6. Perumusan Tujuan Laporan Keuangan.docx

  • Uploaded by: Ni Made Ayu Nirmalasari Putri Erawan
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 6. Perumusan Tujuan Laporan Keuangan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,061
  • Pages: 14
“ TEORI AKUNTANSI “

SAP 6 PERUMUSAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

KELOMPOK V : 1. Ni Made Ayu Nirmalasari Putri Erawan

(1881621008) / 09

2. Cokorda Istri Eka Pratiwi

(1881621009) / 10

3. Ni Made Ayu Maya Puspita

(1881621015) / 16

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2019 SAP 6

PERUMUSAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

Postulat-postulat dan prinsip-prinsip akuntansi keuangan sebagian besar mengabaikan pertanyaan tentang tujuan pengguna, namun pada akhir tahun 1960an, tujuan pengguna yang dahulunya sempat terabaikan, akhirnya memiliki peranan yang penting pada penelitian dan monograf serta keputusan yang berorientasi teoritis. Kebutuhan dan tujuan pengguna menjadi penghubung yang penting bagi dokumen-dokumen yang keluar pada masa itu, yaitu ASOBAT (diterbitkan oleh AAA tahun 1966), APB Statement 4 (diterbitkan oleh APB tahun 1970), Trueblood Committee Report (diterbitkan oleh AICPA tahun 1973), serta SATTA (diterbitkan oleh AAA tahun 1977). A. KONTRIBUSI AAA ASOBAT merupakan satu gebrakan besar yang terjadi setelah periode penerbitan AAA yang lebih bersifat deskriptif dan normatif pada tahun 1963-1964. Perkembangan Pendekatan User Definisi akuntansi menurut ASOBAT cukup berbeda dengan definisi sebelumnya. Menurut definisi sebelumnya, akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasikan, dan merangkum secara signifikan terkait dengan uang, transaksi, dan peristiwa yang menjadi bagian dari karakter keuangan, serta menginterpretasikan hasilnya. Dengan kata lain, akuntansi saat itu bertanggung jawab sendiri untuk mengatasi kekacauan bisnis, kemudian para pengguna diberikan kebebasan untuk mengintepretasikan hasil kerja mereka. Pandangan ini menimbulkan perubahan di tahun-tahun terakhir, dimana akuntan dipandang sebagai anggota

manajemen.

mengidentifikasi,

Sedangkan

mengukur,

dan

menurut

ASOBAT,

mengkomunikasikan

akuntansi informasi

adalah

proses

ekonomi

untuk

memungkinkan penilaian dan keputusan yang terinformasi bagi para penggunanya. Orientasi pada Teori Komite mendefinisikan teori sebagai satu set prinsip hipotetikal, konseptual serta pragmatis yang kohensif yang membentuk kerangka umum referensi untuk satu bidang studi. Dalam memenuhi definisi tersebut, teori memiliki beberapa tugas yaitu sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi bidang akuntansi agar generalisasi yang bermanfaat tentang akuntansi dapat dibuat dan sebuah teori dapat dikembangkan. 2. Membangun standar dimana informasi akuntansi dapat dinilai. 3. Menonjolkan kemungkinan pengembangan pada praktek akuntansi.

