4. Makalah Konstruksi Jembatan.docx

  • Uploaded by: Aulia Rachmah
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 4. Makalah Konstruksi Jembatan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,865
  • Pages: 23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan merupakan suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah, dimana rintangan inibiasanya jalan berupa lain yaitu jalan air atau jalan lalu lintas biasa (Struyk, 1995).Jembatan memiliki arti penting bagi setiap orang, dengan tingkat kepentingan yang berbeda-beda tiap orangnya (Supriyadi, 2000). Menurut Dr. Ir. Bambang Supriyadi, jembatan bukan hanya kontruksi yang berfungsi menghubungkan suatu tempat ke tempat lain akibat terhalangnya suatu rintangan, namun jembatan merupakan suatu sistem transportasi, jika jembatan runtuh maka sistem akan lumpuh. Tipe jembatan mengalami perkembangan yang sejalan dengan sejarah peradaban manusia, dari tipe yang sederhana sampai dengan tipe yang kompleks,dengan material yang sederhana sampai dengan material yang modern. Jenis jembatan yang terus berkembang dan beraneka ragam mengakibatkan seorang perencana harus tepat memilih jenis jembatan yang sesuai dengan tempat tertentu. Perencanaan sebuah jembatan menjadi hal yang penting, terutama dalam menentukan jenis jembatan apa yang tepat untuk dibangun di tempat tertentu dan metode pelaksanaan apa yang akan digunakan. Penggunaan metode yang tepat,praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pad asuatu proyek konstruksi. Sehingga, target 3T yaitu tepat mutu/kualitas, tepat biaya/kuantitas dan tepat waktu sebagaimana ditetapkan, dapat tercapai. Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan suatu metode teroboosan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan. Khususnya pada saat menghadapi kendala-keendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu penerapan metode pelaksanaan konstruksi yang sesuai kondisi lapangan, akan sangat membantu dalam penyelesaian proyek konstruksi bersangkutan.

1.2 Rumusan Masalah Dari uraian diatas dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut: A. Bagaimana metode pelaksanaan yang digunakan dalam suatu proyek konstruksi Jembatan ? B. Bagaimana metode pelaksanaan Jembatan Beton. C. Bagaimana metode pelaksanaan Jembatan Rangka Makalah Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

1

1.3 Batasan Masalah Dalam penyusunan makalah ini, batasan masalah yang digunakan yaitu hanya meninjau metode pelaksanaan konstruksi Jembatan pada struktur utama.

1.4 Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah A. Untuk mengetahui metode pelaksanaan yang digunakan dalam suatu proyek konstruksi Jembatan. B. Untuk mengetahui metode pelaksanaan yang digunakan pada Jembatan Beton. C. Untuk mengetahui metode pelaksanaan yang digunakan pada Jembatan Rangka Baja.

Makalah Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jembatan Jembatan menurut fungsinya merupakan suatu konstruksi yang dapat meneruskan jalan untuk melewati suatu rintangan yang berada lebih rendah,sehingga jembatan dapat dikatakan sebagai alat penghubung suatu daerah kedaerah lain yang terpisah akibat rintangan seperti sungai, selat, dan bahkan jalan lain yang memotong jalan yang dimaksud. Suatu bangunan jembatan pada umumnya terbagi atas beberapa bagianbagian pokok, yaitu terdiri dari struktur bawah dan struktur atas. A. Bangunan Struktur Bawah (Substructure) Bangunan struktur bawah berfungsi untuk menerima atau menahan bebanbeban yang disalurkan dari beban struktur atas, dan kemudian beban beban tersebut disalurkan ke pondasi.Struktur bawah ini terdiri dari : 1) Pondasi Pondasi pada jembatan memiliki fungsi yang sama dengan pondasi yangada pada struktur bangunan gedung, dimana fungsi dari pondasi itu sendiri adalah menyalurkan beban-beban yang di tahan ke tanah. Pondasi memiliki 2 bagian yaitu : 

