8 Ips Sejarah2.docx

  • Uploaded by: Carolina Ramirez
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 8 Ips Sejarah2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 815
  • Pages: 2
8 IPS Sejarah 2 : Kehidupan Masyarakat Indonesia di Bawah Kekuasaan Barat Masa Kolonial Inggris

Berlangsung selama 5 tahun di bawah pemerintahn Raffels

Raffles menerapkan kebijakan sistem pajak tanah (landrent-System

Sisi positif a. Rakyat bebas mengusahakan tanaman yang menguntungkan sesuai dengan keterampilan b. Rakyat membayar sewa sesuai dengan aturan yang beraku, tanpa perlu khawatir terhadap penguatan liar atau pemerasan. c. Rakyat akan bergerak untuk terus meningkatkan hasil pertaniannya karena akan meningkatkan kesejahteraan. Sisi negatif a. Rakyat harus memenuhi keuntungan dua pihak sekaligus, yakni bangsawan dan pemerintah kolonial b. Pemerintah kolonial “ Terpaksa “ memerlukan kembali wajib kerja untuk mengusahakan tanaman komoditas ekspor, seperti kopi dan kayu jati. c. Pemerintah kolonial memerlukan kembali sejumlah penguatan semasa VOC.

Kebijakan sistem pajak tanah pada dasarnya bermaksud menguntungkan rakyat.

Gagalnya penerapan sistem pajak tanah membawa penderitaan rakyat, antara lain sebagai berikut.

Masa Kolonial Belanda

Berkuasanya kembali pemerintah kolonial Hindia meninggalkan daftar panjang penderitaan bagi rakyat Indonesia. Uniknya, penderitaan itu juga turut di sumbangkan oleh para penguasa ( bangsawan) pribumi, yang mengabdi pada kepentingan pemerintah kolonial.

Era Cultuurstelsel Cultuurstelsel di berlakukan oleh pemerintah Van De Bosh untuk menyehatkan keuangan Negri Belanda sesegera mungkin

Sisi Positif

Sisi Negatif

Era UndangUndang Agraria 1870 Pengaruh

Sisi Positif

Melatih Menjadi Petani Pengusaha Yang Makmur Apabila cultuurstelsel dilaksanakan sesuai dengan isi aturannya, rakyat Indonesia akan memperoleh keuntungan sebagai berikut. a. Rakyat tetap dapat mengusahakan sebagian besar lahannya untuk tanaman pangan karena hanya seperlima lahan yang di gunakan untuk tanaman wajib. Apabila waktu yang di gunakan untuk tanaman pangan lebih banyak tanaman wajib. b. Rakyat di latih untuk berbisnis dengan mengusahakan tanaman yang diinginkan pasar secara profesional sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan sebagai petani sekaligus pengusaha. c. Kelebihan hasil panen dari yang di wajibkan akan di bayar oleh pemerintah. Ketentuan cultuurstelsel lebih ringan dari aturan wajib tanam sebelumnya, seperti Verplichte leverentien dan Preanger- stelsel. a. Memeras Hasil Bumi Dan Memeras Tenaga Rakyat Cultuurstelsel yang isinya bagus itu, ternyata mengalami penyimpangan luar biasa. Yang memprihatinkan, penyimpangan itu banyak di lakukan oleh para penguasa (bangsawan) pribumi, yang sesama bangsa Indonesia. Atas dasar penyimpangan inilah, cultuurstelsel di bahasa Indonesiakan sebagai sistem tanaman paksa. Pemerintah kolonial pun turut serta dalam penyimpangan itu, dengan memberlakukan cultuursrocenten (Hadiah Tanaman). Peraturan itumendorong para penguasa pribumi, sebagai pengawas pelaksanaan cultuurstelsel, untuk sebanyak mungkin menyetor hasil panen, untuk mendapat imbalan. Bentuk penyimpangan cultuurstelsel antara lain sebagai berikut b. Rakyat lebih banyak mencurahkan perhatian, tenaga, dan waktu untuk menggarap tanaman wajib, sehingga tidak sempat mengerjakan sawah dan ladang. c. Rakyat yang tidak memiliki tanah harus bekerja melebihi waktu yang ditentukan. d. Jatah tanah untuk tanaman wajib melebihi seperlima dari lahan garapan. e. Apabila tanah itu harus lahan yang subur. Akibatnya, tanaman pangan hanya bisa ditanam di dalam sempit yang kurang subur. f. Lahan yang disediakan untuk tanaman wajib tetap dikenakan pajak. g. Kelebihan hasil panen tidak di bayar, sedangkan kegagalan panen tetap menjadi tanggung jawab rakyat. h. Akibat paling parah dari penyimpangan itu adalah bencana kelaparan dan Kematian massal. Bencana itu misalnya terjadi di Cirebon dan Demak. Meningkatkan Kehidupan Ekonomi• Rakyat Indonesia di perkenakan pada betapa pentingnya peranan lalu lintas uang (modal) dalam kehidupan ekonomi. Tumbuhnya perkebunan-perkebunan besar meningkatkan jumlah produksi tanaman

