 tersebut mengandung unsur nitrogen 14%, fosfat 13%, kalium 9% dan unsur mikro essensial lainnya yang berguna untuk pertumbuhan bibit kelapa sawit. Pupuk CCM 25 diaplikasikan dengan dosis 30 g largebag-1 dengan cara menebar pupuk secara melingkar sekitar pokok sawit dan tidak boleh terkena batang atau pelapah bibit. Bibit di main-nursery juga mendapatkan pupuk organik berupa cangkang kernel. Tujuan pemberian cangkang kernel adalah menggemburkan tanah di dalam polybag dan mengurangi serangan gulma. Aplikasi cangkang kernel setelah bibit ditransplanting dari pre-nursery ke main-nursery dengan cara menaburkan secara tipis pada largebag dengan jarak 3 cm dari batang bibit.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kegiatan magang yang telah dilaksanakan di Kebun Pinang Sebatang Estate (PSE) dapat meningkatkan pengetahuan serta wawasan mengenai teknik budidaya tanaman kelapa sawit. Kegiatan magang ini juga dapat menambah pengalaman kerja nyata dan keterampilan kerja mulai dari menjadi karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor, pendamping asisten divisi dan pembibitan dalam pengelolaan kelapa sawit baik secara teknis maupun manajerial khususnya dalam aspek khusus manajemen pembibitan. Secara umum pengelolaan kebun kelapa sawit di Kebun Pinang Sebatang Estate telah dilakukan sesuai dengan standar perusahaan dan sudah berjalan dengan baik, mulai dari persiapan tanam sampai dengan pengiriman bibit. Pengelolaan pembibitan di Kebun PSE sudah dilakukan dengan baik. Berdasarkan hasil seleksi atau culling baik di pre-nursery dan main-nursery menunjukkan hasil yang memenuhi standar perusahaan. Hal tersebut menunjukan bahwa bibit dirawat dengan baik dan mempunyai kualitas yang baik. Hasil seleksi kecambah diperoleh

42

kecambah afkir 0,4% dan kecambah normal 99,6%; seleksi bibit pada pre-nursery diperoleh bibit afkir 9,09% dan bibit normal 90,01%; seleksi pada main-nursery diperoleh bibit afkir 3,28% dan bibit normal 96,72%. Hasil persamaan regresi pertumbuhan vegetatif bibit pada pre-nursery dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan bibit di main-nursery untuk peubah diameter batang dan jumlah pelepah bibit. Hasil pengukuran volume irigasi pada pre-nursery dan mainnursery menunjukkan bahwa volume irigasi masih berada di bawah standar perusahaan, akan tetapi pertumbuhan bibit masih dalam keadaan baik dan memenuhi standar perusahaan. Perawatan bibit baik dari pengendalian hama, pengendalian penyakit, dan pemupukan dilaksanakan dengan baik sesuai standar perusahaan. Saran Perusahaan lebih baik menggunakan standar kadar air tanah sebagai standar penetuan irigasi yang dibutuhkan bibit pada pembibitan. Pengukuran kadar air tanah dapat menggunakan alat ukur moisture meter. Pengawasan terhadap karyawan perlu lebih intensif agar karyawan melakukan pekerjaan sesuai standar perusahaan. Pengawasan terhadap karyawan perlu lebih intensif agar karyawan melakukan pekerjaan sesuai standar perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA [ARM] Agricultural Reference Manual Minamas. 2004. Standar Operational Procedure Referensi Manual Agronomi Penanaman Kelapa Sawit. Minamas Plantation, Jakarta. Ardian, Dwiyana S.R., dan Sampoernoe. 2015. Waktu dan volume pemberian air pada bibit kelapa sawit (Elaeis Gueneensis Jacq.) di main-nursery. Jom Faperta. 2(1):1-10. [Ditjenbun] Direktorat Jendral Perkebunan. 2016. Pembibitan. http://perbenihan/ berita-314-daya-saing-kelapa-sawit-indonesia-yang-mendunia.html [22 November 2016] Darmosarkoro W., Akiyat, Sugiyono E.S., dan Sutarta. 2008. Pembibitan Kelapa Sawit (Bagaimana Memperoleh Bibit yang Jagur). CV Mitra Karya, Medan. Fauzi Y., Paeru R.H., Satyawibawa I., dan Widyastuti Y.E. 2012. Kelapa Sawit. Niaga Swadaya, Jakarta. Fauzy N., Ikwan M., Supriyanto E., Akiyat, dan Lubis A.U. 1999. Pohon Kelapa Sawit Abnormal di Lapangan. Pedoman Teknis PPKS. No. 14-1.1-Pub-99, Medan. Huzaifi M.S. 2014. Pengelolaan kebun induk dan pembibitan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Minamas Research Center, Minamas Plantation, Riau. Skripsi. Istitut Pertanian Bogor. Bogor. Ichsan C.N. dan Erida N. 2012. Respon aplikasi dosis kompos dan interval penyiraman pada pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Jurnal Agrista. 16(2):97-98.