4. Menyajikan kerangka kerja yang berguna bagi periset akuntansi untuk memperluas penggunaan akuntansi dan cakupan subjek akuntansi seiring dengan perkembangan masyarakat. Definisi teori menurut ASOBAT lebih terfokus pada pembangunan kerangka kerja untuk mengevaluasi pendekatan sistem untuk transaksi serta menyajikan laporan keuangan untuk para pengguna informasi akuntansi. Tujuan Akuntansi Semenjakakuntansi terfokus pada kebutuhan para penggunanya, maka tujuan dari akuntansi terkait dengan kebutuhan para pengguna. Terdapat empat tujuan yang dirumuskan oleh ASOBAT yang merupakan serangkaian definisi, karakter kualitatif dan panduan yang akan memfasilitasi pelaksanaan tujuan-tujuan akuntansi, yaitu: 1. Membuat Keputusan tentang Penggunaan Sumber Daya Membuat keputusan melibatkan suatu evaluasi mengenai apa yang diharapkan akan terjadi di masa depan dengan menggunakan metode modelkeputusanuntuk menilai apa yang terjadi di masa depan. Sedangkan kemampuanprediksi merupakan kemampuan untuk menyajikan informasi yang berguna dalam pembuatan keputusan. Pada pendekatan orientasi-pengguna, menyajikan informasi yang berguna untuk pembuatan keputusan tanpa memandang latar belakang maupun kemampuan pengguna yang berbeda merupakan tujuan akuntansi yang paling penting. 2. Mengarahkan dan Mengontrol Sumber Daya Dalam ASOBAT, kebutuhan manajerial akan data akuntansi berbeda dengan pihak eksternal lainnya. Meskipun demikian, manajemen juga merupakan subjek dari empat standar pelaporan yang sama walaupun pengaplikasiannya yang berbeda-beda. 3. Mempertahankan dan Melaporkan Pertanggungjawaban Sumber Daya Tujuan yang ketiga ini sering disebut dengan stewardshipatau penatagunaan. Hubungan yang terjadi antara pemilik sumber daya (investor) dengan manajemen perusahaan telah menimbulkan teori agensi, dimana para manajemen harus memberikan laporan hasil perusahaan dan bertanggungjawab atas laporan tersebut kepada investor. 4. Memfasilitasi Fungsi dan Kontrol Sosial Tujuan yang terakhir ini merupakan perpanjangan dari tujuan sebelumnya, yaitu stewardship, dimana tujuan ini ditujukan kepada masyarakat secara keseluruhan yang memakai akuntansi untuk mengurus masalah pajak, pencegahan terjadinya

kecurangan, peraturan pemerintah, serta pengumpulan statistik untuk mengukur aktivitas ekonomi. Standar Untuk Informasi Akuntansi Empat standar akuntansi dalam mengevaluasi informasi akuntansi (relevan, dapat diuji, bebas dari prasangka, dan kuantifikasi) merupakan jantung dari ASOBAT. Empat standar tersebut digunakan untuk mengkomunikasikan informasi akuntansi serta tujuantujuan akuntansi. Para pengguna memakai informasi akuntansi sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Standar akuntansi sendiri muncul untuk mengevaluasi informasi laporan keuangan serta menilai peraturan akuntansi. Berikut merupakan empat standar akuntansi yang ditetapkan ASOBAT, yaitu: 1. Relevan Relevan berhubungan dengan penggunaan informasi dalam pembuatan keputusan yang dikembangkan dari empat tujuan akuntansi untuk berbagai jenis informasi (standar kualitas primer). 2. Dapat Diuji Dapat diuji merupakan bagian dari aspek pengukuran, dimana suatu transaksi diuji untuk melihat objektivitas informasi. 3. Bebas Dari Prasangka Bebas dari prasangka berhubungan dengan keseragaman para pengguna informasi, dimana mereka memiliki keputusan yang berbeda-beda khususnya antara pengguna informasi internal dan eksternal. Standar ini bersifat komplementer terhadap karakteristik kualitatif netral, sehingga standar ini diperlukan. 4. Kuantifikasi Kuantifikasi berhubungan dengan teori pengukuran, dimana keduanya merupakan dua konsep yang sangat penting dalam struktur metateori. Dalam laporan keuangan, pengungkapan pengukuran ini menjadi sangat penting. Pedoman untuk Mengomunikasikan Informasi Akuntansi Selain empat standar akuntansi, ASOBAT juga merumuskan lima pedoman untuk mengomunikasikan informasi akuntansi, yaitu:

