4. Bab I Dan Bab Ii.docx

  • Uploaded by: Toriq Maulana
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 4. Bab I Dan Bab Ii.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 10,411
  • Pages: 44
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 BAB I PENDAHULUAN

I.1

Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1989 Tentang Pendidikan

dan Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Tinggi yang dinyatakan bahwa terdapat 2 (dua) jalur pendidikan di Indonesia, yaitu jalur akademik dan jalur profesional. Pada jalur akademik yang bersifat pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya adalah mencakup ilmu-ilmu murni seperti matematika, fisika, dan sebagainya. Sedangkan pada jalur profesional yang bersifat tujuan akhir pendidikan lulusannya dapat melakukan pekerjaan (terampil) pada disiplin ilmunya masing-masing yang dipersiapkan sebagi tenaga siap pakai. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Bontang (SMKN 1 Bontang) adalah salah satu sekolah kejuruan yang bernaung di bawah Departemen Pendidikan Nasional, yang salah satu program keahliannya/kejuruannya adalah Analis Kimia dengan masa pendidikan 3 tahun. SMKN 1 Bontang bertugas mendidik dan menyiapkan tenaga Analis Kimia yang siap pakai dalam bidang analis kimia, industri, penelitian, dan lain-lain. Program pada pendidikan SMKN 1 Bontang lebih di prioritaskan pada praktek yang mana pada semester empat siswa diberi kesempata untuk melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin) pada berbagai perusahaan pemerintahan dan swasta. Adapun pengertian dari Praktik Kerja Industri adalah suatu bentuk system, penyelenggaraan pendidikan keahlian professional yang memadukan secara sistematik dan serasi antara program pendidikan dari sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh langsung dari dunia industry untuk mencapai suatu tingkat keahlian tertentu. PT Badak NGL adalah perusahaan non-profit yang berperan sebagai operator dalam industri gas alam. Sebagai perusahaan operator, PT Badak NGL dipercayai untuk mengolah devisa negara melalui proses pencairan gas alam di Indonesia. Keuntungan yang didapatkan dari proses pencairan gas alam ini

1 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 merupakan pemasukan bagi kas negara, sehingga optimasi dari proses yang perannya dilakukan oleh para engineer merupakan pekerjaan yang penting. Gas alam yang diolah adalah gas alam yang berasal dari gas producer yang berasal dari Total, Chevron, dan Vico. Gas alam ini pertama kali berasal dari wilayah dimana sumur gas pertama digali, yaitu muara badak. Hal ini juga yang menjadikan asal usul nama perusahaan ini. PT Badak NGL melalui jaminan mutu proses produksi LNG telah memberikan sumbangan besar terhadap devisa Negara Indonesia.

I.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan I.2.1. Tujuan Umum Secara umum, tujuan PKL adalah untuk memperkenalkan siswa kepada dunia kerja agar setelah lepas dari pendidikan sekolah, siswa menjadi Sumber Daya Manusia yang handal dan memiliki keterampilan sehingga siap untuk terjun ke dunia industry.

I.2.2. Tujuan Khusus Pelaksanaan PKL bagi siswa SMKN 1 Bontang merupakan program tahap akhir yang mempunyai tujuan : 1. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi tahap akhir pada SMKN 1 Bontang 2. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan keterampilan kerja khususnya dalam pelaksanaan pekerjaan di laboratorium. 3. Melatih sikap disiplin yang harus dimiliki oleh seorang analis kimia apabila terjun ke masyarakat, dunia usaha, dan dunia industry. 4. Mengembangkan sikap etos kerja, sikap kemandirian dan sikap professional sebagai tenaga analis serta kretifitas kerja. 5. Agar siswa mampu mengaplikasikan ilmu yang didapat di sekolah.

2 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 6. Pengenalan

lebih jauh tentang laboratorium dan penjajakan lapangan

kerja.

I.2.3. Tujuan Penulisan Laporan Tujuan penulisan laporan ini antara lain : 1. Menjadi bukti nyata pelaksanaan PKL sebagai laporan akhir dalam memenuhi persyaratan penyelesaian pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Bontang. 2. Agar penulis dapat menelaah lebih jauh dan mengkaji lebih dalam segala sesuatu yang menjadi objek penelitian atau percobaan yang selanjutnya diharapkan mendapatkan wawasan. I.3.

Ruang Lingkup Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman kerja di laboratorium PT

Badak NGL. Dalam praktik kerja lapangan ini, kami mendapat tugas umum dan tugas khusus. Tugas umum praktik-praktik dari sebagian sub-seksi yang ada di laboratorium PT Badak,yaitu : -

Wet Laboratory

-

Gas Laboratory

-

Oil Laboratory Sedangkan tugas khusus yang kami peroleh yaitu sebagai berikut: Analisa pH, Silica dan Phospate dalam air Boiler Diharapkan setelah membaca laporan ini, para pembaca dapat mengetahui hasil yang kami peroleh selama praktik di laboratorium PT Badak NGL.

I.4

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja praktik dilakukan di PT Badak NGL yang merupakan perusahaan

pencairan gas alam yang terletak di wilayah Bontang, Kalimantan Timur. Kerja praktik dilakukan selama sekitar 2 bulan yakni dimulai pada tanggal 13 Maret hingga 13 Mei 2017. 3 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 BAB II GAMBARAN UMUM BADAK LNG

II.1.

Profil Umum Badak LNG

Gambar 2.1 Badak LNG Badak LNG merupakan anak perusahaan PERTAMINA dan bersifat nonprofit company . Badak LNG bertugas mengelola, mengoperasikan, dan memelihara kilang LNG dan LPG Bontang. Hasil produksi LNG dan LPG tersebut diekspor ke Negara – Negara pembeli ( Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan ) untuk digunakan sebagai bahan bakar. Sedangkan hasil sampingannya berupa kondensat akan dikirimkan ke Tanjung Santan dan diserahkan kembali kepada perusahaan penghasil gas bumi ( VICO, Total, Chevron ) untuk dijual.

Nama

: BADAK LIQUEFACTION NATURAL GAS

Alamat

: Bontang, Kalimantan Timur

Produk

: LNG dan LPG

Visi “ Menjadi Perusahaan energy kelas dunia yang terdepan dalam inovasi “

4 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017

Misi “Memproduksi energy bersih serta mengelola dengan standar kinerja terbaik ( best performance standard ) sehingga menghasilkan nilai tambah maksimal (maximum return ) bagi pemangku kepentingan (Stakeholders)”

Motto “ Selalu menjadi yang terbaik”

II.2.

Nilai-Nilai Utama Badak LNG Nilai-nilai yang dipegang teguh oleh perusahaan inidirumuskan dengan

“SINERGY” yaitu Safety, Health, and Environment – Innovative – Professional – Integrity – Dignity. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut dari nilai-nilai tersebut. 1. Profesionalisme Memberikan hasil dengan kualitas terbaik, handal dan kompetitif melalui komitmen pribadi, fokus dan perbaikan terus-menerus yang berkesinambungan. “Setiap insan Badak LNG senantiasa memberikan hasil kerja terbaik pada setiap kesempatan, bertindak cermat untuk menghindari kesalahan, menjadikan standar terbaik sebagai target, tidak menghindari tanggung jawab terhadap tugas, menetapkan skala prioritas serta melakukan perbaikan secara terus-menerus untuk meningkatkan kualitas hasil kerja (continuous Improvement).”

2. Integritas Satu kata dengan perbuatan melalui kejujuran, transparansi dan mengutamakan kepentingan perusahaan di atas kepentingan pribadi. “Setiap insan Badak LNG senantiasa mempunyai sikap jujur, selaras antara kata dengan perbuatan, mengemukakan data dan informasi secara akurat dan benar, 5 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 mengutamakan kepentingan perusahaan di atas kepentingan pribadi dan unit kerja serta berkomitmen untuk menyelesaikan kewajiban terlebih dahulu sebelum meminta hak.” 3. Dignity (Bermartabat) Menjaga citra perusahaan dan menghormati kesetaraan martabat manusia. “Setiap insan Badak LNG mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, bersikap sopan dan santun, berpikir positif dan saling menghormati sesama pekerja serta bangga terhadap tugas dan pekerjaannya.” 4. Inovatif Mencari peluang untuk mencapai keunggulan dengan terus- menerus melakukan pembelajaran termasuk belajar dari kegagalan untuk maju. “Setiap insan Badak LNG senantiasa mencari peluang untuk keunggulan, belajar dari kegagalan untuk maju, merespon perubahan secara proaktif serta meningkatkan kompetensi untuk menyesuaikan dengan tuntutan pekerjaan.” 5. Safety, Health, and Environment (SHE) Menjadikan aspek keamanan, kesehatan dan lingkungan sebagai acuan dalam menjalankan seluruh kegiatan kerja dan kegiatan bisnis. “Setiap insan Badak LNG senantiasa mementingkan keselamatan, kesehatan pekerja dan lingkungan, melakukan HIRA (Hazard Identification and Risk Assessment) dalam melakukan seluruh kegiatan serta melakukan pekerjaan dengan Standar Operating Procedure (SOP).”