43

Lubis A.U. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Edisi 2. Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Sumatera Utara. Lubis R.E. dan Widanarko A. 2012. Buku Pintar Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta. Mattjik A.A. dan Sumertajaya I.M. 2013. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. IPB Press, Bogor. [PPKS] Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2003. Kultur Teknis Kelapa Sawit. PPKS, Medan. Pahan I. 2010. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu ke Hilir. Penebar Swadaya, Jakarta. Pardamean M. 2012. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit. Agro Media Pustaka, Jakarta. Rahayu N.R. 2012. Pengelolaan pembibitan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Bangun Bandar, PT Socfindo Medan, Sumatera Utara. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Ramadhaini R.F., Sudradjad, dan Wachjar A. 2014. Optimasi dosis pupuk majemuk NPK dan kalsium pada bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di pembibitan utama. J. Agron. Indonesia 42(1):52 – 58. Salisbury F.B. dan Ross C.W. 1997. Fisiologi tumbuhan. Terjemahan Dian Rukmana dan Sumaryono. ITB, Bandung. Sastrosayono S. 2008. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta. Setyamidjaja D. 2006. Kelapa Sawit Teknik Budidaya, Panen, dan Pengolahan. Kanisius, Yogyakarta. Soebagyo F.X. 1997. Seleksi pada pembibitan kelapa sawit, hal. 27-31. Dalam Panin K., Poeloengan Z., Purba P., Hutomo T., Tobing P.L., dan Fadli M.L. (Eds.). Prosiding Pertemuan Teknis Kelapa Sawit, Pengenalan Bahan Tanaman Kelapa Sawit. PPKS. Medan.

44

LAMPIRAN

45

Lampiran 1. Jurnal kegiatan sebagai karyawan harian (KH) di Kebun Pinang Sebatang Estate Tanggal 06/02/2017 07/02/2017 08/02/2017 09/02/2017 10/02/2017 11/02/2017 13/02/2017 14/02/2017 15/02/2017 16/02/2017 17/02/2017 18/02/2017 20/02/2017 21/02/2017 22/02/2017 24/02/2017 25/02/2017 27/02/2017 28/02/2017 01/03/2017 04/03/2017 06/03/2017 07/03/2017 08/03/2017

Uraian Kegiatan Sampai di kebun dan perkenalan dengan staf PSE Orientasi Pembibitan Penyiangan gulma di PN Sensus bibit umur 6 bulan Sensus bibit umur 6 bulan Persiapan pengamatan Pengendalian gulma secara kimia Take buah, pemberondolan TBS Pengisian babybag Pengisian babybag Pemupukan areal TM Penanaman mukuna pada polybag Penanaman mukuna pada polybag Pengisian babybag Penyemprotan gulma pada gawangan Pengendalian gulma piringan TM 1 Seleksi dan penanaman kecambah Pengendalian gulma piringan TM 1 Pengendalian gulma manual di MN Konsolidasi pelepah Pembuatan bedengan Konsolidasi pelepah Pengendalian gulma kimia piringan TBM Panen TBS