Tiang Pancang / Bore Pile / Sumuran



Pile Cap

Gambar 2.1

Pile Cap dan Tiang Pancang

Makalah Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

3

2) Abutment

Abutment merupakan bagian dari bangunan pada ujung-ujung jembatan, yang memiliki fungsi sebagai pendukung untuk bangunan struktur atas dan juga berfungsi untuk penahan tanah. Abutment mempunyai bagian sebagai berikut :  Abutment  Wing Wall  Pelat Injak  Back Wall

Gambar 2.2

Bagian Dari Abutment

3) Oprit

Oprit adalah akses penghubung antara jembatan dengan jalan yang ada. Perencanaan konstruksi oprit ini sangat perlu diperhatikan agar design oprityang dihasilkan nantinya dapat aman dan awet sesuai dengan umur rencana yang telah ditentukan.

Gambar 2.3

Oprit

Makalah Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

4

Gambar 2.4

Gambar 2.5

Tampak AtasOprit

Melintang Oprit

B. Bangunan Struktur Atas (Upper Structure)

Bangunan struktur atas berfungsi untuk menampung beban-beban yang ditimbulkan oleh lalu lintas orang, kendaraan, dan lain sebagainya. Bangunan atasbiasanya terdiri dari pelat, lapisan permukaan jalan, dan gelagar dari jembatan. Struktur atas ini terdiri dari : 1) Trotoar, dan Peninggian trotoar (Kerb) 2) Sandaran dan tiang sandaran Makalah Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

5

3) Slab lantai kendaraan 4) Gelagar (girder) 5) Balok diafragma

Gambar 2.6 Bangunan Struktur Atas (Upper Structure) 2.2 Klasifikasi Jembatan Secara umum berdasarkan bentuk struktur Jembatan dapatdiklasifikasikan sebagai berikut. A. Jembatan Gelagar Jembatan Gelagar merupakan tipe jembatan yang paling umum dan palingtua. Jembatan ini memiliki bagian penyangga yang ditanamkan pada halanganyang dilewati. Penyangga ini akan menopang bagian yang akan dilewati olehsarana transportasi. Jembatan gelagar terdiri dari I Girder, Box Girder, dan U / V Girder. 1) Jembatan Gelagar I Girder Jembatan I girder merupakan jembatan yang menggunakan penampang girderberbentuk I. Pekerjaan pembuatan I girder ini biasanya dilakaukan pada tempatproyek atau dipesan dari pabrik (precast ).

Gambar 2.7

Jembatan Gelagar I Girder

Makalah Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

6

2) Jembatan Gelagar Box Girder Jembatan gelagar kotak (box girder) tersusun dari gelagar longitudinal denganslab diatas dan dibawah yang berbentuk rongga (hollow)atau gelagar kotak. Tipe gelagar ini digunakan untuk jembatan bentang-bentang panjang.

Gambar 2.8

Jembatan Gelagar Box Girder

3) Jembatan gelagar U / V Girder Jembatan U/V Girder merupakan jembatan yang menggunakan penampang girder berbentuk U/V. Pekerjaan pembuatan V girder ini biasanya dilakaukan pada tempat proyek atau dipesan dari pabrik ( precast ).

Gambar 2.9

Jembatan Gelagar U/V Girder

B. Jembatan Pelengkung/Busur (Arch Bridge) Jembatan pelengkung/busur (arch bridge) adalah struktur setengah lingkaran dengan abutmen dikedua sisinya. Desain lengkung (setengah lingkaran) secara alami akan mengalihkan beban yang diterima lantai kendaraan jembatan menuju ke abutmen yang menjaga kedua sisi jembatan agar tidak bergerak kesamping. Jembatan Arch sangat umum Jembatan ini dibangun dengan batu sebelum jembatan besi dan baja diperkenalkan. Ketika menahan beban akibat berat sendiri dan beban lalu lintas, setiap bagian pelengkung menerima gaya tekan, karena

Makalah Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

7

alasan itulah jembatan pelengkung harus terdiri dari material yang tahan terhadap gaya tekan.

Gambar 2.10

Jembatan Pelengkung/Busur (Arch Bridge)

C. Jembatan Rangka(Truss Bridge) Jembatan rangka (truss bridge), tersusun dari batang-batang yang dihubungkan satu sama lain dengan pelat buhul, dengan pengikat paku keling,baut atau las. Batang batang rangka ini hanya memikul gaya dalam aksial (normal) tekan atau tarik, tidak seperti pada jembatan gelagar yang memikul gaya-gaya dalam momen lentur dangaya lintang.