II.3. Prinsip Badak LNG Prinsip dari perusahaan ini adalah sebagai berikut : a) Berupaya dengan seungguh-sungguh untuk mencapai safety excellence dengan menerapkan process safety management b) Ramah lingkungan dalam setiap kegiatan operasi melalui penerapan dan sertifikat EMS ISO 14001 6 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 c) Menghasilkan produk yang memenuhi semua persyaratan pelanggan melalui penerapan quality management system dan mempertahankan sertifikat ISO 9001-2000 d) Professional excellence melalui pengembangan SDM yang berdasarkan kompetensi e) Mengelola bisnis dengan menerapkan “best industrial practices” dan “good corporate government”

II.4. Sejarah Badak LNG Proyek LNG Badak bermula dengan ditemukannya cadangan gas alam yang besar di lapangan Badak, Kalimantan Timur oleh HUFFCO, sebuah kontraktor bagi hasil/ Production Sharing Contract ( PSC ) PERTAMINA pada bulan Februari 1972. PSC ini sendiri telah ditandatangani dan dimulai pada Agustus 1968. Pada Tahun 1973, HUFFCO telah menemukan lebih dari 70 sumur gas alam yang terdiri dari associated gas dan non-associated gas, yang keseluruhannya mengandung sekitar 6 Trilyun Cubic Feet (TCF), cukup untuk kebutuhan dua buah kilang LNG selama 20 tahun. Sehingga pada tahun 1974 mulai dibangun dua buah kilang di Bontang, Kalimantan Timur di bawah koordinasi PERTAMINA dan HUFFCO, dimana pembangunannya ditangani oleh tiga kontraktor utama, yaitu : a) Air Product Chemical Inc., yang menangani masalah design process. b) Pacific Bechtel Inc., yang menangani masalah perencanaan engineering dan construction. c) William Brother’s Engineering Co., yang menangani perencanaan dan konstruksi perpipaan penyaluran gas alam dari Muara Badak ke kilang LNG Badak di Bontang. Sedangkan untuk mengoperasikan kilang tersebut maka pada tanggal 26 November 1974 didirikan Badak Natural Gas Liquefaction Company ( Badak

7 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 LNG ) yang bertugas mengelola, mengoperasikan, dan memelihara kilang LNG Bontang. Dua unit pengilangan pertama, train A dan B selesai dibangun pada bulan Maret 1977, dan mulai memproduksi LNG pada tanggal 5 Juli 1977 dengan kapasitas produksi 630 m3/hr. Pada tanggal 1 Agustus 1977, Presiden Soeharto meresmikan kilang LNG Bontang. Seminggu kemudian dilakukan pengapalan pertama dengan menggunakan tanker AQUARIUS dengan kapasitas 125.000 m3. Keberhasilan train A ini dilanjutkan oleh train B yang menghasilkan produksi pertamanya pada tanggal 10 Oktober 1977. Pada tahun 1978 kilang LNG Badak telah beroperasi 125 % dari kapasitas rancangannya dengan melakukan modifikasi pada unit pemisah CO2. Melihat perkembangan ini dan ditunjang oleh ditemukannya sumur-sumur baru seperti Handil, Nilam, dan Tanjung Santan, maka dibangun dua buah train tambahan. Pembangunan 2 buah train ( train C dan D ) dimulai pada bulan Juli 1980 dan selesai dalam waktu 3 tahun, sementara kontrak penjualan untuk 20 tahun ditandatangani dengan grup pembeli dari Jepang pada tanggal 14 April 1981 dengan menggunakan sistem Free On Board ( FOB ). Train C menghasilkan LNG pertamanya pada tanggal 25 Agustus 1983, sementara train D menghasilkan produksi LNG pertamanya pada tanggal 2 September 1983. Kedua train ini diresmikan Presiden Soeharto pada tanggal 31 Oktober 1983. Selain LNG ternyata dihasilkan pula produk sampingan, yaitu berupa LPG (Liquified Petroleum Gas). Pembahasan untuk perluasan proyek ini diselesaikan pada bulan Desember 1984 dan kontraknya ditandatangani dengan pembeli dari Jepang pada tanggal 15 Juli 1986, disusul dengan Chinese Petroleum Co. pada tahun 1987. Setahun kemudian, proyek LPG selesai dibangun dan produksi pertama dihasilkan tanggal 15 Oktober 1988, dan diresmikan tanggal 28 November 1988.

8 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 Meningkatnya kebutuhan dan permintaan LNG mendorong pembangunan kilang baru yaitu train E dengan Chiyoda sebagai kontraktor utama dan PT. Inti Karya Persada Teknik (PT. IKPT) sebagai subkontraktor. Train E selesai dibangun pada bulan Desember 1989 dan menghasilkan LNG pertama pada tanggal 27 Desember 1989 dengan kapasitas 703 m3/ jam dan diresmikan pada tanggal 21 Maret 1990. Selanjutnya train F dengan kapasitas 720 m3/jam dibangun oleh PT. IKPT sebagai kontraktor utama menghasilkan produksi pertamanya pada tanggal 11 November 1993 dan diresmikan pada tanggal 18 Januari 1994. Train G dengan kapasitas 724 m3/ jam dibangun oleh PT. IKPT dan diresmikan pada tanggal 12 November 1997. Sedangkan train H dibangun dengan kapasitas yang sama pada Juli 1997 dan mulai beroperasi pada bulan November 1999. Pada kurun waktu 1992-1993 dilaksanakan suatu proyek yang disebut Train A-D Debottlenecking atau disingkat dengan TADD. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas train A, B, C, dan D dari 640 m3/ jam menjadi 703 m3/ jam/ train, antara lain dengan menambah kapasitas kompresor pada sistem refrigerasi. Hal ini juga dilakukan pada train E dan F yang disebut Train E-F Debottlenecking (TEFD). Selain itu juga terdapat proyek Train A-F Upgrade ( TAFU ), yang memiliki tujuan sama yakni meningkatkan kemampuan train dan menjaga kelangsungan dari train agar dapat beroperasi dalam 20 tahun lagi.

9 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 II.5. Lokasi Badak LNG

Gambar 2.2 Kawasan Pabrik Badak LNG, Bontang, Kalimantan Timur

Badak LNG berlokasi di pantai timur Kalimantan, tepatnya di daerah Bontang Selatan, sekitar 105 km sebelah timur laut kota Samarinda. Sebelum kilang LNG dibangun, Bontang merupakan daerah yang terpencil dan belum maju. Jumlah penduduknya masih sedikit dan sebagian besar bermata pencarian sebagai nelayan. Setelah ditemukannya sumber gas alam yang cukup besar di daerah Muara Badak, maka direncanakanlah pendirian kilang pencairan gas alam. Setelah dilakukan studi kelayakan, Bontang dipilih sebagai tempat untuk mendirikan kilang pencairan gas alam tersebut. Adapun pertimbangan yang digunakan adalah: 1.

Kekuatan tanah. Bontang merupakan daerah yang mempunyai kekuatan tanah yang cukup kuat di antara daerah pesisir Kalimantan Timur lain yang terdiri dari rawa-rawa.

2.

Transportasi. Lokasi kilang terletak di tepi pantai dalam dan dilindungi pulau-pulau kecil di depannya sehingga pantai menjadi tenang dan terhindar dari ombak besar. Ini memungkinkan kapal pengangkut LNG dapat berlabuh dengan baik.

10 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 3.

Bahan baku. Jarak antara kilang dengan sumber bahan baku cukup dekat yaitu sekitar 56 km, sehingga pengiriman gas alam dengan sistem pemipaan dapat dilakukan dengan kontinyu dan efisien.

4.

Kebijaksanaan Pemerintah Daerah. Pada tahun-tahun sebelum pendirian kilang LNG Bontang, Pemerintah Daerah Kalimantan Timur berkebijaksanaan untuk mengembangkan daerah terpencil. Dengan adanya pembangunan kilang tersebut diharapkan daerah Bontang akan berkembang dan maju.

5.

Sosial-ekonomi. Hal ini berkaitan dengan kondisi masyarakat Bontang yang umumnya hidup sebagai nelayan miskin dengan kondisi ekonomi yang rendah. Dengan didirikannya kilang tersebut diharapkan kondisi perekonomian masyarakat akan meningkat. Ini berkaitan dengan kebijaksanaan Pemerintah Daerah untuk mengembangkan kawasan tersebut.

6.

Prasarana yang ada. Air laut cukup melimpah sehingga dapat digunakan untuk proses pendinginan dan sebagai air pemadam kebakaran. Selain itu juga terdapat sumber air tanah yang cukup besar sebagai air umpan boiler dan keperluan lainnya seperti air pemadam kebakaran.

II.6. Tata Letak Badak LNG. Badak LNG dibagi menjadi 3 daerah/zona yang masing-masing memiliki fungsi sendiri. Penjelasan mengenai setiap zona dan gambar tiap zona adalah sebagai berikut: 1.

Zona 1. Zona 1 merupakan daerah tempat proses berlangsung. Zona ini terdiri dari process plant, utilities, dan storage & loading.

2.

Zona 2.

11 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 Zona 2 merupakan daerah perkantoran yang berhubungan langsung dengan proses dan ssarana pendukung proses. 3.

Zona Buffer Zona Buffer atau zona penyangga merupakan daerah perantara atau pembatas antara Zona 2 dan Zona 3.

4.

Zona 3. Zona 3 merupakan daerah tempat kantor yang tidak berhubungan langsung dengan proses, perumahan karyawan, sarana olah raga, dan fasilitas-fasilitas pendukung perumahan yang lain. Kantor pusat Badak LNG terletak di Zona3.

Gambar 2.3 Zona Pengaman Badak LNG

II.7. Struktur Kepemilikan Badak LNG Badak NGL merupakan perusahaan joint venture yang didirikan pada tahun 1974. Berikut keterangan saham atas kepemilikan Badak LNG : 1. PT. PERTAMINA ( 55% ) 2. HUFFCO

( 30% )

3. JILCO

( 15% )

Namun, pada tahun 1990, terjadi pemindahan kepemilikan saham dari HUFFCO (30% ) kepada VICO ( 20% ) dan Total E&P ( 10% ) sehingga kepemilikan saham PT. Badak dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

12 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017

Gambar 2.4 Struktur kepemilikan saham Badak LNG

II.8.