Penulis

Prestasi Kerja Karyawan

Standar

4 bedeng 1 plot 1 plot 4 knapsack 50 tandan 133 babybag 150 babybag Melangsir 535 750 70 4 knapsack 2 knapsack 1500 kecambah 2 knapsack 4 baris 2 Gawangan 2 bedeng 2 teras -

4 bedeng 1 plot 1 plot 8 knapsack 100 tandan 350 babybag 350 babybag 500 kg 8 knapsack 7 knapsack 4000 kecambah 10 knapsack 8 baris 4 Gawangan 5 bedeng 5 teras 10 knapsack 1,3 Ton

4 bedeng 10 knapsack 350 babybag 350 babybag 10 knapsack 7 knapsack 4000 kecambah 10 knapsack 10 baris 5 bedeng 10 knapsack 1,3 Ton

Lokasi Kantor besar PSE Pembibitan PN pembibitan MN pembibitan MN pembibitan Pembibitan MN pembibitan B006 PN pembibitan PN pembibitan Blok A001 PN pembibitan PN pembibitan PN pembibitan Blok A002 B006 PN pembibitan Blok B006 MN pembibitan Blok A002 PN pembibitan Blok A002 Blok A004 Blok ZA05 45

46 46

Lampiran 1. (Lanjutan) Tanggal 09/03/2017 10/03/2017 11/03/2017 14/03/2017 21/03/2017

Uraian Kegiatan Pemupukan TM Pemuatan TBS ke PKS Pengamatan data primer Pengikatan bibit siap kirim Konsolidasi Pelepah

Penulis 30 bibit 1 teras

Prestasi Kerja Karyawan 16 3 trip 70 bibit 4 teras

Standar 3 trip -

Lokasi Blok A004 Blok A001 Pembibitan Pembibitan Blok B003

Lampiran 2. Jurnal kegiatan sebagai pendamping mandor di Kebun Pinang Sebatang Estate Tanggal

Uraian Kegiatan

23/02/2017

Field checking

02/03/2017 03/03/2017 13/03/2017 15/03/2017 16/03/2017 17/03/2017 18/03/2017 20/03/2017

Pengendalian hama oryctes Pengendalian hama oryctes Pengendalian gulma pada gawangan Penumbangan dan cheaping pokok sawit Penanaman sawit Penanaman kacangan Transplanting bibit Pengendalian gulma kimia piringan sawit TM besar Field checking Pemupukan ZA sawit TBM Pengamatan data primer Libur Hari Nyepi

22/03/2017 23/03/2017 25/03/2017 28/03/2017

Jumlah KH yang diawasi (orang)

Prestasi Kerja Luas Areal yang diawasi (ha)

Lama Kegiatan (jam)

-

-

-

13 13 3 3 1 3 15

76,67 102,75 10 3 0,5 3 0,25

7 5 7 7 7 7 7

6

16,5

7

9 -

69,57 27 -

7 7 7 -

Lokasi Blok A005 Blok B004 Blok B005 Blok B005 Blok A004 Blok A012 Blok B013 Blok B013 MN pembibitan Blok A001 Blok A004 Blok B003 Blok A004 Pembibitan

47

Lampiran 2. (Lanjutan) Tanggal 06/04/2017 07/04/2017 08/04/2017 10/04/2017 11/04/2017 12/04/2017 13/04/2017 14/04/2017 15/04/2017 16/04/2017 17/04/2017 19/04/2017 21/04/2017 25/04/2017

Uraian Kegiatan Penyemprotan insektisida bibit pada MN Pengendalian gulma kimia bibit pada MN Pengamatan data primer Pemupukan babybag sebelum tanam Supervisi Pemupukan babybag sebelum tanam Pemasangan plang peringatan Libur Wafat Isa Almasih Penyemprotan fungisida bibit pada MN Libur Hari Paskah Pengendalian gulma piringan TM dengan MHS Mandor pengendalian gulma piringan TM dengan MHS Mandor pengendalian gulma manual MN Mandor pengendalian gulma kima pada MN

