9.1 Sk Kewajiban Tenaga Klinis Dlm Peningkatan Mutu Klinis.docx

  • Uploaded by: surya telaumbanua
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 9.1 Sk Kewajiban Tenaga Klinis Dlm Peningkatan Mutu Klinis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,135
  • Pages: 5
PEMERINTAH KABUPATEN NIAS UTARA DINAS KESEHATAN

UPT PUSKESMAS LAHEWA JL. AHMAD YANI NO. 00 KELURAHAN PASAR LAHEWA KEC. LAHEWA KODE POS 22853

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS LAHEWA NOMOR : 118/SK/I/2019 TENTANG KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN DI UPT PUSKESMAS LAHEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA UPT PUSKESMAS LAHEWA Menimbang

: a. bahwa upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien merupakan tanggung jawab tenaga klinis yang melakukan asuhan pasien; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Lahewa tentang Kewajiban Tenaga Klinis Dalam Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien.

Mengingat

: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran; 2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara tahun 2009 Nomor 140 tambahan Lembaran Negara Nomor 5063); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah; 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan; 6. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 128 tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas; 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat; 8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri; 9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Manajemen Puskesmas; 10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;

11. Peraturan Daerah Kabupaten Nias Utara Nomor 7 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Nias Utara; 12. Peraturan Bupati Nias Utara Nomor 40 tahun 2016 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Nias Utara. MEMUTUSKAN : Menetapkan

: KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS LAHEWA TENTANG KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN DI UPT PUSKESMAS LAHEWA.

KESATU

: Semua tenaga klinis mempunyai kewajiban dalam peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien.

KEDUA

: Tenaga Klinis adalah dokter, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lain yang bertanggung jawab dalam melakukan asuhan pasien.

KETIGA

: Panduan peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien sebagaimana tertera dalam lampiran keputusan ini harus dijadikan acuan dalam melakukan peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien di UPT Puskesmas Lahewa.

KEEMPAT

: Surat Keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan, dengan ketentuan akan diadakan perubahan apabila dikemudian hari terdapat kesalahan atau kekeliruan.

Ditetapkan di Pada tanggal

: Lahewa : 04 Januari 2019

Plt. Kepala UPT Puskesmas Lahewa,

FIRMAN JAYA NAZARA, SKM NIP. 19810307 200801 1 002 Tembusan : 1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Utara; 2. Pertinggal.

Lampiran Nomor Tentang

Tanggal

: Keputusan Kepala UPT Puskesmas Lahewa : 118/SK/I/2019 : Kewajiban Tenaga Klinis dalam Peningkatan Mutu Klinis & Keselamatan Pasien di UPT Puskesmas Lahewa : 04 Januari 2019

KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN DI UPT PUSKESMAS LAHEWA

1. 2. 3. 4. 5.

6. 7. 8.

9. 10. 11.

12.

13.

14.

Menentukan indikator mutu layanan klinis dan keselamatan pasien. Menentukan indikator perilaku pemberi layanan klinis. Menyusun standar dan SOP layanan klinis yang sesuai dengan acuan yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar dan SOP Layanan Klinis yang telah disusun bersama. Menerapkan manajemen risiko klinis di semua unit pelayanan untuk mencegah timbulnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), dan Kejadian Potensial Cedera (KPC). Berperan aktif dalam melakukan identifikasi pemasalahan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien. Berperan aktif dalam melakukan analisis terhadap permasalahan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien. Berperan aktif dalam menyusun rencana peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien. Perencanaan mutu harus ditetapkan berdasarkan prioritas fungsi dan proses pelayanan UPT Puskesmas Lahewa. Berperan aktif dalam melaksanakan program perbaikan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien yang sudah direncanakan. Berperan aktif dalam menindaklanjuti hasil pelaksanaan perbaikan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien. Kepala Puskesmas, penanggung jawab UKP dan penanggung jawab UKM wajib berpartisipasi dalam program peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Seluruh tenaga medis wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan program peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien yang diselenggarakan di seluruh jajaran UPT Puskesmas Lahewa. Perencanaan peningkatan mutu klinis disusun oleh seluruh jajaran UPT Puskesmas Lahewa dengan pendekatan multi disiplin, dan dikoordinasikan oleh Wakil Manajemen Mutu. Perencanaan mutu berisi paling tidak : a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring dan evaluasi indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan mempertimbangan kekritisan, risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya masalah; b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien;

c.

15.

16. 17. 18.

Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan; d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan indikator, pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak lanjuti dalam upaya peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien; e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM, dan indikator klinis, yang meliputi indikator struktur, proses, dan outcome; f. Upaya-upaya peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien melalui standarisasi, perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien; g. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan klinis maupun penyelenggaraan UKM; h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel, kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan keadaan potensial cedera; i. Program dan kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien, termasuk di dalamnya program peningkatan mutu laboratorium dan program peningkatan mutu pelayanan obat; j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan; k. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di bawah ini : a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai, dan perencanaan UPT Puskesmas Lahewa; b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf; c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik klinis, standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari profesi maupun panduan dari Kementerian Kesehatan; d. Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat; e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko; f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di Puskesmas; g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik; h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait; Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan sistem pelayanan. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus didokumentasikan. Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien kepada Kepala Puskesmas tiap triwulan. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf, serta mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi, dan potensial bermasalah, maka area prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah :

a. b. c. d.

Pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien; Pelayanan rawat jalan/Pelayanan Rawat Inap (Puskesmas Rawatan); Pelayanan farmasi; Pelayanan gawat darurat.

Ditetapkan di Pada tanggal

: Lahewa : 04 Januari 2019

Plt. Kepala UPT Puskesmas Lahewa,

FIRMAN JAYA NAZARA, SKM NIP. 19810307 200801 1 002 Tembusan : 1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Utara; 2. Pertinggal.

Related Documents


More Documents from "ratna"