Struktur Organisasi Badak LNG Dalam pengoperasiannya, Badak LNG memiliki struktur organisasi yang terdiri atas beberapa bidang yang memiliki tugas masing-masing demi tetap berjalannya perusahaan gas terbesar ini. Berikut merupakan struktur organisasi Badak LNG.

13 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 Struktur Organisasi Perusahaan Badak LNG BOARD OF DIRECTORS President Director

: Salis S. Aprilian Wisma Nusantara, 9th Floor Jl. M. H. Thamrin No. 59, Jakarta

Director/GM

: Yhenda Permana Plantsite Bontang Bontang, East Kalimantan

Presiden Direktur PT Badak NGL berkedudukan di Jakarta. Sebagai pelaksana kegiatan operasi kilang LNG/LPG Bontang ditunjuk seorang General Manager (Director) yang berkedudukan di Bontang untuk memimpin seluruh kegiatan di kilang LNG/LPG Bontang, Kalimantan Timur. General Manager ini bertanggung jawab kepada Presiden Direktur. General Manager dalam melaksanaan tugasnya dibantu oleh : 1.

Perkapalan, Kebandaran dan Komunikasi (PKK) yang menangani masalah perkapalan, kesyahbandaran dan komunikasi.

2.

Penelitian Khusus (LITSUS), melakukan penelitian khusus terhadap karyawan dan calon karyawan untuk pengamanan perusahaan agar tetap selaras dengan kebijaksanaan pemerintah; merupakan tim pengawas pihak ketiga.

3.

Internal Audit yang memeriksa keuangan.

14 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 4.

Yayasan Home Ownership Plant (Yayasan HOP) yang mengatur program kepemilikan rumah untuk karyawan.

General Manager membawahi dua divisi,yaitu : 1.

Production

2.

Business Support

Dan tiga department, yaitu : 1.

Safety Health Environment & Quality

2.

Accounting Operation & Control

3.

Change Management Team

Technical Departement Process and SHE Engineering

Production Planning and Energy Conservation

Inspection

Laboratory and Environment Control

EPDP Coordinator

Gambar 0.1 Struktur Organisasi Technical Department [Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation PT Badak NGL]

Dalam pelaksanaannya, Technical Department dibagi menjadi lima seksi, yaitu sebagai berikut: a. Process & SHE Engineering Section. Process & SHE Engineering (P & SHEE) Section mempunyai tugas sebagai Project Engineering dan Contact Engineering. Dalam melakukan tugasnya Process & SHE Engineering bertanggung jawab dalam menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan proses produksi. Dalam hal ini Process & SHE Engineering memiliki wewenang untuk menentukan spesifikasi alat dan kemungkinan penggunaan alat atau sistem baru sehubungan dengan optimalisasi proses produksi dan menentukan solusi terhadap

15 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 permasalah yang berkaitan dengan proses. Selain itu seksi ini juga bertanggung jawab

atas

keselamatan

yang

berhubungan

dengan

pengoperasian,

perencanaan, pengawasan dan pemeliharaan kilang serta keselamatan pekerja. Process & SHE Engineering dipimpin oleh seorang Manager. Untuk melaksanakan tugas tersebut Process & SHE Engineering dibagi menjadi 4 sub-seksi utama yaitu Process Train, Utilities, Storage & Loading, dan SHE (Safety, Health, and Environment). Setiap sub-seksi akan diisi oleh seorang lead-engineer dan beberapa orang engineer. Selain engineer-engineer di subseksi utama, PSHEE juga memiliki teknisi-teknisi dan administrasi. b. Production Planning & Energy Conservation Section. Tugas dari seksi ini antara lain:  Mengadakan konfirmasi dengan pihak Pertamina mengenai kapasitas produksi kilang.  Mengadakan konfirmasi dengan produsen gas tentang supply gas alam dari sumber gas.  Menjadi sellers representative dalam transaksi pengapalan LNG.  Menentukan rencana produksi kilang dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal, diantaranya adalah pasokan feed gas, permintaan dari buyer, kondisi operasional pabrik, dan kontrak Pertamina dengan buyer jadwal kedatangan kapal, ataupun adanya kemungkinan keterlambatan kapal. c. Facilities & Project Engineering Section. Secara umum tugas Facilities & Project Engineering Section sama dengan P & SHE Engineering, tetapi ditambah dengan beberapa tugas seperti memberikan bantuan teknis untuk pembangunan dan proyek ekspansi Plant serta mengadakan diskusi teknis, mengevaluasi proyek yang berhubungan dengan mekanik, instrumen, dan listrik di dalam suatu manajemen. d. Inspection Section.

16 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 Inspection Section merupakan bagian dari Technical Department yang bertanggung jawab terhadap kegiatan inspeksi, analisis, pembuatan prosedur perbaikan dan pemeriksaan, serta evaluasi terhadap Plant equipment. Berkaitan dengan tugas dan kewajiban seksi inspeksi dalam hal quality assurance dan quality control, terdapat berbagai macam kualifikasi teknik yang harus dipahami. Kualifikasi teknik tersebut diantaranya Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3), Pesawat Uap dan Bejana Tekan (Depnaker), Inspektur Bejana Tekan (MIGAS), Inspektur Perpipaan (MIGAS), Inspektur Tangki Penimbun

(MIGAS), Radiography Test Interpreter (B4T), dan lain

sebagainya. e. Laboratory and Environment Control Section Laboratory & Environment Control Section bertanggung jawab dalam memberikan informasi mengenai kualitas suatu sampel, sehingga hasil dari informasi ini dapat memberikan interpretasi kondisi sampel. Dalam hal ini, seksi ini berperan sebagai kontrol dari kondisi operasi yang dilaksanakan sehari-hari. Tugas dari seksi ini adalah sebagai berikut:  Quality control terhadap gas umpan yang masuk kilang, intermediate maupun final production.  Technical support, yaitu mempelajari dan memberikan penjelasan mengenai suatu percobaan dan penelitian.

Dalam menjalankan tugasnya seksi ini dibagi menjadi empat bagian:  Control Laboratory yang bekerja selama 24 jam secara kontinu untuk menganalisis sampel dari bagian operasi.  Project Laboratory yang bertugas memberikan support untuk penelitian atau performance test dari suatu Plant.  Gas Laboratory yang bertugas menganalisis sampel dari lapangan, MCR (Multi Component Refrigerant), LNG, dan lain sebagainya.

17 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017  Wet Laboratory yang bertugas menganalisa raw water, BFW (Boiler Feed Water), maupun air minum komunitas.  Environment Control yang bertugas: - Mengawasi pengoperasian Unit Insinerator Limbah B3, TPS, sumur pantau lingkungan, dan peralatan lindungan lingkungan lainnya. - Merencanakan, mengevaluasi

mengkoordinir, dan

mengimplementasikan,

mengembangkan Program

mengawasi,

Pengelolaan dan

Pemantauan Lingkungan di seluruh kawasan pengoperasian kilang LNG/LPG Badak serta penunjang lainnya. - Merencanakan,

mengkoordinir,

mengimplementasikan,

mengawasi,

mengevaluasi, dan mengembangkan Program Inspeksi Lindungan Lingkungan dan Pembuatan Rekomendasi secara rutin dan berkala. f. Engineering Proffesional Development Program Coordinator Bidang Engineering

Proffesional

Development

Program Coordinator

memiliki tugas-tugas, meliputi: - Mengembangkan engineer. - Menghimpun rencana pembangunan untuk engineer. - Mengkoordinasikan penilaian seeorang engineer. - Mengkoordinasikan proses pelatihan untuk engineer. - Mengusulkan kompetensi pengembangan engineer. - Mengawas, meninjau, dan mengevaluasi program pengembangan engineer. - Mengatur dokumen LNG/LPG dan fasilitas pendukung instalasi

MANUFACTURING DIVISION Manufacturing Division bertanggungjawab atas kelancaran pengolahan dan perawatan kilang, yang dipimpin oleh seorang manager. Divisi ini terbagi menjadi 5 departement, yaitu : 1. Operation Departement

18 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 Tugas utama Operation Departement adalah mengendalikan jalannya proses pada setiap Train, mulai dari penerimaan gas alam dari lapangan, pengolahan, penyediaan sarana utilities, penyimpanan sampai kepada pengapalannya. Proses pengolahan dilakukan pada 8 buah Train (A-H) yang beroperasi 24 jam sehari. Departement ini terdiri atas 6 section, yaitu : 

Proses Train ABCD Section



Utilities I Section



Process Train EFGH Section



Utilities II Section



Storage Loading Section



Marine Section

2. Technical Departement Technical Department adalah unit pelaksana teknis dari PT Badak NGL Co. yang tugas pokoknya adalah penelitian dan pengembangan teknologi untuk menunjang kelancaran operasi. Technical Department terbagi dalam beberapa seksi : 

Production Planning & Energy Conversation Section



Laboratory & Environment Control



Inspection Section



Process & SHE Engineering Section



Facilities & Project Engineering Section

Laboratory Section Laboratory Section adalah seksi yang paling terkait di dalam tulisantulisan ini yang sesuai fungsi dan tugasnya dimasa-masa mendatang akan selalu berperan dalam pengembangan operasi seiring dengan kebutuhan LNG yang semakin meningkat.Orientasi umum dilakukan di laboratorium PT Badak NGL Co. Bontang. Tujuan dari orientasi umum adalah untuk mengenal dan mengetahui tugas dan tanggung jawab serta sejumlah peralatan yang digunakan.