Jumlah KH yang diawasi (orang) 3 3 6 6 3 5 7

Prestasi Kerja Luas Areal yang diawasi (ha) 1,5 1 0,25 0,25 0,5 22,5 31,5

Lama Kegiatan (jam) 7 5 7 7 7 7 7 7 7 7

MN pemibitan MN pembibitan Pembibitan PN pembibitan Pembibitan PN pembibitan Blok A004 MN pembibitan Blook D005 Blook A005

3 3

0,25 0,25

5 7

MN pembibitan MN pembibitan

Lokasi

47

48 48

Lampiran 3. Jurnal kegiatan sebagai pendamping asisten di Kebun Pinang Sebatang Estate Tanggal

Uraian Kegiatan

Jumlah Mandor yang diawasi (orang) 3

Prestasi Kerja Luas areal yang diawasi (ha) 139

Lama kegiatan (jam) 7

Lokasi

7/02/2017

Field checking

24/03/2017 25/03/2017 27/03/2017

Mempersiapkan sertifikasi ISPO Mempersiapkan sertifikasi ISPO Mempersiapkan sertifikasi ISPO

-

-

5 7 7

Blok B007 Blok A007 Kantor besar PSE Kantor besar PSE Kantor besar PSE

28/03/2017 29/03/2017 30/03/2017 31/03/2017 01/03/2017 03/03/2017 04/04/2017 5/04/2017 18/04/2017 26/04/2017 27/04/2017

Mempersiapkan sertifikasi ISPO Mempersiapkan sertifikasi ISPO Mempersiapkan sertifikasi ISPO Mempersiapkan sertifikasi ISPO Mempersiapkan sertifikasi ISPO Mempersiapkan sertifikasi ISPO Mempersiapkan sertifikasi ISPO Mempersiapkan sertifikasi ISPO Field checking dengan SDDS Field checking dengan SDDS Pengawasan pengendalian gulma secara kimia piringan TBM Field checking dengan SDDS Pengamatan data primer Libur Hari Buruh Internasional Pengawasan pengendalian gulma Pembuatan plang peringatan Pengawasan ablasi

1

69,52 69,52 16

7 7 7 5 7 7 7 7 7 7 7

Kantor besar PSE Kantor besar PSE Kantor besar PSE Kantor besar PSE Kantor besar PSE Kantor besar PSE Kantor besar PSE Kantor besar PSE Blok B003 Blok B003 Blok A004

1 1

69,52 102,75 20

5 7 7 7 7

Blok B003 Pembibitan

28/04/2017 29/04/2017 01/05/2017 02/05/2017 03/05/2017 04/05/2017

Blok A004 Kantor Divisi II Blok A004

49

Lampiran 3. (Lanjutan) Tanggal 05/05/2017 06/05/2017 08/05/2017 09/05/2017 10/05/2017 11/05/2017 12/05/2017 13/05/2017 15/05/2017 16/05/2017 17/05/2017 18/05/2017 19/05/2017 20/05/2017 22/05/2017 23/05/2017 24/05/2017 25/05/2017 26/05/2017

Uraian Kegiatan Pengawasan pemupukan CCM 24 Pengawasan pekerjaan di pembibitan Seleksi bibit umur 3 bulan Belajar administrasi kantor besar Pengawasan pekerjaan di pembibitan Libur Hari Waisak Seleksi bibit umur 3 bulan Seleksi bibit umur 3 bulan Belajar administrasi kantor besar Pengawasan pekerjaan di pembibitan Pengawasan dongkel anak kayu dan kentosan Pengawasan semprot alang-alang dan anak kayu Field checking SDDS Pengawasan pekerjaan di pembibitan Pengawasan pengiriman bibit Pengawasan pengendalian gulma piringan TM 1 Pengawasan pekerjaan di pembibitan Libur kenaikan Isa Almasih Pengawasan pekerjaan di pembibitan