1. Kepatutan yang Diharapkan Digunakan

Pedoman ini melibatkan pengakuan, pengukuran, ketepatan waktu penyajian informasi akuntansi, serta penggunaan informasi oleh manajemen dalam satuan waktu tertentu. 2. Penjelasan Hubungan-hubungan yang Penting atau yang Signifikan Pedoman ini berkaitan dengan masalah pengungkapan, yaitu pengumpulan data dimana informasi yang penting mungkin masih disembunyikan atau tidak diungkapkan. 3. Perhitungan Informasi Lingkungan Mengacu pada syarat-syarat yang sangat luas terkait dengan pengumpulan data serta asumsi relatif pada pembuatan laporan terhadap penggunaan informasi. Pengguna informasi tidak hanya para pemilik (prinsipal), tetapi juga pihak diluar pemilik (lingkungan akuntansi) yang akan menyerap dan mentransfer informasi. 4. Keseragaman Praktek di dalam dan di antara Kesatuan Usaha dan Konsistensi Praktek yang Berkesinambungan Pedoman ini berkaitan dengan pemilihan standar yang tepat dan dapat dilaksanakan secara seragam dan konsisten oleh perusahaan di setiap periodenya dalam kondisi bisnis yang berkesinambungan (going concern), dimana kinerja manajemen dapat diukur dan informasi keuangan dapat diwujudkan. 5. Konsistensi Praktik Melalui Waktu Simpulan pada ASOBAT Simpulan yang didapat adalah ASOBAT masih mendapat kritik dari berbagai aspek karena pedoman yang dibuat terlalu singkat dan terlalu umum untuk dapat mengcover topik secara lengkap. Meskipun demikian, ASOBAT tetap memiliki pengaruh penting dalam menggantikan dokumen dan laporan sebelumnya.

B. KONTRIBUSI APB (APB Statement 4) APB Statement 4 muncul ketika postulat-postulat dan prinsip-prinsip akuntasi telah berjalan serta munculnya sasaran-sasaran dan standar-standar. Pada bulan Oktober 1970, APB mengeluarkan APB Statement 4 yang menempatkan dua tujuan yang luas, yaitu tujuan pendidikan (dapat memberikan dasar untuk meningkatkan pemahaman terhadap prinsipprinsip akuntansi keuangan) dan tujuan pengembangan (dapat memberikan tuntunan untuk pengembangan akuntansi di masa depan).

Orientasi pada Definisi 1. Definisi Akuntansi Menurut APB Statement 4, akuntansi adalah aktivitas jasa yang bertujuan untuk memberikan informasi kuantitatif (bersifat keuangan) suatu entitas ekonomi agar berguna dalam pembuatan keputusan. Pernyataan ini juga menekankan pada keragaman pengguna yang dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengguna dengan kepentingan langsung dan tidak langsung. Pengguna harus memiliki pengetahuan dan memahami karakter serta keterbatasan laporan keuangan, dimana laporan keuangan memiliki tujuan umum (tidak untuk pengguna yang terbatas saja). 2. Definisi yang Lain Selain definisi akuntansi, APB Statement4 juga mendefinisikan tentang aset, liabilitas, ekuitas pemilik, pendapatan dan biaya sebagai elemen dasar dari akuntansi keuangan. Terminologi akuntansi, sekali lagi hanya didefinisikan berdasarkan apa yang terjadi di lapangan. Aspek Lain dari APB Statement 4 Meskipun terdapat kekurangan dalam APB Statement 4,ada banyak aspek baik lainnya dari dokumen ini. Misalnya, fakta bahwa akuntansi memiliki disiplin pengukuran yang dicatat dalam ayat 67. Bagian ini juga memiliki tujuan yang sejajar dengan ASOBAT. Standar dan panduan ASOBAT juga hampir sama dengan "tujuan kualitatif" dalam APB Statement 4. Tujuan kualitatif tersebut terdiri dari relevansi, saling pengertian, pemastian, netralitas, ketepatan waktu, komparabilitas, dan kelengkapan. APB Statement 4sepakat dengan ASOBAT mengenai kemungkinan konflik antara tujuan (seperti relevansi dan keandalan) dan bahwa konflik tersebut adalah masalah yang sangat rumit yang harus diselesaikan dalam kerangka metateorikal. APB Statement 4setuju dengan ASOBAT pada kebutuhan untuk keseragaman terbatas, meskipun diakui sangat sulituntuk mencapai tujuan ini. Pada akhirnya, APB Statement 4tidak memihak atau terlepas dari ASOBAT dan berkonsentrasi pada pengembangan pendekatan yang berorientasi pada pengguna. Aspek lain APB Statement 4kurang inovatif. "Fitur dasar" akuntansi keuangan sebagian besar merupakan pengulangan beberapa dalil-dalil dari ARS 1. Bagian-bagian selanjutnya dari laporan yang meliputi pernyataan dari prinsip-prinsip pemilihan pengukuran dan penyajian laporan keuangan juga hadir dan hampir tidak ada inovasi teoritis.