19 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 Tugas utama dari Laboratorium PT. Badak NGL Co. Bontang adalah kontrol kualitas produk dan penelitian untuk menunjang jalannya operasi pabrik. Contoh control kualitas produk yang dilakukan adalah : -

Analisa terhadap kualitas produk ( Gas, LNG, dan Air )

-

Analisa terhadap LNG yang dikapalkan ( diekspor )

Contoh penelitian yang dilakukan adalah : Korelasi antara laboratorium atau antar teknisi laboratorium itu sendiri untuk mendapatkan keseragaman metoda dan hasil analisa. Laboratorium PT Badak NGL Co. mempunyai 4 seksi : a. Seksi Special Lab b. Seksi Gas & LNG Lab c. Seksi LPG Lab d. Seksi Oil Lab e. Seksi Wet Lab

a) Seksi Special Lab Seksi Special Lab adalah seksi yang bertanggung jawab terhadap analisaanalisa yang bersifat penelitian yang dilakukan secara titrasi, gravimetri, atau analisa yang dilakukan dengan menggunakan peralatan analisa instrumental.

Alat-alat yang digunakan diseksi ini adalah : -

Gas Kromatografi

-

Inductively Coupled Plasma Spectrometer ( ICPS )

-

X- Ray Diffractometry ( XRD )

-

Mercury Analyzer

-

Microcoulometer

-

Atomic Absorption Spectrophotometer

Contoh-contoh yang dianalisa di seksi ini adalah : a. Gas alam dan produknya

20 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 

Komposisi



Kandungan H2S dan Total Sulfur



Kandungan Mercuri

b. Air ( air sumur, air sungai, air danau dan air limbah ) 

Derajat keasaman ( pH )



Kadar anion / kation



Kadar zat pencemar lainnya

c. Kerak ( scale ) 

Kandungan logam

b) Seksi Gas & LNG Lab Seksi Gas & LNG Lab adalah seksi yang bertanggung jawab terhadap analisa-analisa yang bersifat control kualitas yang dilakukan terhadap contohcontoh gas, LNG produk dan LNG yang dikapalkan, yang dilakukan dengan peralatan analisa instrumental. Alat-alat yang ada di seksi ini adalah : 

Gas kromatografi



Moisture Analizer

Contoh-contoh yang dianalisa di seksi ini adalah : a. Gas dan produk-produknya Komposisi Nilai Kalor H2S dan Total Sulfur b. LNG yang dikapalkan ( diekspor ) Komposisi Density Total Sulfur H2S 21 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 Nilai Kalor

c) Seksi LPG Lab Seksi LPG Lab adalah seksi yang bertanggung jawab terhadap jawab terhadap analisa-analisa yang bersifat control kualitas yang dilakukan terhadap contoh LPG, yang dilakukan dengan menggunakan peralatan instrumental. Alat-alat yang dipakai di seksi ini adalah : 

Gas Kromatografi



RVP Apparatus



Copper strip Apparatus



Microcoloumeter



Moister Analyzer

Contoh yang diperiksa di seksi adalah :

Propane, butane, dan campuran propane-butane atau campuran propane dan butane. 

Komposisi H2S



Copper strip



Volatile Residue



Total Sulfur



Moisture Content



Free water content



Free water content



Oil Stain Observation



SG 60/60F



Residual Meter



Dencity



RVP



Ammonia

22 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017

d) Seksi Oil Lab Seksi Oil Lab adalah seksi yang bertanggung jawab terhadap pengujian kualitas sampel lube oil dan condensate dengan menggunakan peralatan analisa instrumental. Alat-alat yang ada di seksi ini adalah : -

Viscosity Apparatus

-

Centrifuge

-

RVP Apparatus

-

Distillation Apparatus -

Copper Strip Apparatus

Contoh-contoh yang dianalisa di seksi ini adalah : a. Lube Oil 

Water Content



Flash Point



Visc. Kinematic



Colour

b. Condensat

II.9.

DESKRIPSI PROSES PRODUKSI LNG DI PT BADAK NGL Proses pencairan gas alam merupakan proses perubahan dari fasa gas

menjadi fasa cair. Untuk menghasilkan LNG, maka panas sensibel dan panas laten dari gas alam diambil sehingga menghasilkan gas alam dalam bentuk cairan yang sangat dingin (kriogenik). Pengubahan fasa ini dapat mengurangi volum gas alam hingga 1/600 kali volum awalnya sehingga dapat mempermudah dalam transportasinya. Secara garis besar proses pencairan gas alam melalui prosesproses sebagai berikut:

23 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 a. Pemurnian Gas Alam merupakan proses pemurnian untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang dapat mengganggu jalannya proses berikutnya dalam rangkaian proses produksi LNG, merusak peralatan produksi LNG, serta mengurangi kualitas produk LNG. b. Fraksinasi merupakan proses untuk memisahkan gas alam menjadi umpan dengan komponen-komponen yang sesuai dengan spesifikasi produk yang diinginkan. c. Pencairan merupakan proses untuk mendinginkan gas alam menjadi bentuk cairnya. Ketiga proses utama tersebut dilakukan secara berurutan dalam suatu rangkaian Plant yang disebut sebagai process Train. Dalam Train ini feed natural gas diproses menjadi gas alam cair (LNG) yang kemudian akan siap dikapalkan. Setiap Train proses terdiri dari lima Plant. Unit pemurnian gas alam terdapat pada Plant-1 dan Plant-2. Plant-3 merupakan unit fraksinasi. Sedangkan proses utama yang dilakukan pada unit pencairan beroperasi pada Plant-4 dan Plant-5.

Gambar 0.1 Diagram Blok Proses Produksi LNG di PT Badak NGL [Sumber: Data Departemen Operasi PT Badak NGL]

Saat ini terdapat delapan process Train yaitu Train A sampai dengan Train H. Train A dan Train B saat ini sudah ditetapkan untuk tidak dijalankan lagi sampai waktu yang belum ditentukan karena keterbatasan feed natural gas. Perbedaan antar Train terletak pada kapasitas produksinya, sedangkan proses

24 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 produksi yang terjadi relatif sama. Kapasitas produksi Train EFGH lebih besar daripada Train ABCD. Untuk saat ini, Train yang beroperasi hanya empat sementara keempat Train lainnya tidak beroperasi karena jumlah feed natural gas yang lebih sedikit dari kapasitas total produksi semua Train. Kapasitas dari masing-masing Train proses telah dirancang untuk dapat mengolah dan menghasilkan feed gas alam menjadi LNG sebanyak ± 724 m3/jam/Train (average). Dengan beroperasinya empat Train kilang pencairan gas alam di Bontang, maka total produksi LNG yang dihasilkan dapat mencapai 10 juta ton per tahun (data terbaru pada tahun 2014). Dalam operasi sehari-hari, banyaknya produksi LNG disesuaikan dengan besarnya pasokan feed natural gas yang disediakan oleh produsen gas. Untuk mengoperasikan kilang LNG, diperlukan tiga sistem utama yang saling berkaitan. Ketiga sistem utama itu adalah sistem proses, sistem utilitas, serta sistem storage and loading.

Gambar 0.2 Hubungan Antara Sistem Proses, Sistem Utilitas, dan Sistem Storage Loading di PT Badak NGL [Sumber: Data Departemen Operasi PT Badak NGL]

 Plant-1: Proses Pemisahan CO2 ( Gas Purification ) Plant-1 ini dikenal sebagai unit absorpsi CO2. Proses di Plant-1 ini memiliki fungsi untuk memurnikan feed gas alam dari kandungan CO2 sampai kadar maksimum yang diizinkan, yaitu 50 ppmv. Feed gas alam yang berasal dari sumur 25 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 gas lapangan Muara Badak mengandung CO2 sekitar 6,3% mol. Dengan menggunakan larutan aMDEA (activated Methyl Diethanol Amine) yang diproduksi oleh BASF sebagai absorben, senyawa CO2 dipisahkan dari feed gas alam pada Plant-1 ini. Feed gas alam akan dilewatkan dalam suatu kolom CO2 Absorber (unit 1C-2) di mana kandungan CO2-nya diserap atau diambil dari dalam feed natural gas dengan memakai larutan aMDEA dengan konsentrasi 40%-berat. Pemurnian feed gas alam dari CO2 ini dimaksudkan agar tidak terjadi pembekuan CO2 yang dapat menyebabkan plugging dalam unit pencairan. Hal ini dapat terjadi karena titik beku CO2 lebih tinggi dibandingkan dengan metana, yakni titik beku CO2 adalah -56oC sedangkan titik beku CH4 adalah -161oC. Pada tekanan tinggi dan suhu yang rendah, gas CO2 membeku dan menyebabkan penyumbatan pada tube-tube di Heat Exchanger (5E-1) yang beroperasi pada tekanan + 40 kg/cm2 dan suhu -150oC. Selain itu pada suhu -150oC, keberadaan CO2 dapat mengganggu proses secara keseluruhan karena sifatnya CO2 yang korosif. Larutan absorben aMDEA ini memiliki gugus utama Methyl Diethanol Amine (MDEA) yang telah diaktifkan dengan menggunakan Activated Piperazine. Larutan aMDEA yang digunakan dijaga pada konsentrasi 40% berat untuk memastikan aMDEA yang diinjeksikan mampu menyerap CO2 hingga kadar yang diinginkan. Reaksi penyerapan kandungan CO2 dalam feed gas alam oleh aMDEA adalah: a. Pertama, karbondioksida (CO2) terlarut dengan air menghasilkan asam karbonat (H2CO3): 𝐶O2 (g) +𝐻2O (l) 𝐻2𝐶O3 (aq) b. Selanjutnya, aMDEA akan bereaksi dengan H2CO3 membentuk ion karbonat:

Kedua reaksi di atas merupakan reaksi reversibel (reaksi dapat balik). Dengan pengaturan suhu, aMDEA yang sudah terpakai (jenuh) untuk menyerap 26 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 CO2 di kolom 1C-2 dapat diregenerasi atau diaktifkan kembali. Reaksi ke kanan bersifat eksotermis sementara reaksi ke kiri bersifat endotermis. Setelah terlepas dari aMDEA, gas CO2 kemudian dibuang ke atmosfer.

