618 Qanun An Profesi Guru

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 618 Qanun An Profesi Guru as PDF for free.

More details

  • Words: 821
  • Pages: 3
Koalisi Barisan Guru Bersatu

KoBar – GB ACEH

TEACHERS UNION CARE OF EDUCATION DEVELOPMENT Sekretariat : Jln. Study Fond No.31 Alam Banda Aceh HP. 081360009039/081362904070 E-mail. [email protected] / Blog. Kobargb.blogspot.com

No Lamp Hal :

Banda Aceh, 25 Agustus 2009 : 618/ KoBar-GB/Aceh/VI11/2009 : Saran dan Masukan tentang Qanun Perlindungan Profesi Guru

Kepada Yth: Gubernur Aceh.

Dengan hormat. Sehubungan dengan seringnya terjadi kekerasan di sekolah di Aceh, baik yang dilakukan oleh guru terhadap siswa atau sebaliknya, artinya

ada guru yang memukul

siswa dan ada pula orang tua siswa yang menganiaya guru, seperti kasus yang baru-baru ini terjadi di SD Negeri 10 Panteriek Banda Aceh, seorang wali siswa datang ke sekolah menendang perut guru didepan siswa padahal guru tersebut tidak bersalah, hal yang sama pernah terjadi di SD Persit 2 Neusu Banda Aceh,SMA negeri I Bayu Aceh Utara dan MIN Drienrampak Meulaboh kabupaten Aceh Barat awal Agustus 2009 yang lalu. Berkaitan dengan hal di atas kami sampaikan kronologis kejadian baik yang langsung di laporkan kepada KoBaR –GB Aceh maupun melalui Badan Pekerja KoBar – GB Daerah adalah sebagai berikut : I. KRONOLOGIS PERMASALAHAN 1. Kejadian di SD persit II Neusu pada tahun 2007. Seorang ibu guru mencubit seorang siswa yang lasak karena

lari kejalan, ( takut

tertabrak kenderaan). Akibat cubitan tersebut seorang ibu guru di serang oleh orang tua siswa kesekolah dengan mencaci maki guru dan kepala sekolah didepan siswa, tidak puas dengan mencaci maki, orang tua melapor sang guru ke polisi. 2. Kejadian di MIN Drien rampak Meulaboh Kabupaten Aceh Barat pada tahun 2009. Seorang ibu guru dituduh melanggar undang – undang perlindungan anak oleh sebuah LSM peduli Anak dengan tuduhan memukul siswa dan diberitakan oleh sejumlah media cetak selama dua hari berturut-turut, dimana orang tua siswa datang kesekolah mencacimaki guru dan kepala sekolah dengan kata- kata kepala sekolah binatang, anjing dan mengancam akan membunuh. Kepala sekolah dan guru mengalah karena ketakutan terhadap ancaman orang tua wali siswa yang kebetulan seorang pejabat

(kepala LLAJR) padahal setelah kami lakukan investigasi kejadian yang sebenarnya adalah lembam sedikit di tubuh anaknya adalah akibat perkelahian sesama teman sehari sebelumnya, ibu guru tersebut mengakui ada memukul namun yang dipukul bukan satu orang tapi 30 orang dari 40 orang siswa, dipukul pakai rol di telapak tangan karena tidak mengerjakan PR. Ibu guru tersebut akhirnya dilaporkan ke polisi oleh orang tua siswa yang bersangkutan dan setelah di periksa oleh polisi ternyata pengakuan anaknya memang lembam tersebut bukan karena pemukulan guru tetapi karena perkelahian sesama teman se hari sebelumnya, dan kepala sekolah juga dicaci maki oleh wali siswa dengan perkataan binatang, anjing dan diancam akan dibunuh. Sayangnya nama baik guru yang terlanjur tercemar dengan pemberitaan di media, se- olah olah guru adalah sang pembantai dan setelah jelas duduk persoalan dan permasalahan

tidak diikuti

dengan berita rehabilitasi nama baik guru yang terlanjur tercemar pasca kejadian. 3. Kejadian di SD Negeri 10 Panteriek Banda Aceh pada tahun 2009. Seorang Guru olah raga di SD tersebut dituduh telah menjemur siswa.sehingga wali siswa datang kesekolah dan langsung menendang perut guru olahraga tersebut, tidak puas menendang guru, karena di halangi oleh beberapa ibu guru yang lain akhirnya orang tua yang sedang mengamuk tersebut masuk ke dalam ruangan kepala sekolah dan mencaci maki kepala sekolah dengan mengatakan Kepala sekolah tidak ada otak dan diancam akan dilapor ke Dinas Pendidikan kota Banda Aceh untuk dipecat, sedangkan guru olahraga diancam akan di gonikan.(serambi Indonesia tgl 12 agustus 2009 ) setelah dilakukan investigasi dan klarifikasi ternyata bahwa siswa yang bersangkutan mengaku tidak pernah dijemur oleh sang guru dan dia mengaku tidak pernah melapor gurunya kepada orang tuanya, namun semua pihak tetap menyalahkan guru dengan alasan telah melanggar undang-undang perlindungan anak. II. MASUKAN DAN SARAN : Untuk menyelesaikan permasalahan di atas dan agar para guru nyaman dalam melaksanakan tugas mengajar di sekolah.jangan di hantui ketakutan karena dituduh melanggar undang – undang

perlindungan anak, maka KoBar-GB Aceh memberi

masukan sebagai berikut : 1. Pemerintah Aceh dan pemerintah Kab / Kota melalui Dinas Pendidikan Kab /Kota dan KPAID segera melakukan sosialisasi undang –undang perlindungan anak ke sekolahsekolah agar para guru dapat memahami batas – batas kewajaran yang dibenarkan dan tidak disebutkan kekerasan terhadap anak. 2. Agar pemerintah Aceh melalui MPD Aceh segera memprakarsai lahirnya Qanun perlindungan profesi guru, karena selama ini ketika terjadi kekerasan terhadap guru yang dilakukan oleh orang tua siswa tidak ada yang peduli.

3. Agar majelis pendidikan (MPD ) Aceh segera menyusun kode etik dan kewenangan guru di sekolah untuk menjadi pedoman bagi guru dalam bertindak. Demikian surat ini kami sampaikan untuk menjadi masukan bagi pemerintah Aceh sehingga guru – guru di Aceh kedepan dapat merasa nyaman dalam melaksanakan tugas mengajar di sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Atas perhatian dan kerjasama yang baik kami ucapkan terimakasih. Dewan Presidium Koalisi Barisan Guru Bersatu KoBar-GB Aceh Ketua

Sekretaris Eksekutif

Sayuthi Aulia Yusuf

Dra. Husniati Bantasyam

Tembusan : 1. Ketua DPRA Prov Aceh. 2. Ketua Majelis pendidikan MPD Aceh. 3. Kadis PendidikanAceh. 4. Ketua Bappeda Aceh . 5. Kepala Dinas Infokom Aceh.

Related Documents