Gambar 2.11

Jembatan Rangka (Truss Bridge)

D. Jembatan Portal (Rigid Frame Bridge) Di Jembatan gelagar biasa, gelagar dan pier adalah adalah struktur yang terpisah, namun pada rigid frame bridge adalah dimana gelagar dan pier adalah salah satu struktur yang solid. Makalah Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

8

Gambar 2.12

Jembatan Portal (Rigid Frame Bridge)

E. Jembatan Gantung (Suspension Bridge) Pada jembatan gantung semua gaya-gaya vertikal disalurkan melalui kabel-kabel penggantung ke tiang (pylon) dan perletakan ujung.

Gambar 2.13 Jembatan Gantung (Suspension Bridge) F. Jembatan Kabel (Cable-Stayed Bridge) Pada jembatan struktur kabel (cable-stayed bridge) sepenuhnya gaya-gaya vertikaldipikul oleh tiang (pylon) yang disalurkan melalui kabel-kabel penggantung.

Makalah Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

9

Gambar 2.14 jembatan struktur kabel (cable-stayed bridge)

2.3 Bearing dan Expantion Joint Untuk mengakomodir pergerakan struktur maka digunakan Bearing dan Expantion Joint. A. POT Bearing

Gambar 2.15 POT Bearing B. Expantion Joint.

Gambar 2.16 Expantion Joint Makalah Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

10

BAB III METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI JEMBATAN 3.1 Metode Jembatan Rangka Metode pelaksanaan Jembatan rangka dapat dibedakan menjadi 2 yaitu Temporary Support dan Cantilever. Dimana secara lebih rinci adalah sebagai berikut.

A.

Full Temporary Support Full temporary support merupakan metode jembatan rangka yang dapat diterapkan apabila kondisi sungai memungkinkan untuk dipasang perancah dengan jumlah yang banyak. Kondisi sungai yang memungkinkan untuk dipasang perancah dalam artian kedalaman sungai dapat dijangkau perancah/ temporary support. Pada metode Full temporary support setiap buhul dapat dipasang perancah. Metode ini dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.1 Metode Full Temporary Support

B.

Semi Temporary Support Semi temporary support merupakan metode pelaksanaan Jembatan rangka yang dapat diterapkan apabila metode Full temporary support tidak memungkinkan

untuk

dilakukan.Semi

temporary

support

digunakan

karenakedalaman sungai tidak memungkinkan untuk dipasang perancah, sehingga pemasangan perancah tidak pada setiap buhul akan tetapi bisa loncat dari beberapa titik sampai pada tempat yang bisa untuk dipasang perancah. Padaproses pelaksanaan setelah dipasang perancah maka dilakukan pemasangn rang per perbatang, seperti terlihat pada gambar berikut. Makalah Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

11

Gambar 3.2 Metode Semi Temporary Support

C.

Full Cantilever Full cantilever adalah metode pelaksanaan jembatan rangka dengan menggunakan pemberat pada bagian ujung atau counter weight. Pada tahapan awal rangka dipasang didarat, setelah selesai pada bagian ujung ditambah beban pemberat dengan tujuan sabagai penyeimbang kantilever pada saat ereksi. Kemudian tahapan terahir adalah proses erection dimana jembatan yang telah dirangkai diluncurkan menggunkan Link set, seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar 3.3 Metode Full Cantilever

D.

Semi Cantilever Semi cantilever adalah metode pelaksanaan jembatan rangka yang dapat digunakan selain Full cantilever. Semi cantilever digunakan apabila bentang

Makalah Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

12

jembatan

terlalu

panjang

dan

kondisi

sungai

memungkinkan

untuk

dipasangperancah. Perbedaan antara kedua metode ini adalah pada penggunaan perancah dimana pada Full cantilever tidak menggunakan perancah akan tetapi pada metode semi cantilever menggunakan beberapa perancah sebagai alat bantu padasaat proses erection. Pada dasarnya proses pelaksanaanya sama dimana Jembatan dirangkai didarat, kemudian setelah selesai ditambahkan beban pemberat pada bagian ujung dan terahir adalah proses erection yang diluncurkan menggunakan Link set kenudian dibantu oleh perancah sebagai penyangga, sebagaiman terlihat pada gambar berikut.

