7. Hipotesis.docx

  • Uploaded by: Anha Yulia Rahma
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 7. Hipotesis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,045
  • Pages: 10
HIPOTESIS Sumber : wikipedia https://www.dictio.id/t/apakah-yang-dimaksud-dengan-hipotesis/8908/3 Hipotesis berasal dari bahasa Yunani Hupo berarti Lemah atau kurang atau di bawah Thesis berarti teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti Sehingga hipotesis dapat diartikan sebagai “Pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara” DALAM PEMBUATAN SEBUAH HIPOTESIS, SELALU DIBUAT DALAM BENTUK BERPASANGAN 1. Hipotesis nol (H0) hipotesis yang diartikan sebagai tidak adanya perbedaan antara ukuran populasi dan ukuran sampel 2. Hipotesis alternatif (H1) Lawannya hipotesis nol, adanya perbedaan data populasi dgn data sampel BENTUK RUMUSAN HIPOTESIS 1. Hipotesis Deskriptif Hipotesis tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan. Sebagai contoh bila rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut : • Seberapa tinggi produktifitas sebuah mesin A ? • Berapa lama umur teknis sebuah mesin A ? Rumusan hipotesis: o o

Produktifitas mesin A mencapai 8 ton dalam sehari. Umur teknis mesin A mencapai 5 tahun.

2. Hipotesis Komparatif Pernyataan yg menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. Sebagai contoh rumusan hipotesis komparatif: • Apakah ada perbedaan produktifitas sistem A dengan sistem B ? • Apakah ada perbedaan efektivitas sistem A dengan sistem B ? Rumusan hipotesis: o o

Tidak terdapat perpedaan produktivitas antara sistem A dengan sistem B. Ho: µ1 = µ2 Ha: µ1 ≠ µ2 Efektivitas sistem A tidak berbeda dibandingkan sistem B Ho: µ1 = µ2 Ha: µ1 ≠ µ2.

3. Hipotesis Hubungan (asosiatif) Pernyataan yg menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Sebagai contoh rumusan hipotesis asosiatif: • Apakah ada hubungan antara kepercayaan pelanggan dengan tingkat kepuasan

pelanggan ? • Apakah ada pengaruh penambahan jumlah tenaga kerja terhadap hasil perusahaan ? Rumusan hipotesis: o o

Tidak ada hubungan antara kepercayaan pelanggan dengan tingkat kepuasan pelanggan . Ho: ρ = 0 Ha: ρ ≠ 0 Tidak ada pengaruh penambahan jumlah tenaga kerja terhadap hasil perusahaan. Ho: ρ = 0 Ha: ρ ≠ 0.

Didalam penelitian, sebuah hipotesis haruslah diuji dengan metode-metode yang sudah ditentukan sebelumnya. Pengujian Hipotesis 1 adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis mengenai parameter populasi .

Hipotesis merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya. Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya. Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa di antara sejumlah fakta ada hubungan tertentu. Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian, salah satu di antaranya, yaitu penelitian sosial. Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang melalui tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah. Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji. Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: 1. Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. 2. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau di falsifikasi.

3. Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.

HIPOTESIS DALAM PENELITIAN Walaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian. Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakah penelitian menggunakan hipotesis atau tidak. Contohnya yaitu Penelitian eksplorasi yang tujuannya untuk menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi tidak menggunakan hipotesis. Hal ini sama dengan penelitian deskriptif, ada yang berpendapat tidak menggunakan hipotesis sebab hanya membuat deskripsi atau mengukur secara cermat tentang fenomena yang diteliti, tetapi ada juga yang menganggap penelitian deskriptif dapat menggunakan hipotesis. Dalam penelitian penjelasan yang bertujuan menjelaskan hubungan antarvariabel adalah keharusan untuk menggunakan hipotesis. Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu (Kenneth D. Bailey. 1986): 1. 2. 3. 4. 5.

Untuk menguji teori, Mendorong munculnya teori, Menerangkan fenomena sosial, Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian, Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.

KARAKTERISTIK Satu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan benar. Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian. Meskipun hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional, jika hipotesis tersebut masih abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, melainkan juga sukar diuji secara nyata. Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni (Creswell, John W. 2003) : 1. Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu, hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah dengan tujuan penelitian. 2. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara operasional. Aturan untuk, menguji satu hipotesis secara empiris adalah harus mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam hipotesis dan diketahui secara pasti variabel independen dan variabel dependen. 3. Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti. Untuk hipotesis deskriptif berarti hipotesis secara

4. 5.

6.

