20. Penanganan Penyakit Kejang Demam.docx

  • Uploaded by: jamil aldasri
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 20. Penanganan Penyakit Kejang Demam.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 551
  • Pages: 3
PENANGANAN PENYAKIT KEJANG DEMAM No. Dokumen : 440/

SOP

UPT Puskesmas Sainihuta

1.Pengertian

2.Tujuan 3.Kebijakan 4.Referensi

No Revisi

: 00

Tgl. Terbit

:

Halaman

: 1/3

/UKP/22/ /2016

2016

dr. Devirinna Simanjuntak Nip: 19810319 201001 2 018 Kejang Demam (KD) adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal > 38o C) akibat dari suatu proses ekstra kranial. Kejang berhubungan dengan demam, tetapi tidak terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab lain. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan penyakit kejang demam SK Kepala Puskesmas Nomor 440/ /SK/22/ /2016 Permenkes no. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Permenkes no. 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP

5.Prosedur

6.Langkahlangkah

1. Alat a. Termometer b. Tensimeter c. Stetoscope 2. Bahan : 1. Anamnesis Keluhan utama adalah kejang. Deskripsi terjadi kejang seperti tipe kejang, lama, frekuensi dan kesadaran pasca kejang, adakah factor pencetus kejang. Riwayat kejang sebelumnya, kondisi medis yang berhubungan, obat-obatan, trauma, gejala infeksi, keluhan neurologi, nyeri atau cedera akibat kejang, riwayat kejang demam dalam keluarga juga perlu dipertanyakan 2. Tanda dan gejala kejang demam Kejang dan demam. Umumnya kejang demam pada anak dan berlangsung pada permulaan demam akut, berupa serangan kejang klonik umum atau tonik klonik, singkat dan tidak ada tanda-tanda neurologi post iktal. 3. Pemeriksaan penunjang : a. Laboratorium darah, seperti: kadar gula darah, elektrolit, dan hitung jenis. Pemeriksaan ini dianjurkan pada pasien dengan kejang pertama. b. Pemeriksaan urin direkomendasikan pada pasien yang tidak memiliki kecurigaan fokus infeksi. 4. Penegakan diagnosa berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Klasifikasi kejang demam terbagi menjadi 2, yaitu:

5.

6.

7.

8.

a. Kejang demam sederhana 1. Kejang generalisata 2. Durasi: < 15 menit 3. Kejang tidak disebabkan oleh adanya meningitis, encephalitis, atau penyakit yang berhubungan dengan gangguan di otak 4. Kejang tidak berulang dalam 24 jam. b. Kejang demam kompleks 1. Kejang fokal 2. Durasi: > 15 menit 3. Dapat terjadi kejang berulang dalam 24 jam. Diagnosa Banding : a. Meningitis b. Ensefalitis c. Epilepsi d. Gangguan metabolik, seperti: gangguan elektrolit. Komplikasi : a. Kerusakan sel otak b. Risiko kejang atipikal apabila kejang demam sering berulang Penatalaksanaan a. Keluarga pasien diberikan informasi selengkapnya mengenai kejang demam dan prognosisnya. b. Pemberian farmakoterapi untuk mengatasi kejangnya adalah dengan: 1. Diazepam per rektal (0,5mg/kg) atau lorazepam (0,1 mg/kg) harus segera diberikan jika akses intravena tidak dapat dibangun dengan mudah. 2. Lorazepam intravena, setara efektivitasnya dengan diazepam intravena dengan efek samping yang lebih minimal (termasuk depresi pernapasan) dalam pengobatan kejang tonik klonik akut. Bila akses intravena tidak tersedia, midazolam adalah pengobatan pilihan. Konseling dan Edukasi : Konseling dan edukasi dilakukan untuk membantu pihak keluarga mengatasi pengalaman menegangkanakibat kejang demam dengan memberikan informasi mengenai: a. Prognosis dari kejang demam. b. Tidak ada peningkatan risiko keterlambatan sekolah atau kesulitan intelektual akibat kejang demam. c. Kejang demam kurang dari 30 menit tidak mengakibatkan kerusakan otak. d. Risiko kekambuhan penyakit yang sama di masa depan. e. Rendahnya risiko terkena epilepsi dan kurangnya manfaat menggunakan terapi obat antiepilepsi dalam mengubah risiko itu.

2/3

7.Hal-hal yang perlu diperhatikan 8.Unit Terkait 9.Dokumen terkait 10 Rekaman Historis Perubahan

9. Dirujuk bila : a. Apabila kejang tidak membaik setelah diberikan obat antikonvulsi. b. Apabila kejang demam sering berulang disarankan EEG. -

1. Poliklinik umum 2. Pustu dan Poskesdes Rekam Medik No

Yang diubah

Isi perubahan

Tanggal mulai diberlakukan

3/3

Related Documents


More Documents from "jamil aldasri"