Gambar 3.4 Metode Semi Cantilever

3.2 Metode Jembatan Beton Secara umum metode pelaksanaan Jembatan beton dibedakan menjadi 2 yaitu ; : A. Metode Cast Insitu Metode cast insitu merupakan metode pelaksanaan jembatan dimana dilakukan pengecoran di lokasi pembangunan. Metode Cast Insitu terdiri dari :

1) MSS (Movable Scaffolding System) MSS (Movable Scaffolding System) adalah suatu metode yang digunakan pada pelaksanaan Cast insitu dimana pengecoran dilakukan di lokasi setelah selesainya bekisting. Prinsipnya adalah memindahkan Scaffolding dengan cara digeser ke segmen berikutnya setelah beton mengeras.

Makalah Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

13

Berikut adalah langkah-langka pekerjaan pada metode MSS (Movable Scaffolding System). SUPPORTING BRACKETS

START

END

LAUNCHING WAGON

INTERNAL FORMWORK

MAIN GIRDER

TRANSVERSE BEAM PPORTING

EXTERNAL FORMWORK PPORTING

SUSPENSION GALLOWS PPORTING

Gambar 3.5 Metode MSS (Movable Scaffolding System) Salah satu contoh pembangunan Jembatan yang menggunakan metode Movable Scaffolding System:

Gambar 3.6 Underslung MMS 2nd Nanjing Crossing China

2) ILM (Increamental Launching Method) ILM adalah suatu metode erection pada jembatan bentang panjang yang sudah diimplementasikan sejak tahun 1962 yaitu di Rio Caroni Bridge, Venezuela. Metode ini ditemukan oleh Prof. Dr. Ing. F. Leonhardt dan partnernya Willi Baur. Metode ini telah dipatentkan sejak tahun 1967. Metode jembatan ini Makalah Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

14

dibangun biasanya karena adanya syarat bahwa tidak diperbolehkan adanya gangguan pada sisi bawah lantai jembatan. Metode ini mengharuskan tersedianya lahan yang cukup luas di lokasi belakang abutment untuk produksi segment lantai jembatan. Adapun mekanisme proses pelaksanaan erection jembatan dengan menggunakan metode ILM ini dapat dijelaskan secara prinsip sebagai berikut: a. Lantai jembatan diproduksi di area belakang jembatan secara kontinu tiap

segment. Segment tersebut dihubungkan secara monolit dengan segment sebelumnya. Panjang segment berkisar 15 – 25 m.

Gambar 3.7 Produksi Lantai Jembatan b. Pada bagian Ujung depan lantai dipasang Nose yang terbuat dari struktur

baja. Nose tersebut akan berfungsi sebagai tambahan lantai sedemikian mengurangi momen yang besar yang terjadi ketika rangkaian pelat lantai membentuk struktur Cantilever. Nose berfungsi mengurangi besarnya momen kantilever yang terjadi. Nose didesign seringan mungkin untuk mengurangi tambahan beban yang harus dipikul oleh struktur lantai jembatan.

Gambar 3.8 Nose Makalah Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

15

c. Struktur Nose memiliki panjang sekitar 65% terhadap bentang jembatan yang

typical. Pada saat segment yang telah diproduksi dan umur beton telah mencukupi, maka seluruh lantai jembatan didorong dengan menggunakan metode Pulling Jack yang dipasang di abutment.

Gambar 3.9 Pulling Jack d. Permukaan pilar dikondisikan memiliki tahanan geser yang kecil. Hal ini

untuk memudahkan proses mendorong rangkaian segment lantai jembatan. Dapat menggunakan suatu alat khusus dengan permukaan teflon.

Gambar 3.10 Permukaan Teflon e. Jika diperlukan berdasarkan perhitungan, dapat ditambahkan temporary

support di tengah bentang antara pilar jembatan. Temporary support ini akan berfungsi mengurangi besarnya momen yang dipikul oleh struktur pelat lantai jembatan.