Undang-Undang Agraria 1870

Perbedaan Pengaruh

ekspor jauh melebihi jumlah produksi sesama berlakunya sistem tanam paksa. Ketika itu, Indonesia menjadi hasil kina nomor satu di dunia. Rakyat Indonesia ikut merasakan manfaat sarana irigasi dan transportasi (jalan, jembatan, dan rel kereta api) yang di bangun pemerintah kolonial untuk perkebunan. Kehidupan rakyat Indonesia semakin baik dengan dibangunnya fasilitas pendidikan dan kesehatan oleh pemerintahan kolonial. Sisi Negatif Eksploitasi Sumber Daya Dan Tenaga Rakyat a. Pemberlakuan undang-undang Agraria tahun 1870 merupakan bentuk eksploitasi sumber daya alam Indonesia dengan cara baru. b. Jadi, tidak jauh berada dengan sistem tanam paksa, di mana pihak yang merasakan keuntungan dari pemanfaatan sumber daya alam Indonesia adalah pihak asing, sementara rakyat Indonesia tetap menderita. c. Kehidupan Rakyat Indonesia di persulit oleh membanjirnya barang-barang impor. d. Kedatangan barang-barang itu mematikan usaha kecil penduduk pribumi karena kalah bersaing. Akibat berlakunya ekonomi uang, banyak orang yang terpikat menjadi kuli kontak diperkebunkan (merasakan dapat upah). Dengan demikian, secara umum pemberlakuan undang-undang Agraria tahun 1870 tidak menjadikan rakyat Indonesia lebih sejahtera. Kolonial Perbedaan Di daerah yang memiliki hasil bumi yang diperlukan oleh bangsa Perbedaan Keadaan Alam Eropa, misalnya Maluku yang menghasilkan rempah-rempah, kaum Kepentingan kolonial Eropa akan berusaha menanamkan kekuasaannya dengan Kolonial Di lebih besar.jika menguasai , merek adapat menjulan barnag daga Tiap Daerah gan denga lebih murah dan lebih mengunutungkan Perbedaan Pos isi Daerah yang letaknya strategis pada jalur pelayaran dan perdagangan akan mendapat perhatian lebih dari kaum kolonial. di tempat-tempat inilah kaum kolonial membangun pelabuhan dan benteng-benteng Perbedaan Kaum kolonial yang melakukan pendekatan dengan cara membuat pendekatan kaum perjanjian dengan penguasa setempat akan dapat lebih diterima kolonial dari pada yang memperoleh pengaruh dengan jalan kekerasan Kekuatan Jika penguasa daerah setempat cukup kuat, maka ketika kaum Penguasa Daerah kolonial mulai menunjukkan keinginannya menguasai daerah Setempat tersebut, akan muncul perlawanan.

Related Documents

Ips Kelas 8
December 2019 31
8 Ips Sejarah2.docx
July 2020 7
Soal Ips Kelas 8
December 2019 46
Ips
November 2019 60
Ips
May 2020 48
Ips
October 2019 53

More Documents from ""

August 2019 14
8 Ips Sejarah2.docx
July 2020 7
May 2020 9
Rutas De Distribucion.docx
December 2019 46
Sound The Trumpet
November 2019 36