Jumlah Mandor yang diawasi (orang) 1 2 2 2 2 2 2 1

Prestasi Kerja Luas areal yang diawasi (ha) 24 24 0,5 24 0,5 0,5 24 76,09

Lama kegiatan (jam) 5 7 7 7 7 5 7 7 7 7

Lokasi Blok A004 Pembibitan PN pembibitan Kantor Besar Pembibitan PN pembibitan PN pembibitan Kantor Besar PSE Pembibitan Blok A001

1

102,75

7

Blok A004

2 1 1

69,52 24 1 20

5 7 7 7

Blok B003 Pembibitan Pembibitan Blok B006

2

24

7 5

Pembibitan Pembibitan

-

2

24

49

50 50

Lampiran 3. (Lanjutan) Tanggal 27/05/2017 29/05/2017 30/05/2017 31/05/2017 01/06/2017 02/06/2017 03/06/2017 05/06/2017 06/06/2017

Uraian Kegiatan Pengawasan pekerjaan di pembibitan

Melengkapi laporan Melengkapi laporan Melengkapi laporan Libur hari Lahir Pancasila Pengambilan data primer Persiapan presentasi kebun Presentasi kebun dan perpisahan Kembali ke Bogor

Jumlah Mandor yang diawasi (orang) 2

-

Prestasi Kerja Luas areal yang diawasi (ha) 24

-

Lama kegiatan (jam) 7

7 7 7 5 7 7 -

Lokasi Pembibitan

Kantor besar Kantor besar Kantor besar Pembibitan Kantor besar Kantor besar -

51

Lampiran 4. Peta areal statement Kebun Pinang Sebatang Estate

Pembibitan PSE Sumber : Kantor besar Pinang Sebatang Estate (2017) 51

52 52

Lampiran 5. Data curah hujan dan hari hujan kebun Pinang Sebatang Estate tahun 2011-2016 2011

2012

2013

2014

2015

2016

Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Rata-rata BB BL BK

HH 16 8 11 13 6 9 6 5 7 19 16 16 132 11

CH 244 153 128 189 87 67 102 145 216 290 232 242 2.095 175 10 2 0

HH 5 13 12 11 7 5 7 11 8 16 19 15 129 11

CH 116 118 154 176 81 90 126 231 228 211 460 181 2.173 181 10 2 0

HH 7 14 12 7 5 2 7 6 14 13 20 13 120 10

CH 93 286 103 118 125 5 113 135 199 289 407 399 2.272 189 10 1 1

HH 8 6 14 7 6 5 13 7 16 22 14 118 10

CH 141 68 331 197 152 114 117 118 192 312 161 1.903 159 10 1 0

HH 13 2 14 9 9 8 1 1 5 4 17 15 98 8

CH 111 18 189 172 176 71 3 9 35 74 285 278 1.420 118 6 2 4

Sumber: Kantor besar kebun Pinang Sebatang Estate (2017) Keterangan : Hari hujan (HH); curah hujan (CH); bulan basah (BB) >100 mm; bulan lembab (BL) 60-100 mm; bulan kering (BK) <60 mm. Q= x100% = x100% =12.74% Jadi menurut Schmidt dan Ferguson, kebun Pinang Sebatang Estate termasuk beriklim A atau sangat basah

HH 16 10 7 8 10 5 8 5 12 9 19 108 217 18

CH 141 165 111 158 151 74 240 41 288 197 319 9 1.894 158 9 1 2

53

Lampiran 6. Data tata guna lahan Kebun Pinang Sebatang Estate Kriteria Area

Divisi (ha)