Makalah Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

16

Gambar 3.11 Temporary Support f.

Pilar jembatan dapat ditambahkan perkuatan. Hal ini disebabkan jembatan akan mendapat beban horizontal tambahan selama proses launching. Tambahan beban ini akan mempengaruhi kemampuan pilar dalam menahan beban. Untuk mengatasi tambahan beban gaya horizontal, maka pilar dipasang perkuatan kabel.

Gambar 3.12 Perkuatan Kabel Salah satu contoh pembangunan Jembatan yang menggunakan metode ILM (Increamental Launching Method) adalah Jembatan Le Viaduc De Millau. Viaduc de Millau merupakan jembatan jalan raya tertinggi di dunia. Jembatan Millau Viaduct (bahasa Perancis :le Viaduc de Millau) adalah jembatan kabel raksasa yg membentang di atas lembah sungai Tarn dekat Millau di Perancis Selatan.

Makalah Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

17

Gambar 3.13 Jembatan Le Viaduc De Millau

3) Balanced Cantilever dengan FormTraveller Metode konstruksi balanced cantilever adalah metode pembangunan jembatan dimana dengan memanfaatkan efek kantilever seimbangnya maka struktur dapat berdiri sendiri, mendukung berat sendirinya tanpa bantuan sokongan lain (perancah/ falsework). Metode ini dilakukan dari atas struktur sehingga tidak diperlukan sokongan di bawahnya yang mungkin dapat mengganggu aktivitas di bawah jembatan. Metode balanced cantilever dapat dilakukan secara cor setempat (cast in situ) atau secara segmen pracetak (precast segmental). Konsep utamanya adalah struktur jembatan dibangun dengan pertama kali membangun struktur-struktur kantilever seimbang. Kantilever yang pertama dibuat

adalah

kantilever

”N”,

dan

seterusnya

dibangun

kantilever

”N+1”,kantilever ”N+2”, kantilever ”N+3” dan kantilever ”N+i”.

Gambar 3.14 Metode Balanced Cantilever Metode konstruksi balanced cantilever sangat umum, telah banyak digunakan di dalam maupun luar Negeri. Salah satu contoh yang menerapkan Metode konstruksi balanced cantilever ini adalah pada pembangunan Jembatan

Makalah Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

18

Layang Pasupati– Bandung, dengan panjang jalan berkisar 2,5 kilometer dan difungsikan pada tahun 2005.

Gambar 3.15 Jembatan Layang Pasupati– Bandung

4) Cable Stayed dengan Form Cable stayed adalah jembatan yang menggunakan kabel-kabel berkekuatan tinggi sebagai penggantung yang menghubungkan gelagar dengan menara. Pada umumnya jembatan cable stayed menggunakan gelagar baja, rangka, beton atau beton pratekan sebagai gelagar utama (Zarkasi dan Rosliansjah, 1995). Pemilihan bahan gelagar tergantung pada ketersediaan bahan, metode pelaksanaan dan harga konstruksi. Berikut adalah langkah-langkah pekerjaan pada metode pelaksanaan metode Cable stayed dengan form. MULAI

Pelaksanaan Pekerjaan Platform

SELESAI

Pelaksanaan Pekerjaan Bored Pile

Pelaksanaan Pekerjaan Pile Cap

Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Atas

Pelaksanaan Pekerjaan Pylon

Makalah Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

19

B. Metode Precast Segmental. Metode precast segmental merupakan metode pelaksanaan dimana beton disuplai dari luar berupa precast yang siap untuk dilakukan instalasi. Metode Precast Segmental terdiri dari : 1) Balanced Cantilever Erection With Launching Gantry Metode ini digunakan untuk balok yang adalah hasil precast dan bukan hasil pengecoran in situ.Pada metoda ini digunakan satu buah gantry atau lebih yang digunakan sebagai peluncur segmen segmen mox girder yang ada. Kelebihan metode ini : 

Tidak menggganggu lalu lintas yang ada di bawah pengerjaan jembatan tersebut,



Tidak memerlukan perancah, dan



Tidak memerlukan banyak tenaga kerja untuk pemasangan di lapangan.