Simpulan Pada APB Statement 4 Bagian besar APB Statement 4 adalah penyajian kembali kebijaksanaan konvensional dari segi waktu, sedangkan bagian lain telah mulai mengakui bahwa perubahan evolusioner sangat penting. Kebijaksanaan konvensional dinyatakan relatif singkat dan harus lengkap. Simpulannya yaitu sebagian besar hal yang tercantum dalam APB Statement 4 hanya merupakan pernyataan ulang dari hal-hal yang sudah ada saat itu, walaupun sebagian yang lain menandakan bahwa perubahan besar akan segera terjadi. Banyak bagian dokumen yang juga tidak saling berhubungan. Namun, mengingat penerbitan dokumen ini adalah ketika APB sedang dalam masalah, dokumen ini cukup berguna pada saat itu.

C. REPORT TRUEBLOOD Pada bulan April 1971, AICPA membentuk Komite Truebloodyang pada saat itu APB berada di bawah kritik keras tetapi juga berada pada suatu titik ketika beberapa tingkat kemajuan tenang sedang dibuat dalam hal merumuskan struktur teori akuntansi. Panitia dalam komite menggunakan APB Statement 4 sebagai media untuk menyempurnakan tujuan laporan keuangan sebagai bagian dari struktur metateorical. Panitia merumuskan 12 tujuan akuntansi keuangan, yaitu sebagai berikut: 1. Memberikan informasi yang berguna untuk membuat keputusan ekonomi. 2. Melayani para pengguna yang memiliki keterbatasan kewenangan, kemampuan, atau sumber daya untuk memperoleh informasi, dan laporan keuangan sebagai sumber utama informasi kegiatan ekonomi suatu perusahaan bagi orang-orang yang mengandalkan laporan keuangan. 3. Memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi potensi yang mengalir kepada mereka dalam hal jumlah, waktu, dan ketidakpastian terkait tunai. 4. Menyediakan informasi bagi para pengguna untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi sumber daya perusahaan secara efektif dalam mencapai tujuan utama perusahaan. 5. Memberikan informasi yang berguna dalam menilai kemampuan manajemen dalam memanfaatkan sumber daya perusahaan secara efektif dalam mencapai tujuan perusahaan utama.

6. Memberikan informasi faktual dan interpretatif tentang transaksi dan peristiwa lain, yang berguna untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi kekuatan pendapatan perusahaan. Asumsi dasar berhubungan pada interpretasi, evaluasi, prediksi, atau estimasi harus diungkapkan. 7. Memberikan

