5 Laporan Pendahuluan Kolitis.docx

  • Uploaded by: yogi soleh firmansah
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 5 Laporan Pendahuluan Kolitis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 664
  • Pages: 5
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KOLITIS A. ANATOMI FISIOLOGI

B. DEFINISI Kolitis Ulseratif adalah inflamasi usus yang kronis dan hanya mengenai mukosa dan submukosa kolon. (White. Y., Owen, F., Sibbald, J. & Crookes, P. A. Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. 2009). Kolitis Ulseratif adalah penyakit peradangan yang ditandai oleh reaksi jaringan didalam usus yang menyerupai reaksi yang disebabkan oleh pathogen mikrobiologi yang dikenal seperti shigella. ( Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson, 2006).

C. ETIOLOGI Etiologi kolitis ulseratifa belum diketahui, namun terdapat factor predisposisi yang berkaitan sebagai penyebab penyakit kolitis adalah keturunan, imunologi, infeksi virus atau bakteri (masih spekulatif), kolitis ulseratif tidak disebabakan oleh distress emosional atau sensitifitas terhadap makanan, tetapi faktor-faktor ini mungkin dapat memicu timbulnya gejala pada beberapa orang. (Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson, 2006).

D. MANIFESTASI KLINIS Terdapat 3 jenis klinis colitis ulseratif yang sering terjadi, dikaitkan dengan frekuensi timbulnya gajala ; 1. Kolitis Ulseratif Fulminan Akut Ditandai oleh awitan yang mendadak disertai diare parah (10 sampai 20kali/hari), berdarah, nausea, muntah, dan demam yang menyebabkan berkurangnya cairan dan elektrolit dengan cepat.

Seluruh

kolon

dapat

terserang

disertai

dengan

pembentukan trowongan dan pengelupasan mukosa, yang menyebabkan hilangnya darah dan mukus dalam jumlah banyak jenis kolitis terjadi pada sekitar 10% penderita.

2. Kolitis Kronis Intermiten Awitan cenderung perlahan selama berbulan-bulan dan biasanya berlangsung 1-3 bulan bahkan hingga bertahun-tahun, Mungkin terjadi sedikit atau tidak terjadi demam. Demam dapat timbul pada bentuk penyakit yang lebih berat dan serangan dapat berlangsung 3-4 bulan, kadang digolongkan sebagai type kronis continue. 3. Kolitis Ulseratif Kronis Continue Pasien terus-menerus mengalami diare. Dibandingkan dengan type intermiten kolon yang terserang lebih sering terjadi komplikasi. Pada colitis ulseratif bentuk ringan, terjadi diare ringan dengan perdarahan ringan dan intermiten. Pada penyakit yang berat, defekasi terjadi lebih dari 6 kali sehari disertai banyak darah dan mukus. Kehilangan

darah

dan

mukus

yang

berlangsung

kronis

dapat

mengakibatkan anemia dan hypoproteinemia. Nyeri kolik hebat ditemukan pada abdomen bagian bawah dan sedikit mereda bila defekasi. (Sylvia A. & Lorraine M. Wibson, 2006). E. PATOFISIOLOGI Suatu serangan bisa mendadak dan berat, menyebabkan diare hebat, demam tinggi, sakit perut dan peritonitis (radang selaput perut). Selama serangan, penderita tampak sangat sakit, yang lebih sering terjadi adalah seranganya dimulai bertahap, dimana penderita memiliki keinginan untuk buang air besar yang sangat, kram ringan pada perut bawah dan tinja yang berdarah dan berlendir. Jika penyakit ini terbatas pada rectum dan kolon sigmoid, tinja mungkin normal atau keras dan kering. Tetapi selama atau diantara waktu buang air besar, dari rectum keluar lender yang mengandung banyak sel darah merah dan sel darah putih. Gejala umum berupa demam, bisa ringan atau malah tidak muncul, jika penyakit menyebar keusus besar, tinja lebih lunak dan penderita buang air besar sebanyak 10-20 kali/hari.

Kolitis ulseratif memperngaruhi mukosa superfisisal kolon dan dikarakteristikkan dengan adanya ulserasi multiple, inflamasi menyebar, dan deskuamasi atau pengelupasan epitelium kolonik. Perdarahan terjadi sebagai akibat dari ulserasi. Lesi berlanjut, yang terjadi satu secara bergiliran, satu lesi diikuti lesi yang lainnya. Proses penyakit mulai pada rectum dan akhirnya dapat mengenai seluruh kolon. Akhirnya usus menyempit, memendek dan menebal akibat hipertrofi muskuler dan deposit lemak.

F. PATHWAY

G. KOMPLIKASI Komplikasi ditemukan pada anus dan kolon. Di anus terdapat fisura, abses perianal, dan fistel perianal. Perforasi kolon dapat terjadi terutama di sigmoid dan kolon descendens. Komplikasi lain yaitu kolon toksik biasanya menyebabkan perforasi fatal. Dilatasi kolon akut atau megakolon toksik disebabkan oleh progresivitas penyakit di dinding, dapat dicetuskan oleh pemberian sediaan opiat atau pemeriksaan Roentgent barium. Penderita tampak sakit berat, dengan takikardi dan syok toksik. Diagnosis dapat dibuat dengan foto polos perut. Gambaran klinik megakolon toksik juga dapat ditemukan pada morbus Crohn, demam tifoid dan amubiasis. Pendarahan berat biasanya mengancam jiwa tetapi jarang terjadi. Striktur kolon dapat ditemukan pada penyakit kronik yang menimbulkan nekrosis, polip atau karsinoma. Karsinoma merupakan penyuluit lambat yang ditemukan pada 25% penderita setelah 20 tahun dan pada 30-40% setelah 30 tahun. Karsinoma sering timbul multisentrik, begitu juga di kolon bagian kanan. Karena itu bila ditemukan displasia epitel mukosa pada pemeriksaan biopsi harus dipertimbangkan untuk melakukan kolektomi total.

Related Documents


More Documents from "bubujuhum"