Tahun Tanam

I

1994

-

1995

-

1996

Total (ha) III

IV

404,58

125,07

529,65

94,26

273,81

-

368,07

89,46

62,66

-

-

152,11

1997

183,93

255,19

-

-

439,12

1998

154,21

-

-

-

154,21

1999

68,05

60,74

-

-

128,79

2001

126,22

-

-

-

126,22

2011

-

-

-

30,00

30,00

2013

135,14

67,73

-

-

202,87

757,00

540,58

678,39

155,07

2.131,03

2013/2014

-

-

-

315,98

315,98

2014/2015

-

-

-

231,22

231,22

2015/2016

-

179,42

116,70

44,01

340,13

2016/2017

-

-

87,80

117,27

205,07

-

179,42

204,50

708,48

1.092,40

757,00

720,00

882,89

863,55

3.223,43

Pembibitan

1.33

21,63

-

-

22,96

Jalan/Jembatan

19,63

17,12

22,56

24,96

84,27

Bangunan

16,85

-

-

19,03

35,88

36,48

17,12

22,56

43,99

120,15

Areal Konservasi

-

-

13,69

46,00

59,69

Areal Okupasi Permanen

179,98

193,00

-

-

372,98

TM

Sub Total TBMReplanting

Sub Total Total Areal Yang Ditanami

Sub Total

Total Areal Keseluruhan

II

974,79

951,75

Sumber: Kantor Besar Pinang Sebatang Estate 2017.

919,14

953,54

3.799,21

54 54

Lampiran 7. Struktur organisasi kebun Pinang Sebatang Estate

Struktur Organisasi PSE E tat Manag r

Jimmy S Si ombing P

Sr A i t n Divi i IV A mad Jalaludin Divisi IV Mandor I Mdr. Panen Mdr. Perawatan Mdr. Replanting Kerani Divisi Kerani Panen

Team BMS

A i t n Divi i I Gu ti Bayu H Mandor I Mdr. Panen Mdr. Perawatan Kerani Divisi Kerani Panen

Pembibitan

Trak i Chief Mekanik Kerani Traksi Mdr. CE Mdr. Transport Operator & Driver

Security

Sumber: Kantor Besar Pinang Sebatang Estate (2017)

A i t n Divi i II J on D Purba Mandor I Mdr. Panen Mdr. Perawatan Kerani Divisi Kerani Panen

Team BSS

A i t n Divi i III Pambudi Ad

P Mandor I Mdr. Panen Mdr. Perawatan Kerani Divisi Kerani Panen

Ka i Tawang Purna W

Kantor B ar Pembukuan Kasir Pembelian Admin Tanaman Mantri Tanaman Checkroll Opas Kantor Kerani RSPO

Kepala Gudang Kerani gudang

SD TK

55

Lampiran 8. Peta areal pembibitan Kebun PSE

Sumber: Kantor Pembibitan PSE (2017)

Sumber: Kantor Pembibitan Kebun PSE (2017)

56

Lampiran 9. Berita acara seleksi dan penanaman kecambah pembibitan PSE

PT Aneka Intipersada Pinang Sebatang Estate

Kepada Yth, Dari Tanggal Subject

: : : :

Manager PSE Asisten Bibitan PSE 01 April 2017 Laporan Tanam Kecambah PPKS –SM-B

Dengan hormat,

Bersama ini saya melporkan tanam kecambah PPKS yang dikirim hari Sabtu tanggal 01 April 2017 dan ditanam pada hari Sabtu tanggal: 01 April 2017. Adapun yang dikirim sejumlah

= 28.968 Kecambah

Terdiri dari 1 jenis yaitu PPKS-SM-B

= 28.968 Kecambah

Diterima dilapangan sejumlah 28,968 Kecambah, dari jumlah tersebut ditanam sejumlah 28,889 .kecambah ( 99,73 % )sedangkan yang afkir ( karena patah ataupertumbuhan yang tidak bagus) sejumlah 99 atau ( 0,27 % ). Demikian laporan penanama kecambah dari PPKS SM-B sampaikan, atas persetujuan Bapak kami ucapkan terima kasih.

ini kami

Pinang Sebatang, 01 April 2017 Hormat Kami

Disetujui Oleh

Gusti Bayu Hariady Asisten Bibitan PSE

Jimmy S Sihombing Est Manager PSE

Sumber: Kantor Pembibitan Kebun PSE (2017)