2) Balanced Cantilever Erection With Lifting Frames Pada dasarnya metode ini hampir sama dengan metode launching gantry. Perbedaaannya cuma pada jenis alat yang digunakan untuk mengangkat segmen segmen jembatan nya.

3) Span by Span Erection With Launching Gantry Untuk konstruksi jembatan dimana lantai jembatannya berupa struktur beton precast segmental-box, maka penggunaan alat launching gantry umumnya dapat digunakan, dimana sistem ini mempunyai kecepatan erection tinggi yang didukung sistem feeding segmental dari sisi belakang alat (tidak dari bawah karena pertimbangan lalu lintas, misalnya).

Makalah Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

20

4) Balanced Cantilever Erection With Cranes Pada dasarnya metode ini hampir sama dengan metode lifting frame. Perbedaaannya cuma pada jenis alat yang digunakan untuk mengangkat segmen segmen jembatan nya. Pada system ini digunakan crane untuk mengangkat tiap segmen.sedangkan pada lifting frae digunagan lifting frame untuk mengangkat tiap segmennya.

5) Precast Beam

Makalah Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

21

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas mengenai metode pelaksanaan konstruksi Jembatan didapat kesimpulan sebagai berikut: a. Berdasarkan struktur metode pelaksanaan jembatan terdiri dari metodepelaksanaan Jembatan Beton dan metode pelaksanaan Jembatan Rangka. b. Metode pelaksanaan Jembatan Beton dibedakan menjadi 2 yaitu: Cast insitu dan Precast segmental. 1) Metode Cast insitU terdiri dari : 

MSS (Movable Scaffolding System



ILM (Increamental Launching Method)



Balanced Cantilever dengan FormTraveller



Cable Stayed dengan FormTraveller

2) Metode Precast Segmental terdiri dari : 

Balanced Cantilever Erection With Launching Gantry.



Balanced Cantilever Erection With Lifting Frames



Span by Span Erection With Launching Gantry



Balanced Cantilever Erection With Cranes



Precast Beam

c. Metode pelaksanaan Jembatan Rangka ada 2 yaitu metode Temporary support dan metode Cantilever d. Metode Temporary support terdiri dari Full temporary support dan Semi temporary support. Sedangkan metode Cantilever terdiri dari Full cantilever dan Semi cantilever.

4.2 Saran a. Setiap pembangunan Jembatan harus menggunakan metode pelaksanaan yang tepat dan sesuai dengan standar yang berlaku.

b. Setiap pemilihan metode pelaksanaan harus disesuikan dengan kondisi alam di lokasi pembangunan.

c. Keselamatan kerja menjadi hal penting dalam pemilihan metode konstruksi.

Makalah Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

22

DAFTAR PUSTAKA Liono, S. 2009.Metode Konstruksi Precast Segmental Balanced Cantilever (Studi Kasus Jalan Layang Pasupati Bandung)Volume 5, No 2. Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Putu, K. 2012. Jembatan Gelagar.http://www.pdfcoke.com/doc/80922962/ jembatan-gelagar Reza, 2012. Jembaran I Girdir .http://www.pdfcoke.com/doc/61454790/Jembatan-i-Girder Struyk, J., Van der Veen, K.H.C.W., dan Soemargono. 1995 Jembatan . PT.Pradaya Paramita. Jakarta. Suanda, B. 2012. Metode Pelaksanaan Jembatan Le Viaduc De Millau .http://manajemenproyekindonesia.com/?p=618 Oktopianto, Yogi. 2012. Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan https://www.pdfcoke.com/doc/108827657/Metode-Pelaksanaan-Konstruksi-Jembatan Materi Kuliah Metode Konstruksi Jembatan. Jurusan Teknik Sipil, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. file:///C:/Users/User/Downloads/S%20E%20M%20E%20S%20T%20E%20R%20%205/M %20P%20K%20ada%20tugas/makalah/dokumensaya.com_makalah-metode-pelaksanaanjembatan-beto.pdf

Makalah Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

23

Related Documents


More Documents from "Nabila Al-musalli"