339713970-hernia-scrotalis.pptx

  • Uploaded by: rifki
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 339713970-hernia-scrotalis.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,583
  • Pages: 40
PEMBIMBING : dr. Hery Unggul Wicaksono, Sp.B Disusun Oleh : Takul Usman (H2A012029) KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG RSUD AMBARAWA PERIODE 10 OKTOBER 2016 – 17 DESEMBER 2016

Identitas  Nama : Tn. S  Jenis kelamin : Laki – laki  Umur : 49 tahun

 Status perkawinan : Menikah  Agama : Islam  Pekerjaan : Karyawan swasta (Kuli Pabrik)

 Pendidikan : SMP  Alamat : Kauman, Ambarawa  Tanggal masuk RS : 29 November 2016

Anamnesis  Keluhan utama

 Benjolan pada buah zakar sejak 1 tahun

yang lalu

Anamnesis  Riwayat penyakit sekarang  Pasien datang ke IGD RS ambarawa dengan keluhan adanya benjolan pada buah zakar sejak 1 tahun yang lalu. Benjolan berjumlah satu disebelah kanan. Menurut pasien ukuran benjolannya sebesar telur ayam. Pada perabaan benjolan terasa lunak. Awalnya benjolan bisa menghilang sendiri bila sedang dalam posisi berbaring, tetapi 1 bulan terakhir benjolan tidak dapat menghilang sendiri. Benjolan tidak pernah terasa nyeri. Biasanya benjolan akan membesar saat mengejan dan batuk dan mengecil saat berbaring istirahat.  Buang air kecil dan buang air besar pasien normal tidak ada keluhan. Adanya demam, mual, kembung, dan muntah disangkal.

Anamnesis  Riwayat penyakit dahulu  Riwayat batuk lama, hipertensi, DM, asma, sakit jantung, paru, alergi, riwayat perawatan, dan operasi sebelumnya disangkal.  Riwayat penyakit keluarga  Riwayat batuk lama, hipertensi, DM, asma, sakit jantung, paru, alergi disangkal.  Riwayat kebiasaan  Pasien tidak merokok dan minum alkohol, pasien jarang olah raga. Pasien bekerja sebagai kuli pabrik.

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Umum  Keadaan umum  Kesadaran  Tanda Vital  Tekanan Darah  Nadi  Suhu  Pernapasan

: Tampak sakit ringan : Compos mentis : 120/80 mmHg : 84 x/menit : 36,5o C : 18 x/menit

Pemeriksaan Fisik  Berat Badan  Tinggi Badan  Kesan Gizi

: 63 kg : 171 cm : Normal

Pemeriksaan Fisik  Kulit : Warna kulit sawo matang, tidak pucat, tidak 

   

sianosis, tidak ikterik. Tanda Dehidrasi :(-) Sianosis :(-) Udema Umum :(-) Mobilitas ( aktif / pasif ) : Aktif Umur menurut taksiran pemeriksa : Sesuai umur

Pemeriksaan Fisik  KGB : Tidak teraba membesar  Kepala : Normochepali  Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

 Telinga, hidung, mulut : DBN  Thorax : Simetris  Paru : SN vesikuler, rhonci -/-, wheezing -/ Jantung : BJ I/II reguler, mur-mur -, gallop  Abdomen : Supel, hati limpa ginjal DBN

Pemeriksaan Fisik Status lokalis  Inspeksi  Tampak benjolan, warna benjolan sama dengan sekitarnya, hiperemis (-).  Palpasi  Suhu sama dengan sekitarnya, benjolan berukuran ±4 x 5 x 3 cm, konsistensi kenyal, permukaan rata, nyeri tekan (-).  Pemeriksaan khusus  Finger tip test (+) benjolan menyentuh ujung jari.

Pemeriksaan Penunjang Hematologi Rutin Hemoglobin 13,5 g/dl Leukosit 10,8 ribu Eritrosit 4.31 juta Hematokrit 43 % Trombosit 295 ribu GDS 97 mg% Serologi HBsAg

Non Reaktif

Resume  Anamnesis  Pasien datang ke IGD RS Ambarawa dengan keluhan

adanya benjolan pada buah zakar sejak 1 tahun. Benjolan berjumlah satu disebelah kanan. Ukurannya sebesar telur bebek. Pada perabaan benjolan terasa lunak. Awalnya benjolan bisa menghilang sendiri bila sedang dalam posisi berbaring, tetapi 2 bulan terakhir benjolan tidak dapat menghilang sendiri. Benjolan tidak pernah terasa nyeri. Benjolan bisa membesar dan mengecil. Biasanya benjolan akan membesar saat mengedan dan batuk dan mengecil saat berbaring istirahat. Pasien tidak memiliki riwayat batuk lama. Pasien bekerja sebagai kuli pabrik dan sering mengangkat barang berat.