57

Lampiran 10. Instalasi irigasi pembibitan Kebun PSE S

LAYUOT INSTALASI AIR BIBITAN

PRE NURSERY

Pipa ” 7 m Pipa ” 0 4m Pipa ” 50 m Pipa ¾” 5 m Sprinkl r ¾” 7 B Sow r ¾” 70 B

Pipa ” Pipa ” Pipa ” Waduk

Kamar Mesin Pos Jaga

Kantor Tanki Air

Di Persiapkan Oleh Pambudi Adhe P. Asisten Bibitan PSE

Sumber: Kantor Pembibitan Kebun PSE (2017) 57

58 58

Lampiran 11. Laporan hasil seleksi bibit umur 3 bulan di pembibitan Kebun PSE PT. ANEKA INTIPERSADA KEBUN PINANG SEBATANG

LAPORAN STOCK BIBIT MRC-8 IO : E451NPP018 ( UMUR 4,1 BULAN ) No PLOT

Seleksi Bibit Bibit ditanam (Pkk)

Bibit Culvularia

Chimaera

Busuk Pucuk

Saldo Keterangan

Afkir

Total

Doubleton

Akhir

A

3

7,472

7,472

30 April selesai Transplanting Bibit

B

2

18,192

18,192

Afkir = 3705 (9,09%)

B 3 Grand Total

11,400

11,400

37,064

-

Diketahui Oleh :

JIMMY S SIHOMBING Est.Manager PSE Sumber: Kantor Pembibitan Kebun PSE (2017)

-

-

-

-

-

37,064

Pinang Sebatang, 30 April 2017 Dibuat Oleh GUSTI BAYU H Asisten Nursery PT.AIP-PSE

59

Lampiran 12. Berita acara seleksi bibit umur 6 bulan pembibitan Kebun PSE

PT Aneka Intipersada Pinang Sebatang Estate Kepada Yth, Cc Dari Tanggal Subject

: : : : :

Manager PSE Kasie PSE Asisten Bibitan PSE 10 /02/2017 Berita Acara Culling Bibit DAMI (PNG)

Dengan hormat, Sehubungan dengan ini kami sampaikan Laporan culling bibit DAMI PNG ( 017 ) Umur 6 bulan yang dilaksanakan pada tanggal 09 Februari2017 di Main Nursery PT.AIP-PSE.Adapun rinciannya yaitu : Jenis Bibit

Jumlah Awal

Afkir Kecambah

Tanam

DAMI

49.034

2.856

46.178

%

5,82

Culling Umur 3 Bln ( Transplanting) 4.141

Culling Umur 6 Bln 1.380

8,97

3,28

Stok Akhir 40,657

Dokumentasi Culling Bibit :

Demikian hal ini kami sampaikan, atas persetujuan Bapak kami ucapkan terima kasih. Pinang Sebatang, 10 Februari 2017 Hormat Kami

Disetujui Oleh

Pambudi Adhe Pranowo Asisten Bibitan PSE

Jimmy S Sihombing Est Manager PSE

Sumber: Kantor Pembibitan Kebun PSE (2017)

60

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Sragen pada tanggal 30 Maret 1995 dari ayah Maryanto dan ibu Sriyatun. Penulis adalah putra pertama dari tiga bersaudara. Penulis menyelesaikan sekolah dasar di SDN Pengkok 1, Kedawung, Sragen pada tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikan di SMP MTA Gemolong dan lulus pada tahun 2010. Tahun 2013 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Sragen, dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan diterima di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian. Selama mengikuti perkuliahan di IPB, penulis aktif dalam kegiatan organisasi dan kepanitiaan, antara lain anggota divisi acara kepanitiaan Agrosportmen 2015, anggota panitia divisi lomba mobil hias festival bunga dan bunga nusantara 2015, dan anggota divisi logistik dan transportasi (logstran) Tegar (Temu Keluarga Agronomi dan Hortikultura) tahun 2016. Prestasi penulis selama menjalani perkuliahan pernah mendapatkan juara I lomba bola voli tingkat departemen.

More Documents from "Fachrizal Uuyeach"