Gambar 0.3 Diagram Alir Sistem Purifikasi Plant-1 [Sumber: Data Departemen Operasi PT Badak NGL]

Sebelum feed gas alam memasuki Plant-1, gas alam terlebih dahulu memasuki Knocked Out Drum (KOD) di Plant-21 untuk memisahkan gas alam dari kondensat dan glikol. Kondensat adalah fraksi hidrokarbon berat yang berwujud cair, sedangkan glikol merupakan senyawa yang diinjeksikan ke dalam feed gas alam untuk mengikat air yang terbawa sepanjang pipa. Kondensat yang terpisahkan akan diolah lebih lanjut di Plant-16 (Condensate Stabilizer). Lean aMDEA yang merupakan bottom product dari Kolom 1C-5 dialirkan ke bagian shell Heat Exchanger 1E-4 untuk didinginkan dengan memanfaatkan pertukaran panas aliran rich amine dingin dari 1C-4 yang melalui bagian tube. Pendinginan ini menyebabkan penurunan temperatur lean amine dari temperatur 124oC menjadi 79oC. Lean aMDEA tersebut didinginkan lebih lanjut menggunakan Fin-Fan Cooler (1E-9A/B/C/D/E/F) hingga bersuhu sekitar 57oC setelah dipompa dengan Pompa Amine Booster (1G-4). Selanjutnya, aliran akan

27 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 melalui Cooler 1E-3A/B/C/D untuk pendinginan akhir hingga suhu 40-42oC. Dari exchanger ini, larutan aMDEA dipompakan ke dalam CO2 Absorber 1C-2 dengan Pompa 1G-1A/B/C. Antifoaming agent yang berupa campuran silika dan glikol diinjeksikan pada suction Pompa 1G-1A/B/C untuk mencegah terbentuknya foaming pada keseluruhan sistem absorbsi CO2. Peristiwa foaming disebabkan karena larutan aMDEA yang kotor (kaya CO2) atau disebabkan aliran feed gas alam yang kotor. Pembentukan foaming dapat menyebabkan kontak antara feed gas alam dan aMDEA menjadi buruk serta menyulitkan pengukuran ketinggian cairan pada kolom. Foaming ini dapat dideteksi dengan melihat beda tekanan yang ditimbulkan. Saat ini, peristiwa foaming sudah jarang terjadi, kalaupun terjadi hanya berupa gejala pada saat start up. Untuk mengatasi foaming ini, selain dengan menginjeksikan antifoaming juga biasanya diatasi dengan mengubah laju alir aMDEA, laju aliran BFW atau bahkan menurunkan laju feed gas alam itu sendiri. Gangguan lain pada Plant-1 selain foaming yang terjadi adalah pembacaan BFW (Boiler Feed Water) yang tidak sesuai (instrumentasi) sehingga mengakibatkan perubahan strength amine yang akan mempengaruhi proses absorbsi di 1C-2. Selain itu, juga dapat terjadi kebocoran-kebocoran di tube Heat Exchanger. Sebagai contoh, kebocoran di tube 1E-5A/B akan menyebabkan LP steam masuk ke shell dan mengontaminasi strength lean amine. Kebocoran dapat dideteksi dengan metode venting atau dengan analisis fluida pada shell. Salah satu cara mendeteksi kebocoran pada 1E-3A/B adalah dilakukannya analisis sampel dari cooling water; jika terdeteksi ada amina pada C/W maka terdapat kebocoran pada tube HE. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kerja proses penyerapan CO2 tergantung pada beberapa variabel berikut: a. Laju sirkulasi aMDEA b. Temperatur aMDEA masuk 1C-2 c. Derajat regenerasi

28 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 d. Konsentrasi aMDEA e. Kebersihan larutan amine  Plant-2: Proses Penghilangan H2O dan Hg ( Gas Dehydration And Mercury Removal ) Setelah kandungan CO2 dalam gas alam telah memenuhi persyaratan, proses selanjutnya adalah penghilangan kandungan air (H2O) serta senyawa merkuri (Hg). Setelah melewati Plant ini, kandungan air pada gas alam maksimal adalah sebesar 0,5 ppm, sedangkan kandungan merkuri maksimal adalah 0,01 ppb. Air perlu dihilangkan dari gas alam dengan alasan yang sama seperti penghilangan CO2, yaitu titik beku air yang lebih tinggi daripada suhu operasi sehingga dapat menyebabkan plugging. Air akan membeku pada temperatur 0oC pada tekanan atmosfer, sementara proses pencairan gas alam dilakukan pada temperatur -161 o

C. Membekunya air dapat mengakibatkan terbentuknya sumbatan pada perpipaan

dan peralatan Main Heat Exchanger (unit 5E-1). Sedangkan merkuri perlu dihilangkan karena dapat bereaksi dengan aluminium (yang merupakan material peralatan proses). Reaksi antara merkuri dengan aluminium akan membentuk amalgam yang bersifat korosif. Proses penghilangan air dan merkuri disatukan dalam satu unit karena memiliki prinsip yang sama, yaitu adsorpsi. Adsorben yang digunakan untuk menyerap air adalah Molecular Sieve, sedangkan untuk adsorben merkuri digunakan Sulphur Impregnated Activated Carbon (SIAC).

29 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017

Gambar 0.4 Diagram Alir Sistem Dehidrasi Plant-2 [Sumber: Data Departemen Operasi PT Badak NGL]

Feed gas alam kering yang keluar dari Kolom 2C-2A/B/C kemudian disaring oleh unit Drier After Filter 2Y-1A untuk menghilangkan debu molecular sieve yang ikut terbawa. Selanjutnya, sebanyak 31.000 m3/jam aliran gas alam dipisahkan untuk digunakan sebagai pemanas untuk regenerasi yang akan dijelaskan pada bagian bawah. Aliran gas yang tersisa kemudian dilewatkan menuju kolom 2C-4 (Mercury Removal Vessel) untuk memisahkan merkuri yang terlarut dalam feed gas alam. Kolom 2C-4 berisi Sulphur-Impregnated Activated Carbon (SIAC) yang dapat bereaksi dengan Hg membentuk HgS. Kadar merkuri maksimum pada feed gas alam yang keluar kolom 2C-4 yaitu sebesar 0,01 ppbw sehingga tidak akan mengakibatkan korosi pada tube-tube Main Heat Exchanger. Kolom 2C-4 ini merupakan unit penghilang merkuri dengan adsorben SIAC. Proses adsorpsi merkuri dengan karbon aktif ini merupakan proses adsorpsi kimiawi, yaitu melibatkan reaksi kimia. Reaksi kimia yang terjadi yaitu antara sulphur dengan merkuri dengan persamaan sebagai berikut: Hg(s) + S(s) → HgS(s) Oleh karena konsentrasi merkuri awal pada gas alam tidak terlalu tinggi (sekitar 0,033 ppb), maka tidak diperlukan adanya susunan kolom adsorber secara paralel. Rendahnya konsentrasi merkuri juga memungkinkan pengurangan tinggi unggun SIAC pada kolom untuk mengurangi hilang tekan di sepanjang kolom.

30 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 Feed gas alam yang keluar dari Kolom 2C-4 ini kemudian akan disaring dalam Mercury After Filter 2Y-1B untuk menyerap debu karbon yang mungkin terbawa aliran feed gas alam. Feed gas alam yang bebas dari merkuri ini kemudian didinginkan pada Heat Exchanger 4E-12 (Feed Medium Level Propane Evaporator) dan 4E-13 (Feed Low Level Propane Evaporator) dengan media pendingin hingga temperatur sekitar -32oC. Proses pendinginan dilakukan untuk mengkondisikan umpan feed gas alam sebelum memasuki Plant-3, yaitu Plant unit fraksionasi. Proses penting lain yang terjadi pada Plant-2 adalah tahap regenerasi molecular sieve pada Kolom 2C-2A/B/C. Regenerasi dilakukan pada kolom adsorpsi air selama kurang lebih 570 menit. Selama satu kolom diregenerasi, maka aliran gas akan diarahkan ke dua kolom lainnya. Sebanyak 31.000 m3/jam aliran gas yang dipisahkan untuk keperluan generasi kemudian dipanaskan dengan high pressure steam (62,5 kg/cm2, 450oC) pada unit Heat Exchanger 2E-7 (Drier Reactivation Heater) hingga suhu sekitar 270oC. Pemanasan dilakukan selama sekitar 420 menit. Dengan pemanasan kolom tersebut, seluruh air yang terserap pada molecular sieve akan teruapkan dan keluar melalui bagian atas kolom. Tahap regenerasi berikutnya adalah pendinginan dengan medium pendingin berupa gas kering yang tidak dipanaskan (suhu 19oC). Proses ini berlangsung selama 150 menit sampai temperatur kolom mencapai 34oC. Tujuan pendinginan ini adalah untuk menyiapkan kolom pada temperatur operasi, karena proses adsorpsi terjadi secara lebih efisien pada temperatur yang rendah. Setelah diregenerasi, kolom dapat digunakan untuk tahap dehidrasi selama 2

900 menit (30 jam).