7.

jelas menyatakan kondisi, ukuran, atau distribusi suatu variabel atau fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai makna. Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya dalam hipotesis. Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran yang valid dari variabel yang diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metode yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yang bersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak ada metode penelitian untuk mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk mengujinya, baik metode pengamatan, pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi. Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan yang sebenarnya. Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di antara variabel dalam istilah arah (seperti, positif dan negatif). Satu hipotesis menyatakan bahwa X berhubungan dengan Y adalah sangat umum. Hubungan antara X dan Y dapat positif atau negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas dari waktu, ruang, atau unit analisis yang jelas. Jadi, hipotesis akan menekankan hubungan yang diharapkan di antara variabel, sebagaimana kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk dijelaskan. Sehubungan dengan hal tersebut, teori menjadi penting secara khusus dalam pembentukan hipotesis yang dapat diteliti karena dalam teori dijelaskan arah hubungan antara variabel yang akan dihipotesiskan. Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel. Satu hipotesis yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara variabel dibuat secara eksplisit.

TAHAP-TAHAP PEMBENTUKAN HIPOTESIS Tahap-tahap pembentukan hipotesis pada umumnya sebagai berikut: 1.

2.

3.

4.

Penentuan masalah. Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya timbul karena sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat diterangkan berdasarkan hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu yang sudah diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar dengan perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah mendapat bentuk perumusan masalah. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis). Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesa preliminer, pengamatan tidak akan terarah. Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi. Karena tidak dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan. Pengumpulan fakta. Dalam penalaran ilmiah, di antara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesa preliminer yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta. Formulasi hipotesis Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata apaapa tentang hal ini. Hipotesa diciptakan saat terdapat hubungan tertentu di antara sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah anekdot yang jelas menggambarkan sifat penemuan dari hipotesa, diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal dengan hukum gravitasi.

5.

6.

Pengujian hipotesis Artinya, mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat diamati dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran). Apabila hipotesa terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi. Falsifikasi(penyalahan) terjadi jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa. Bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesa yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori. Aplikasi/penerapan. Apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.

HUBUNGAN HIPOTESIS DAN TEORI Hipotesis ini merupakan suatu jenis proposisi yang dirumuskan sebagai jawaban tentatif atas suatu masalah dan kemudian diuji secara empiris. Sebagai suatu jenis proposisi, umumnya hipotesis menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel yang di dalamnya pernyataan-pernyataan hubungan tersebut telah diformulasikan dalam kerangka teoritis. Hipotesis ini, diturunkan, atau bersumber dari teori dan tinjauan literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Pernyataan hubungan antara variabel, sebagaimana dirumuskan dalam hipotesis, merupakan hanya merupakan dugaan sementara atas suatu masalah yang didasarkan pada hubungan yang telah dijelaskan dalam kerangka teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah penelitian. Sebab, teori yang tepat akan menghasilkan hipotesis yang tepat untuk digunakan sebagai jawaban sementara atas masalah yang diteliti atau dipelajari dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif peneliti menguji suatu teori. Untuk meguji teori tersebut, peneliti menguji hipotesis yang diturunkan dari teori. Agar teori yang digunakan sebagai dasar penyusunan hipotesis dapat diamati dan diukur dalam kenyataan sebenarnya, teori tersebut harus dijabarkan ke dalam bentuk yang nyata yang dapat diamati dan diukur. Cara yang umum digunakan ialah melalui proses operasionalisasi, yaitu menurunkan tingkat keabstrakan suatu teori menjadi tingkat yang lebih konkret yang menunjuk fenomena empiris atau ke dalam bentuk proposisi yang dapat diamati atau dapat diukur. Proposisi yang dapat diukur atau diamati adalah proposisi yang menyatakan hubungan antarvariabel. Proposisi seperti inilah yang disebut sebagai hipotesis. Jika teori merupakan pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-konsep (pada tingkat abstrak atau teoritis), hipotesis merupakan pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-variabel (dalam tingkat yang konkret atau empiris). Hipotesis menghubungkan teori dengan realitas sehingga melalui hipotesis dimungkinkan dilakukan pengujian atas teori dan bahkan membantu pelaksanaan pengumpulan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian. Oleh sebab itu, hipotesis sering disebut sebagai pernyataan tentang teori dalam bentuk yang dapat diuji (statement of theory in testable form), atau kadang-kadanag hipotesis didefinisikan sebagai pernyataan tentatif tentang realitas (tentative statements about reality).