laporan

posisi

keuangan

yang

berguna

dalam

memprediksi,

membandingkan, dan mengevaluasi kekuatan pendapatan perusahaan. Pernyataan ini harus menyediakan informasi tentang transaksi perusahaan dan acara lainnya yang merupakan bagian dari siklus produktif tidak lengkap. Nilai saat ini juga harus dilaporkan ketika mereka berbeda secara signifikan dari harga perolehan. Aktiva dan kewajiban harus dikelompokkan atau dipisahkan oleh ketidakpastian relatif dari jumlah dan waktu calon realisasi atau likuidasi. 8. Memberikan laporan pendapatan periodik yang berguna untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi kekuatan pendapatan perusahaan. Perubahan dalam nilai-nilai yang tercermin dalam laporan posisi keuangan harus dilaporkan, tetapi secara terpisah, karena mereka berbeda dalam hal kepastian realisasi. 9. Memberikan laporan aktivitas keuangan yang berguna untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi kekuatan pendapatan perusahaan. Pernyataan ini harus melaporkan terutama pada aspek faktual transaksi perusahaan yang memiliki atau diharapkan memiliki konsekuensi kas yang signifikan. Pernyataan ini harus melaporkan data yang membutuhkan penilaian minimal dan interpretasi oleh preparer. 10. Memberikan informasi yang berguna untuk proses prediksi. Prakiraan keuangan harus diberikan ketika mereka akan meningkatkan keandalan prediksi pengguna. 11. Untuk organisasi pemerintah dan nirlaba, untuk memberikan informasi yang berguna untuk mengevaluasi efektivitas pengelolaan sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi. Ukuran kinerja harus diukur dalam hal barang diidentifikasi. 12. Melaporkan kegiatan-kegiatan perusahaan yang mempengaruhi masyarakat yang dapat ditentukan dan dijelaskan atau diukur dan yang penting bagi peran perusahaan dalam lingkungan sosialnya.

Tujuan Laporan Keuangan Tujuan 1

Tujuan ini sama dengan yang telah tercantum di ASOBAT dan pernyataan APB. Tujuan ini bukan untuk tujuan operasional, namun merupakan pernyataan yang luas mengenai tujuan atau arah proses pembuatan standar. Tujuan 2 Tujuan ini menggambarkan pengguna utama laporan keuangan, yang dalam konteks Komite Trueblood, pengguna dengan otoritas, kemampuan dan sumber daya terbatas dianggap tidak ada. Namun, Sorter dan Gans mengatakan bahwa laporan keuangan harus melayani semua tujuan umum, bukan hanya kebutuhan sempit beberapa pengguna. Akhirnya, “kemampuan terbatas” diartikan sebagai pengungkapan penuh dan secara luas laporan keuangan untuk tujuan umum. Walaupun pengguna mungkin berbeda-beda, namun secara umum esensi keputusan ekonomi mereka akan sama. Tujuan 3 Informasi aliran kas penting bagi kreditor dan investor. Tidak jelas mengapa mereka harus dipisahkan, padahal keputusan pengguna relatif homogen. Tujuan 4 Earning power terlihat sebagai satu ukuran yang sangat berguna untuk membantu memprediksi, membandingkan dan mengevaluasi potensi aliran kas. Dalam jangka panjang, aliran kas dan earning memiliki hubungan yang erat, namun dalam jangka pendek earning merupakan prediktor kas yang lebih efektif daripada aliran kas sendiri karena aliran kas bisa jadi dibawa masuk lagi ke perusahaan untuk kepentingan aliran kas dan earning masa depan. Tujuan 5 Tujuan ini sering disebut sebagaiaccountability (akuntabilitas).Lebih dari sekedar konsep stewardship (penatagunaan) yang terbatas pada penjagaan aset dan memastikan bahwa aset digunakan sesuai dengan tujuan investor, akuntabilitas juga memasukkan ide penggunaan aset yang efektif dan efisien untuk memaksimalkan aliran kas masa depan sejalan dengan level risiko yang ada. Tujuan 6 Perbedaan antarafaktual dan interpretatif terkait dengan konsep siklus perusahaan. Semakin

luas

siklusnya,

maka

informasi

akuntansi

yang

dihasilkan

akan

semakin interpretatif dan semakin tidak faktual. Secara umum, laporan aliran kas menyediakan informasi yang lebih faktual dan kurang interpretatif daripada laporan labadan laporan posisi keuangan.