Setelah aliran gas alam digunakan sebagai medium pemanas regenerasi molecular sieve Kolom 2C-2A/B/C, maka suhu aliran gas alam diturunkan kembali. Pendinginan dilakukan oleh Fin Fan Cooler 2E-3A/B hingga mencapai temperatur 78oC. Pendinginan ini menyebabkan adanya uap air dan hidrokarbon berat yang terkondensasi. Akibat proses pendinginan ini, air dan fraksi hidrokarbon yang terkandung dalam gas akan terkondensasi selanjutnya akan

31 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 dikirim ke unit Feed Drier Reactivation Separator 2C-3 untuk memisahkan air dan kondensat hidrokarbon. Air yang terbentuk akan dibuang ke Burn Pit, sedangkan kondensat hidrokarbon akan dikirim ke unit Condensate Stabilizer (Plant-16). Gas yang telah bebas uap air dan kondensat hidrokarbon berat dikompresikan kembali ke Kolom CO2 Absorber 1C-2 menggunakan Drier Reactivation Gas Compressor 2K-2. Kompresi gas alam dilakukan sampai tekanan gas alam mencapai 45 kg/cm2g dan suhu 45oC.  Plant-3: Proses Fraksionasi (Fractination) Plant-3 disebut dengan Scrub Column & Fraction Unit. Proses penghilangan hidrokarbon berat dilakukan dengan cara fraksinasi. Pada Plant ini dilakukan pemisahan komponen-komponen yang terdapat dalam gas alam melalui proses destilasi. Unit fraksionasi berfungsi untuk memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam gas alam menjadi berbagai komponen individu, seperti: a. Metana sebagai komponen penyusun utama LNG. b. Fuel gas digunakan untuk bahan bakar boiler. c. Propana dan etana sebagai media pendingin di Multi Component Refrigeration (MCR) maupun di Propane Refrigeration (hanya propana). d. LPG Propana dan LPG Butana komersial yang dikirim ke tangki penampungan Plant-17 (Tangki 17D-1/2/5 untuk propana dan Tangki 17D3/4 untuk butana). Total jumlah tangki LPG yang ada di PT Badak NGL adalah 5 buah.

Hidrokarbon kondensat sebagai bahan baku di Plant-16 (Stabilizer Unit) diolah menjadi bahan bakar cair.

32 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017

Gambar 0.5 Diagram Alir Sistem Dehidrasi Plant-3 [Sumber: Data Departemen Operasi PT Badak NGL]

Sistem fraksionasi pada Plant-3 ini bekerja berdasarkan prinsip destilasi dan terbagi

menjadi

lima

sub-sistem,

yakni

Scrub

Column,

Deethanizer,

Depropanizer, Debutanizer, dan C3/C4 Splitter. Plant-3 dibagi menjadi 5 kolom utama untuk Train ABCD yaitu Scrub Column, Deethanizer, Depropanizer, Debutanizer, dan Splitter Unit, sedangkan Train EFGH hanya terdiri dari 4 kolom utama karena tidak memiliki Splitter Unit. Aliran produk bawah Scrub Column 3C-1 dari 3C-1 hingga 3C-4 terdapat beberapa cabang perpipaan yang berfungsi sebagai berikut: a. Menerima aliran dari 3C-1 Train proses lain untuk diproses di 3C-4 di Train tersebut atau sebaliknya. Hal ini dilakukan apabila Kolom 3C-4 dari Train yang bersangkutan mengalami masalah atau kerusakan. b. Mengalirkan cairan dari bottom 3C-1 ke Plant-16. Aliran ini difungsikan apabila sistem purifikasi (Plant-2) mengalami masalah. c. Mengalirkan cairan bottom 3C-1 ke Burn Pit. Produk bawah dari Kolom 3C-1 dan 3C-2 yang telah melalui shell side 3E-14 mengalir menuju Deethanizer Column 3C-4. Di dalam kolom Deethanizer 3C-4 ini, uap gas yang sebagian besar mengandung etana akan naik ke atas dan hidrokarbon liquid yang mengandung komponen berat (C3+) akan turun ke bawah. 33 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 Kolom Deethanizer ini beroperasi pada tekanan Kondensor 3E-5 sebesar 30 kg/cm2g. Reboiler Kolom Deethanizer 3E-4 diperlukan untuk memisahkan etana dan bahan-bahan yang lebih ringan lainnya dari fraksi berat cairan umpan dengan cara mendidihkan kembali cairan yang berada di bottom Kolom Deethanizer 3C-4. Sementara itu, uap gas yang keluar dari puncak 3C-4 sebagian mengembun di 3E5 (Deethanizer Column Overhead Condenser). Aliran dua fasa hasil pendinginan dari Kondensor 3E-5 ini selanjutnya dimasukkan ke 3C-5 (Deethanizer Column Condensate Drum). Di Kolom 3C-5 terjadi pemisahan fasa uap dengan fasa cair. Cairan dari 3C-5 ini dikembalikan ke puncak menara Kolom 3C-4 sebagai refluks dengan menggunakan Pompa 3G-2A/B. Cairan yang berlebih di dalam Kolom 3C-5 selain untuk refluks dikirim sebagai reinjeksi ke 5E-1 sebagai gas umpan untuk meningkatkan nilai HHV LNG (Higher Heating Value) menjadi sekitar 1,107 Btu/scf. Selain itu, cairan ini bila diperlukan akan dikirim ke storage untuk persediaan refrigeran MCR atau sebagai make-up etana ke 5C-1. Uap dari 3C-5 yang tidak mencair akan dialirkan menuju Heater 3E-17 dengan media pemanas berupa steam untuk kemudian dikirim ke sistem fuel gas. Bottom product (produk bawah) dari Kolom Deethanizer 3C-4 sebagian akan didihkan kembali di Reboiler 3E-4 di mana uap yang terbentuk akan masuk kembali ke Kolom Deethanizer 3C-4, sedangkan cairan yang terbentuk di Reboiler 3E-4 tersebut akan bergabung dengan bottom product 3C-4 untuk dialirkan menuju Depropanizer 3C-6. Kolom Depropanizer 3C-6 berfungsi untuk memproduksi propana dengan kemurnian tinggi yang akan digunakan sebagai refrigeran maupun LPG komersial. Kolom ini juga digunakan untuk memurnikan propana dari storage. Pada Kolom Depropanizer 3C-6 ini, propana dan fraksi ringan lainnya akan naik ke puncak Kolom 3C-6 ini sedangkan fraksi beratnya akan turun ke dasar Kolom 3C-6. Uap dari puncak Kolom Depropanizer 3C-6 diembunkan dalam Kondenser

34 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 3E-7 pada tekanan 17 kg/cm2g dengan cara pertukaran panas dengan air laut. Hasil kondensasi oleh Kondenser 3E-7 tersebut dialirkan ke Depropanizer Condensate Overhead Drum (3C-7). Dua dari tiga Propanizer Reflux Pump memompakan cairan dari 3C-7 ke puncak Kolom 3C-6 sebagai refluks, sedangkan satu pompa lainnya standby. Dengan adanya refluks tersebut, maka suhu puncak Kolom 3C-6 terjaga pada suhu sekitar 47oC. Selain untuk refluks, kelebihan cairan di dalam 3C-7 dipompakan lewat Propane Return SubCooler 3E-12 dan LNG Flash Exchanger 5E-2 menuju Plant-17 LPG Tank. Kelebihan cairan dapat juga dikirim ke propane storage pada Plant-20 untuk propane refrigerant inventory dan untuk make-up MCR ke 5C-1. Uap yang tidak dapat terkondensasi di Kondenser 3E-7 dipisahkan dari liquid di 3C-7 dan selanjutnya dikirim ke fuel gas system. Pada bagian bawah Kolom Depropanizer 3C-6 terdapat Depropanizer Column Reboiler 3E-6 yang diperlukan untuk memisahkan propana dan fraksi komponen lain yang lebih ringan dari komponen gas umpan yang lebih berat dengan jalan mendidihkan kembali cairan yang turun. Pemanas yang digunakan pada Reboiler 3E-6 adalah Low Pressure Steam. Produk bawah dari Reboiler 3E-6 akan bergabung dengan produk bawah dari Kolom Depropanizer 3C-6 untuk dialirkan menuju Kolom Debutanizer (3C-8). Kolom Debutanizer 3C-8 berfungsi untuk mendapatkan komponen butana gas alam. Pada kolom 3C-8 ini, butana dan fraksi ringan lainnya akan naik ke atas dan fraksi yang lebih berat akan turun ke bagian bawah kolom. Debutanizer Column Reboiler (3E-8) akan menyalurkan panas dari Low Pressure Steam untuk memisahkan butana dan fraksi yang lebih ringan dari fraksi berat dengan cara mendidihkan kembali cairan yang turun. Adapun uap dari puncak Kolom Debutanizer 3C-8 akan diembunkan di dalam 3E-9 (Debutanizer Column Overhead Condenser) dengan cara pertukaran panas dengan air laut. Kolom Debutanizer 3C-8 dioperasikan pada tekanan Kondenser 3E-9 sebesar 6 kg/cm2g. Uap yang tidak dapat dicairkan di 3E-9 dialirkan ke fuel gas system untuk