Resume  Pemeriksaan fisik  Keadaan Umum : Tampak sakit ringan  GCS : E4 V5 M6  Tekanan Darah : 120/80 mmHg  Frekuensi nadi : 84x/menit  Frekuensi nafas : 18x/menit  Suhu : 36.50 C Inspeksi

Tampak benjolan, warna kulit sama dengan sekitarnya, hiperemis (-).

Palpasi

Suhu sama dengan sekitarnya, benjolan berukuran ±4 x 5 x 3 cm, konsistensi kenyal, permukaan rata, nyeri tekan (-).

Pemeriksaan khusus

Finger tip test (+) benjolan menyentuh ujung jari.

Follow Up S

 



 

30 November 2016

: Pasien mengatakan benjolan tidak bisa hilang sendiri, benjolan tidak nyeri, BAB (+) Kentut (+) BAK (+). O : KU/Kes : Baik/CM Vital sign:  TD:135/80 mmHg  Suhu: 36.0 °C  Nadi: 90 x/menit  RR: 20 x/menit Status lokalis:  Tampak benjolan, warna benjolan sama dengan sekitarnya, hiperemis (-).  Suhu sama dengan sekitarnya, benjolan berukuran ±4 x 5 x 3 cm, konsistensi kenyal, permukaan rata, nyeri tekan (-)  Finger tip test (+) benjolan menyentuh ujung jari A : Hernia Scrotalis Dextra Irreponible P : Pro op hari ini , IVFD Futrolite gtt xx, Inj. Cefazoline pre op, Puasa.

Assessment Hernia Scrotalis Dextra Irreponibel

Hernioraphy

30 November 2016 Hernioraphy...

Assessment Post Op Hernia Scrotalis Dextra Irreponibel

Planning Post OP  Inf. Futrolit 20 tpm  Inj. Ketorolac 3 x 1  Inj. Cefazoline 2 x 1

 GB Tiap Hari

Follow Up S

1 Desember 2016

: Pasien mengatakan nyeri post op (+), BAB (+) Kentut (+) BAK (+). O : KU/Kes : Baik/CM  Vital sign:  TD :125/80 mmHg  Suhu : 36.0 °C  Nadi : 80 x/menit  RR : 20 x/menit  Status lokalis:  Nyeri luka post op (+)  Rembesan darah (-) A : Post op hernioraphy H+1 P : Inf. Futrolite 20 tpm, Inj. Cefazoline 3x1, Inj. Ketorolac 2x1, GB tiap hari, Diet biasa, Miring-miring.

Follow Up S

2 Desember 2016

: Pasien mengatakan nyeri post op (+) minimal, BAB (+) Kentut (+) BAK (+). O : KU/Kes : Baik/CM  Vital sign:  TD :120/83 mmHg  Suhu : 36.0 °C  Nadi : 82 x/menit  RR : 19 x/menit  Status lokalis:  Nyeri luka post op (+) minimal  Rembesan darah (-) A : Post op hernioraphy H+2 P : Inf. Futrolite 20 tpm, Inj. Cefazoline 3x1, Inj. Ketorolac 2x1, GB tiap hari, Diet biasa, Miring-miring, Duduk.