Tujuan 7, 8, dan 9 Laporan posisi keuangan, laporan laba, dan pernyataan aliran dana akan berguna untuk prediksi, perbandingan, dan evaluasiperusahaan. Dalam laporan posisi keuangan, nilai sekarang merupakan indikator aliran kas masa depan, sehingga dapat digunakan untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi penggunaan kekuasaan oleh perusahaan. Sementara itu, laporan earning yang terbatas pada satu siklus earning penuh tidak seberguna model yang lebih lengkap untuk untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi earning power perusahaan. Pernyataan tentang aktivitas keuangan dapat melengkapi dua laporan tersebut. Tujuan 10 Karena ramalan keuangan bersifat subjektif, maka optimisme atau pesimisme berlebihan dapat menumpulkannya. Tujuan 11 dan 12 Akuntansi pemerintahan dan organisasi nirlaba merupakan hal yang penting, karena kos organisasi pemerintah dan nirlaba tidak ditanggung oleh bisnis.

Simpulan pada Report Trueblood Trueblood Reportjuga mencantumkan karakteristik kualitatif pelaporan berdasarkan ASOBAT dan APB Statement 4. Selain itu, ada juga bagian mengenai berbagai sistem penilaian dalam akuntansi.Pada definisi tujuan dari laporan keuangan dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan harus dievaluasi. Kritikus telah menunjukkan tujuan yang jelas namun tidak menentukan tujuan operasional yang bisa dipraktekkan. Kritik benar tetapi sebagian besar tidak relevan. Tujuan ini merupakan langkah penting yang diambil menuju pembentukan kerangka kerja konseptual yang berarti tujuan.Trueblood Report juga menekankan pentingnya aliran kas bagi pengguna serta hubungan antara pengukuran earning power dengan aliran kas masa depan.

D. TUJUAN DAN DIVERSITAS PENGGUNA INFORMASI

Tujuan pengguna yang tercantum dalam dokumen seperti Trueblood Committee Report dan SFAC No 1 cukup luas dan umum. Terdapat dua area utama dimana informasi yang luas dapat diaplikasikan pada banyak pengguna, yaitu tujuan kemampuan prediktif dan akuntabilitas (perpanjangan dari kepengurusan). Kemampuan Prediktif Data akuntansi yang digunakanoleh beberapa studi untuk memprediksi variabel masa depan bertujuan untuk mendapatkan bukti biaya historis pendapatan.Studi ini menunjukkan bahwa biaya historis tampak sebagai prediktor dirinya dibandingkan dengan dua metode yang lain (general price level adjusted dan current value income).Namun, terdapat studi lain yang menyatakan bahwa karena peristiwa riil itu bersifat volatif, maka prediktornya pun harus bersifat volatif pula. Selain itu, ada beberapa studi mengenai kemampuan prediksi, yaitu: -

Pengumuman tentang pendapatan kuartalan sebagai prediktor pendapatan tahunan serta rasio keuangan sebagai prediktor kebangkrutan yang kemampuan prediksinya terbukti tinggi.

-

Hubungan antara aliran kas dan harga surat berharga.

-

Nilai aset dan liabilitas (bahkan yang tidak tercatat) ditentukan oleh pasar.

Akuntanbilitas Akuntabilitasmenjelaskan tentang tanggung jawab manajemen untuk melaporkan tujuan yang dicapai denganmemanfaatkan sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien. Kemampuan prediksi berkaitan dengan penggunaan data untuk menilai prospek masa depan, sedangkan akuntabilitas terkait dengan evaluasi kinerja perusahaan. Pengukuran didasarkan pada tujuan akuntabilitas akan mencakup laba per saham dan laba atas investasi dan komponennya (perputaran modal dan profit margin). Kemampuan prediktif dan akuntabilitas merupakan hal yang terpisah karena penilaian prospek dalam masa depan mempunyai hubungan evaluasi kerja dengan tujuan prediktif namun kenyataannya hal ini membuat konflik antara prediktif dan akuntabilitas. Kerangka konseptual diarahkan untuk akuntabilitas membuat objektivitas dan kepastian menjadi komponen penting. Poin Pallet menyatakan bahwa ada dua konsep keadilan: 1. Pendekatan individualistik yang berkaitan dengan hak-hak, kontrak, serta upayaupaya individu dan kontribusi; 2. Pendekatan komunitarian lebih didasarkan pada kesetaraan dan kebutuhan.