35 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler. Sementara, hasil kondensasi dari 3E-9 mengalir ke 3C-9 (Debutanizer Condensate Overhead). Cairan dari 3C-9 dipompakan oleh 3G-7A/B (Debutanizer Column Reflux Pump) ke puncak menara Kolom 3C-8 sebagai refluks. Kelebihan liquid di dalam 3C-9 didinginkan di 3E-13 (Butane Return Sub Cooler) oleh pendingin Low Pressure Propana. Kemudian, liquid ini sebagian dikirim ke 3C-2 (Scrub Column Condensate Drum) melewati 4E-14 (Scrub Column Overhead Condenser) dengan menggunakan Pompa 3G-5A/B. Pengiriman liquid ini bertujuan mempertahankan level ketinggian pada Kolom 3C-2. Adapun sebagian lainnya dari liquid akan dikirim ke LPG Storage Tank di Plant-17 atau dikirim ke Storage Tank 20C-5 atau sebagai reinjeksi ke dalam feed gas alam yang masuk ke 5E-1. Reinjeksi ini bertujuan untuk meningkatkan nilai HHV produk LNG. Aliran keluaran 3C-9 di Train ABCD dan di Train EFGH akan menuju unit yang berbeda. Pada Train ABCD, sebagian butana cair sebagai hasil kondensasi akan dikembalikan ke 3C-8 sebagai refluks, sebagian akan menuju Plant-20 untuk disimpan sebagai make up MCR, sebagian dapat direinjeksikan ke feed gas alam aliran inlet 5E-1, dan sebagian lagi akan dikirimkan ke C3/C4 Splitter untuk dipisahkan kembali antara C3 dan C4 agar memenuhi spesifikasi produk LPG. Pada Train EFGH sebagian C4 cair tidak dikirim ke unit splitter, tetapi ke Butane Return Subcooler (3E-13) untuk didinginkan dengan LP Propana hingga mencapai -34oC. Butana dingin dari Train EFGH sebagian akan dikirim ke 3C-2 melewati 4E-14 untuk menjaga ketinggian cairan di 3C-2 dan sebagian akan langsung dikirim ke Plant-17 sebagai LPG Butana. Bottom product yang terbentuk di 3C-8 sebagian akan didihkan kembali di 3E-8 dengan media pemanas LP steam, dan sebagian akan langsung keluar sebagai bottom product 3C-8. Bottom product 3C-8 sebagian dikirim ke Stabilizer Condensate Plant-16 tanpa didinginkan, dan sebagian lagi didinginkan di Bottom Cooler (3E-10) untuk selanjutnya dikirim ke Plant-20. Uap yang terbentuk di 3E8 akan dikembalikan ke 3C-8, sedangkan cairan yang terbentuk di 3E-9 akan

36 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 digabungkan dengan aliran bottom product 3C-8. Sementara itu, cairan dari dasar Kolom 3C-8 dapat dikirimkan melalui dua aliran yang terpisah. Pada aliran yang pertama, cairan dipompakan dengan 3G11A/B ke Plant-16 Stabilizer Condensate tanpa didinginkan terlebih dahulu. Sedangkan pada aliran lainnya, cairan didinginkan dulu di Bottom Cooler 3E-10 untuk selanjutnya dikirim ke Plant-20 Liquid Fuel Tank dengan memanfaatkan beda tekan tanpa menggunakan Pompa 36G-11A/B. Splitter unit pada Train ABCD berfungsi untuk memurnikan produk butana agar sesuai dengan kualitas ekspor. Prinsip pengoperasian splitter unit ini sama dengan unit fraksionasi, yaitu berdasarkan perbedaan kemudahan menguap. Splitter unit ini hanya ada pada Train ABCD karena pemisahan propana dan butana yang kurang begitu baik. Pada Train EFGH, kemurnian C4 pada top product 3C-8 sudah memenuhi spesifikasi LPG (kandungan C4 di atas 98%) sehingga splitter tidak digunakan. Produk dari 3C-9 Debutanizer Column Condensate Drum dimasukkan ke Splitter (3C-14) di atas tray ke-27. Uap yang keluar dari puncak kolom didinginkan oleh 3E-19 (Fin-Fan Cooler) kemudian uap ini masuk ke Refluks Drum 3C-15. Pada Refluks Drum 3C-15, sebagian dari propana cair yang terkondensasi dikembalikan sebagai refluks ke 3C-14 dan sebagian lainnya, bersama hasil propana dari 3C-6 akan dikirim ke storage, refrigeration unit dan ke Depropanizer Column Condensate Drum 3C-7. Pemisahan propana dari butana dibantu oleh Reboiler 3E-18. Produk bawah reboiler digunakan untuk memanaskan umpan yang masuk ke bagian bawah splitter. Sebagian cairan dari 3E-18 ini dikembalikan lagi ke splitter, sedangkan sebagian lainnya didinginkan lagi oleh Fin-Fan Cooler 3E-21 sampai 35°C lalu dikirim ke storage, refrigeration unit, dan Butane Return Subcooler 3E-13.  Plant-4: Proses Refrigerasi ( Refrigeration ) Sistem pendinginan yang dilakukan PT Badak NGL merupakan sistem pendinginan bertingkat (cascade). Terdapat dua jenis refrigerant yang digunakan, 37 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 yaitu propana dan MCR (Multi Component Refrigerant). Propana digunakan untuk mendinginkan gas umpan selama proses pemurnian dan fraksionasi, serta untuk mendinginkan MCR. Sedangkan MCR baru mulai digunakan sebagai pendingin pada proses pencairan gas alam pada Main Heat Exchanger 5E-1. Selain itu, terdapat pula proses pendinginan MCR yang dilakukan oleh MCR itu sendiri. 1. Sistem Refrigerasi dengan Propana Sistem refrigerasi dengan propana digunakan untuk mendinginkan feed gas alam dan media pendingin MCR (Mixed Component Refrigerant). Sistem ini memiliki beberapa fungsi utama sebagai berikut: a. Mendinginkan feed gas alam yang telah bebas CO2. Akibat pendinginan ini, air dan hidrokarbon berat terkondensasi dan terpisah. b. Mendinginkan feed gas alam yang telah bebas CO2 (karbon dioksida) dan kering pada evaporator. Karena pendinginan ini, fraksi etana, propana, butana, dan hidrokarbon berat yang terdapat dalam feed gas alam akan terkondensasi. c. Mendinginkan dan mengkondensasikan sebagian dari MCR. d. Mendinginkan

produksi

LPG

Propana

dan

LPG

Butana

dan

mengkondensasi etana. Sistem refrigerasi yang terjadi pada propana seperti umumnya sistem refrigerasi dengan siklus tertutup, proses pencairan dan pendinginan aliran proses seperti feed gas alam dan refrigeran MCR dilakukan di evaporator. Cairan propana yang digunakan sebagai media pendingin mengalami proses evaporasi atau perubahan dari fasa uap dengan mengambil panas dari aliran proses dan selanjutnya uap tersebut mengalir untuk kemudian dilakukan kompresi dengan kompresor

propana

yang

kemudian

didinginkan

dan

dikondensasikan

menggunakan pendingin air laut. Cairan propana hasil kondensasi kemudian didistribusikan ke evaporator-evaporator dan selanjutnya proses-proses penguapan propana, kompresi, pendinginan serta pengkondensasi propana berlangsung terus38 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 menerus di dalam sistem aliran tertutup. Pada sistem pendingin propana terdapat tiga tingkat pendinginan, yaitu: a. High Pressure Propane (HP Propane) Pendingin ini adalah propana cair jenuh bertekanan 7 kg/cm2a yang dapat mendinginkan hingga suhu 18oC. b. Medium Pressure Propane (MP Propane) Pendingin ini adalah propana cair jenuh bertekanan 3,1 kg/cm2a yang dapat mendinginkan hingga suhu -5oC. c. Low Pressure Propane (LP Propane) Pendingin ini adalah propana cair jenuh bertekanan 1,1 kg/cm2a yang dapat mendinginkan sampai suhu -34oC.

Propana cair dari kompresor dan make up propana dikumpulkan di Propane Accumulator 4C-1. Propana yang berasal dari Propane Accumulator 4C1 akan didistribusikan menjadi empat aliran, yaitu: a. Aliran yang menuju High Level Propane Flash Drum 4C-2. b. Aliran yang menuju Feed High Level Propane Evaporator 4E-10. c. Aliran yang menuju MCR High Level Propane Evaporator 4E-7. d. Aliran sirkulasi ke Propane Vent Condenser 4E-3, Propane Vent Scrubber 4C-6, dan dikembalikan kembali ke Propane Accumulator Drum 4C-1.

Uap propana dari 4E-7 dan 4E-10 dialirkan ke Kolom 4C-2 Propane Flash Drum. Dari 4C-2 ini, uap propana dialirkan ke Kolom 4C-12 untuk diumpankan pada suction tahap ketiga pada Kompresor 4K-1. Propana cair dihasilkan dari 4C2 kemudian dialirkan menjadi 2 aliran, yaitu aliran yang menuju Feed Medium Level Propane Evaporator 4E-12 dan aliran yang menuju MCR Medium Level Propane Evaporator 4E-8. Pada aliran propana di Feed Medium Level Propane Evaporator 4E-12, sebagian cairan diuapkan secara mendadak dan dapat dimanfaatkan untuk mendinginkan gas hasil pengolahan pada Plant-2. Uap

39 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 propana yang terbentuk kemudian dialirkan ke Medium Level Propane Flash Drum 4C-3 lalu memasuki suction tahap kedua dari Kompresor 4K-1. Akibat dilakukannya kompresi ini maka uap propana akan mencair. Cairannya ini lalu dialirkan dan kemudian diuapkan secara mendadak di beberapa tempat, yaitu Feed Low Level Propane Evaporator 4E-13 untuk mendinginkan kembali gas dari Plant-2 yang telah didinginkan di 4E-12, di Scrub Column Overhead Condensor 4E-14 untuk mengkondensasi produk atas 3C-1, dan di Deethanizer Condensor 3E-5, Propane Return Subcooler 3E-12, Butane Return Subcooler 3E-13, ketiganya melalui Propane Refrigerant Drum 3C-10 untuk pendinginan di unit fraksinasi. Uap yang dihasilkan dari 4E-13 dan 4E-14 akan masuk ke Kolom 4C-4 kemudian masuk ke suction tahap pertama pada Kompresor 4K-1. Sedangkan uap dari 3E-5, 3E-12 dan 3E-13 dikumpulkan kembali di 3C-10 sebelum dialirkan ke Kolom 4C-4. Propana cair yang dihasilkan dari 4C-2 selain dialirkan ke Feed Medium Level Propane Evaporator 4E-12 juga akan dialirkan menuju MCR Medium Level Propane Evaporator 4E-8. Pada bagian ini, sebagian cairan diuapkan pada tekanan 2,9 kg/cm2(a) untuk mendinginkan MCR. Dari 4E-8, uap propana dialirkan ke Kolom 4C-3 untuk dikompresi di 4K-1 pada tahap kedua, sedangkan cairannya dialirkan melalui Level Control untuk diuapkan mendadak pada tekanan 0,12 kg/cm2(a) di MR Level Propane Evaporator 4E-9 untuk mendinginkan lebih lanjut MCR dari 4E-8. Uap propana dari 4E-9 dialirkan ke Kolom 4C-4 untuk dikompresi di 4K-1 tahap pertama. Sistem Refrigerasi dengan MCR (Mixed Component Refrigerant) Dalam proses ini, MCR yang telah didinginkan oleh propana selanjutnya digunakan untuk mendinginkan lebih lanjut feed gas alam yang telah didinginkan terlebih dahulu dengan propana. Pada unit Main Heat Rxchanger 5E-1, MCR mendinginkan dirinya sendiri. Komposisi MCR terdiri dari nitrogen (2-5%), metana (40- 46%), etana (45-50 %), dan propana (2-6 %). Nitrogen digunakan