Oleh karena teori berhubungan dengan hipotesis, merumuskan hipotesis akan sulit jika tidak memiliki kerangka teori yang menjelaskan fenomena yang diteliti, tidak mengembangkan proposisi yang tegas tentang masalah penelitian, atau tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan teori yang ada. Kemudian, karena dasar penyusunan hipotesis yang reliabel dan dapat diuji adalah teori, tingkat ketepatan hipotesis dalam menduga, menjelaskan, memprediksi suatu fenomena atau peristiwa atau hubungan antara fenomena yang ditentukan oleh tingkat ketepatan atau kebenaran teori yang digunakan dan yang disusun dalam kerangka teoritis. Jadi, sumber hipotesis adalah teori sebagaimana disusun dalam kerangka teoritis. Karena itu, baik-buruknya suatu hipotesis bergantung pada keadaan relatif dari teori penelitian mengenai suatu fenomena sosial disebut hipotesis penelitian atau hipotesis kerja. Dengan kata lain, meskipun lebih sering terjadi bahwa penelitian berlangsung dari teori ke hipotesis (penelitian deduktif), kadang-kadang sebaliknya yang terjadi. REFERENSI Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008. Hal.10 Uma Sakaran, Research Methods for Business: A Skill Building Approach, second edition, New York: John Wiley& Sons, Inc, 1992, page. 7-19 Paul.D. Leedy and Jeanne.E. Ormrod. Practical Research: Planning and Design Research Edisi 8 [2005]. Ohio : Pearson Merrill Prentice Hall. Page 156-209 Fred N. Kerlinger. 1995. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Diterjemahkan oleh Landung R. Simatupang. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, hal. 30 James A. Black dan Dean J. Champion. 1992. Metoda dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung, Eresco, hal.121. Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, penyunting. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES, hal. 5. L.R. Gay and P.L. Diehl.1992. Research Methods for Bussiness and Management. New York: MacMillan Publishing Company, page. 65 Suharsimi Arikunto.1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara, hal. 64. Kenneth D. Bailey. 1986. Methods of Social Research, 3rd ed. Free Press: London, Page. 41 Creswell, John W. 2003. Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, Second Edition. California: Sage Publication, page. 73 Robert B. Burns. 2000. Introduction to Research Methods. 4th Edition. French Forest NSW: Longman, page. 106-116. Nan Lin. 1976. Foundations of Social Research. New York: MacGraw-Hill Book Company, page. 825

HIPOTESIS PENELITIAN DAN HIPOTESIS STATISTIK

Pengertian Hipotesis Penelitian Hipotesis Penelitian atau biasa disebut hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian. Jadi para peneliti akan membuat hipotesa dalam penelitiannya, yang bertujuan untuk menjadikannya sebagai acuan dalam menentukan langkah selanjutnya agar dapat membuat kesimpulan-kesimpulan terhadap penelitian yang dilakukannya. Penelitian kuantitatif pasti membutuhkan hipotesa penelitian. Sedangkan penelitian kualitatif belum tentu mempunyai hipotesa penelitian. Kalaupun ada, dalam penelitian kualitatif, hipotesa yang dibuat adalah hipotesa tentative atau disebut juga dengan hipotesa kira-kira. Pengertian Hipotesis Statistik Hipotesis statistik adalah adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi yang sifatnya masih sementara atau lemah tingkat kebenarannya. Hipotesis statistik bisa berbentuk suatu variabel seperti binomial, poisson, dan normal atau nilai dari suatu parameter, seperti mean, varians, standar devaiasi dan proporsi. Hipotesis statistik haruslah diuji, karena itu harus berbentuk kuantitas agar dapat diterima atau ditolak. Diterima jika hasil pengujian membenarkan pernyataannya dan akan ditolak jika terjadi penyangkalan dari pernyataan tersebut. PERBEDAAN HIPOTESIS PENELITIAN DAN HIPOTESIS STATISTIK BERDASARKAN JENISNYA http://www.ekstrimsolution.com/berita/detail/hipotesis-penelitian-dan-hipotesis-statistik-

HIPOTESIS PENELITIAN 1. Hipotesis Komparatif (Perbedaan) Hipotesis komparatif dapat diartikan sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang mempertanyakan perbandingan (komparasi) antara dua variabel penelitian. Hipotesis penelitian misalnya: H0: Tidak ada perbedaan resiko kanker paru-paru antara laki-laki dan perempuan. H1: Ada perbedaan esiko kanker paru-paru antara laki-laki dan perempuan. Hipotesis statistik misalnya: H0: μl = μp // H0: μl – μp = 0 H1: μl ≠ μp // H1: μl – μp ≠ 0

Contoh: Anda meneliti apakah ada perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran pedagogi dan metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas 6 sekolah B. Maka anda membuat rumusan masalah: adakah perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran pedagogi dan metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas 6 sekolah B? Maka hipotesis penelitian anda adalah: Ho: Tidak ada perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran pedagogi dan metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas 6 sekolah B.

