PENANGANAN PENYAKIT PRE-EKLAMPSIA No. Dokumen : 440/
SOP
UPT Puskesmas Sainihuta
1. Pengertian
2. Tujuan 3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur
6. Langkahlangkah
No Revisi
: 00
Tgl. Terbit
:
Halaman
: 1/3
/UKP/22/ /2016
2016
dr. Devirinna Simanjuntak Nip: 19810319 201001 2 018 Pre-eklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan di atas 20 minggu yang ditandai dengan adanya disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya inflamasi spesifik dengan aktivasi endotel dan koagulasi. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan penyakit preeklampsia SK Kepala Puskesmas Nomor 440/ /SK/22/ /2016 Permenkes no. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Permenkes no. 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP 1. Alat a. Termometer b. Tensimeter c. Stetoscope d. Meteran untuk tinggi fundus e. Doppler atau Laenec untuk mendengarkan bunyi jantung janin f. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan darah rutin (Hb, Ht, leukosit, trombosit) dan urin lengkap untuk menilai kadar proteinuria. 2. Bahan : 1. Anamnesis Pasien datang mengeluh sakit kepala hebat, nyeri perut bagian atas, hipertensi dan pasien dalam keadaan hamil. 2. Tanda dan gejala pre-eklampsia Edema, hipertensi, proteinuria, gangguan penglihatan, sakit kepala hebat, nyeri perut bagian atas. Berdasarkan pemeriksaan fisik : a. Pada pre-eklampsia ringan: ditandai adanya peningkatan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. b. Pada pre-eklampsia berat : tekanan darah > 160/110 mmHg, edema, pandangan kabur, nyeri di epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen (akibat teregangnya kapsula glisson), sianosis, adanya pertumbuhan janin yang terhambat. 3. Pemeriksaan penunjang : proteinuria 4. Penegakan diagnosa berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang. Pre-eklampsia terbagi menjadi 2 bagian, yaitu pre-eklampsia ringan dan pre-
eklampsia berat berdasarkan gejala-gejala kliniknya. Tabel. Kategori pre-eklampsia berdasarkan gejala-gejala kliniknya Pre-eklampsi Ringan Pre-eklampsi Berat Hipertensi: sistolik/diastolik 140/90 Hipertensi: sistolik/diastolik ≥ 160/110 mmHg mmHg Proteinuria:≥ 300 mg/24 jam atau ≥ Proteinuria:5 gr/24 jam atau ≥2+ dalam 1+ dipstik. pemeriksaan kualitatif. 5. Diagnosa Banding : Hipertensi gestasional 6. Komplikasi : a. Eklamsia b. HElP Syndrom c. Fetal Distress d. KJDK 7. Penatalaksanaan a. Tata laksana pre-eklampsia ringan. 1. Pantau keadaan klinis ibu tiap kunjungan antenatal: tekanan darah, berat badan, tinggi badan, indeks masa tubuh, ukuran uterus dan gerakan janin. 2. Rawat jalan (ambulatoir) • Ibu hamil banyak istirahat (berbaring/tidur miring) • Konsumsi susu dan air buah • Obat antihipertensi Indikasi utama pemberian antihipertensi pada kehamilan adalah untuk keselamatan ibu dalam mencegah penyakit serebrovaskular. Meskipun demikian, penurunan tekanan darah dilakukan secara bertahap tidak lebih dari 25% penurunan dalam waktu 1 jam. Hal ini untuk mencegah terjadinya penurunan aliran darah uteroplasenter. Obat antihipertensi yang dapat diberikan : a. Nifedipin 10 mg kapsul per oral, diulang tiap 15-30 menit, dengan dosis maksimal 30 mg. • Tidak perlu diberikan obat-obatan seperti: diuretik, dan sedatif. b. Tata laksana pre-eklampsia berat. Pemberian MgSO4 dosis awal dengan cara: ambil 4 mg MgSO4 (10 ml larutan MgSO4 40%) dan larutkan dalam 10 ml aquades. Berikan secara perlahan IV selama 20 menit. Jika akses IV sulit berikan masing-masing 5 mg MgSO4 ( 12,5 ml larutan MgSO4 40%) IM di bokong kiri dan kanan. 8. Konseling dan Edukasi : Dianjurkan untuk pasien agar rutin ANC, pola hidup yang baik. 9. Dirujuk bila : ada satu atau lebih gejala dan tanda-tanda pre-eklampsia berat ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis obstetri dan ginekologi setelah dilakukan tata laksana pada pre-eklampsia berat. 7. Hal-hal yang perlu diperhatikan
-
2/3
8. Unit Terkait 9. Dokumen terkait 10. Rekaman Historis Perubahan
1. Poliklinik umum 2. Pustu dan Poskesdes Rekam Medik No
Yang diubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan
3/3