Kedua konsep ini harus mempertimbangkan dokumen kerangka konseptual. Namun, mempertanyakan tujuan menjadi perhatian penting dalam membuat standar. Tujuan Sekunder Terdapat dua tujuan lain yang lebih sempit darikemampuan prediktif dan akuntabilitas.Pertamaadalah penilaian pemeliharaan modal, yang memberikan informasi mengenai jumlah dividen yang bisa dibayarkan selama periode tertentu tanpa mengembalikan modal kepada pemegang saham.Hal ini ditentukan dengan mengukur nilai keluar dari aset perusahaan yang liabilitasnya minus. Sebuah pernyataan pendapatan dengan pendekatan keluar menyatakan bahwa nilai mengukur perubahan likuiditas yang terjadi selama periode sebagai akibat operasional. Kedua adalah kemampuan beradaptasi (adaptability), yang mengukur total likuiditas yang ada di perusahaan.Suatu pengukuran jumlah likuiditas yang tersedia untuk perusahaan tentu memiliki beberapa relevansi, tapi kemampuan beradaptasi jauh lebih penting daripada kemampuan prediksi yang efektif dan akuntabilitas. Perusahaan yang sukses mungkin akan memanfaatkan hanya sebagian kecil dari total likuiditas yang tersedia selama periode waktu yang relatif singkat. Keanekaragaman Pengguna Pengguna laporan keuangan memang sangat beragam, namun kebutuhan informasi antarpengguna bisa bersifat komplementer sehingga tidak akan menimbulkan masalah yang serius. Meskipun demikian, pembuat standar tetap bertugas untuk melindungi kepentingan pihak-pihak yang berbeda tersebut. Para pengguna laporan keuangan meliputi pemegang saham, kreditor, analisis keuangan dan penasehat, karyawan, serikat buruh, pelanggan, pemasok, asosiasi perdagangan industri, lembaga pemerintah, kelompok kepentingan publik, serta peneliti dan penjual standar. Terdapat beberapa kebutuhan informasi untuk kelompok pengguna yang berbeda, misalnya kreditur jangka pendek mungkin berkaitan dengan pengukuran likuiditas seperti rasio lancar atau cepat, sedangkan kreditur jangka panjang mungkin memiliki minat yang lebih besar dalam komposisi struktur modal. SATTA tercatat sebagai tujuan laporan keuangan dalam mencapai kehadiran kelompok pengguna heterogen dan kebutuhan pengguna, dimana mungkin terdapat tumpang tindih antara kelompok-kelompok ini serta informasi khusus yang dibutuhkan oleh berbagai kelompok mungkin sudah diproduksi dan teknologi informasi membuat penyebaran informasi relatif murah.Keragaman kebutuhan informasi yang dibahas dalam laporan tersebut adalah saling melengkapi bukan bertentangan satu sama lain. Laporan komite bahkan

mengembangkan pendekatan pelaporan keuangan sesuai dengan kebutuhan informasi yang diperluas untuk investor dan kreditor.Masalah utama ada pada cara pendekatan informasi baru,yaitu kelemahan persaingan yang kompetitif yang membuat masalah publik dimana manajemen akan lebih memilih untuk menyimpan rahasia. Ogan dan Ziebart serta komite AICPA mutlak benar mengenai standar seperti FASB (sebagaimana dibedakan dengan informasi keuangan yang timbul pada pasar yang tidak diatur) yang memiliki nilai yang cukup besar dan utilitas untuk semua pemegang saham di perusahaan-perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Astika, IB Putra. 2016. Konsep-Konsep Akuntansi Keuangan. Denpasar: Udayana University Press. Wolk, Harry I., Michael G. Tearney, James L. Dodd. 2001. Accounting Theory “A Conceptual and Institutional Approach” Fifth Edition. USA: South-Western College Publishing.

Related Documents


More Documents from "Binet Care"