H1: Ada perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran pedagogi dan metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas 6 sekolah B. 2. Hipotesis Asosiatif Hipotesis asosiatif dapat diartikan sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang mempertanyakan hubungan antara dua variabel penelitian. Hipotesis penelitian misalnya: H0: Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan. H1: Ada hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan. Hipotesis statistik misalnya: H0: ρ ≤ 0 H1: ρ > 0

Contoh: Anda akan meneliti apakah ada hubungan musim panen tembakau di desa A dengan jumlah penjualan toko B. Maka rumusan masalah yang anda buat adalah: adakah hubungan musim panen tembakau di desa A dengan jumlah penjualan toko B? Maka hipotesis penelitian anda adalah: Ho: Tidak ada hubungan musim panen tembakau di desa A dengan jumlah penjualan toko B. H1: Ada hubungan musim panen tembakau di desa A dengan jumlah penjualan toko B. 3. Hipotesis Kausal Hipotesis kausal dapat diartikan sebagai dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang mempertanyakan pengaruh faktor prediktor terhadap variabel respon. Hipotesis penelitian misalnya: H0: Tidak ada pengaruh pengaruh antara laju inflasi dengan pendapatan bruto. H1: Ada pengaruh pengaruh antara laju inflasi dengan pendapatan bruto. Hipotesis statistik misalnya: H0: β = 0 H1: β ≠ 0

Contoh: Anda akan meneliti apakah KB Hormonal ada pengaruh terhadap kejadian kanker leher rahim. Maka rumusan masalah yang anda buat adalah: adakah pengaruh KB Hormonal terhadap kejadian kanker leher rahim? Maka hipotesis penelitian anda adalah: Ho: Tidak ada pengaruh KB Hormonal terhadap kejadian kanker leher rahim. H1: Ada pengaruh KB Hormonal terhadap kejadian kanker leher rahim.

HIPOTESIS STATISTIK https://www.statistikian.com/2017/06/hipotesis-statistik-dan-penelitian.html Setelah memahami hipotesis penelitian, saatnya kini kita coba memahami perihal contoh hipotesis statistik. Berikut adalah contoh dari hipotesis penelitian: Ada hubungan antara IQ dengan hasil belajar. Sedangkan contoh hipotesis statistik adalah: H0: ρ = 0 dan H1: ρ ≠ 0. Penting untuk anda pahami baikbaik bahwa: Hipotesis statistik hanya digunakan apabila kita mengambil sampel dari sebuah populasi, diuji menggunakan statistik inferensial, yang mana tujuannya adalah untuk menguji apakah sampel dapat mewakili populasi ataukah tidak. Hipotesis statistik tidak wajib dilakukan jika kita mengambil data dari populasi (cara sensus), atau jika kita tidak ingin melakukan generalisasi untuk membuktikan apakah sampel dapat mewakili populasinya atau tidak. Contoh Hipotesis Statistik Asosiatif atau Korelasional Terdapat hubungan positif antara IQ dengan hasil ujian IPA. H0: ρ ≤ 0 H1: ρ > 0 Ada hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan: semakin tinggi pendidikan, tingkat penghasilan juga akan semakin tinggi. H0: ρ ≤ 0 H1: ρ > 0 Ada hubungan antara beban kerja dengan kualitas kinerja: semakin tinggi beban kerja, kualitas kinerja akan semakin rendah. H0: ρ ≥ 0 H1: ρ < 0

Contoh Hipotesis Statistik Kausalitas (sebab akibat): Ada pengaruh antara laju inflasi dengan pendapatan bruto. Ho: β = 0 H1: β ≠ 0 Ada pengaruh antara ukuran perusahaan dengan return saham. Ho: β = 0 H1: β ≠ 0 Ada pengaruh positif antara kepatuhan minum obat anti tuberculosis dengan berat badan pasien tuberculosis. Ho: β ≤ 0 H1: β > 0

Contoh hipotesis statistik komparatif (perbedaan): Ada perbedaan resiko kanker paru antara laki-laki dan perempuan. H0: μl = μp // H0: μl – μp = 0 H1: μl ≠ μp // H1: μl – μp ≠ 0

Ada perbedaan resiko kanker payudara antara laki-laki dan perempuan, dimana perempuan lebih beresiko terkena kanker payudara daripada laki-laki. H0: μl ≥ μp // H0: μl – μp ≥ 0 H1: μl < μp // H1: μl – μp < 0

Ada perbedaan pengaruh terapi komplementer dan tanpa komplementer terhadap percepatan kesembuhan penyakit TBC. Tambahan terapi komplementer lebih berpengaruh terhadap percepatan kesembuhan pasien TBC dibandingkan dengan tanpa terapi komplementer. H0: βF ≤ βNF // H0: βF – βNF ≤ 0 H1: βF > βNF // H1: βF – βNF > 0.

Related Documents

7-7-7
November 2019 103
7-7
May 2020 63
7
October 2019 35
7
April 2020 16
7
November 2019 27
7
November 2019 34

More Documents from ""

7. Hipotesis.docx
December 2019 15
Benda Asing (editan).docx
December 2019 27
Ana.xlsx
December 2019 16
Msdm Md 2.docx
April 2020 11