Follow Up S

3 Desember 2016

: Pasien mengatakan nyeri post op (+) minimal, BAB (+) Kentut (+) BAK (+). O : KU/Kes : Baik/CM  Vital sign:  TD :120/83 mmHg  Suhu : 36.0 °C  Nadi : 82 x/menit  RR : 19 x/menit  Status lokalis:  Nyeri luka post op (+) minimal  Rembesan darah (-) A : Post op hernioraphy H+3 P : Inf. Futrolite 20 tpm, Inj. Cefazoline 3x1, Inj. Ketorolac 2x1, GB tiap hari, Diet biasa, Jalan-jalan. BLPL

Tinjauan Pustaka

Anatomi  Dinding anterior

abdomen

Anatomi  Canalis inguinalis

Anatomi

 Funiculus spermaticus

Fisiologi canalis inguinalis  Mekanisme canalis inguinalis dalam mengatasi defek  Dinding anterior canalis inguinalis diperkuat oleh serabutserabut musculus obliquus abdominis internus dari ligamentum inguinale, tepat di depan annulus inguinalis profundus.  Dinding posterior canalis inguinalis diperkuat oleh conjoint tendon tepat di belakang anulus inguinalis superficialis.  Pada waktu batuk dan mengedan seperti pada miksi, defekasi, dan partus, serabut terbawah musculus obliquua abdominis internus dan musculus transversus abdominis yang melengkung membentuk atap canalis inguinalis akan berkontraksi sehingga atap tersebut mendatar dan menekan isi canalis ke dasar supaya menutup.  Bila diperlukan mengedan dengan kuat, secara alamiah orang cenderung berada dalam posisi jongkok, articulatio coxae fleksi untuk melindungi bagian bawah dinding anterior abdomen dengan tungkai atas.

Hernia  Hernia merupakan protrusi

atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan yang memberi jalan keluar pada alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut. Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia.

Klasifikasi hernia  Berdasarkan terjadinya, dibagi atas :  Kongenital  Akuisita  Berdasarkan sifatnya, dibagi atas :  Reponibel  Irreponibel  Inkarserata  Strangulata

Klasifikasi  Berdasarkan lokasi di regio inguinal, terbagi atas :  Hernia inguinalis medialis/direk, terjadi karena peninggian tekanan intraabdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum Hesselbach disebelah medial dari arteri epigastrika inferior.

Klasifikasi  Hernia inguinalis lateralis atau indirek, menonjol dari

sisi lateral arteri epigastrika inferior, keluar melalui dua pintu dan saluran, yaitu anulus dan canalis inguinalis. Hernia dapat meluas hingga menjadi hernia skrotalis atau labialis

Etiologi  Kongenital  Didapat

Faktor yang mempengaruhi  Defek pada processus vaginalis  Peninggian tekanan intra abdomen   

Batuk kronik Konstipasi Ascites

 Kelemahan dinding perut karena usia

Patofisiologi

Manifestasi klinis  Benjolan di lipat paha  Timbul saat mengedan, batuk, dan mengangkat beban berat  Hilang saat berbaring  Perut kembung, mual, muntah  Gangguan BAB  Nyeri

Diagnosis

 PF  Fingertip test

 Penunjang  Lab darah  USG

Penatalaksanaan  Terapi pembedahan  Open anterior repair (cara Bassini, McVay, Shouldice), secar umum melakukan rekonstruksi dinding posterior dengan cara menjahit fascia transveralis, musculus transversus abdominis dan musculus obliquus abdominis internus yang membentuk conjoint tendon dengan ligamentum inguinale.  Open posterior repair (cara illiopubic tract repair, teknik Nyhus), perbedannya dengan teknik pertama adalah rekonstruksi dilakukan dari bagian dalam.

Penatalaksanaan  Tension free repair dengan mesh (Teknik Lichtenstein

dan Rutkow), menggunakan pendekatan awal yang sama dengan teknik pertama, namun tidak menjahit lapisan fascia untuk memperbaiki defek, melainkan dengan menempatkan prostetik berupa mesh. Cara ini dilakukan supaya tidak menimbulka tegangan pada dinding abdomen sehingga hasil operasi lebih baik dan angka kekambuhan berkurang.

Penatalaksanaan  Lapraskopi,

cara yang dilakukan dapat berupa transabdomilan preperitoneal (TAPP) atau total extraperitoneal (TEP), dengan cara meletakkan mesh secara lapasaskopik.

Komplikasi  Hernia inkarserata  Hernia strangulata  Komplikasi pascabedah  Infeksi  Nyeri  Cedera organ visceral

Prognosis  Prognosis hernia adalah baik selama keadaan umum

pasien masih baik (belum terjadi inkarserata atau strangulate yang sampai mengancam nyawa). Angka kekambuhan pada operasi tension-free repair adalah dibawah 1%.

TERIMAKASIH

More Documents from "rifki"