40 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 sebagai salah satu komponen pendingin karena memiliki titik didih yang paling rendah dibandingkan dengan komponen hidrokarbon. Namun, nitrogen saja tidak cukup digunakan sebagai pendingin karena nitrogen memiliki kapasitas panas yang rendah, sedangkan proses pendinginan ini membutuhkan kapasitas yang besar agar terjadi perpindahan panas yang cukup untuk mencairkan gas alam sehingga ditambahkan pula hidrokarbon. Uap MCR yang masuk di 4C-7 ini merupakan uap hasil pendinginan gas alam di 5E-1. Uap MCR berada dalam tekanan 3,5 kg/cm2-a dan temperatur 40oC. Uap MCR kemudian dikompresi di Kompresor MCR 4K-2 hingga mencapai tekanan 14 kg/cm2-a dan temperatur 71oC. Kompresor ini disebut pula 1st Stage Suction Compressor pada sistem refrigerasi MCR. Aliran MCR ini kemudian didinginkan dengan air laut dalam MCR Compressor Intercooler 4E-5 sampai suhu 37oC dan kemudian akan masuk ke kompresor tahap kedua 4K-3. MCR keluar dari kompresor tahap kedua pada temperatur 130°C dan tekanan 47 kg/cm2 dan kemudian akan didinginkan oleh MCR Compressor Aftercooler dengan menggunakan pendingin air laut sehingga temperaturnya 37°C. MCR kemudian mengalir ke High Level Propane Evaporator 4E-7, dilanjutkan ke Medium Level Propane Evaporator 4E-8 sehingga keluar pada temperatur -5oC. Dari sini, MCR akan masuk ke High Level Propane Evaporator 4E-9 dan keluar pada temperatur

-32°C. MCR ini kemudian dialirkan ke separator 5C-1 untuk

memisahkan uap dengan cairan yang terkondensasi. Fase cair lebih banyak mengandung etana dan propana, sedangkan pada fase gas banyak mengandung nitrogen dan metana.

41 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017

Gambar 0.6 Diagram Alir Siklus Refrigerasi MCR [Sumber: Data Departemen Operasi PT Badak NGL]

Saat MCR memasuki Kolom 5E-1, MCR akan didinginkan oleh MCR yang sudah terlebih dahulu melalui proses ekspansi pada JT valve. Uap MCR hasil pendinginan gas alam berada pada tekanan 3,5 kg/cm2-a dan temperatur 40oC. Uap ini kemudian dialirkan kembali ke 4C-7 dan proses berikutnya terjadi secara siklik.  Plant-5: Proses Pencairan Gas Alam ( Liquefaction ) Proses final dari keseluruhan tahapan proses adalah pencairan gas alam yang terjadi di dalam Main Heat Exchanger (5E-1). Gas alam telah sebelumnya didinginkan dengan refrigerant propana dan mencapai temperatur -34oC. Umpan 5E-1 adalah produk atas Scrub Column 3C-1 pada tekanan 36 kg/cm2-g dan masuk melalui bagian bawah kolom. Sebagai refrigerant, MCR akan masuk dalam dua fasa. Fase cair lebih banyak mengandung etana dan propana, sedangkan pada fase gas banyak mengandung nitrogen dan metana. Perbandingan jumlah MCR dengan gas alam yang akan dicairkan adalah 3:2. MCR dialirkan dari Evaporator 4E-9 menuju Kolom 5C-1 (MCR High Pressure Separator). Kolom ini bertekanan 46 kg/cm2g berfungsi untuk memisahkan MCR menjadi dua fasa, yaitu fasa gas dan fasa cair. Fasa gas sebagian besar terdiri dari N2 dan C1 sementara fasa cair sebagian besar terdiri 42 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 dari C2 dan C3. Fasa gas dan fasa cair MCR masuk pada bagian bawah 5E-1 dalam tube yang berbeda sebagai medium pendingin feed gas alam. Feed gas alam dari 3C-2 masuk ke 5E-1 (Main Heat Exhanger) pada bagian bawah pada sisi tube pada temperatur sekitar -36,5oC dengan tekanan 38 kg/cm2g. Kolom pendingin 5E-1 merupakan suatu Spiral Wound Heat Exchanger yang terdiri dari dua bagian, yaitu warm bundle pada bagian bawah dan cold bundle pada bagian atas. Pada warm bundle, ketiga aliran masuk (MCR uap, MCR cair, dan feed gas alam) dialirkan ke atas. Pada akhir warm bundle, MCR cair dialirkan melalui Joule-Thomson Valve 5FV-2 sehingga tekanannya turun menjadi 2,5 kg/cm2g dengan suhu -129oC. Kemudian MCR cair ini ditampung pada warm end pressure phase separator yang diletakkan di antara warm bundle MCR bertekanan rendah ini dan didistribusikan pada bagian atas warm bundle berupa spray yang bergerak turun ke dasar kolom melalui shell warm bundle dan bergabung dengan MCR uap yang datang dari shell cold bundle. MCR cair dalam shell warm bundle ini berkontak dengan tiga aliran yang masuk sehingga temperatur MCR uap, MCR air, dan feed gas alam dapat diturunkan sampai mendekati titik embunnya. Pada bagian cold bundle, MCR uap dan feed gas alam dari warm bundle yang mulai terkondensasi didinginkan lebih lanjut. Di puncak cold bundle, MCR yang telah cair kembali diekspansi melalui valve Joule-Thompson 5FV-2. MCR cair ini akan dilewatkan pada suhu -151oC. MCR ditampung pada Low Pressure Separator dan didistribusikan di bagian shell cold bundle untuk mendinginkan MCR uap dan feed gas alam dalam tube. Feed gas alam yang meninggalkan puncak Main Heat Exchanger berada dalam keadaan cair pada suhu sekitar 149oC dengan tekanan 24 kg/cm2g. LNG kemudian dimasukkan ke dalam kolom 5C-2 (LNG Flash Drum), diturunkan tekanannya menjadi 0,25 kg/cm2(abs) dengan temperatur -160oC. LNG kemudian dipompa ke LNG Storage. Pada 5C-2, terdapat sedikit LNG yang menguap akibat penurunan tekanan, uap yang terbentuk kemudian dilewatkan ke LNG Flash Exchanger (5E-2) untuk

43 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION BONTANG – KALIMANTAN TIMUR PERIODE 13 MARET-13 MEI 2017 mencairkan sedikit feed gas alam. Pada Train Process E sampai dengan proses Train H, uap 5C-2 juga digunakan untuk mendinginkan LPG propana di 5E-2 hingga temperaturnya -45oC untuk langsung dikirim ke Plant-17 sebagai refrigerated LPG. Uap LNG yang menjadi panas masuk ke Fuel Gas Compressor Suction (2K-1) untuk dipanaskan kembali di 2E-2 dan dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler. Uap MCR yang ada dalam shell Main Heat Exchanger keluar pada bagian bawah dan masuk ke kolom 4C-7 (MCR First Stage Suction Drum), lalu uapnya masuk ke kompresor 4K-2 (MCR First Stage Compressor) dengan tekanan suction 2,1 kg/cm2(gauge) dan keluar dengan tekanan 14 kg/cm2(a). Keluaran MCR didinginkan pada pendingin 4E-5A/B (Compressor Intercooler) dengan pendingin air laut selanjutnya masuk ke kolom 4C-8 (MCR Second Stage Suction Drum). Uap MCR dihisap oleh kompresor 4K-3 (MCR Second Stage Compressor) dan keluar dengan tekanan 50 kg/cm2(a). Keluaran ini didinginkan lagi pada 4E-6 (MCR Compressor Aftercooler) dan didinginkan lebih lanjut dalam evaporator propana secara berturut-turut pada 4E-7 (MCR High Level Propane Evaporator) dan 4E-9 (MCR Low Level Propane Evaporator), kemudian masuk ke kolom 5C-1 untuk kembali mendinginkan feed gas alam di Main Heat Exchanger 5E-1.

Gambar 0.7 Diagram Alir Siklus Pencairan Gas Alam Plant-5 [Sumber: Data Departemen Operasi PT Badak NGL]

44 KIMIA ANALISIS-KIMIA INDUSTRI 2015/2018 Ahmad Aridhani (150101003) Idhar (150102015)

SMKN 1 BONTANG

Related Documents

4. Bab I Dan Bab Ii.docx
April 2020 17
Bab I Dan Bab Ii
December 2019 60
Bab I Dan Bab Ii.docx
December 2019 52
Bab I Dan Bab Ii.docx
June 2020 30
Bab I Dan Bab Ii.docx
December 2019 49
Bab I Dan Ii.docx
April 2020 29

More Documents from "Nytha Yunitha"